Share

Bab 1078

Author: Vodka
last update Last Updated: 2024-11-10 18:00:00
Seketika, muncul sosok-sosok yang berdatangan dari kejauhan dan mengepung para anggota empat keluarga besar. Masing-masing dari sosok itu memiliki kemampuan yang mencengangkan. Mereka memelototi anggota keluarga besar dengan sorot mata yang dingin.

"Si ... siapa kalian?" Para anggota dari empat keluarga besar terkejut. Tatapan mereka dipenuhi kebingungan.

Sementara itu, Yoga hanya menyeringai dan mundur perlahan, lalu menyelinap ke dalam kerumunan. Bantuan yang diharapkannya telah tiba!

"Siapa kalian sebenarnya? Kami ini anggota empat keluarga besar dari dunia kultivator kuno. Kami datang ke sini karena ada urusan. Kalian cepat pergi dari sini!" bentak salah seorang kultivator prajurit dari Keluarga Salim.

"Menumpas kejahatan dan melindungi takdir!" Terdengar sebuah suara yang menggema menanggapi ucapan kultivator prajurit tersebut.

Mendengar hal itu, ekspresi semua orang menjadi tampak rumit. Mereka langsung menyadari ada yang tidak beres dengan situasi saat ini.

"Jangan-jangan kalian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1079

    Yoga hanya melepaskan aura Bimo sebentar, lalu menyimpannya kembali dengan Teknik Menyembunyikan Aura. Namun, hanya dalam sekejap itulah yang membuat para pelindung kebenaran menghentikan langkah mereka dan melemparkan tatapan tajam kepada empat keluarga besar."Aku merasakan aura Bimo!" teriak salah seorang pelindung kebenaran."Mungkin cuma halusinasimu. Mana mungkin ada aura Bimo di sini?" balas Farel dengan tak berdaya. Bukan hanya dia, bahkan para kultivator prajurit lainnya juga bereaksi sma. Mereka semua juga merasakan aura Bimo yang muncul dalam sekejap, lalu menghilang lagi.Ini benar-benar aneh. Padahal jelas-jelas tidak ada Bimo di sini."Kami semua dilatih khusus, kepekaan kami terhadap Bimo sepuluh kali lebih tajam dari orang biasa! Dia pasti bersembunyi di sini!" Salah satu pelindung kebenaran berteriak penuh amarah, menunjukkan keyakinannya.Kali ini, mereka tidak akan pergi begitu saja. Sebaliknya, mereka malah semakin mendekat ke arah empat keluarga besar."Lancang! Em

    Last Updated : 2024-11-11
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1080

    "Enak saja! Siapa yang mau jadi besanmu? Jangan bicara sembarangan! Kami nggak pernah dengar soal itu, semua itu cuma karanganmu!""Kamu ini benar-benar licik. Kamu yang kerja sama dengan Tuan Bimo, tapi malah mau menyeret kami semua. Busuk sekali hatimu!" teriak anggota Keluarga Bramasta dengan wajah memerah.Mereka merasa sangat kesal, padahal mereka bisa saja tidak terlibat dalam masalah ini. Jika para pelindung kebenaran berhasil menahan Keluarga Kusuma dan Husin, Keluarga Bramasta masih bisa bekerja sama dengan Keluarga Salim untuk berbagi makam besi hitam."Ya, aku sudah membatalkan pernikahan denganmu. Itu sudah nggak berlaku lagi!" teriak Winola. Yoga mengabaikan semua tuduhan itu dan tetap tenang."Yoga, jangan sebar kebohongan! Kapan kami pernah memberi persembahan pada Bimo? Itu fitnah!" seru salah satu anggota Keluarga Salim."Ya, kami nggak pernah melakukannya! Ini semua hanyalah taktikmu untuk menimbulkan perpecahan di antara kami!""Jangan bercanda. Dengan status Keluarg

    Last Updated : 2024-11-11
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1081

    "Oke!" Yoga mengangguk pasrah. Dia terpaksa menyetujui ajakan Sutrisno untuk pergi bersama. Kedua orang itu akhirnya sampai di luar makam besi hitam. Mereka menatap makam besar itu dengan takjub.Dari kejauhan, makam ini terlihat besar. Namun begitu mendekat, ukurannya benar-benar mencengangkan. Itu bahkan lebih besar daripada Kota Terlarang!Berhubung Naga Iblis bisa terbang sambil membawa makam sebesar ini, itu menunjukkan betapa kuatnya naga tersebut."Masuknya dari mana?" tanya Sutrisno tiba-tiba.Yoga menjawab secara langsung, "Mana aku tahu?" Ini pertama kalinya dia datang ke sini, jadi dia jelas tidak tahu cara masuk."Aku coba gali sedikit bagian besi hitam ini," ujar Sutrisno secara tak sabar. Dia pun mengeluarkan sekop tajam dan mulai menggali makam besi hitam.Anehnya, selain suara logam beradu yang memekakkan telinga, tak ada perubahan sama sekali. Makam itu tidak sedikit pun rusak dan justru sekopnya yang mulai melengkung."Astaga, ini nggak masuk akal!" seru Sutrisno den

