"Menyesal ? Apa yg sebenarnya terjadi ? Ceritakan padaku Ana ! Apa aku bisa membantumu !" Ucapnya meyakinkan ku . Sorot matanya memperlihatkan penuh rasa perhatian padaku .
Namun , Aku tidak tahu harus menceritakan dan memulai nya dari mana , karena mungkin aku tidak suka menceritakan masalahku pada orang lain . Aku terbiasa menyelesaikan nya sendiri . Tapi , sebaik nya Dylan mengetahui masalah ku , mungkin saja suatu hari aku bisa meminta bantuan nya . Tanpa diminta ataupun disuruh . Apa yg akan dia lakukan pada Carles jika dia mengetahui masalah ku ? Apa dia akan memukul Carles hingga mati ? Atau menjebloskan dia ke penjara ? Gerutu ku dalam hati . Tapi aku harus menceritakan ini padanya apapun yg terjadi . "Dylan. , sebenar nya aku , kecelakaan itu bukan terjadi begitu saja , itu hal yg disengaja ." Ucapku . Aku memberanikan diri untuk mulai menceritakan nya pada Dylan. Aku tahu jika Dylan sosok pria yg bisa aku percayai . "Disengaja ? Apa maksudmu kamu ditabrak ke jurang ?" Ucap Carles terkejut heran. Dia menebak nya setelah berfikir keras atas perkataan ku barusan . "Ya , aku ditabrak saat mobil ku berada di tepi jurang , mobil ku berhenti dan bisa diselamatkan . Namun sebuah mobil dari arah belakang menabrak ku dengan keras hingga akhirnya jatuh ke jurang itu ." Ucapku menjalankan peristiwa yg aku alami . Meskipun mengingatnya kembali menyakitkan tapi setidaknya perasaan dalam hatiku mulai reda. "Lalu siapa orang yg menabrak mu ? Apa kau mengenalinya ?" Dylan begitu penasaran , dia duduk di kursi bersebelahan dengan ranjang rawat ku. Dia memperlihatkan antusias nya untuk mendengarkan masalah yg aku hadapi saat ini . Aku menganggukan kepalaku menyiratkan jika aku mengetahui pelaku yg telah menabrak ku dari arah belakang . "Siapa ?" Ucapnya penuh penasaran . Matanya tertuju padaku . Namun aku menunduk rasanya berat mengatakan nya karena dia adalah suamiku sendiri . Mana mungkin seorang suami tega melakukan pembunuhan pada istrinya sendiri ? Tapi itulah kenyataan nya . Melihat tingkah ku yg aneh Dylan mengerti jika pelakunya seseorang yg dia benci dan selalu berada didekat nya . Mana mungkin Ana tidak mau menemui suaminya jika tidak terjadi masalah . "Apa pelakunya suamimu Carles ?" Dia mempertanyakan nya meski terlihat ragu dari raut wajah nya . Aku menganggukan kepalaku membenarkan pertanyaan nya . Sontak saja Dylan terkejut dan langsung bersandar di kursinya . Dia tiba tiba marah saat aku menjawab pertanyaan nya . "Suami macam apa dia ? Kenapa dia sampai berani membunuh mu Ana ? Apa dia psikopat ?" Ucapnya kesal . Raut wajah nya memerah dan emosinya mulai terlihat . "Tidak , bukan begitu Dylan , aku menemukan dia berselingkuh di kamarku , dan aku mengancam nya untuk melaporkan nya pada atasan nya. " Ucapku dengan kata kata yg bergetar. Aku memberanikan melihat wajah Dylan dan menjalankan semua nya . "Apa ? Dia selingkuh juga ? Brengsek dasar pria bajingan !" Dylan mengepalkan tangan nya dan membentak kan meja yg ada disamping nya . Dia terlihat sangat marah saat tahu alasan yg sebenar nya. "Ana , mau kau apakan suamimu itu , apa kau ingin aku mengahajar nya atau menjebloskan nya ke dalam penjara ?" Ucap nya. Dylan memberikan beberapa penawaran untuk membalas apa yg diperbuat oleh suamiku Carles. Dia geram melihat perbuatan Carles padaku . Aku tersentak mendengar ucapan Dylan , seperti semua yg aku rasakan mulai tertumpu pada sebuah genggaman