Reynold memelototi Owen dengan penuh dendam dan kebencian. “Dasar orang gila! Dari dulu sudah kubilang, Owen itu bukan pacarku. Aku dan dia nggak ada hubungan spesial apa pun. Kamu sendiri yang asal tebak!” sahut Angel dengan ketus.“Nggak mungkin! Waktu itu, kamu yang merekrut dia masuk ke perusahaan. Demi dia, kamu bahkan menggulingkan Pak Thomas. Kalau dia bukan pacarmu, lalu dia itu siapa? Kamu kira aku ini anak kecil yang mudah dibohongi?” balas Reynold sambil tertawa meledek.“Sembarangan! Siapa bilang aku yang merekrut dia? Siapa bilang aku menggulingkan Pak Thomas? Aku beri tahu ya, Theresa yang melakukan semua ini dan aku nggak ada hubungannya sama sekali. Aku hanya menjadi kambing hitam demi dia,” ungkap Angel dengan marah sambil tertawa sinis. Beban yang dipendamnya selama ini akhirnya meledak. Menjadi kambing hitam demi orang lain bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terlebih lagi, tersebar gosip bahwa Owen adalah pacarnya. Gosip yang ditambah dengan bumbu-bumbu itu dapat m
"Reynold, Galih, Leo, kalian bertiga bekerja sama untuk mencelakai Owen kali ini. Hal ini membuat perusahaan menderita kerugian yang besar. Ini benar-benar perbuatan yang sangat keji! Mulai sekarang, kalian bertiga sudah dipecat. Aku harap kalian bisa mengintrospeksi diri!" ujar Theresa dengan dingin.Mengingat Reynold dan yang lainnya telah bekerja untuk perusahaan selama bertahun-tahun, mereka juga telah bekerja keras meski tidak memiliki jasa apa pun. Theresa hanya memecat mereka sebagai hukuman dan tidak berniat untuk meminta tanggung jawab secara hukum kepada mereka bertiga.Bisa dibilang, ini sudah kebaikan terbesar yang bisa diberikan oleh Theresa!"Terima kasih, Bu Theresa." Reynold dan dua orang lainnya berterima kasih, lalu berdiri dengan ekspresi yang sedih dan hendak pergi."Bu Theresa, tunggu sebentar," ujar Owen dengan suara berat, lalu dia melangkah maju."Ada apa?" Theresa menatap Owen dengan ekspresi kebingungan."Bu Theresa, berbuat kesalahan adalah kekurangan manusia
Owen dan Angelina juga ikut keluar dan mengikutinya di belakang.Saat menatap sosok Owen dan dua orang lainnya yang perlahan menjauh, Darius mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan raut wajahnya menjadi sangat suram.Kali ini, dia sudah berupaya sebaik mungkin untuk menjebak Owen. Akan tetapi, pada akhirnya semua yang dia lakukan malah sia-sia saja!Meskipun akhirnya dia berhasil lolos, Darius tahu bahwa Theresa sudah mulai mencurigainya.Theresa tidak mempermalukannya dan tidak mempermasalahkan hal ini lebih lanjut lagi karena Darius telah melakukan banyak kontribusi untuk perusahaan selama dua tahun ini. Ditambah lagi, kakeknya juga merupakan pemegang saham Grup Lestari.Darius mengumpat dan merasa sangat tidak terima, tetapi dia juga tidak berdaya.Dia tahu bahwa lirikan mata Theresa barusan itu merupakan peringatan untuknya. Jika kelak Darius masih berani mencari masalah dengan Owen, dia mungkin tidak akan seberuntung kali ini lagi....Setelah rapat selesai, Owen segera pergi
"Owen, kebetulan kita bertemu di sini. Ayo, kita masuk sama-sama," ujar Xander sambil tertawa."Nggak lagi, aku masih ada urusan. Aku nggak ikut lagi," jawab Owen sambil menggelengkan kepala. Owen adalah anak yatim piatu sejak kecil. Saat itu, dia mendapat kesempatan untuk berkuliah sambil bekerja. Karena kondisi keluarganya sangat buruk, dia selalu diremehkan dan dihina oleh banyak teman sekelasnya. Bahkan, sangat sedikit orang yang bersedia untuk berteman dengannya.Ditambah lagi, sifat Owen yang juga relatif rendah hati dan sederhana. Saat di sekolah, dia hampir tidak memiliki rasa kehadiran.Sebaliknya, kondisi Xander berbanding terbalik dengannya. Xander merupakan anak orang kaya, memiliki latar belakang keluarga yang relatif bagus, dan asetnya mencapai sekitar 20 miliar.Kala itu, Xander merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh di dalam kelas dan sangat disukai oleh banyak wanita.Owen dan Xander memang bukan orang dari level yang sama sehingga mereka seharusnya tidak
