Share

Seseorang Penyelamat

Aku memegang sebuah pisau tajam yg ku ambil dari buah buahan di meja , aku bermaksud mengakhiri hidupku secepat nya , merasa dunia ini telah hancur dan tidak adil bagiku  . Aku meletakkan pisau itu dipergelangan tangan ku , aku menutup mataku perlahan agar aku tidak melihat dengan jelas aksi yg akan aku lakukan pada diriku .

"Mungkin sebaiknya aku mati , hidupku telah hancur dan aku tidak  bisa berbuat apa apa lagi ." Ucap ku geram sambil menangis .  Aku semakin menekankan pisau tajam itu ke pergelangan tangan ku . "Inilah akhir hidupku yg menyakitkan ."

Sreek !

Tiba tiba saja pintu kamar bergeser , seorang pria berlari menghantam ku dan melempar pisau yg ku genggam . Dia berteriak memarahiku .  "Ana apa yg kau lakukan ? Apa kau sudah gila melakukan tindakan bodoh itu ?"  Pria itu begitu marah dan geram . Dia menindih ku dan menghimpit kedua tangan ku hingga aku tidak bisa bergerak .

Aku menoleh ke arah nya,   Kita saling menatap satu sama lain , sesosok pria yg sangat ku kenal dihadapan ku . Dialah Dylan teman sekolah ku , yg kini berusia 28 tahun . Perawakannya  tinggi tegap dan gagah , gaya rambut pompadour dan berkulit sawo matang . Kedatangan nya begitu  mengejutkan  disaat aku akan mengakhiri hidup .

"Dylan ?" Aku terkejut setelah beberapa tahun tidak melihat nya , bahkan tidak ada kabar apapun darinya setelah dia memutuskan kuliah di luar negeri .

"Ana ! Hentikan semua ini !" Ucap nya . Dia berteriak keras padaku .

"Kenapa kau bisa berada disini ?" Aku bertanya padanya heran dengan suara yg terdengar parau dan gemetar .

Dia membuang nafas nya kasar , "Aku susah payah menyelamatkan mu dari maut , kenapa kau seenak nya mau mengakhiri hidup mu  Ana ? Apa kau sengaja terjun ke jurang itu karena kau berniat bunuh diri ?" Ucap nya kesal memandangiku . Wajah nya tiba tiba memerah menahan rasa amarah nya .

Tak kuasa air mataku langsung mengalir di pipiku , rasa sesak dan semua emosiku tertumpah kan .

"Biarkan aku mati saja Dylan , tidak ada gunanya aku hidup saat ini , semua nya telah berakhir !" Ucap ku kesal pada Dylan karena menghentikan niat ku . Aku merasakan keputusasaan merasuk pada jiwaku.

"Tidak ! Aku tidak akan membiarkanmu mati Ana ! Kau itu teman lamaku !" Ucapnya keras meredam niatku . Matanya tajam memandangiku tanpa henti, aku tidak bisa berkata apapun saat itu . Dylan menunjukan perhatian nya sebagai teman lamaku .

"Kenapa diam ? Katakan apa masalahmu Ana !"

"Aku ?" Aku menghentikan ucapan ku , suaraku terasa berat saat diucapkan . Benyak beban dan masalah membuat dadaku sesak . Namun hal itu membuat Dylan tambah penasaran .

"Kenapa kamu tidak melanjutkan perkataan mu ? Katakan apa alasan mu melakukan hal ini ?" Ucap nya geram .

Melihat tatapan Dylan yg tajam padaku membuatku  canggung sehingga aku memalingkan wajahku darinya.  "Lepaskan aku Dylan !"

Seketika dia melepaskan himpitan tangan nya , dia menyadari bahwa dia telah membuat ku merasa tak nyaman . Dia duduk disamping ku dan menanyakan banyak hal tentang kejadian ini.

"Ana , apa yg sebenar nya terjadi padamu ? Kamu  membuatku sangat marah !" Dylan sedikit mengatur nada nya , dia menyadari mungkin perkataan nya membuat nya sangat terkejut .

Aku memandanginya sayu , air mataku terus tergenang membasahi pipi jika mengingat semua yg terjadi . Aku menggelengkan kepala berusaha menutupi semua kenyataan .

