Yoga hanya melepaskan aura Bimo sebentar, lalu menyimpannya kembali dengan Teknik Menyembunyikan Aura. Namun, hanya dalam sekejap itulah yang membuat para pelindung kebenaran menghentikan langkah mereka dan melemparkan tatapan tajam kepada empat keluarga besar."Aku merasakan aura Bimo!" teriak salah seorang pelindung kebenaran."Mungkin cuma halusinasimu. Mana mungkin ada aura Bimo di sini?" balas Farel dengan tak berdaya. Bukan hanya dia, bahkan para kultivator prajurit lainnya juga bereaksi sma. Mereka semua juga merasakan aura Bimo yang muncul dalam sekejap, lalu menghilang lagi.Ini benar-benar aneh. Padahal jelas-jelas tidak ada Bimo di sini."Kami semua dilatih khusus, kepekaan kami terhadap Bimo sepuluh kali lebih tajam dari orang biasa! Dia pasti bersembunyi di sini!" Salah satu pelindung kebenaran berteriak penuh amarah, menunjukkan keyakinannya.Kali ini, mereka tidak akan pergi begitu saja. Sebaliknya, mereka malah semakin mendekat ke arah empat keluarga besar."Lancang! Em
"Enak saja! Siapa yang mau jadi besanmu? Jangan bicara sembarangan! Kami nggak pernah dengar soal itu, semua itu cuma karanganmu!""Kamu ini benar-benar licik. Kamu yang kerja sama dengan Tuan Bimo, tapi malah mau menyeret kami semua. Busuk sekali hatimu!" teriak anggota Keluarga Bramasta dengan wajah memerah.Mereka merasa sangat kesal, padahal mereka bisa saja tidak terlibat dalam masalah ini. Jika para pelindung kebenaran berhasil menahan Keluarga Kusuma dan Husin, Keluarga Bramasta masih bisa bekerja sama dengan Keluarga Salim untuk berbagi makam besi hitam."Ya, aku sudah membatalkan pernikahan denganmu. Itu sudah nggak berlaku lagi!" teriak Winola. Yoga mengabaikan semua tuduhan itu dan tetap tenang."Yoga, jangan sebar kebohongan! Kapan kami pernah memberi persembahan pada Bimo? Itu fitnah!" seru salah satu anggota Keluarga Salim."Ya, kami nggak pernah melakukannya! Ini semua hanyalah taktikmu untuk menimbulkan perpecahan di antara kami!""Jangan bercanda. Dengan status Keluarg
"Oke!" Yoga mengangguk pasrah. Dia terpaksa menyetujui ajakan Sutrisno untuk pergi bersama. Kedua orang itu akhirnya sampai di luar makam besi hitam. Mereka menatap makam besar itu dengan takjub.Dari kejauhan, makam ini terlihat besar. Namun begitu mendekat, ukurannya benar-benar mencengangkan. Itu bahkan lebih besar daripada Kota Terlarang!Berhubung Naga Iblis bisa terbang sambil membawa makam sebesar ini, itu menunjukkan betapa kuatnya naga tersebut."Masuknya dari mana?" tanya Sutrisno tiba-tiba.Yoga menjawab secara langsung, "Mana aku tahu?" Ini pertama kalinya dia datang ke sini, jadi dia jelas tidak tahu cara masuk."Aku coba gali sedikit bagian besi hitam ini," ujar Sutrisno secara tak sabar. Dia pun mengeluarkan sekop tajam dan mulai menggali makam besi hitam.Anehnya, selain suara logam beradu yang memekakkan telinga, tak ada perubahan sama sekali. Makam itu tidak sedikit pun rusak dan justru sekopnya yang mulai melengkung."Astaga, ini nggak masuk akal!" seru Sutrisno den
Untungnya Yoga menyadari bahwa kegaduhan yang dia timbulkan tidak membangunkan Naga Iblis. Dia mendongak dan melihat tubuh besar Naga Iblis yang melingkar di bawah makam besi hitam.Naga itu masih tertidur. Hanya terdengar suara napasnya yang berat. Untuk mendapatkan makam besi hitam, Yoga harus berhadapan dengan naga ini dulu.Mengingat pertempuran yang sedang berlangsung di luar, Yoga tahu bahwa mengajak orang-orang ke sini untuk melawan naga adalah rencana yang mustahil.Yang bisa Yoga lakukan sekarang hanyalah mencari pintu masuk sendiri. Setelah mencari lama tanpa hasil, dia akhirnya bertanya kepada Bimo, "Di mana pintu masuknya?"Bimo menjawab dengan nada menyindir, "Baru ingat aku sekarang?""Jangan sombong. Aku cuma mau coba sendiri dulu supaya nggak mengganggumu," timpal Yoga.Bimo membalas, "Kamu ini cuma mau menikmati keuntungan sendiri. Aku tahu jelas apa yang kamu pikirkan."Yoga mengejek, "Kamu nggak waras ya? Kamu ini ada di dalam tubuhku. Kalau nggak suka, mending kelua
“Kalau kamu punya permintaan, katakan saja, Yoga. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhinya.”“Nggak ada.”“Oke. Kalau begitu, aku akan mengantarmu. Lagian kita memang searah.”Di depan kantor catatan sipil, Karina Atmaja yang baru saja menyelesaikan prosedur perceraian, menyalakan mobil BMS 741 miliknya.Tubuhnya yang seksi terlihat makin mencolok dengan sepatu hak tinggi dan rok mininya yang ketat, membuat semua orang yang lewat berkali-kali menoleh ke arahnya.“Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri.” Yoga menunjuk mobil listriknya yang sudah tua.Mobil listrik Yoga terlihat tua dan butut jika dibandingkan dengan BMS milik Karina.Yoga menatap kedua mobil tersebut secara bergantian. “Jadi, kamu menceraikanku karena ini?”Karina langsung mengerti maksud Yoga. “Ya. Tapi, bukan hanya itu saja.”“Bukan hanya ini saja? Biar kutebak. Apa ini juga karena Tuan Muda Reza?” tanya Yoga.Sekelumit kesedihan melintas di wajah Karina yang cantik, seakan-akan dia membenarkan ucapan Yoga.