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1082

    Untungnya Yoga menyadari bahwa kegaduhan yang dia timbulkan tidak membangunkan Naga Iblis. Dia mendongak dan melihat tubuh besar Naga Iblis yang melingkar di bawah makam besi hitam.Naga itu masih tertidur. Hanya terdengar suara napasnya yang berat. Untuk mendapatkan makam besi hitam, Yoga harus berhadapan dengan naga ini dulu.Mengingat pertempuran yang sedang berlangsung di luar, Yoga tahu bahwa mengajak orang-orang ke sini untuk melawan naga adalah rencana yang mustahil.Yang bisa Yoga lakukan sekarang hanyalah mencari pintu masuk sendiri. Setelah mencari lama tanpa hasil, dia akhirnya bertanya kepada Bimo, "Di mana pintu masuknya?"Bimo menjawab dengan nada menyindir, "Baru ingat aku sekarang?""Jangan sombong. Aku cuma mau coba sendiri dulu supaya nggak mengganggumu," timpal Yoga.Bimo membalas, "Kamu ini cuma mau menikmati keuntungan sendiri. Aku tahu jelas apa yang kamu pikirkan."Yoga mengejek, "Kamu nggak waras ya? Kamu ini ada di dalam tubuhku. Kalau nggak suka, mending kelua

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1083

    Namun, Bimo tetap diam dan hanya menunggu dengan tenang. Beberapa saat kemudian, naga itu menggigit tubuh Yoga dengan keras. Taring tajamnya berkilau terang, tetapi Bimo hanya tersenyum.Akhirnya, gigi Naga Iblis retak dan muncul retakan kecil seperti jaring laba-laba. Naga itu terkejut. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Apa-apaan ini? Apakah makhluk di depannya adalah manusia?Yoga kehabisan kata-kata. Bimo berkomentar puas, "Tubuhmu yang ditempa dengan Pedang Langit ini sungguh luar biasa. Ditambah lagi kamu sudah menyerap ratusan senjata ajaib tingkat jumantara. Tubuhmu sangat tangguh!"Bimo makin menyukai tubuh ini. Air liurnya sudah hampir menetes. Namun, Yoga berujar dengan geram, "Tapi, bukan berarti aku di sini untuk jadi mainan Naga Iblis!"Sekarang, Naga Iblis memandang Yoga dengan lebih serius. Matanya berbinar dingin ketika berucap, "Hei, tubuhmu ini sekuat kultivator jenderal. Kamu masih muda, jangan sia-siakan hidupmu di sini.""Aku sudah nggak muda lagi," bal

    Last Updated : 2024-11-13
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1084

    Bimo berucap dengan penasaran, "Aku suka mendengar cerita. Gimana kalau kamu ceritakan tentang dirimu dan pemilik makam ini?"Naga Iblis merespons dengan datar, "Tempat ini sudah ditemukan, aku harus pergi. Kalian jaga diri."Tubuh besarnya mulai bergerak. Ia bersiap untuk meninggalkan tempat tersebut. Melihat naga itu akan pergi, Yoga mulai panik.Apabila membiarkannya pergi, entah kapan baru bisa menemukannya lagi. Naga ini sangat sulit ditemukan.Itu sebabnya, Yoga segera mengambil alih kendali tubuhnya dan berseru, "Tunggu! Kamu sudah bersembunyi selama ribuan tahun, sampai kapan mau seperti ini?"Namun, Naga Iblis tetap tak terpengaruh dan melanjutkan langkahnya. Yoga mencoba membujuk, "Suatu saat nanti, kamu akan ditemukan oleh orang yang lebih kuat. Kenapa nggak berbagi cerita saja? Mungkin aku bisa membantumu."Naga Iblis menggeleng seraya memberi tahu, "Tubuhmu memang kuat, tapi kekuatanmu belum cukup untuk menghadapi makhluk dari area terlarang di dunia kultivator kuno!""Are

    Last Updated : 2024-11-13
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1085

