Sudut Pandang Ana
Malam itu , aku mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi sambil menangis . Di belakangku , mobil suamiku melaju dengan cepat dan terus mengejar ku tanpa henti. Suara klakson mobilnya memecah keheningan malam yang mencekam, seolah mengingatkanku akan pengkhianatan yang baru saja terjadi. “Ana! Tunggu!” teriak Carles, suaranya penuh kepanikan. Aku mengeratkan genggaman pada kemudi dengan perasaan frustasi. Dia terus saja mengejar ku hingga aku marah tak terkendali, “Apa yang kamu inginkan, Carles? Aku tak sudi melihatmu lagi!” Suaraku terdengar parau saat dia menekan pedal gas lebih dalam. Wanita yg berusia 28 tahun ini dengan perawakan sedang , berkulit sawo matang dan mata yg besar , tak henti mengeluarkan air mata sambil mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi . Semakin lama adrenalin ku berdesir dalam diri . Kenangan indah dan kebahagiaan yang pernah aku miliki kini terasa seperti ilusi, tergantikan oleh bayang-bayang kelam. Setiap kali aku menengok ke belakang, terlihat mobil Carles terus mendekat, menambah rasa panik menghantuiku saat ini . Dia semakin mendekatiku dan aku justru mempercepat laju mobilku , aku ingin mengusir bayangan Carles dan Lucy di dalam benak ku yg tidak pernah hilang sejak aku melihat perselingkuhan itu terjadi . “Ternyata mereka berselingkuh dibelakang ku !" Aku tersenyum meski rasanya pahit , aku harus menelan rasa pahit ini meski sulit mempercayai nya . "Kenapa mereka melakukan ini padaku ? Padahal sudah jelas kalau kita bersahabat ?" Aku masih geram dengan semua yg terjadi . Dahulu aku mulai curiga pada Carles, saat aku memperkenalkan Lucy padanya . Pantas saja , dia memandangi Lucy begitu dalam hingga aku cemburu . Pria berusia 30 tahun itu , akhir akhir ini berubah dan bertingkah aneh . Sifatku yg pendiam membuatku selalu bertanya tanya apa yg terjadi ? Aku tidak mengerti sebab nya hingga perselingkuhan ini terkuak. Aku tak menyangka jika akhirnya akan seperti ini . Ini sebuah tragedi yg membuatku hancur . Lalu dari kejauhan aku melihat sebuah tikungan yg curam yg berada di depan. Aku berteriak ketakutan. “Oh tidak!” , Aku segera menekan rem dengan kuat hingga suara lengkingan mobil ku terdengar , aku terengah engah berhenti di ujung jurang. "Untung saja aku masih selamat ." Ucapku histeris dengan nafas terengah . Aku selamat dari kematian yg hampir saja menelan nyawaku . Aku terdiam sejenak menenangkan jantung ku yg masih berdegup kencang . Perlahan aku mulai tenang dan menoleh ke kebelakang . Tanpa disangka mobil Carles dengan kecepatan tinggi menubruk mobil ku . Duuug ! Aku merasakan mobilku meluncur melewati tikungan, dan dengan ketakutan yang luar biasa, aku menyadari bahwa mobilku terjun bebas ke dalam jurang. "Aaaaaaaaaa." Suara ku menggema dari atas , mobil yg ku kendarai terpental dan jatuh ke bawah berguling guling. Aku merasakan ini sebuah mimpi seolah waktu berhenti . "Carles ? Kau menabrak ku , kau sengaja menabrak istrimu sendiri . Apa yg kau lakukan ?" Gumam ku saat terjatuh . Mobilku berguling guling di tepi jurang , pikiran ku melayang pada semua kenangan manis dan pahit dengan Carles. Aku teringat saat-saat bahagia kita bersama, saat kita memadu kasih dengan mesra , namun semua itu hancur ketika aku menemukan Carles mengkhianati diriku , membuat harga diri ku sangat jatuh saat ini. Rasanya seperti dunia runtuh di hadapan ku , dan kepedihan itu menusuk hati ku . Dia mengubah semua kebahagiaan yg aku rasakan menjadi luka yang terbuka, kenangan indah kini terasa seperti racun. Setiap detik, aku merasa marah dan terluka, terjebak antara cinta dan pengkhianatan. Mobil ku berhenti di dasar jurang , suasana gelap gulita yg hanya tersorot lampu mobil menyelimuti hati yg rapuh . Aku masih sadar dan mengingat semua dengan jelas , "Kenapa Carles melakukan hal ini padaku ? Apa dia takut perselingkuhan nya terbongkar ?" Aku mulai menutup mataku