tangan ku . Dylan memberiku harapan dan semangat untuk aku bisa membalas semua kepahitan yg aku rasakan. "Apa ? Menghajar nya dan menjebloskan nya ke dalam penjara saja itu tidak cukup . Aku ingin melihat dia merasakan penderitaan yg pernah aku rasakan , kehancuran dan keputusasaan . Lalu setelah itu kita masukan dia ke penjara ." Ucapku dengan tegas dan geram . Tersimpan kebencian dalam hatiku yg menggebu bersama rasa pahit ku . "Untuk saat ini kita memerlukan bukti , bukti yg kuat untuk membuat nya menerima ganjaran nya benarkan ?" Ucapku menoleh pada Dylan . Dylan tersenyum menyeringai mendengar jawaban ku . "Akhirnya kamu bangkit Ana , aku senang melihatmu memiliki semangat lagi . Apapun yg akan kamu lakukan aku akan mendukungmu !" Ucap nya tanpa ragu . "Benarkah ?" Aku tersenyum miring . Tiba tiba saja aku teringat bagaimana jika aku balas dendam atas semua hal yg terjadi menimpaku . Carles dan Lucy harus menerima ganjaran nya . Mereka tidak boleh bersenang senang diatas penderitaan ku, mengambil semua milikku . Mereka harus merasakan hal yg sama. "Dylan maukah kau membantuku untuk membalas kan dendam ku pada mereka yg telah menyakitiku ?" Ucapku mantap . Tatapanku terkunci pada Dylan yg telah mengamati perubahan dalam diriku dalam sekejap . "Tentu Ana , aku akan membantumu . Aku tidak bisa membiarkan mu tersakiti oleh suami mu begini ." Ucapnya . Aku tersenyum bahagia , aku seperti memiliki kekuatan baru yg akan mendorongku disetiap aku melangkah. "Terimakasih Dylan , kau datang diwaktu yg tepat ." Gumam ku dalam hati . Aku melihat sebuah cermin yg berada di sebelah kiriku . Aku menyadari jika wajahku mengalami luka yg serius sehingga harus di perban sampai ke area rahang . Aku menatap wajahku dan dalam benak ku membandingkan nya dengan Lucy . "Pantas saja Carles tergoda oleh Lucy , mungkin aku tidak cantik dan menarik untuk nya , tapi aku akan buat diriku berbeda dari sebelum nya . Ana telag mati bersama kenangan kecelakaan itu. Dan aku yg sekarang akan menjadi sosok baru yg membuat kalian tidak bisa tenang dimanapun kalian berada. Ucapku dalam hati . Aku tertawa sambil melihat wajahku ke arah cermin yg aku pandangi . Dylan terkejut melihat tingkahku yg mungkin untuk nya aneh . "Ada apa Ana ? Apa kau mempunyai ide serius ?" Ucapnya mempertanyakannya . Aku mengagukan kepalaku membenarkan apa yg dia katakan padaku . "Benar , aku memiliki rencana untuk membuat Carles mengakui kesalahan nya telah membunuhku dan telah berselingkuh dariku . Aku akan membuat dia merasakan akibatnya . Ucapku tegas dan sudah berfikir mantap . "Rencana apa itu Ana ?" Ucap Dylan penasaran dengan alis yg diangkat naik . "Nanti juga kau akan mengetahui nya Dylan , akan kupastikan mereka terkejut saat melihat ku nanti ." Ucapku tersenyum miring dengan banyak hal dalam benakku yg telah kupikirkan dengan baik . ..Sudut Pandang Ana Malam itu , aku mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi sambil menangis . Di belakangku , mobil suamiku melaju dengan cepat dan terus mengejar ku tanpa henti. Suara klakson mobilnya memecah keheningan malam yang mencekam, seolah mengingatkanku akan pengkhianatan yang baru saja terjadi.“Ana! Tunggu!” teriak Carles, suaranya penuh kepanikan.Aku mengeratkan genggaman pada kemudi dengan perasaan frustasi. Dia terus saja mengejar ku hingga aku marah tak terkendali, “Apa yang kamu inginkan, Carles? Aku tak sudi melihatmu lagi!”Suaraku terdengar parau saat dia menekan pedal gas lebih dalam. Wanita yg berusia 28 tahun ini dengan perawakan sedang , berkulit sawo matang dan mata yg besar , tak henti mengeluarkan air mata sambil mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi . Semakin lama adrenalin ku berdesir dalam diri . Kenangan indah dan kebahagiaan yang pernah aku miliki kini terasa seperti ilusi, tergantikan oleh bayang-bayang kelam. Setiap kali aku menengo