    Yoga terdiam, lalu mencoba mendorong peti perunggu itu. Akan tetapi, sama sekali tidak bisa bergerak.Tak lama kemudian, Yoga melihat lekukan berbentuk seperti Liontin Duo Naga di atas peti. Segera, dia melepas liontin tersebut dan menaruhnya di lekukan itu.Krak, krak .... Peti itu perlahan terbuka sendiri dan mengeluarkan hawa yang sudah terpendam selama ribuan tahun.Ketika Yoga hendak melihat isi di dalamnya, sebuah tangan keriput tiba-tiba muncul dan membuatnya terperanjat. Apa-apaan ini? Orang yang sudah tidur ribuan tahun bisa bangkit?Perlahan, sosok di dalam peti duduk. Tubuhnya yang kering seperti kulit kayu, terlihat seperti mayat hidup. Sepasang mata cekungnya menatap sekeliling, lalu akhirnya tertuju pada Yoga."Kamu adalah ... keturunan Keluarga Kusuma?" Suaranya tua dan kasar, seperti suara gesekan yang akan membuat siapa pun merasa tak nyaman.Yoga mengangguk, lalu bertanya dengan ragu, "Siapa kamu?""Aku adalah leluhur Keluarga Kusuma, Yusran. Aku pernah berperang di a

    Last Updated : 2024-11-14
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1086

    Yoga memuji lagi, "Dia bilang ini adalah warisan, ternyata benar-benar warisan. Dia begitu tulus tanpa tipu daya!""Masih belum puas ledeknya?" tanya Bimo yang menatapnya dengan dingin.Padahal Yoga tidak langsung menyebutkan namanya, tetapi jelas sindirannya ditujukan kepadanya. Sebelumnya, Bimo memang pernah coba untuk merebut tubuhnya tetapi pada akhirnya gagal.Mata Yoga bersinar penuh semangat. Dia berujar, "Semua harta di sini akan menjadi bekal perangku di dunia kultivator kuno. Kaya mendadak nih!""Berperang di dunia kultivator kuno? Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Bimo yang kebingungan."Aku mau mengambil alih Keluarga Kusuma, menginjak Keluarga Husin, menguasai Keluarga Salim, dan menghancurkan Keluarga Bramasta!" jawab Yoga dengan percaya diri."Kamu ini sok banget," ejek Bimo. Hanya saja, dia tidak menyadari bahwa ada kedalaman di balik tatapan Yoga.Dalam warisan itu, Yoga melihat pertempuran besar ribuan tahun lalu. Itu adalah pemandangan mengerikan yang tidak ingin dia

    Last Updated : 2024-11-14

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1179

    Yoga menunjuk ke satu arah dan berkata dengan tenang, "Sudah mati. Pergi lihat saja sendiri, sekalian ikut mati di sana.""Apa?"Farel menjadi makin marah karena dia tidak bisa menerima kenyataan itu dan memerintahkan kultivator prajurit lainnya, "Bunuh dia!"Ekspresi kultivator prajurit itu menjadi serius dan merasa sangat tegang. Dia menatap Yoga, tetapi dia tidak bisa melihat dengan jelas kekuatan lawannya itu. Seolah-olah ada lapisan kabut tipis yang menyelimuti sosok Yoga."Kamu nggak mungkin bisa membunuh mereka. Hari ini aku akan melihat sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi," kata kultivator prajurit itu dengan dingin dan langsung menyerang Yoga. Tidak ada yang percaya Yoga memiliki kekuatan untuk melawan seorang kultivator prajurit."Huh!" Yoga tersenyum dingin dan tatapannya terlihat menyindir. Menghadapi serangan lawan, dia tidak menghindar dan hanya berdiri di tempat dengan diam. Seolah-olah, dia sengaja menunggu lawannya menyerang."Matilah!" teriak kultivator prajurit

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1178

    Farel tersenyum dengan sangat sombong. Dia mengira Sutrisno dan Winola bisa datang ke sini karena melarikan diri. Sementara itu, Yoga sudah ditangkap dan dibunuh dengan kejam oleh tiga kultivator prajurit itu."Farel, aku ini tuan muda Keluarga Salim, kamu cari mati atau ingin membawa bencana bagi Keluarga Husin?" kata Sutrisno dengan nada dingin dan melangkah maju. Bagaimanapun juga, Keluarga Salim adalah keluarga nomor satu di dunia kultivator kuno, sehingga Keluarga Husin tidak bisa menandingi reputasi dan kekuatan mereka. Dia tidak percaya Farel ini berani membunuhnya."Huh! Ini adalah ruang rahasia, kenapa kalau kamu mati? Tempat ini sudah seperti dunia yang terpisah, nggak ada orang yang akan tahu kalau kamu mati. Bukan hanya kamu, Keluarga Bramasta juga begitu. Semuanya harus mati di sini," kata Farel sambil tertawa terbahak-bahak dengan sangat liar. Kata-katanya yang dingin membuat suasana di seluruh makam ini penuh dengan aura membunuh.Ekspresi Sutrisno dan Winola langsung me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1177

