Share

Bab 154

Author: Vodka
last update Last Updated: 2024-01-24 11:23:00
“Huh! Aku yang menghubungi dan mempertahankan hubungan dengan klien-klien itu. Atas dasar apa aku harus meninggalkan mereka kepadamu?” dengus Romy.

“Kalau kamu nggak bersedia melakukannya, itu termasuk tindakan melanggar kontrak kerja. Aku bisa menuntutmu di pengadilan!” ancam Karina.

“Hehe, silakan. Aku yakin Perusahaan Lokita Samudra bisa membantuku menyelesaikannya,” jawab Romy.

“Jangan khawatir, serahkan saja semuanya padaku,” ujar Hendrik sambil tersenyum.

“Terima kasih, Pak Hendrik!” seru Romy dengan ekspresi gembira.

“Kamu ....” Karina merasa sangat marah hingga tidak bisa berkata-kata.

Pada saat ini, Yoga berjalan mendekat dan berseru dengan suara lantang, “Biarkan saja dia pergi. Nanti, dia akan menyesal.”

“Menyesal? Yang akan menyesal itu seharusnya kalian! Pak Hendrik, ini CV-ku,” ucap Romy sambil tersenyum sinis. Kemudian, dia menyerahkan CV-nya kepada Hendrik.

Hendrik sama sekali tidak membaca CV Romy dan langsung berkata, “Selamat, Pak Romy! Kamu diterima di perusahaan ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 155

    Apa Yoga tidak bisa mengubah sifat buruknya? Karina benar-benar menyesal sudah memanggil Yoga datang kemari. Selain tidak bisa membantunya, Yoga malah membuat masalahnya bertambah runyam.Pada saat ini, seorang pemuda yang berpakaian mewah berjalan keluar dari Perusahaan Lokita Samudra. Dilihat dari tampangnya, dia lumayan mirip dengan Yoga. Seharusnya dia adalah Andreas Lokita, putranya Bahri.Begitu melihat Andreas, Hendrik buru-buru berlari ke arahnya dan mengadu, “Pak, akhirnya kamu keluar juga. Orang bernama Yoga itu benar-benar arogan. Padahal aku sudah menyebutkan namamu, tapi dia masih berani memukulku ....”“Dasar pecundang!” Andreas memaki, “Memangnya kamu nggak bisa pukul balik?”“Aku ....” Hendrik pun terdiam.Andreas berjalan ke hadapan Yoga, lalu mengamatinya dan berkata dengan nada menantang, “Yoga, aku sudah pernah mendengar tentang ‘reputasimu’. Ternyata kamu memang cocok jadi suami pecundang orang.”“Terima kasih,” jawab Yoga dengan acuh tak acuh.“Aku nggak punya wak

    Last Updated : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 156

    Pada saat Andreas sedang menghitung mundur, Yoga pun bertindak untuk merebut pistol itu. Gerakan Yoga sangat cepat hingga Andreas hanya melihat ada sebuah sosok hitam yang melewatinya. Setelah tersadar kembali, pistol Andreas sudah hilang dari tangannya. Dia pun merasa sangat terkejut dan berseru dalam hati, ‘Cepat banget gerakannya!’Pada detik selanjutnya, Yoga menendang perut Andreas lagi. Kali ini, Yoga menggunakan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya sehingga Andreas melayang jauh dan menghantam sebuah mobil dengan kuat. Tubuh mobil itu langsung penyok, sedangkan semua kaca mobil itu hancur berkeping-keping. Di sisi lain, Andreas tidak berhenti memuntahkan darah dan kejang-kejang karena tidak bisa bernapas untuk sesaat.“Sialan! Tamatlah riwayatmu kali ini! Beraninya kamu melukai Pak Andreas hingga dia terluka separah itu. Panglima Bahri nggak akan mengampunimu!” teriak Hendrik.Rony juga mulai mengejek, “Bu Karina, apa kamu merasa Perusahaan Farmasi Avanti masih bisa berta