Aku terbaring di rumah sakit , mata ku mulai terbuka saat matahari menyinari kamar. Perlahan aku mulai membuka mata dan memastikan penglihatan ku , "Dimana ini ? Apakah aku sudah mati ? Apakah ini alam lain ?" Aku mengerjap dan duduk melihat di sekeliling kamar , terdapat banyak alat kedokteran . Aku menggerakkan tangan ku yg dililit oleh alat infusan ."Akh sakit !" Ucapku merasakan nyeri. Tubuhku terasa ngilu dan remuk saat aku menggerakkan nya meskipun perlahan . Pikiran ku masih melayang saat aku berada di bawah jurang, masih teringat dengan jelas di benakku saat kejadian mengerikan itu terjadi . Dimana aku terjun bebas ke bawah dan mobilku terguling guling saat di jurang. "Akh !" Mengingatnya kepalaku berdenyut nyeri . Bayangan itu sulit untuk aku lupakan dengan mudah hingga aku menutup mataku perlahan ."Suatu keajaiban aku masih bisa selamat dari kecelakaan itu ." Ucapku sambil merasakan nyeri. Namun aku mengerjap dengan cepat , "Tapi, siapa yg menolongku ke rumah sak
Aku memegang sebuah pisau tajam yg ku ambil dari buah buahan di meja , aku bermaksud mengakhiri hidupku secepat nya , merasa dunia ini telah hancur dan tidak adil bagiku . Aku meletakkan pisau itu dipergelangan tangan ku , aku menutup mataku perlahan agar aku tidak melihat dengan jelas aksi yg akan aku lakukan pada diriku . "Mungkin sebaiknya aku mati , hidupku telah hancur dan aku tidak bisa berbuat apa apa lagi ." Ucap ku geram sambil menangis . Aku semakin menekankan pisau tajam itu ke pergelangan tangan ku . "Inilah akhir hidupku yg menyakitkan ." Sreek ! Tiba tiba saja pintu kamar bergeser , seorang pria berlari menghantam ku dan melempar pisau yg ku genggam . Dia berteriak memarahiku . "Ana apa yg kau lakukan ? Apa kau sudah gila melakukan tindakan bodoh itu ?" Pria itu begitu marah dan geram . Dia menindih ku dan menghimpit kedua tangan ku hingga aku tidak bisa bergerak .Aku menoleh ke arah nya, Kita saling menatap satu sama lain , sesosok pria yg sangat ku kenal dih
Aku terdiam beberapa saat memandangi pisau yg aku genggam , aku menoleh ke arah Dylan yg menatapku dengan acuh tak acuh . Sepertinya dia ingin mengetes ku apakah niat ku benar atau tidak untuk benar benar mengakhiri hidup ?Aku mengusap pisau yg ada digenggaman ku , lalu menekan ujung nya dengan jari telunjuk ku sehingga mengeluarkan darah segar. "Ah , sakit !" Gumam ku dalam hati , baru aku coba melukai jari ku saja rasanya sakit , apalagi mengakhiri seluruh hidup ? aku tidak bisa membayangkan bagaiman rasa sakit nya ? "Pisau ini sangat tajam, sakali tusukan mungkin aku sudah banyak mengeluarkan darah dan mati.Hah itu pastinya menyakitkan .Sial , apa yg harus aku lakukan sekarang ? kenapa aku berfikir untuk mengakhiri hidup ? Bodoh !" Aku terjebak dalam kebingungan ku sendiri , aku tahu tindakan ku salah dan tidak mungkin aku mengakhiri hidupku dengan bunuh diri semacam itu . Dylan memandangi pisau yg aku pegang , dia menatapku tajam sambil tersenyum miring melihatku . "Ken