    "Jangan menahan diri lagi! Selama orang ini nggak mati, kita semua nggak akan tenang!"Sekejap kemudian, ketiga kultivator prajurit itu serentak menyerang Yoga dengan penuh amarah dan kebencian. Wajah mereka memancarkan kemarahan yang meluap-luap. Setiap langkah mereka dipenuhi dengan niat membunuh.Namun, kekuatan Yoga saat ini sudah mencapai puncak kultivator jenderal tahap jumantara. Dia hanya tinggal selangkah lagi untuk menembus ke tingkat kultivator raja, bahkan bisa dibilang satu kakinya sudah berada di sana. Mana mungkin ketiga kultivator prajurit ini bisa menjadi lawannya?Dengan tenang, Yoga mengangkat tinjunya yang memancarkan kilatan petir terang. Listrik memelesat ke segala arah.Hanya dengan satu pukulan, ketiganya langsung terpental keras ke tanah. Kekuatan penghancur yang dahsyat itu membuat mereka muntah darah. Tubuh mereka dipenuhi luka-luka yang begitu mengerikan hingga membuat siapa pun bergidik ngeri.Ketiga kultivator prajurit itu menatap Yoga dengan wajah penuh k

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1176

    Dalam sekejap, suasana di sekitar mereka menjadi tegang dan mencekam. Udara terasa begitu berat, seperti ditindih sesuatu yang menakutkan.Yoga dan yang lainnya segera menoleh ke arah suara itu dan memandang orang-orang yang baru tiba. Begitu melihat bahwa itu adalah tiga orang kultivator prajurit, mereka langsung mengernyit."Kalian balik lagi?" Yoga dan yang lainnya terkejut. Perlu diketahui, kemunculan sisik hitam sebelumnya yang menyelamatkan mereka dari serangan para kerangka. Fakta bahwa tiga orang ini berhasil sampai di sini pasti berkaitan dengan ledakan besar barusan."Farel di mana? Kenapa dia nggak bareng kalian?" tanya Yoga sambil menatap mereka dengan tenang."Hmph! Membunuhmu cukup dengan kami bertiga. Bersiaplah untuk mati!" ucap salah satu dari mereka dengan dingin sambil langsung menyerang Yoga.Winola dan Sutrisno langsung tertegun. Raut wajah mereka menunjukkan ekspresi kaget. Mereka tidak menyangka, para kultivator prajurit ini begitu tegas dan langsung mengejar mer

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1175

    Semua orang segera bergerak maju karena ingin melihat apa yang tersembunyi di depan. Pada saat yang sama, mereka menemukan sebuah lubang yang dalam di tanah. Itu tepat di lokasi tempat para kerangka tadi berada."Gawat! Mayat Yoga dan yang lainnya nggak ada!" seru Farel. Dia langsung merasakan bulu kuduknya berdiri, seolah menyadari sesuatu.Ketika yang lain melihat situasi itu, mereka juga merasa ngeri dan heran. Di momen itu juga, mereka semua menyadari bahwa Yoga pasti telah melarikan diri."Mana mungkin? Kenapa mereka nggak mati?""Apakah kerangka-kerangka itu sengaja menghindari Yoga dan yang lainnya?""Sialan! Yoga pasti sudah pergi ke tempat lain. Kita nggak boleh membiarkan dia mendapatkan harta karun itu!"Semua orang mulai panik dan marah. Kalau Yoga berhasil menemukan harta itu, siapa yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?Farel segera memberi perintah sebelum berbalik dan masuk ke dalam lubang, "Kalian kejar Yoga! Aku akan masuk ke dalam lubang ini!"Para kultivator p