    Last Updated : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 157

    Andreas menjawab, “Ayahku bilang kamu sudah menyinggung orang yang nggak seharusnya kamu singgung. Pikirkan baik-baik! Siapa yang sudah kamu singgung akhir-akhir ini?”Intinya, mereka tidak percaya bahwa situasinya bisa menjadi seperti ini hanya karena satu telepon Yoga. Lagi pula, Yoga tidak mungkin bisa memberi perintah pada Bahri.Hendrik berusaha mengingat dengan hati-hati sambil bergumam, “Selain Yoga, seharusnya nggak ada orang lain lagi. Tapi, Yoga itu bukan tokoh hebat .... Tunggu, jangan-jangan dia? Pak Andreas, sejujurnya, aku pernah salah mengobati seseorang di Hotel Imperial Jade beberapa hari yang lalu. Pada akhirnya, orang itu diselamatkan oleh Yoga ....”“Sialan!” Andreas menampar Hendrik sekali lagi sambil memaki, “Ternyata kamu itu orang yang sembarangan mengobati Pak Gubernur beberapa hari yang lalu? Kamu bilang Yoga yang berhasil menyelamatkannya?”Apa? Gubernur? Hendrik bertanya dengan gemetar, “Pak Andreas, orang itu adalah gubernur kota ini?”“Emm. Masalah ini sud

    Last Updated : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 158

    Pada saat ini, Hendrik juga memberanikan diri untuk memohon pada Karina, “Kak Karina, aku ini adik sepupumu. Kamu nggak boleh bersikap begitu kejam dong ....”“Dibandingkan denganmu, aku sudah termasuk sangat baik hati,” cibir Karina.“Kak, kalau ibuku tahu kamu bersikap begitu kejam terhadapku, dia pasti akan menyalahkanmu. Mungkin saja keluarga kita juga akan putus hubungan. Kamu seharusnya nggak mau masalahnya jadi sebesar itu, ‘kan? tanya Hendrik.“Putus hubungan? Ya biarkan saja! Kami sudah cukup sial dengan punya kerabat sepertimu!” jawab Karina sambil tersenyum mengejek.“Sialan! Tunggu saja. Aku pasti akan menyuruh ibuku untuk membuat keributan besar di rumahmu!” seru Hendrik dengan marah karena malu.Di sisi lain, Andreas akhirnya berhasil bangkit dari sisi mobil dengan susah payah. Dia masih merasa sangat kesakitan, tetapi berusaha berjalan mendekati Yoga dengan tertatih-tatih. Kemudian, dia berkata, “Yoga, kamu kira kamu sangat hebat karena punya dukungan Pak Yanto? Ingat, i

    Last Updated : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 159

    Jika itu dulu, Yoga mungkin akan memberikan jawaban yang pasti. Sekarang, dia sudah melamar Nadya ....“Haih!” Karina menghela napas dalam-dalam. Jawaban Yoga itu sangat mengecewakannya.Duk! Pintu ruang interogasi ini tiba-tiba dibuka, lalu Andreas dan Kepala Departemen Penegakan Hukum itu berjalan masuk.Andreas menyeret sebuah tongkat bisbol di lantai sehingga menghasilkan suara melengking yang menakutkan. Dia berkata, “Yoga, istirahatnya sudah cukup, ‘kan? Sekarang, ayo kita mulai main.”“Aku masih belum diadili di Pengadilan Militer maupun dijatuhi hukuman, tapi kamu malah mau langsung menjalankan hukumannya? Lagian, apa kamu punya hak untuk menjalankan hukumannya? Ini adalah urusan Departemen Penegakan Hukum,” ujar Yoga dengan dingin.“Haha! Dasar bodoh! Aku sudah bilang, Pengadilan Militer itu rumahku. Di sini, aku bisa memukul atau membunuhmu sesuka hatiku!” cibir Andreas. Kemudian, dia langsung menghantam tubuh Yoga.“Jangan!” seru Karina dengan ketakutan.Namun, Yoga malah sa

