Pada saat Andreas sedang menghitung mundur, Yoga pun bertindak untuk merebut pistol itu. Gerakan Yoga sangat cepat hingga Andreas hanya melihat ada sebuah sosok hitam yang melewatinya. Setelah tersadar kembali, pistol Andreas sudah hilang dari tangannya. Dia pun merasa sangat terkejut dan berseru dalam hati, ‘Cepat banget gerakannya!’Pada detik selanjutnya, Yoga menendang perut Andreas lagi. Kali ini, Yoga menggunakan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya sehingga Andreas melayang jauh dan menghantam sebuah mobil dengan kuat. Tubuh mobil itu langsung penyok, sedangkan semua kaca mobil itu hancur berkeping-keping. Di sisi lain, Andreas tidak berhenti memuntahkan darah dan kejang-kejang karena tidak bisa bernapas untuk sesaat.“Sialan! Tamatlah riwayatmu kali ini! Beraninya kamu melukai Pak Andreas hingga dia terluka separah itu. Panglima Bahri nggak akan mengampunimu!” teriak Hendrik.Rony juga mulai mengejek, “Bu Karina, apa kamu merasa Perusahaan Farmasi Avanti masih bisa berta
Andreas menjawab, “Ayahku bilang kamu sudah menyinggung orang yang nggak seharusnya kamu singgung. Pikirkan baik-baik! Siapa yang sudah kamu singgung akhir-akhir ini?”Intinya, mereka tidak percaya bahwa situasinya bisa menjadi seperti ini hanya karena satu telepon Yoga. Lagi pula, Yoga tidak mungkin bisa memberi perintah pada Bahri.Hendrik berusaha mengingat dengan hati-hati sambil bergumam, “Selain Yoga, seharusnya nggak ada orang lain lagi. Tapi, Yoga itu bukan tokoh hebat .... Tunggu, jangan-jangan dia? Pak Andreas, sejujurnya, aku pernah salah mengobati seseorang di Hotel Imperial Jade beberapa hari yang lalu. Pada akhirnya, orang itu diselamatkan oleh Yoga ....”“Sialan!” Andreas menampar Hendrik sekali lagi sambil memaki, “Ternyata kamu itu orang yang sembarangan mengobati Pak Gubernur beberapa hari yang lalu? Kamu bilang Yoga yang berhasil menyelamatkannya?”Apa? Gubernur? Hendrik bertanya dengan gemetar, “Pak Andreas, orang itu adalah gubernur kota ini?”“Emm. Masalah ini sud
Pada saat ini, Hendrik juga memberanikan diri untuk memohon pada Karina, “Kak Karina, aku ini adik sepupumu. Kamu nggak boleh bersikap begitu kejam dong ....”“Dibandingkan denganmu, aku sudah termasuk sangat baik hati,” cibir Karina.“Kak, kalau ibuku tahu kamu bersikap begitu kejam terhadapku, dia pasti akan menyalahkanmu. Mungkin saja keluarga kita juga akan putus hubungan. Kamu seharusnya nggak mau masalahnya jadi sebesar itu, ‘kan? tanya Hendrik.“Putus hubungan? Ya biarkan saja! Kami sudah cukup sial dengan punya kerabat sepertimu!” jawab Karina sambil tersenyum mengejek.“Sialan! Tunggu saja. Aku pasti akan menyuruh ibuku untuk membuat keributan besar di rumahmu!” seru Hendrik dengan marah karena malu.Di sisi lain, Andreas akhirnya berhasil bangkit dari sisi mobil dengan susah payah. Dia masih merasa sangat kesakitan, tetapi berusaha berjalan mendekati Yoga dengan tertatih-tatih. Kemudian, dia berkata, “Yoga, kamu kira kamu sangat hebat karena punya dukungan Pak Yanto? Ingat, i
Jika itu dulu, Yoga mungkin akan memberikan jawaban yang pasti. Sekarang, dia sudah melamar Nadya ....“Haih!” Karina menghela napas dalam-dalam. Jawaban Yoga itu sangat mengecewakannya.Duk! Pintu ruang interogasi ini tiba-tiba dibuka, lalu Andreas dan Kepala Departemen Penegakan Hukum itu berjalan masuk.Andreas menyeret sebuah tongkat bisbol di lantai sehingga menghasilkan suara melengking yang menakutkan. Dia berkata, “Yoga, istirahatnya sudah cukup, ‘kan? Sekarang, ayo kita mulai main.”“Aku masih belum diadili di Pengadilan Militer maupun dijatuhi hukuman, tapi kamu malah mau langsung menjalankan hukumannya? Lagian, apa kamu punya hak untuk menjalankan hukumannya? Ini adalah urusan Departemen Penegakan Hukum,” ujar Yoga dengan dingin.“Haha! Dasar bodoh! Aku sudah bilang, Pengadilan Militer itu rumahku. Di sini, aku bisa memukul atau membunuhmu sesuka hatiku!” cibir Andreas. Kemudian, dia langsung menghantam tubuh Yoga.“Jangan!” seru Karina dengan ketakutan.Namun, Yoga malah sa
