Begitu melihat amplop itu, Yanto langsung marah dan berseru, “Jafar, aku sangat menghormati kalian. Jadi, aku harap kalian jangan menggunakan cara seperti ini untuk menghinaku.”“Pak Yanto, maaf. Aku nggak bermaksud untuk bersikap nggak sopan terhadapmu,” ujar Jafar dengan buru-buru.Siska buru-buru menengahi, “Oh iya, Yanto, bukannya kamu masih harus menghadiri sebuah rapat yang sangat penting? Aku lihat waktunya sudah hampir tiba.”Yanto menepuk dahinya, lalu mendesah, “Haih, aku benar-benar sudah pikun! Jafar, Yuli, kalau begitu, kami pamit dulu ya.”Jafar dan Yuli langsung panik. Selain gagal meminta bantuan Yanto, sepertinya mereka juga sudah menyinggung Yanto. Ini benar-benar hal yang sangat gawat. Mereka pun berusaha membujuk Yanto untuk tinggal, tetapi Yanto sudah membulatkan tekad untuk pergi.Begitu berjalan sampai di pekarangan, Siska tiba-tiba melihat mobil Yoga dan berseru gembira, “Eh, Yanto, coba lihat. Bukannya itu mobil Yoga?”“Benar! Jafar, apa Yoga juga sedang bertam
Yoga memang sedang mencari api bumi. Jadi, dia pun mengangguk dan menyetujui undangan itu.Yanto merasa sangat gembira dan berkata pada Jafar, “Jafar, hari ini, aku rebut Yoga dari kamu dulu ya. Kapan-kapan, kita baru buat janji untuk ketemu lagi.”Setelah itu, Jafar dan Siska pun membawa Yoga meninggalkan tempat ini. Begitu tersadar dari keterkejutannya, Jafar buru-buru berteriak pada Yoga, “Yoga, kalau ada waktu, sering-sering datang bertamu ya ....”Setelah mereka pergi, Jafar dan Yuli langsung mengerumuni Nadya, lalu bertanya, “Nadya, siapa sebenarnya Yoga? Jangan bilang dia cuma seorang satpam di perusahaan kalian.”Jangankan Jafar dan Yuli, bahkan Nadya sendiri juga merasa sangat terkejut. Dia pun menjawab, “Dia memang hanyalah seorang satpam di perusahaanku ....”“Sembarangan!” Jafar berkata, “Mana mungkin seorang gubernur akan bersikap begitu sopan pada seorang satpam? Mungkin saja Yoga punya identitas tersembunyi. Kita harus bertanya padanya dengan jelas!”Tidak lama kemudian,
Pfft! Danu pun tertawa. Di dunia kedokteran, “belajar secara otodidak” merupakan kata yang artinya tidak bagus dan lebih merujuk pada “dokter gadungan”. Yoga hanya akan mempermalukan dirinya sendiri dengan menjawab seperti itu.Danu berkata, “Aku adalah lektor kepala di Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Toidan dan juga dosen pembimbing mahasiswa S2. Aku pernah melanjutkan studiku di Universitas Kalifu Negara Miriku, juga ahli dalam menggabungkan prinsip-prinsip pengobatan tradisional dan pengobatan modern, khususnya dalam mengobati penyakit seperti panas internal, kekurangan energi, dan sebagainya ....”“Apa kamu juga pernah menyelamatkan nyawa Pak Yanto?” tanya Yoga.“Aku ....” Danu pun tidak bisa berkata-kata. Sebelumnya, Yanto dan Siska masih lebih percaya pada Yoga. Namun, begitu mendengar ucapan Danu, sikap mereka pun mulai berubah.“Guruku itu adalah Profesor Hendra Waduri ...,” ujar Danu.“Tunggu!” Yanto langsung memotong ucapan Danu dan melanjutkan dengan penuh semangat, “Profes
Danu tersenyum dengan rendah hati dan menjawab, “Terima kasih atas pujiannya, Pak Yanto.”Lucy melirik Yoga dengan tatapan merendahkan sambil berkata, “Ayah, Ibu, kelak, jangan sembarangan cari dokter lagi. Bagaimana kalau kalian ketemu dokter gadungan dan dicelakainya? Pada saat itu, menyesal juga percuma saja.”Yanto dan Siska tahu bahwa Lucy sedang menyindir Yoga. Mereka hanya bisa tersenyum canggung tanpa mengatakan apa-apa.Sementara itu, Yoga malah menunjukkan ekspresi mengejek. Cara yang dilakukan Danu hanya bisa menekan api bumi untuk sementara. Begitu efek obatnya habis, api bumi akan meledak secara gila-gilaan. Pada saat itu, Yanto mungkin tidak akan sanggup bertahan.Yanto berkata dengan serius, “Pak Danu, maafkan aku karena sudah meragukanmu sebelumnya. Sekarang, tolong obati putriku ya.”“Oke.” Danu pun mengeluarkan sebutir pil dan memberikannya kepada Lucy.Namun, baru saja Lucy hendak mengonsumsinya, Yanto tiba-tiba berteriak kesakitan sambil menutupi dadanya, lalu jatuh