perlahan , namun kenangan bersama nya terlintas dihadapan ku , saat pertama kita bertemu , Dia memberiku sebuah bunga yg indah di sebuah Cafe . Semua orang berteriak histeris melihat keromantisan nya padaku , dia romantis membuat para wanita disekitar ku cemburu melihatku . Dia melamar ku dihadapan banyak orang . “Aku mencintaimu Ana , aku ingin kamu menjadi istriku ?" Ucapnya . Semua orang berseru menyuruhku untuk menerima lamaran nya . Tentu saja aku sangat bahagia saat itu , Dia menjadi satu satunya pria bisa mengambil hatiku . Carles memang pandai merayu , dia bisa membuat seseorang tertawa senang jika dalam masalah , ku akui kelihayan nya memainkan kata kata dan merayu seseorang dia adalah juaranya . Mungkinkah Lucy juga dirayu oleh nya ? Kenapa semua nya berakhir seperti ini ? Apa yg salah pada diriku ? Seharusnya sore itu menjadi hari yg indah , karena aku telah menyiapkan kejutan untuk Carles—sebuah jam tangan elegan untuk merayakan promosi Carles sebagai direktur di perusahaan Golden Group. Aku bangga dan ingin menunjukkan dukungan ku padanya . Aku telah menyiapkan sebuah hadiah yg menjadi impian nya. Jam tangan Alexander seharga 200 JT . Namun, harapan itu hancur saat aku membuka pintu kamar dan menyaksikan pemandangan yang menyakitkan. Saat suamiku dan sahabatku --- mereka berdua berkhianat padaku . Aku sampai berteriak untuk menghentikan aksi mereka saat itu , tidak sanggup lagi melihat suamiku sendiri menggerayangi tubuh Lucy . Hal itu membuat ku benar benar muak. "Apa yg kalian lakukan di atas ranjang ku ? " Aku mengejutkan mereka . Sontak saja mereka segera menarik selimut untuk menutupi dirinya dan Lucy. Wajah Lucy memucat saat Aku memandanginya di ambang pintu. Aku sengaja merekam mereka sebagai bukti perselingkuhan . Aku merasakan gelombang kemarahan dan rasa sakit menyergap sekaligus. Aku memandangi mereka tanpa henti . Carles mencoba membela dirinya . “A-Ana... Ini tidak seperti yang kamu pikirkan,” Aku tertawa pahit saat mendengar nya . “Tidak seperti yang kupikirkan? Aku melihat kalian dengan mataku sendiri ! Aku akan memberitahu atasan mu . Biar dia tahu siapa kamu sebenarnya!” Aku berbalik dan melangkah cepat keluar dari kamar, tak peduli pada teriakan Carles yg ada dibelakang . Carles yang panik, langsung mengenakan pakaian dan mengejar ku , “Ana! Tunggu! Kita bisa bicara soal ini! Jangan lakukan ini, kumohon.” Aku tidak berhenti dan langsung meraih kunci mobil di meja depan ,melangkah keluar rumah . Aku tak percaya dengan ucapan nya lagi . Semua ucapan nya kebohongan . Dia mengejar ku hingga ke luar. “Ana... tolong! Kita bisa selesaikan ini dengan baik-baik.” Carles memohon, nadanya dipenuhi ketakutan. Ketakutan bahwa hidupnya akan hancur jika rahasia ini terungkap. Aku menoleh dan aku menggertak nya lagi. “Aku akan membuatmu menyesal selingkuh dengannya. Carles, ini tidak akan berakhir begitu saja.” "Aku tak yakin kamu bisa melakukan nya Ana !" Carles berbalik menggertak ku . Dia tahu jika aku tak akan bisa melakukan nya karena aku pemalu dan pendiam . Namun tidak untuk saat ini , aku yakin aku bisa melakukan nya . "Tidak , Aku akan memberitahu mu pada atasan mu !" Ucapku lantang . Mungkinkah dia melakukan ini karena merasa terancam dan ketakutan ? Haruskah sekejam ini ? Bahkan membunuh istrinya sendiri . Aku merasakan seseorang membuka pintu di sebelah kemudi mobil. Aku tidak tahu siapa yg membuka nya . “Apakah itu kau, Carles? Tidak mungkin.. Mustahil kau bisa berada di sini…” batin ku , perasaan yg ku alami tidak terbayangkan . Kegelapan semakin pekat, dan suara-suara mulai memudar. “Bangunlah, kamu baik-baik saja?” suara itu terdengar samar sebelum semuanya menjadi gelap. Aku pingsan, tenggelam dalam kegelapan, tetapi rasa sakit dan pengkhianatan yang menyelubungi hati ku akan terus terukir dalam ingatan. "Carles pasti aku akan kembali , tunggulah !"Aku terbaring di rumah sakit , mata ku mulai terbuka saat matahari menyinari kamar. Perlahan aku mulai membuka mata dan memastikan penglihatan ku , "Dimana ini ? Apakah aku sudah mati ? Apakah ini alam lain ?" Aku mengerjap dan duduk melihat di sekeliling kamar , terdapat banyak alat kedokteran . Aku menggerakkan tangan ku yg dililit oleh alat infusan ."Akh sakit !" Ucapku merasakan nyeri. Tubuhku terasa ngilu dan remuk saat aku menggerakkan nya meskipun perlahan . Pikiran ku masih melayang saat aku berada di bawah jurang, masih teringat dengan jelas di benakku saat kejadian mengerikan itu terjadi . Dimana aku terjun bebas ke bawah dan mobilku terguling guling saat di jurang. "Akh !" Mengingatnya kepalaku berdenyut nyeri . Bayangan itu sulit untuk aku lupakan dengan mudah hingga aku menutup mataku perlahan ."Suatu keajaiban aku masih bisa selamat dari kecelakaan itu ." Ucapku sambil merasakan nyeri. Namun aku mengerjap dengan cepat , "Tapi, siapa yg menolongku ke rumah sak
Aku memegang sebuah pisau tajam yg ku ambil dari buah buahan di meja , aku bermaksud mengakhiri hidupku secepat nya , merasa dunia ini telah hancur dan tidak adil bagiku . Aku meletakkan pisau itu dipergelangan tangan ku , aku menutup mataku perlahan agar aku tidak melihat dengan jelas aksi yg akan aku lakukan pada diriku . "Mungkin sebaiknya aku mati , hidupku telah hancur dan aku tidak bisa berbuat apa apa lagi ." Ucap ku geram sambil menangis . Aku semakin menekankan pisau tajam itu ke pergelangan tangan ku . "Inilah akhir hidupku yg menyakitkan ." Sreek ! Tiba tiba saja pintu kamar bergeser , seorang pria berlari menghantam ku dan melempar pisau yg ku genggam . Dia berteriak memarahiku . "Ana apa yg kau lakukan ? Apa kau sudah gila melakukan tindakan bodoh itu ?" Pria itu begitu marah dan geram . Dia menindih ku dan menghimpit kedua tangan ku hingga aku tidak bisa bergerak .Aku menoleh ke arah nya, Kita saling menatap satu sama lain , sesosok pria yg sangat ku kenal dih
Aku terdiam beberapa saat memandangi pisau yg aku genggam , aku menoleh ke arah Dylan yg menatapku dengan acuh tak acuh . Sepertinya dia ingin mengetes ku apakah niat ku benar atau tidak untuk benar benar mengakhiri hidup ?Aku mengusap pisau yg ada digenggaman ku , lalu menekan ujung nya dengan jari telunjuk ku sehingga mengeluarkan darah segar. "Ah , sakit !" Gumam ku dalam hati , baru aku coba melukai jari ku saja rasanya sakit , apalagi mengakhiri seluruh hidup ? aku tidak bisa membayangkan bagaiman rasa sakit nya ? "Pisau ini sangat tajam, sakali tusukan mungkin aku sudah banyak mengeluarkan darah dan mati.Hah itu pastinya menyakitkan .Sial , apa yg harus aku lakukan sekarang ? kenapa aku berfikir untuk mengakhiri hidup ? Bodoh !" Aku terjebak dalam kebingungan ku sendiri , aku tahu tindakan ku salah dan tidak mungkin aku mengakhiri hidupku dengan bunuh diri semacam itu . Dylan memandangi pisau yg aku pegang , dia menatapku tajam sambil tersenyum miring melihatku . "Ken
"Menyesal ? Apa yg sebenarnya terjadi ? Ceritakan padaku Ana ! Apa aku bisa membantumu !" Ucapnya meyakinkan ku . Sorot matanya memperlihatkan penuh rasa perhatian padaku . Namun , Aku tidak tahu harus menceritakan dan memulai nya dari mana , karena mungkin aku tidak suka menceritakan masalahku pada orang lain . Aku terbiasa menyelesaikan nya sendiri . Tapi , sebaik nya Dylan mengetahui masalah ku , mungkin saja suatu hari aku bisa meminta bantuan nya . Tanpa diminta ataupun disuruh .Apa yg akan dia lakukan pada Carles jika dia mengetahui masalah ku ? Apa dia akan memukul Carles hingga mati ? Atau menjebloskan dia ke penjara ? Gerutu ku dalam hati . Tapi aku harus menceritakan ini padanya apapun yg terjadi ."Dylan. , sebenar nya aku , kecelakaan itu bukan terjadi begitu saja , itu hal yg disengaja ." Ucapku . Aku memberanikan diri untuk mulai menceritakan nya pada Dylan. Aku tahu jika Dylan sosok pria yg bisa aku percayai . "Disengaja ? Apa maksudmu kamu ditabrak ke jurang ?" Uc