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1174

    Yoga menatap Sutrisno dengan ekspresi yang makin aneh. Wajahnya memancarkan campuran rasa bingung dan canggung. Lukisan Masa Pijat? Apakah dua orang senior itu benar-benar melakukan hal yang sekeren itu?Dengan ekspresi muram, Winola berucap dengan nada dingin, "Itu namanya Lukisan Masa Depan! Bukan masa pijat. Lukisan Masa Pijat cuma trik pemasaran dari tempat-tempat pijat itu.""Oh, begitu ya? Aku benar-benar nggak tahu soal itu," jawab Sutrisno dengan raut rajah kebingungan."Kamu diam saja dulu!" seru Yoga yang memberi Sutrisno tatapan tajam. Dia tidak ingin mendengar lagi ucapannya."Lukisan Masa Depan adalah karya mereka berdua. Itu adalah 60 gambar yang meramalkan masa depan. Banyak di antaranya telah terbukti benar-benar terjadi," jelas Winola.Winola menambahkan, "Mereka bahkan menyatakan bahwa sejarah manusia akhirnya akan menuju dunia yang damai, di mana nggak ada lagi perbedaan antara hitam dan putih, utara dan selatan, kota dan desa, aku dan kamu. Semuanya akan bersatu dal

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1173

    Aura kuat yang terpancar dari sosok itu membuat ketiga orang tersebut merasakan getaran dalam hati mereka. Orang itu berada di posisi yang jauh lebih tinggi, bahkan jauh di atas mereka semua.Yoga menatap bayangan itu dengan rasa penasaran yang makin besar. Dia mengerucutkan bibirnya, lalu menunjuk ke arah sosok tersebut dan bertanya dengan penasaran, "Ini ... bukannya ... Tuan Bimo?""Betul sekali!" Winola dan Sutrisno mengangguk bersamaan dengan ekspresi serius.Yoga tiba-tiba menyadarinya. Tidak heran sosok itu terlihat sangat familier. Ternyata, yang tergambar di lukisan itu adalah Bimo. Seribu tahun yang lalu, orang tua ini ternyata begitu terkenal?Yoga meledek, "Lihatlah, begitulah penampilanmu dalam catatan sejarah. Bikin iri deh."Bimo menimpali dengan bangga, "Sekarang, kamu baru sadar lagi berhadapan sama tokoh yang begitu luar biasa, 'kan?"Namun, Yoga langsung membalas, "Tapi ujung-ujungnya tetap kalah, 'kan?"Bimo kehabisan kata-kata. Sebuah kalimat dari Yoga langsung mem

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1172

    "Apa?" tanya Yoga yang terkejut. Dia memandang kedua orang itu dengan tatapan kosong.Sutrisno membalas dengan bingung, "Kamu nggak tahu?""Apa aku seharusnya tahu?" ucap Yoga sambil mengerucutkan bibirnya. Dia merasa bingung sekaligus tak berdaya. Ini pertama kalinya dia mendengar tentang semua ini."Nggak aneh. Hal-hal ini cuma disebutkan di dunia kultivator kuno. Di dunia bela diri kuno, hanya sekte-sekte besar yang punya catatan tentangnya," jelas Winola dengan ekspresi serius dan suara berat."Coba aku lihat!" ucap Yoga. Dia menjadi tertarik dengan apa yang mereka bicarakan. Dia langsung menatap lukisan di dinding dan mulai memeriksanya. Gambar-gambar itu terpahat dengan sangat hidup, meskipun lebih menyerupai fragmen-fragmen peristiwa yang tidak saling berhubungan."Ada yang bisa menjelaskan ini?" tanya Yoga sambil menoleh ke arah keduanya."Biar aku saja!" Sutrisno segera maju, lalu menunjuk gambar pertama dan mulai menjelaskannya kepada Yoga, "Gambar pertama ini menunjukkan awa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1171

    "Apa!" Farel luar biasa terkejut. Matanya dipenuhi rasa tak percaya. Mana mungkin? Anak ini ternyata sekuat itu? Hanya dengan satu serangan?Akan tetapi, Farel tidak mau mengakui kekalahan. Tatapan dinginnya menyapu ke arah Winola dan Sutrisno. Kalau memang harus menghabisi mereka, semuanya harus mati!"Nggak akan ada yang keluar hidup-hidup dari sini hari ini!" ucap Farel dengan dingin.Seketika, Farel bergerak. Dia mengulurkan tangannya dari kejauhan. Kekuatan yang luar biasa tiba-tiba meledak, lalu langsung menarik Winola dan Sutrisno ke arahnya.Berhubung kekuatan mereka tidak cukup, keduanya dengan mudah diseret mendekat. Farel mencengkeram leher mereka dengan kuat. Meski terus meronta, mereka sama sekali tidak bisa melepaskan diri."Yoga, aku mau lihat, apa kamu akan memilih untuk menyelamatkan mereka!" ucap Farel sambil tertawa keras, lalu melemparkan keduanya dengan kasar.Winola dan Sutrisno dilemparkan ke dalam lubang besar. Mereka langsung menuju kumpulan pasukan tengkorak y

DMCA.com Protection Status