Hendra berkata dengan serius, “Sekarang, hanya ada satu orang yang bisa menolong Pak Yanto.”“Siapa?” tanya Siska dengan terburu-buru.“Sebelumnya, aku sangat beruntung bisa berkenalan dengan seorang dokter ajaib. Dia juga yang menyempurnakan Pil Penawar Kukila Emas. Kalau dia yang turun tangan, Pak Yanto pasti akan sembuh,” jawab Hendra.Siska langsung menepuk jidatnya dan berseru gembira, “Benar juga! Kenapa aku bisa melupakan dokter ajaib itu! Profesor Hendra, aku mohon, teleponlah dokter itu. Asalkan bisa menyembuhkan suamiku, aku akan memberikan apa pun yang dia minta.”“Oke!” Hendra pun mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon Yoga. Namun, Yoga terlebih dahulu berkata, “Nggak usah telepon.”Namun, ucapan Yoga itu langsung membuat Lucy murka. Dia membentak, “Yoga apa maksudmu? Kalau terjadi sesuatu pada ayahku gara-gara kamu, aku nggak akan mengampunimu!”“Profesor Hendra, jangan pedulikan dia. Cepat telepon dokter ajaib itu. Dia hanyalah seorang dokter gadungan!” ujar Danu.“D
Menurut rumor, “Teknik Hagisana 72 Jarum” adalah teknik yang diciptakan oleh 72 orang suci dari sebuah sekte bela diri kuno bernama Sekte Hagisana dengan menghabiskan seluruh waktu hidup mereka. Berhubung terlalu rumit, teknik akupunktur ini pun tidak dipraktikkan lagi setelah kematian 72 orang suci itu. Tak disangka, Yoga malah menguasai teknik akupunktur itu.Siapa sebenarnya Yoga? Saat ini, Hendra merasa semakin penasaran terhadap latar belakang Yoga yang sangat misterius itu.Saat menyaksikan Yoga menancapkan jarum-jarum akupunktur itu, Lucy juga berdebar dan tiba-tiba tersipu. Dia bergumam dalam hati, ‘Caranya menancapkan jarum keren banget!’Dalam sekejap, terlihat jelas bahwa tubuh Yanto mulai kembali seperti semula lagi. Dua menit kemudian, Yanto pun tersadar dan mengap-mengap.Siska berseru gembira, “Sayang, akhirnya kamu sadar juga! Tadi, aku benar-benar khawatir!”“Ayah, gimana perasaanmu sekarang?” tanya Lucy.Yanto menjawab dengan ketakutan, “Tadi, tubuhku terasa sakit ban
Yoga hanya bisa diam-diam membaca mantra dalam hati dan memaksakan diri untuk tenang.Tidak lama kemudian, Yoga telah selesai memberikan pengobatan akupunktur kepada Lucy. Lucy pun merasakan kenyamanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya hingga tanpa sadar mendesah beberapa kali.Begitu mendengar desahan Lucy, hati Yoga yang sudah susah payah ditenangkan pun menjadi kacau lagi. Jadi, dia buru-buru meninggalkan kamar Lucy.Melihat Yoga yang berlari keluar dengan tergesa-gesa, Lucy pun terkekeh dan bergumam, “Dasar bodoh!”“Yoga, bagaimana keadaan Lucy?” tanya Siska.“Dia sudah sembuh total,” jawab Yoga.Yanto dan Siska pun menghela napas lega dan buru-buru berterima kasih pada Yoga.Hendra bertanya, “Yoga, kalau boleh tahu, mereka kenapa ya? Aku belum pernah menemukan kondisi seperti ini sebelumnya.”“Itu adalah gejala yang ditimbulkan api bumi. Tempat ini mengandung api bumi yang sangat kuat. Berhubung mereka sudah tinggal lama di rumah ini, wajar saja api bumi itu terserap ke tub
“Huh! Aku yang menghubungi dan mempertahankan hubungan dengan klien-klien itu. Atas dasar apa aku harus meninggalkan mereka kepadamu?” dengus Romy.“Kalau kamu nggak bersedia melakukannya, itu termasuk tindakan melanggar kontrak kerja. Aku bisa menuntutmu di pengadilan!” ancam Karina.“Hehe, silakan. Aku yakin Perusahaan Lokita Samudra bisa membantuku menyelesaikannya,” jawab Romy.“Jangan khawatir, serahkan saja semuanya padaku,” ujar Hendrik sambil tersenyum.“Terima kasih, Pak Hendrik!” seru Romy dengan ekspresi gembira.“Kamu ....” Karina merasa sangat marah hingga tidak bisa berkata-kata.Pada saat ini, Yoga berjalan mendekat dan berseru dengan suara lantang, “Biarkan saja dia pergi. Nanti, dia akan menyesal.”“Menyesal? Yang akan menyesal itu seharusnya kalian! Pak Hendrik, ini CV-ku,” ucap Romy sambil tersenyum sinis. Kemudian, dia menyerahkan CV-nya kepada Hendrik.Hendrik sama sekali tidak membaca CV Romy dan langsung berkata, “Selamat, Pak Romy! Kamu diterima di perusahaan ka