"Enak saja! Siapa yang mau jadi besanmu? Jangan bicara sembarangan! Kami nggak pernah dengar soal itu, semua itu cuma karanganmu!""Kamu ini benar-benar licik. Kamu yang kerja sama dengan Tuan Bimo, tapi malah mau menyeret kami semua. Busuk sekali hatimu!" teriak anggota Keluarga Bramasta dengan wajah memerah.Mereka merasa sangat kesal, padahal mereka bisa saja tidak terlibat dalam masalah ini. Jika para pelindung kebenaran berhasil menahan Keluarga Kusuma dan Husin, Keluarga Bramasta masih bisa bekerja sama dengan Keluarga Salim untuk berbagi makam besi hitam."Ya, aku sudah membatalkan pernikahan denganmu. Itu sudah nggak berlaku lagi!" teriak Winola. Yoga mengabaikan semua tuduhan itu dan tetap tenang."Yoga, jangan sebar kebohongan! Kapan kami pernah memberi persembahan pada Bimo? Itu fitnah!" seru salah satu anggota Keluarga Salim."Ya, kami nggak pernah melakukannya! Ini semua hanyalah taktikmu untuk menimbulkan perpecahan di antara kami!""Jangan bercanda. Dengan status Keluarg
"Oke!" Yoga mengangguk pasrah. Dia terpaksa menyetujui ajakan Sutrisno untuk pergi bersama. Kedua orang itu akhirnya sampai di luar makam besi hitam. Mereka menatap makam besar itu dengan takjub.Dari kejauhan, makam ini terlihat besar. Namun begitu mendekat, ukurannya benar-benar mencengangkan. Itu bahkan lebih besar daripada Kota Terlarang!Berhubung Naga Iblis bisa terbang sambil membawa makam sebesar ini, itu menunjukkan betapa kuatnya naga tersebut."Masuknya dari mana?" tanya Sutrisno tiba-tiba.Yoga menjawab secara langsung, "Mana aku tahu?" Ini pertama kalinya dia datang ke sini, jadi dia jelas tidak tahu cara masuk."Aku coba gali sedikit bagian besi hitam ini," ujar Sutrisno secara tak sabar. Dia pun mengeluarkan sekop tajam dan mulai menggali makam besi hitam.Anehnya, selain suara logam beradu yang memekakkan telinga, tak ada perubahan sama sekali. Makam itu tidak sedikit pun rusak dan justru sekopnya yang mulai melengkung."Astaga, ini nggak masuk akal!" seru Sutrisno den
Untungnya Yoga menyadari bahwa kegaduhan yang dia timbulkan tidak membangunkan Naga Iblis. Dia mendongak dan melihat tubuh besar Naga Iblis yang melingkar di bawah makam besi hitam.Naga itu masih tertidur. Hanya terdengar suara napasnya yang berat. Untuk mendapatkan makam besi hitam, Yoga harus berhadapan dengan naga ini dulu.Mengingat pertempuran yang sedang berlangsung di luar, Yoga tahu bahwa mengajak orang-orang ke sini untuk melawan naga adalah rencana yang mustahil.Yang bisa Yoga lakukan sekarang hanyalah mencari pintu masuk sendiri. Setelah mencari lama tanpa hasil, dia akhirnya bertanya kepada Bimo, "Di mana pintu masuknya?"Bimo menjawab dengan nada menyindir, "Baru ingat aku sekarang?""Jangan sombong. Aku cuma mau coba sendiri dulu supaya nggak mengganggumu," timpal Yoga.Bimo membalas, "Kamu ini cuma mau menikmati keuntungan sendiri. Aku tahu jelas apa yang kamu pikirkan."Yoga mengejek, "Kamu nggak waras ya? Kamu ini ada di dalam tubuhku. Kalau nggak suka, mending kelua
Namun, Bimo tetap diam dan hanya menunggu dengan tenang. Beberapa saat kemudian, naga itu menggigit tubuh Yoga dengan keras. Taring tajamnya berkilau terang, tetapi Bimo hanya tersenyum.Akhirnya, gigi Naga Iblis retak dan muncul retakan kecil seperti jaring laba-laba. Naga itu terkejut. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Apa-apaan ini? Apakah makhluk di depannya adalah manusia?Yoga kehabisan kata-kata. Bimo berkomentar puas, "Tubuhmu yang ditempa dengan Pedang Langit ini sungguh luar biasa. Ditambah lagi kamu sudah menyerap ratusan senjata ajaib tingkat jumantara. Tubuhmu sangat tangguh!"Bimo makin menyukai tubuh ini. Air liurnya sudah hampir menetes. Namun, Yoga berujar dengan geram, "Tapi, bukan berarti aku di sini untuk jadi mainan Naga Iblis!"Sekarang, Naga Iblis memandang Yoga dengan lebih serius. Matanya berbinar dingin ketika berucap, "Hei, tubuhmu ini sekuat kultivator jenderal. Kamu masih muda, jangan sia-siakan hidupmu di sini.""Aku sudah nggak muda lagi," bal
