Share

Bab 19

Saat menunggu antrian pengambilan obat, Ansel menatap layar ponselnya dengan tatapan tajam. Foto yang baru saja diterimanya memancing berbagai emosi. Senyum sumringah dari wajah-wajah yang terpampang di foto itu menghancurkan ketenangan Ansel.

Dengan kekuatan yang tersisa, Ansel mencengkram erat ponselnya, menyalurkan emosinya yang tiba-tiba memuncak. "Sialan!" desis Ansel dengan suara parau.

Foto tersebut memperlihatkan kedatangan paman dan sepupunya di bandara. Mereka tampak sangat bahagia, mungkin baru saja mendapatkan proyek besar.

Hati Ansel berdenyut sakit melihat orang-orang yang berperan penting dalam menghancurkannya hidup dengan bahagia, tertawa di atas penderitaannya, dan bergelimang harta dari jerih payah ayahnya.

Jantung Ansel berdebar kencang, merasakan dendam yang membara. Kobaran dendam itu semakin membesar, meluluhlantakkan pertahanan Ansel.

Akhirnya, ponsel yang semula tampak kokoh, kini hancur di tangannya. Layar yang tadinya menyala kini menjadi redup.

"Akhhh!!" S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status