Share

Bab 21

"Kamu benar-benar sudah menyinggung batas kesabaranku!"

Rio menjerit kesakitan. Tak tahan dengan rasa sakit yang bertubi-tubi menyiksanya. Hingga kemudian, suara sirine mobil polisi terdengar memekakkan telinga.

Beberapa pria berseragam keluar dari mobil patroli itu, dengan senjata api yang siap ditembakkan kapan saja. Ansel menatap tajam seluruh polisi itu, tatapannya membuat mereka langsung berdiri gemetar, serasa tulang kering langsung luruh.

Ansel semakin menyipitkan matanya ketika melihat seseorang keluar dari kelompok polisi itu.

"Kakek?" Mona menatap takut pada kakeknya yang datang dengan sorot mata tajam.

Lalu pandangan pria tua itu langsung beralih pada Rio yang sudah tergeletak tak berdaya. Kini pria malang itu sudah memejamkan matanya, pingsan.

"Beraninya kamu, tentara sialan, menyakiti cucuku!" Kakek berteriak dengan suara nyaring. Ia berjalan cepat, dan melayangkan tongkat yang dibawanya ke arah Ansel.

Tapi, Ansel bukanlah pria lemah. Ia tak takut dengan apapun, bahkan de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status