Wenny menatap Yoga, lalu berkata, “Yoga, serahkan kontrak nikah itu, lalu aku akan menjamin keselamatanmu. Gimana?”Kontrak nikah? Karina pun merasa cukup terkejut setelah mendengarnya.Sementara itu, Yoga sudah sepenuhnya lelah dalam menghadapi Wenny. Kenapa wanita ini begitu suka mengganggunya? Selain itu, Wenny juga selalu bersikap sangat arogan dan memaksa untuk “membantu” dirinya. Sepertinya wanita itu memang sudah gila.Yoga pun berkata dengan kesal, “Entah sudah berapa kali aku mengulang ucapan ini. Kontrak nikah itu sudah kukoyak! Aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri. Jadi, kamu nggak usah ikut campur!”“Dasar keras kepala!” Wenny tentu saja tidak percaya Yoga sudah mengoyak kontrak nikah itu. Dia pun melanjutkan, “Gimana kamu mau menyelesaikan masalah ini? Kali ini, lawanmu adalah putra Panglima Bahri. Meskipun Dewa Perang Kulusa datang, dia juga nggak akan bisa membantumu. Apalagi, dia sudah dijebloskan ke penjara gara-gara kamu.”“Ini bukan urusanmu,” ujar Yoga dengan ac
Yoga mengejek, “Nggak bisa menang, langsung cari orang tua. Apa ini tradisi keluarga besar? Terima kasih atas pengetahuannya!”Andreas sangat marah dan hendak langsung membunuh Yoga setelah mendengar sindirannya. Begitu teleponnya tersambung, Bahri langsung memaki, “Anak bajingan! Kerjaanmu hanya menimbulkan masalah saja! Sudah kubilang berkali-kali, jaga sikapmu di luar! Tapi kamu malah bandel. Sekarang, masalah ini bahkan sudah menarik perhatian Pak Presiden. Tadi, dia baru meneleponku. Gara-gara kamu, aku mungkin akan ikut terlibat ....”Setelah Bahri selesai memaki, Andreas baru bertanya dengan hati-hati, “Ayah, gimana ini sekarang?”“Omong kosong! Kita tentu saja harus cari perusahaan PR untuk membantu kita menekan opini publik dengan segala cara!” bentak Bahri.“Baik!”Sepuluh menit kemudian, muncul artikel lain di internet.[ Bagaimana mungkin seorang jenderal setia bertindak begitu arogan? Apa ini jebakan atau fitnahan? ][ Internet bukan tempat yang terlepas dari hukum. Kebeb
Akhirnya, Bahri mulai panik juga. Dia tidak pernah menduga bahwa ada hari di mana anak yang ditelantarkannya itu bisa menggertaknya hingga mencapai titik ini. Demi melindungi Andreas, Bahri hanya bisa mengalah dan berkata dengan kesal, “Yoga, sebutkanlah syaratmu.”Berhubung Yoga memberi mereka waktu untuk berpikir dan tidak langsung membeberkan rekaman CCTV itu, Yoga pasti ingin mengeluarkan syarat.“Syaratku gampang banget kok. Aku sudah bilang, Andreas pasti akan berlutut padaku dan memohonku untuk keluar dari tempat ini,” jawab Yoga sambil tersenyum.“Tutup mulutmu! Biarpun harus mati, aku juga nggak akan berlutut di hadapan seorang pecundang sepertimu!” seru Andreas dengan marah.“Berlutut!” bentak Bahri dengan marah.Andreas pun menolak dengan tegas, “Nggak bisa! Aku ini putranya Panglima Bahri yang terhormat. Mana mungkin aku berlutut pada seorang anak yang sudah ditelantarkan. Aku nggak akan menurunkan harga diriku!”“Aku menyuruhmu untuk berlutut! Ini adalah perintah!” seru Ba
Yoga tentu saja mengerti maksud Karina. Dia pun tersenyum getir dan menjawab, “Jangan khawatir, aku dan dia adalah orang dari dunia yang berbeda. Kami nggak mungkin bisa bersama. Aku sudah mengoyak kontrak nikah itu dari awal.”“Sayang sekali!” ucap Karina dengan ekspresi menyesal. Namun, dia sebenarnya merasa sangat gembira.“Apa kamu nggak mau tanya soal hubunganku dengan Panglima Bahri?” tanya Yoga.“Mau, tapi itu adalah rahasiamu. Kalau kamu nggak mau mengatakannya, aku juga nggak akan bertanya. Aku cuma mau kamu tahu, aku akan selalu mendukungmu,” jawab Karina.“Sebenarnya, dia itu ayah kandungku ....” Kemudian, Yoga pun menceritakan semuanya pada Karina.Begitu selesai mendengar cerita Yoga, Karina langsung tercengang. Ternyata Bahri, panglima tertinggi Daruna itu adalah ayah kandung Yoga. Selain menelantarkan Yoga, dia juga membunuh seluruh anggota Keluarga Kusuma dan hendak membunuh Yoga.Sekejam apa pun seekor binatang buas, ia juga tidak akan memakan anaknya sendiri. Bahri be