Bimo berucap dengan penasaran, "Aku suka mendengar cerita. Gimana kalau kamu ceritakan tentang dirimu dan pemilik makam ini?"Naga Iblis merespons dengan datar, "Tempat ini sudah ditemukan, aku harus pergi. Kalian jaga diri."Tubuh besarnya mulai bergerak. Ia bersiap untuk meninggalkan tempat tersebut. Melihat naga itu akan pergi, Yoga mulai panik.Apabila membiarkannya pergi, entah kapan baru bisa menemukannya lagi. Naga ini sangat sulit ditemukan.Itu sebabnya, Yoga segera mengambil alih kendali tubuhnya dan berseru, "Tunggu! Kamu sudah bersembunyi selama ribuan tahun, sampai kapan mau seperti ini?"Namun, Naga Iblis tetap tak terpengaruh dan melanjutkan langkahnya. Yoga mencoba membujuk, "Suatu saat nanti, kamu akan ditemukan oleh orang yang lebih kuat. Kenapa nggak berbagi cerita saja? Mungkin aku bisa membantumu."Naga Iblis menggeleng seraya memberi tahu, "Tubuhmu memang kuat, tapi kekuatanmu belum cukup untuk menghadapi makhluk dari area terlarang di dunia kultivator kuno!""Are
“Kalau kamu punya permintaan, katakan saja, Yoga. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhinya.”“Nggak ada.”“Oke. Kalau begitu, aku akan mengantarmu. Lagian kita memang searah.”Di depan kantor catatan sipil, Karina Atmaja yang baru saja menyelesaikan prosedur perceraian, menyalakan mobil BMS 741 miliknya.Tubuhnya yang seksi terlihat makin mencolok dengan sepatu hak tinggi dan rok mininya yang ketat, membuat semua orang yang lewat berkali-kali menoleh ke arahnya.“Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri.” Yoga menunjuk mobil listriknya yang sudah tua.Mobil listrik Yoga terlihat tua dan butut jika dibandingkan dengan BMS milik Karina.Yoga menatap kedua mobil tersebut secara bergantian. “Jadi, kamu menceraikanku karena ini?”Karina langsung mengerti maksud Yoga. “Ya. Tapi, bukan hanya itu saja.”“Bukan hanya ini saja? Biar kutebak. Apa ini juga karena Tuan Muda Reza?” tanya Yoga.Sekelumit kesedihan melintas di wajah Karina yang cantik, seakan-akan dia membenarkan ucapan Yoga.
Di bangsal No. 204.Setelah beristirahat semalaman, Karina berhasil melewati masa kritisnya dan kembali sadar.Ambar, ibu Karina, dengan penuh perhatian menyuapi Karina dengan sup yang bergizi.Di samping Karina, berdiri seorang pria terpelajar dan sopan.Pria tersebut adalah Reza Ardiyanto, saingan Yoga dalam memperebutkan cinta Karina.“Istirahatlah dulu, Bi. Biar aku saja yang menyuapi Karina dengan sup ini,” kata Reza dengan penuh perhatian.Ambar buru-buru berkata, “Reza, bicara mengenai lelah, nggak ada yang bisa dibandingkan denganmu. Kemarin, kamu sudah menyumbangkan begitu banyak darah untuk Karina dan menjaganya sepanjang malam. Lihatlah, betapa lelahnya dirimu. Kamu terlihat lemah dan pucat.”“Bi, kalau Bibi berkata seperti itu, artinya Bibi menganggapku sebagai orang lain. Sudah seharusnya aku melakukan semua ini,” kata Reza.Padahal yang sebenarnya terjadi, Reza juga baru saja datang.Penampilannya yang terlihat lemah dan pucat, itu semua karena dia bergadang semalaman di
Perawat itu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Bukan. Sepertinya nama keluarganya Kusuma. Yoga Kusuma bukan ya? Sekarang, hal tersebut sudah menyebar di seluruh rumah sakit.”Deg!Ternyata, yang mendonorkan darah untuk Karina adalah Yoga!Namun, malah Reza yang mendapat pujian.Demi menyelamatkan Karina, Yoga bahkan sampai jatuh pingsan karena terlalu banyak darah yang diambil.Akan tetapi, Karina dan keluarganya masih memperlakukan Yoga seperti itu.Tidak heran jika Yoga menjadi begitu marah.Tiba-tiba saja, Karina merasa bersalah.Namun, meski demikian, Karina tidak berniat sedikit pun untuk kembali.Meski Yoga bersikap baik pada Karina, Yoga tetap tidak bisa memberikan apa yang diinginkan Karina.Contoh yang paling sederhana. Apa Yoga bisa mengatur pertemuan antara Karina dengan Raja Agoy yang Perkasa?Tiga hari kemudian.Paman Dipa menelepon Yoga untuk melaporkan hasil pekerjaannya.“Tuan Muda, pemindahan aset Anda berjalan lancar. Saya sudah menunjuk Nadya Wibowo, Presdir Grup