"Tidak Dylan , tidak ada apa apa ." Aku menunduk merasakan kepedihan , namun aku tidak ingin menceritakan nya pada siapapun . Sifatku yg tertutup membuat diriku terbelenggu dalam kehancuran diri sendiri .

"Dengar Ana !  akulah yg telah menyelamatkan mu dari maut , aku susah payah memopoh mu untuk  keluar dari mobil itu , aku ingin kamu hidup dan selamat dari kehancuran mu !" Ucapnya meyakinkan .

"Aku ..... Aku sudah lelah dengan hidup yg kujalani Dylan , hatiku sakit !" Ucapku yg terus berlinang air mata. Aku merasa hidupku hancur sehancur -- hancurnya . Aku tahu jika apa yg aku lakukan salah , tapi bebanku membuatku terasa sesak dan sulit untuk bernafas .

Aku menoleh memandanginya dengan tangisan ku ,  aku mengerti semua itu , tapi rasa pahit dan kesedihan yg ada dalam diriku seakan menutup keinginan itu . Rasanya terlalu berat untuk aku bisa pikul sendiri semua beban masalah ku .

"Apa yg membuatmu seperti ini Ana ? Ayo katakan padaku !" Ucap Dylan meyakinkan . Dylan menatapku penuh rasa iba , seraya menawarkan pundak nya untuk bersandar di bahu nya .

Namun aku yg pendiam dan tidak suka menceritakan masalah pada orang lain tetap diam. Tak mengeluarkan sepatah katapun hanya mata ku yg terus mengeluarkan air mata . Isak tangis merundungku saat itu .

"Ana , katakan apa yg membuatmu seperti ini ! Jangan membuatku marah Ana ! Kamu bisa percaya padaku !" Suaranya melembut meyakinkan ku . Dia tahu jika sifatku pendiam dan tertutup . Sehingga dia terus meyakinkan ku untuk mempercayainya .

"Dylan ?" Ucapku bergetar .Suaraku tercekat diantara tenggorokan ku . "Aku ...... , aku ."

Dylan menatap mataku yg bengkak , mulut nya berkunyam  seraya mendorongku untuk terus berbicara padanya . Namun , aku tetap saja aku tidak mengatakan yg sejujur nya pada Dylan . Ini terlalu sesak membuat dadaku berat untuk mengutarakan nya .

Dylan terdiam melihat hal itu , dia pun akhirnya diam menatap mataku yg bengkak , dari wajah nya terlihat rasa kecewa yg mendalam atas sikapku padanya .

Aku penasaran apa yg tengah dia pikirkan saat melihatku seperti itu , aku menyesal telah membuat nya kecewa . Akhirnya mungkin aku akan menceritakan semua nya pada Dylan , dia bisa menjadi orang yg aku percayai .

"Dylan , begini .... . Belum sempat aku mengutarakan apa yg terjadi pada diriku . Dylan pergi mengambil sebuah pisau dan menyodorkan nya padaku . 

"Ambillah , lakukan apa yg ingin kamu lakukan Ana , jika itu membuatmu puas !" Ucap Dylan .

Perkataan nya bagai petir yg menyambar ku disaat aku akan mengutarakan isi hatiku . Aku langsung menyeka air mataku terkejut bukan main .

Aku tertegun mendengar ucapan nya , bukan nya dia melarang ku untuk melakukan ini ?  Kenapa sekarang dia justru menyuruhku melakukan nya lagi ?

"Bukankah kamu ingin mengakhiri hidupmu dan menyianyiakan kesempatan hidup yg telah Tuhan berikan padamu ? Ayo lakukan , aku ingin melihatnya ." Ucapnya dingin.

Aku menatap matanya seolah tak percaya dengan apa yg dia katakan barusan . Sekarang Dylan ingin melihatku mengakhiri hidup ku sendiri , mungkin saja Dylan sudah tidak memperdulikan ku sekarang . Dylan , aku kira kamu akan tetap melarang ku untuk melakukan hal bodoh itu  ? Apa kamu marah karena aku susah menceritakan isi hatiku ?

Aku tertunduk sambil memegang pisau yg disodorkan Dylan padaku . Aku memperhatikan pisau yg aku pegang dengan baik . "Apakah benar ini adalah apa yg aku harapkan ? Kematian ? Kenapa sekarang aku jadi ragu ?" Gumam ku dalam hati .

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status