Di bangsal No. 204.Setelah beristirahat semalaman, Karina berhasil melewati masa kritisnya dan kembali sadar.Ambar, ibu Karina, dengan penuh perhatian menyuapi Karina dengan sup yang bergizi.Di samping Karina, berdiri seorang pria terpelajar dan sopan.Pria tersebut adalah Reza Ardiyanto, saingan Yoga dalam memperebutkan cinta Karina.“Istirahatlah dulu, Bi. Biar aku saja yang menyuapi Karina dengan sup ini,” kata Reza dengan penuh perhatian.Ambar buru-buru berkata, “Reza, bicara mengenai lelah, nggak ada yang bisa dibandingkan denganmu. Kemarin, kamu sudah menyumbangkan begitu banyak darah untuk Karina dan menjaganya sepanjang malam. Lihatlah, betapa lelahnya dirimu. Kamu terlihat lemah dan pucat.”“Bi, kalau Bibi berkata seperti itu, artinya Bibi menganggapku sebagai orang lain. Sudah seharusnya aku melakukan semua ini,” kata Reza.Padahal yang sebenarnya terjadi, Reza juga baru saja datang.Penampilannya yang terlihat lemah dan pucat, itu semua karena dia bergadang semalaman di
Perawat itu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Bukan. Sepertinya nama keluarganya Kusuma. Yoga Kusuma bukan ya? Sekarang, hal tersebut sudah menyebar di seluruh rumah sakit.”Deg!Ternyata, yang mendonorkan darah untuk Karina adalah Yoga!Namun, malah Reza yang mendapat pujian.Demi menyelamatkan Karina, Yoga bahkan sampai jatuh pingsan karena terlalu banyak darah yang diambil.Akan tetapi, Karina dan keluarganya masih memperlakukan Yoga seperti itu.Tidak heran jika Yoga menjadi begitu marah.Tiba-tiba saja, Karina merasa bersalah.Namun, meski demikian, Karina tidak berniat sedikit pun untuk kembali.Meski Yoga bersikap baik pada Karina, Yoga tetap tidak bisa memberikan apa yang diinginkan Karina.Contoh yang paling sederhana. Apa Yoga bisa mengatur pertemuan antara Karina dengan Raja Agoy yang Perkasa?Tiga hari kemudian.Paman Dipa menelepon Yoga untuk melaporkan hasil pekerjaannya.“Tuan Muda, pemindahan aset Anda berjalan lancar. Saya sudah menunjuk Nadya Wibowo, Presdir Grup
Baru setelah suara deru mobil tersebut benar-benar menghilang, mereka bertiga akhirnya kembali ke akal sehatnya.Ambar menelan ludah dengan marah. “Karina, menurutmu manusia nggak berguna … Bagaimana Yoga bisa menyalakan mobil mewah itu? Dia nggak mungkin pemilik LaFellalio, Raja Agoy yang Perkasa itu, ‘kan?”Pada saat ini, yang terpikir di benak Ambar hanya satu hal saja.Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, tanpa keraguan sedikit pun, dia pasti akan menyuruh putrinya untuk rujuk kembali dengan Yoga.Sekalipun Ambar harus bersujud dan meminta maaf kepada Yoga, semua itu tidak masalah baginya.Apa kalian bercanda? Yoga adalah Dewa Kekayaan. Bagaimana mungkin melepaskannya begitu saja?Perasaan Karina campur aduk tidak karuan. “Aku … aku nggak tahu.”Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, takdir betul-betul sudah mempermainkannya.Karina begitu mengagumi Raja Agoy yang Perkasa sepanjang waktu. Dia memimpikan bisa bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Namun, Raja Agoy ya