Dulu, Xander adalah tokoh terkemuka dan sangat populer di kelas mereka. Ada banyak murid wanita yang menganggapnya sebagai pria idaman mereka. Setelah memasuki masyarakat, semua orang baru memahami pentingnya uang.Xander tidak termasuk sangat kaya, tetapi masih berasal dari keluarga yang lumayan berada dan jauh lebih kaya dari mereka. Jadi, mereka tentu saja lebih memperhatikan Xander.“Oh, aku dan Stevan kebetulan ketemu Owen di jalan. Kami ngobrol bentar, jadinya sedikit telat,” jawab Xander sambil tersenyum tipis. Ditambah dengan wajahnya yang tampan, dia terlihat sangat memesona.“Owen?” Semua orang pun tercengang. Mereka baru menyadari bahwa orang di belakang Xander dan Stevan adalah Owen. Setelah itu, mata mereka pun dipenuhi penghinaan dan ejekan. Hanya Marisa yang menyapa Owen sambil tersenyum cerah, “Owen, lama nggak jumpa, ya!”“Benar, sudah tiga tahunan juga ...,” sahut Owen sambil diam-diam berdesah dalam hati. Dia bisa merasakan tatapan menghina semua orang. Awalnya, dia
“Baiklah. Hari ini, aku yang traktir. Mau makan apa, pesan saja!” ujar Xander dengan royal. Dia sudah menekan kekesalannya untuk sementara.“Xander, berhubung kamu sudah buka mulut, kami nggak sungkan lagi ya!”“Ini restoran bintang lima yang mewah, harga makanannya mahal banget! Aku masih belum pernah makan di tempat semewah ini!”“Benar, aku juga belum pernah datang. Kali ini, aku sudah bisa cicipi makanan di sini berkat Xander. Pekerja biasa kayak kita mah nggak mampu makan di tempat semahal ini.”“Ini semua berkat Xander! Kita harus berterima kasih padanya!”Semua orang mulai menyanjung Xander.“Tenang, tenang. Sedikit uang ini mah bukan apa-apa.” Xander sangat menikmati pujian semua orang. Dia merasa dirinya sangat hebat dan tersanjung karena menjadi pusat perhatian semua orang. Kemudian, dia melirik ke arah Marisa dengan harapan Marisa bisa terpesona. Owen hanyalah seorang yatim piatu miskin. Jadi, Xander tidak memedulikan pendapatnya.Namun, Marisa bahkan tidak meliriknya dan ha
Xander berkata dengan marah. Dia memang terlihat seperti sedang membela Owen, tetapi sebenarnya sedang mengorek luka Owen. Ini juga merupakan tujuan utamanya menarik Owen hadir di reuni kali ini. Dia ingin mempermalukan Owen untuk melampiaskan kekesalan dalam hatinya.“Apa? Sudah diselingkuhi, istrinya juga mengandung anak pria lain?”“Owen, hidupmu tragis banget!”“Haha ....”Semua orang pun terkejut, lalu tertawa terbahak-bahak. Mereka pada dasarnya sudah merendahkan Owen. Setelah mendengar kabar buruk tentang Owen ini, mereka bahkan lebih merendahkan Owen lagi dan tidak berhenti mengejeknya.Satu-satunya orang yang tidak mengejek Owen hanyalah Marisa. Dia sangat bersimpati atas kejadian yang menimpa Owen. Dia juga tahu semua orang sengaja mengejek Owen. Jadi, dia buru-buru menghibur, “Owen ... abaikan saja mereka.”“Nggak apa-apa, aku sudah terbiasa,” jawab Owen dengan acuh tak acuh. Dia tidak bodoh dan tentu saja tahu bahwa Xander sengaja mempermalukannya. Namun, mentalnya cukup ku
“Apa yang dikatakan Xander benar. Kami cuma bercanda kok. Kamu sudah dewasa, pikiranmu nggak sesempit itu, ‘kan? Lagian, kita sudah lama nggak ketemu. Sekarang susah payah baru bisa kumpul, masa kamu mau pergi secepat itu ....”Begitu mendengar kata-kata orang lainnya, Marisa juga mengira bahwa Owen marah sehingga mau pergi lebih awal. Jadi, dia pun membujuk Owen, “Owen, kamu toh sudah datang. Makan saja dulu sebelum pergi. Lagian, kita sudah nggak ketemu tiga tahun lebih. Ada banyak yang mau kubicarakan sama kamu.” Sikap Marisa sangat tulus. Kali ini, dia setuju menghadiri reuni karena berharap untuk bertemu dengan Owen. Hari ini, dia sudah susah payah bertemu dengan Owen. Dia tentu saja tidak berharap Owen pergi dengan begitu terburu-buru.“Marisa, aku benar-benar masih ada urusan. Begini saja, beberapa hari lagi aku traktir kamu makan, ya? Nanti kita baru ngobrol bareng ....” Sebelum Owen selesai berbicara, Yura membuka pintu ruang privat dan berjalan masuk.“Siapa kamu?”Semua ora
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero