"Oke!" Yoga mengangguk pasrah. Dia terpaksa menyetujui ajakan Sutrisno untuk pergi bersama. Kedua orang itu akhirnya sampai di luar makam besi hitam. Mereka menatap makam besar itu dengan takjub.Dari kejauhan, makam ini terlihat besar. Namun begitu mendekat, ukurannya benar-benar mencengangkan. Itu bahkan lebih besar daripada Kota Terlarang!Berhubung Naga Iblis bisa terbang sambil membawa makam sebesar ini, itu menunjukkan betapa kuatnya naga tersebut."Masuknya dari mana?" tanya Sutrisno tiba-tiba.Yoga menjawab secara langsung, "Mana aku tahu?" Ini pertama kalinya dia datang ke sini, jadi dia jelas tidak tahu cara masuk."Aku coba gali sedikit bagian besi hitam ini," ujar Sutrisno secara tak sabar. Dia pun mengeluarkan sekop tajam dan mulai menggali makam besi hitam.Anehnya, selain suara logam beradu yang memekakkan telinga, tak ada perubahan sama sekali. Makam itu tidak sedikit pun rusak dan justru sekopnya yang mulai melengkung."Astaga, ini nggak masuk akal!" seru Sutrisno den
Untungnya Yoga menyadari bahwa kegaduhan yang dia timbulkan tidak membangunkan Naga Iblis. Dia mendongak dan melihat tubuh besar Naga Iblis yang melingkar di bawah makam besi hitam.Naga itu masih tertidur. Hanya terdengar suara napasnya yang berat. Untuk mendapatkan makam besi hitam, Yoga harus berhadapan dengan naga ini dulu.Mengingat pertempuran yang sedang berlangsung di luar, Yoga tahu bahwa mengajak orang-orang ke sini untuk melawan naga adalah rencana yang mustahil.Yang bisa Yoga lakukan sekarang hanyalah mencari pintu masuk sendiri. Setelah mencari lama tanpa hasil, dia akhirnya bertanya kepada Bimo, "Di mana pintu masuknya?"Bimo menjawab dengan nada menyindir, "Baru ingat aku sekarang?""Jangan sombong. Aku cuma mau coba sendiri dulu supaya nggak mengganggumu," timpal Yoga.Bimo membalas, "Kamu ini cuma mau menikmati keuntungan sendiri. Aku tahu jelas apa yang kamu pikirkan."Yoga mengejek, "Kamu nggak waras ya? Kamu ini ada di dalam tubuhku. Kalau nggak suka, mending kelua
Namun, Bimo tetap diam dan hanya menunggu dengan tenang. Beberapa saat kemudian, naga itu menggigit tubuh Yoga dengan keras. Taring tajamnya berkilau terang, tetapi Bimo hanya tersenyum.Akhirnya, gigi Naga Iblis retak dan muncul retakan kecil seperti jaring laba-laba. Naga itu terkejut. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Apa-apaan ini? Apakah makhluk di depannya adalah manusia?Yoga kehabisan kata-kata. Bimo berkomentar puas, "Tubuhmu yang ditempa dengan Pedang Langit ini sungguh luar biasa. Ditambah lagi kamu sudah menyerap ratusan senjata ajaib tingkat jumantara. Tubuhmu sangat tangguh!"Bimo makin menyukai tubuh ini. Air liurnya sudah hampir menetes. Namun, Yoga berujar dengan geram, "Tapi, bukan berarti aku di sini untuk jadi mainan Naga Iblis!"Sekarang, Naga Iblis memandang Yoga dengan lebih serius. Matanya berbinar dingin ketika berucap, "Hei, tubuhmu ini sekuat kultivator jenderal. Kamu masih muda, jangan sia-siakan hidupmu di sini.""Aku sudah nggak muda lagi," bal
Bimo berucap dengan penasaran, "Aku suka mendengar cerita. Gimana kalau kamu ceritakan tentang dirimu dan pemilik makam ini?"Naga Iblis merespons dengan datar, "Tempat ini sudah ditemukan, aku harus pergi. Kalian jaga diri."Tubuh besarnya mulai bergerak. Ia bersiap untuk meninggalkan tempat tersebut. Melihat naga itu akan pergi, Yoga mulai panik.Apabila membiarkannya pergi, entah kapan baru bisa menemukannya lagi. Naga ini sangat sulit ditemukan.Itu sebabnya, Yoga segera mengambil alih kendali tubuhnya dan berseru, "Tunggu! Kamu sudah bersembunyi selama ribuan tahun, sampai kapan mau seperti ini?"Namun, Naga Iblis tetap tak terpengaruh dan melanjutkan langkahnya. Yoga mencoba membujuk, "Suatu saat nanti, kamu akan ditemukan oleh orang yang lebih kuat. Kenapa nggak berbagi cerita saja? Mungkin aku bisa membantumu."Naga Iblis menggeleng seraya memberi tahu, "Tubuhmu memang kuat, tapi kekuatanmu belum cukup untuk menghadapi makhluk dari area terlarang di dunia kultivator kuno!""Are
Yoga terdiam, lalu mencoba mendorong peti perunggu itu. Akan tetapi, sama sekali tidak bisa bergerak.Tak lama kemudian, Yoga melihat lekukan berbentuk seperti Liontin Duo Naga di atas peti. Segera, dia melepas liontin tersebut dan menaruhnya di lekukan itu.Krak, krak .... Peti itu perlahan terbuka sendiri dan mengeluarkan hawa yang sudah terpendam selama ribuan tahun.Ketika Yoga hendak melihat isi di dalamnya, sebuah tangan keriput tiba-tiba muncul dan membuatnya terperanjat. Apa-apaan ini? Orang yang sudah tidur ribuan tahun bisa bangkit?Perlahan, sosok di dalam peti duduk. Tubuhnya yang kering seperti kulit kayu, terlihat seperti mayat hidup. Sepasang mata cekungnya menatap sekeliling, lalu akhirnya tertuju pada Yoga."Kamu adalah ... keturunan Keluarga Kusuma?" Suaranya tua dan kasar, seperti suara gesekan yang akan membuat siapa pun merasa tak nyaman.Yoga mengangguk, lalu bertanya dengan ragu, "Siapa kamu?""Aku adalah leluhur Keluarga Kusuma, Yusran. Aku pernah berperang di a
Yoga memuji lagi, "Dia bilang ini adalah warisan, ternyata benar-benar warisan. Dia begitu tulus tanpa tipu daya!""Masih belum puas ledeknya?" tanya Bimo yang menatapnya dengan dingin.Padahal Yoga tidak langsung menyebutkan namanya, tetapi jelas sindirannya ditujukan kepadanya. Sebelumnya, Bimo memang pernah coba untuk merebut tubuhnya tetapi pada akhirnya gagal.Mata Yoga bersinar penuh semangat. Dia berujar, "Semua harta di sini akan menjadi bekal perangku di dunia kultivator kuno. Kaya mendadak nih!""Berperang di dunia kultivator kuno? Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Bimo yang kebingungan."Aku mau mengambil alih Keluarga Kusuma, menginjak Keluarga Husin, menguasai Keluarga Salim, dan menghancurkan Keluarga Bramasta!" jawab Yoga dengan percaya diri."Kamu ini sok banget," ejek Bimo. Hanya saja, dia tidak menyadari bahwa ada kedalaman di balik tatapan Yoga.Dalam warisan itu, Yoga melihat pertempuran besar ribuan tahun lalu. Itu adalah pemandangan mengerikan yang tidak ingin dia
Yoga merasa bahwa itu sudah cukup. Sekecil apa pun potongan besi hitamnya, tetap saja sangat kuat dan tak terbendung.Yoga bisa merasakan, pedang ini bisa mengembangkan roh senjatanya sendiri apabila makin sering digunakan. Dengan begitu banyak besi hitam di makam, banyak sekali senjata ajaib yang bisa diciptakan olehnya.Yoga menyandang Pedang Langit tiruan di punggungnya, lalu melompat keluar dari jurang dengan kekuatan seperti bom meriam yang menghantam tanah.Ketika melihat Yoga, Sutrisno yang setia menunggu di luar segera menghampiri dan bertanya, "Gimana?""Aku menemukan barang bagus, tapi sayangnya nggak ada barang menarik lainnya. Mungkin sudah diambil orang lain atau dimakan naga itu," jawab Yoga secara asal. Dia tidak ingin menjelaskan lebih jauh."Apa? Cuma itu? Kamu sudah pergi begitu lama, tapi nggak ada harta lain?" tanya Sutrisno yang terlihat kecewa. Kemudian, matanya tertuju pada pedang Yoga. Tiba-tiba, dia menjadi bersemangat."Eh ... bukannya itu Pedang Langit?" tany
Yoga melompat tinggi, bagaikan meriam yang terbang ke arah Winola. Sutrisno yang ingin menyusul juga mengejar ke arah yang sama. Namun, dia terlalu meremehkan kekuatan Yoga.Bam!Yoga mendarat dan menghantam tanah. Tanah tersebut langsung membentuk sebuah lubang yang sangat besar dengan kepulan asap membubung.Di depan sana, dua Pelindung Kebenaran yang tertawa sinis itu sedang bersiap-siap memperlihatkan sesuatu kepada Winola. Namun, pergerakan dari belakang mereka membuat mereka tertegun."Siapa?" Kedua Pelindung Kebenaran itu mencoba menebak. Mereka menatap Yoga dengan waspada."Ternyata ... dia?" Winola berbisik pelan dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka, orang yang menyelamatkannya adalah Yoga! Winola yang sudah putus asa kini melihat secercah harapan yang terasa hangat."Bocah! Enyah sana kalau nggak mau mati. Jangan sok jago!""Nggak ada yang bisa mengadang Pelindung Kebenaran!" Dua Pelindung Kebenaran itu menatap Yoga dengan lantang dan tegas.Sementara itu, Yoga menga
Saat melihat orang-orang di belakang, mata Prajna dan yang lainnya langsung membelalak. Tatapan mereka terlihat terkejut dan gelisah."Bukankah orang-orang ini ... dari Keluarga Husin?""Gawat, mereka datang secepat ini. Bahkan membawa begitu banyak orang.""Orang itu juga ada, pasti dia yang bilang pada mereka. Kali ini kita sepertinya sudah salah melepaskan orang itu."Semua orang mengeluh dan melampiaskan ketakutan mereka. Mereka merasa tidak ada peluang untuk menang melawan orang-orang dari Keluarga Husin."Bos ...." Semua orang hanya bisa menatap pada Yoga dan menaruh harapan mereka pada kekuatan Yoga. Bagaimanapun juga, mereka semua mengandalkan kekuatan Yoga untuk sampai di sini."Tuan, orang ini yang membunuh orang-orang dari Keluarga Teungku," kata Hardi yang langsung marah saat melihat Yoga dan segera menunjuknya. Ekspresinya yang marah sampai menggertakkan gigi, seolah-olah ingin mengoyak Yoga sampai berkeping-keping."Hehe!" Girbet melirik Yoga dengan sikap yang meremehkan
"Manusia hantu?" Ekspresi Girbet langsung terlihat meremehkan dan penuh dengan kebencian.Orang-orang di belakangnya langsung saling memandang dan mendengus.Bagi empat keluarga besar, manusia hantu ini dianggap sebagai kelompok yang menjijikkan. Siapa pun yang berteman dengan mereka sama saja merendahkan martabatnya sendiri."Huh. Sampah seperti ini juga bisa membunuh orang juga? Jadi, kamu lebih parah daripada sampah ini?" sindir Girbet."Aku ...." Hardi terbata-bata dengan ekspresi yang sangat muram. Bagaimanapun juga, Keluarga Husin adalah tuan dari Keluarga Teungku. Mereka adalah bawahan seumur hidupnya, sehingga Hardi tidak berani membantah."Ayo pergi. Aku kebetulan sedang senggang, nggak ada salahnya melihat-lihat. Memukul anjing juga harus melihat siapa tuannya. Orang itu pasti mati," kata Girbet dengan santai, lalu langsung membawa orang-orangnya untuk mengejar."Orang itu sepertinya belum bermutasi, mungkin baru saja dibuang ke sini. Kalau kamu yang turun tangan, kamu pasti
Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya
"Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser
Siapa yang tidak menyukai dunia yang normal?Namun, pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang."Berani-beraninya manusia hantu ini muncul di siang bolong seperti ini. Kalian semua ingin mati ya?"Terlihat sekelompok orang yang perlahan-lahan keluar dan mendekati Yoga dan yang lainnya. Mereka mengenakan serangan yang sama yang terlihat mewah dan indah. Satu per satu mengamati Yoga dan yang lainnya dengan ekspresi yang sangat angkuh."Eh? Ada satu di sini yang masih belum bermutasi jadi manusia hantu. Sungguh langka!""Bagus sekali. Tangkap dia dan lempar ke area terlarang. Kita lihat bagaimana dia berubah menjadi manusia hantu.""Aku dengar prosesnya agak lambat. Bagaimana kalau kita langsung mengirimnya ke area yang lebih dalam?"Semua orang tertawa terbahak-bahak dan terus menyindir. Mereka semua menatap Yoga dengan penuh semangat dan membuat ekspresi Yoga langsung menjadi muram."Bos, apa yang aku katakan nggak salah, 'kan? Kemunculan kita pasti akan membuat mereka merasa ng
Yoga melihat ke sekeliling, lalu menyipitkan matanya. Dia bisa merasakan ada sebuah kutukan yang sangat kuat muncul di wilayah di depannya. Ada kekuatan yang sulit untuk dijelaskan di dalam kutukan itu yang bisa memengaruhi tubuh manusia.Yoga berkata, "Ternyata ini adalah kekuatan yang kalian terima selama ini."Saat mengatakan itu, tatapan Yoga terlihat penuh dengan belas kasihan. Para manusia hantu itu semuanya tadinya adalah manusia, tetapi mereka didesak dan dikucilkan sampai terpaksa datang ke area terlarang ini. Pada akhirnya, mereka malah menjadi orang yang terkutuk.Prajna membalas, "Bos, apa kutukan ini bisa dihilangkan?"Semua orang menatap Yoga dengan penuh harapan karena mereka semua berharap bisa kembali seperti semula.Namun, Yoga tetap menggelengkan kepala, lalu berkata dengan nada yang muram, "Kekuatan dari kutukan ini terlalu hebat, bahkan aku pun hanya bisa menahannya dengan susah payah."Ekspresi Prajna dan yang lainnya langsung menjadi muram dan perlahan-lahan menu
Sangat jelas, perbedaannya hanya pada lokasi. Yoga menyeringai dingin dan menunjukkan ekspresi penuh kejutan.Yoga menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Setelah membukanya, terlihat seekor serangga kecil berwarna putih di dalamnya.Yoga meletakkan serangga itu di tanah. Serangga kecil itu perlahan merangkak keluar, lalu mengangkat kepalanya sedikit, seolah-olah sedang memanggil sesuatu.Tak lama kemudian, terdengar suara langkah-langkah yang mendekat. Siluet-siluet mulai bermunculan satu per satu, lalu berkumpul di tempat itu.Di antara kerumunan itu, pemimpinnya adalah Prajna. Begitu melihat Yoga, ekspresinya berubah drastis. Dia bertanya dengan kaget, "Bos, kamu benar-benar datang?" Tatapan terkejut mereka terus mengamati Yoga, seakan-akan tidak percaya apa yang mereka lihat."Ya," jawab Yoga dengan tenang. Suaranya datar tanpa emosi.Yoga telah menanamkan serangga anak di tubuh mereka sebelumnya. Dengan serangga induk putih di tangannya, dia d
Setelah selesai membaca sebuah buku, Yoga perlahan menutupnya. Matanya berkilat dengan ekspresi penuh tanda tanya. Dia terdiam, sementara pandangannya tertuju pada halaman pertama buku itu.Tiba-tiba, suara Bimo terdengar kembali di pikirannya. Dia bertanya, "Gimana perasaanmu setelah membaca?""Sulit diungkapkan ... tapi aku merasa ada sesuatu yang nggak beres!" ucap Yoga.Itulah yang dirasakan Yoga. Sejarah dunia kultivator kuno yang diklaim sudah berlangsung ribuan tahun hanya diceritakan secara sepintas. Banyak peristiwa penting bahkan sama sekali tidak disebutkan. Semua yang tercatat terkesan terlalu biasa, seperti tidak ada apa-apa.Hal ini membuat Yoga merasa, ada banyak hal yang sengaja disembunyikan dari sejarah tersebut. Dia pun merenungkan kata-kata Bimo yang terus terngiang di pikirannya. Apa yang Yoga lihat hanyalah apa yang mereka izinkan untuk dia lihat!"Sudahlah, nggak usah baca lagi!" Yoga akhirnya membuat keputusan itu sambil menghela napas kecil. Dia merasa kecewa.
Yoga memberi tahu, "Aku lagi berada di vila Sutrisno. Untuk sementara, seharusnya nggak akan ada bahaya."Winola mengingatkannya, "Tapi kamu tetap harus berhati-hati. Ingat baik-baik, jangan biarkan besi hitam itu terlihat lagi. Kalau nggak, kamu akan menghadapi lebih banyak bahaya."Yoga bertanya dengan serius, "Menurutmu, apa tiga barang itu bisa ditemukan dengan mudah?""Di mana ada hadiah besar, pasti ada orang yang berani mengambil risiko. Harusnya bisa ditemukan! Jangan terlalu khawatir, aku juga akan membantumu mencarinya secepat mungkin!" ucap Winola."Makasih," jawab Yoga dengan tulus.Kemudian, Winola bertanya, "Apa Tuan Bimo datang?"Yoga menjawab dengan samar, "Dia bisa datang." Jawaban ini penuh arti, tidak langsung mengiakan tetapi juga tidak membantah.Winola bertanya dengan penuh harap, "Kalau begitu ... bisakah kamu memintanya untuk datang?"Bagaimanapun, Winola pernah meminta hal ini kepada Yoga sebelumnya saat masih di dunia bela diri kuno. Jika Bimo bisa datang, dia