    Last Updated : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 160

    Wenny menatap Yoga, lalu berkata, “Yoga, serahkan kontrak nikah itu, lalu aku akan menjamin keselamatanmu. Gimana?”Kontrak nikah? Karina pun merasa cukup terkejut setelah mendengarnya.Sementara itu, Yoga sudah sepenuhnya lelah dalam menghadapi Wenny. Kenapa wanita ini begitu suka mengganggunya? Selain itu, Wenny juga selalu bersikap sangat arogan dan memaksa untuk “membantu” dirinya. Sepertinya wanita itu memang sudah gila.Yoga pun berkata dengan kesal, “Entah sudah berapa kali aku mengulang ucapan ini. Kontrak nikah itu sudah kukoyak! Aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri. Jadi, kamu nggak usah ikut campur!”“Dasar keras kepala!” Wenny tentu saja tidak percaya Yoga sudah mengoyak kontrak nikah itu. Dia pun melanjutkan, “Gimana kamu mau menyelesaikan masalah ini? Kali ini, lawanmu adalah putra Panglima Bahri. Meskipun Dewa Perang Kulusa datang, dia juga nggak akan bisa membantumu. Apalagi, dia sudah dijebloskan ke penjara gara-gara kamu.”“Ini bukan urusanmu,” ujar Yoga dengan ac

    Last Updated : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 161

    Yoga mengejek, “Nggak bisa menang, langsung cari orang tua. Apa ini tradisi keluarga besar? Terima kasih atas pengetahuannya!”Andreas sangat marah dan hendak langsung membunuh Yoga setelah mendengar sindirannya. Begitu teleponnya tersambung, Bahri langsung memaki, “Anak bajingan! Kerjaanmu hanya menimbulkan masalah saja! Sudah kubilang berkali-kali, jaga sikapmu di luar! Tapi kamu malah bandel. Sekarang, masalah ini bahkan sudah menarik perhatian Pak Presiden. Tadi, dia baru meneleponku. Gara-gara kamu, aku mungkin akan ikut terlibat ....”Setelah Bahri selesai memaki, Andreas baru bertanya dengan hati-hati, “Ayah, gimana ini sekarang?”“Omong kosong! Kita tentu saja harus cari perusahaan PR untuk membantu kita menekan opini publik dengan segala cara!” bentak Bahri.“Baik!”Sepuluh menit kemudian, muncul artikel lain di internet.[ Bagaimana mungkin seorang jenderal setia bertindak begitu arogan? Apa ini jebakan atau fitnahan? ][ Internet bukan tempat yang terlepas dari hukum. Kebeb

    Last Updated : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 162

    Akhirnya, Bahri mulai panik juga. Dia tidak pernah menduga bahwa ada hari di mana anak yang ditelantarkannya itu bisa menggertaknya hingga mencapai titik ini. Demi melindungi Andreas, Bahri hanya bisa mengalah dan berkata dengan kesal, “Yoga, sebutkanlah syaratmu.”Berhubung Yoga memberi mereka waktu untuk berpikir dan tidak langsung membeberkan rekaman CCTV itu, Yoga pasti ingin mengeluarkan syarat.“Syaratku gampang banget kok. Aku sudah bilang, Andreas pasti akan berlutut padaku dan memohonku untuk keluar dari tempat ini,” jawab Yoga sambil tersenyum.“Tutup mulutmu! Biarpun harus mati, aku juga nggak akan berlutut di hadapan seorang pecundang sepertimu!” seru Andreas dengan marah.“Berlutut!” bentak Bahri dengan marah.Andreas pun menolak dengan tegas, “Nggak bisa! Aku ini putranya Panglima Bahri yang terhormat. Mana mungkin aku berlutut pada seorang anak yang sudah ditelantarkan. Aku nggak akan menurunkan harga diriku!”“Aku menyuruhmu untuk berlutut! Ini adalah perintah!” seru Ba

    Last Updated : 2024-01-25

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1215

    Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1214

    Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1213

    Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1212

    Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1211

    Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1210

    Setelah masuk, Sutrisno menelepon Yoga. Tak lama kemudian, Yoga pun datang.Sutrisno berkata, "Barangnya sudah dipersiapkan semuanya, sekarang hanya tinggal menunggu perintah dari Tuan Bimo."Yoga membalas, "Tuan Bimo bilang tunggu sebentar lagi."Sutrisno bertanya, "Tunggu? Tunggu apa?"Dia berpikir sudah di saat seperti ini, mengapa harus menunggu lagi?Yoga menjawab, "Kamu tunggu saja. Kenapa begitu terburu-buru?"Sutrisno hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia juga tidak tahu apa lagi yang ditunggu Bimo sekarang, bukankah lebih baik langsung bergerak saja? Dengan perasaan yang enggan, dia pun menyampaikan pesan itu pada yang lainnya.Ekspresi semua orang terlihat bingung dan merasa sangat curiga. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang sebenarnya mereka tunggu.Satu jam kemudian, akhirnya ada beberapa orang lagi yang datang.Saat melihat orang yang datang, ekspresi semua orang dari empat keluarga besar terlihat kesal dan tatapan mereka menjadi makin serius.Yang d

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1209

    Tidak ada satu pun yang boleh bertindak sewenang-wenang. Jika tidak, orang itu akan menerima sanksi dan dibunuh yang lainnya. Inilah alasannya mengapa organisasi Pelindung Kebenaran bisa bertahan selama ribuan tahun."Tuan Jordi, kamu juga nggak tahan lagi dan ingin membunuh orang itu ya?""Jangan ragu lagi. Orang ini sudah bersekongkol dengan Farel untuk mendapatkan harta karun itu, dia sudah mengkhianati kepercayaan dan kita semua.""Segera lakukan perhitungannya sekarang, selidiki masalah ini. Kita pasti bisa segera menemukan kebenarannya."Semua orang mulai mendesak dengan cemas. Mereka tahu betul harta karun itu baru bisa ditemukan jika kebenarannya terungkap."Harta karun Pil Ketenangan Jiwa ini mungkin benar-benar bisa membuat kita jadi lebih kuat dan bisa membunuh Bimo. Tapi, nggak ada tahu harta yang bisa menyatukan dunia ini sebenarnya apa, semuanya hanya bisa terus membahasnya saja. Apa kalian pernah berpikir mungkin saja ini taktik dari empat keluarga besar untuk memecah be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1208

    Di tengah pegunungan yang luasnya tak berujung, terdapat sebuah altar dengan beberapa api unggun yang sedang menyala dan memancarkan cahaya yang dingin. Banyak orang yang berpakaian hitam di sekeliling sedang mengucapkan kata-kata yang sulit untuk dimengerti.Tempat ini adalah markas Pelindung Kebenaran. Para petingginya berkumpul di sana dengan ekspresi yang serius dan saling memandang dengan tatapan yang sangat waspada."Aku ingin tahu, siapa yang sebenarnya sudah bekerja sama dengan Keluarga Husin sampai mereka bisa benar-benar mendapatkan harta karunnya?" kata seseorang dengan nada gembira, seolah-olah sedang merayakan sesuatu.Yang lainnya juga melihat ke sekeliling dan berbicara sambil tertawa."Benar, ini adalah kabar yang baik. Sebaiknya kita ungkapkan hal ini dan diskusikan bersama-sama.""Bagi organisasi Pelindung Kebenaran, ini adalah kesempatan yang sangat langka. Kita semua harus bekerja sama.""Kalau memang ada harta karun, ini sama saja sudah sangat berjasa bagi kita. Si

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1207

    Jeje berujar sambil terkekeh, "Hehehe. Makin kacau makin seru! Kalau kacau, itu artinya ada banyak hal menarik yang akan terjadi!"Roselia menimpali, "Tapi lihat saja situasi sekarang, padahal empat keluarga besar di dunia bela diri kuno sudah benar-benar sendirian. Mereka bahkan masih nekat mau mengejar dan memburu Pelindung Kebenaran!"Erna berucap dengan nada tenang, "Biar saja mereka melakukan apa yang mereka mau, tapi soal kerusuhan di area terlarang ini, kita tetap harus berhati-hati!"Kamelia menambahkan, "Benar, aku juga pernah dengar tentang kerusuhan area terlarang di dunia kultivator kuno. Setelah kekacauan itu, pasti akan ada ancaman besar bagi dunia bela diri kuno!"Yoga bertanya dengan penasaran, "Kak Kamelia, kenapa bisa begitu?"Kamelia menjelaskan dengan tenang, "Setiap kali terjadi kerusuhan di area terlarang, pasti akan ada beberapa makhluk berbahaya yang berhasil melarikan diri. Sayangnya, orang-orang di dunia kultivator kuno nggak akan repot-repot mengurusnya."Yog

DMCA.com Protection Status