“Apa yang dikatakan Xander benar. Kami cuma bercanda kok. Kamu sudah dewasa, pikiranmu nggak sesempit itu, ‘kan? Lagian, kita sudah lama nggak ketemu. Sekarang susah payah baru bisa kumpul, masa kamu mau pergi secepat itu ....”Begitu mendengar kata-kata orang lainnya, Marisa juga mengira bahwa Owen marah sehingga mau pergi lebih awal. Jadi, dia pun membujuk Owen, “Owen, kamu toh sudah datang. Makan saja dulu sebelum pergi. Lagian, kita sudah nggak ketemu tiga tahun lebih. Ada banyak yang mau kubicarakan sama kamu.” Sikap Marisa sangat tulus. Kali ini, dia setuju menghadiri reuni karena berharap untuk bertemu dengan Owen. Hari ini, dia sudah susah payah bertemu dengan Owen. Dia tentu saja tidak berharap Owen pergi dengan begitu terburu-buru.“Marisa, aku benar-benar masih ada urusan. Begini saja, beberapa hari lagi aku traktir kamu makan, ya? Nanti kita baru ngobrol bareng ....” Sebelum Owen selesai berbicara, Yura membuka pintu ruang privat dan berjalan masuk.“Siapa kamu?”Semua ora
Xander awalnya memang ingin mengejar Marisa. Namun, ada Yura yang jauh lebih cantik dari Marisa di hadapannya saat ini. Jika bisa mendapatkan Yura, untuk apa dia mengejar Marisa dengan susah payah?“Siapa kamu? Memangnya kamu pantas mengetahui namaku?” Yura mendengus dingin. Sikapnya terlihat sangat sombong. Pada dasarnya, sifatnya memang sudah dingin dan temperamental. Dia bahkan tidak peduli pada begitu banyak putra dari keluarga kaya dan berkuasa. Jadi, mana mungkin dia memedulikan Xander?“Kamu ....” Xander langsung tertegun. Dia juga sudah terbiasa bersikap sombong. Sikap Yura yang merendahkannya tentu saja membuatnya malu dan marah. “Kamu kira kamu itu siapa? Cuma pacar seorang anak yatim miskin saja berani bersikap sok suci di depanku!”“Berengsek!” Tatapan Yura langsung berubah dingin. Kemudian, dia langsung melayangkan sebuah tamparan.Plak!Terdengar suara tamparan yang nyaring. Telinga Xander langsung berdengung, dia juga hampir terjatuh. “Ka ... kamu berani menamparku?” tan
Bahkan, teman sekelas lainnya bergembira atas bencana yang akan menimpa Owen dan ingin melihat bagaimana Owen akan berakhir. Mereka tahu bahwa Owen adalah seorang yatim piatu yang tidak memiliki apa-apa, baik kemampuan, kekayaan, ataupun kekuasaan.Selain itu, Yura adalah pacarnya Owen. Jadi, mereka beranggapan bahwa kondisi keluarga gadis itu sudah pasti tidak jauh lebih baik. Sekarang, Yura yang tidak tahu diri itu telah menyinggung Xander. Begitu orang-orang yang dipanggil Xander datang, nasib Owen dan Yura pasti akan berakhir mengenaskan!Tepat pada saat itu, Xander yang mendengar suara langkah kaki di luar langsung tersenyum dingin dan berkata, "Mau pergi? Sudah terlambat."Begitu ucapannya terlontar, pintu ruang privat terbuka dan manajer hotel yang membawa empat atau lima petugas keamanan masuk dengan aura yang mengancam."Xander, apa yang terjadi? Siapa yang membuat keributan di sini? Besar sekali nyalinya!" seru manajer hotel dengan dingin.Xander pun menunjuk Yura dan Owen, l
Yura mendengkus dingin.Bagi Xander, dengkusan Yura sama saja dengan petir yang menyambar tanah dan dia langsung teringat pada masalah dirinya yang menabrak Yura barusan. Xander tahu tentang kekuasaan Keluarga Suwanto, bukan hal yang sulit jika mereka ingin menghabisi dirinya. Jika saat ini tidak dapat menemukan cara untuk mendapatkan pengampunan Yura, nasibnya pasti akan berakhir mengenaskan!Xander langsung ketakutan begitu memikirkan ini. Akibatnya, kedua kakinya menjadi lemas dan dia langsung berlutut di tanah. Dengan raut wajah yang memohon belas kasihan, dia berkata, "Nona Yura, aku barusan benar-benar nggak sengaja. Tolong maafkan aku.""Sekarang baru mau minta maaf padaku? Kenapa nggak minta maaf dari awal?" tanya Yura sambil tersenyum dingin. Dia sama sekali tidak tersentuh dengan permohonan maaf Xander.Yura pada dasarnya adalah wanita yang mudah tersinggung dan emosinya berubah-ubah. Di komunitas orang kaya terkenal di Jenggala, hampir tidak ada orang yang berani memprovokas
Jika Owen terus mengandalkan Keluarga Suwanto yang memiliki kekuasaan besar itu, kemungkinannya untuk berjaya di masa depan pasti sangat besar. Paling tidak, Owen akan lebih kuat dari mereka yang merupakan orang biasa.Dalam sekejap, terlintas penyesalan dalam lubuk hati mereka. Seandainya mengetahui kemampuan Owen sejak awal, mereka pasti akan menyanjung Owen. Siapa tahu kelak Owen menjadi orang sukses dan mereka juga akan terciprat keuntungan. Sayang sekali, semuanya sudah terlambat!Di sisi lain, Owen dan Yura yang pindah ke ruang privat lain sedang makan sambil membahas detail kerja sama pembelian bahan obat tradisional. Pembahasannya berjalan lancar dan setelah membahas beberapa detail, kontrak langsung ditandatangani.Setelah semuanya beres, Owen dan Yura meninggalkan hotel secara terpisah.Yura mengendarai mobil kesayangannya menuju ke kediaman Keluarga Suwanto. Namun, dia sama sekali tidak menyadari bahwa ada dua mobil jeep hitam mengikutinya dengan diam-diam. Begitu Yura berke
"Mau kabur? Nggak semudah itu!" seru salah satu dari kedua orang itu sambil tertawa dingin.Pada saat yang bersamaan, mobil jeep hitam lainnya mendekat dari belakang. Begitu pintu terbuka, tampak tiga pemuda melangkah keluar dari mobil. Orang yang memimpin adalah pria berjas yang mengenakan sepatu kulit dan wajahnya memancarkan aura yang ganas. Begitu dilihat, bisa langsung terlihat bahwa orang ini sulit untuk dihadapi.'Astaga, masih ada kaki tangan lainnya!' batin Yura dan dia segera berlari ke semak-semak.Dia saja tidak mampu menghadapi dua pria barusan. Sekarang, datang tiga orang lagi. Yura tentu sadar bahwa dirinya tidak akan bisa melawan mereka berlima sendirian."Tangkap dia!" teriak pria yang memimpin sambil melambaikan tangannya.Setelah itu, dua pria yang bersamanya beserta dua pria yang barusan berhadapan dengan Yura berlari ke arah Yura dan berhasil mengadang Yura dalam sekejap."Siapa sebenarnya kalian? Apa yang kalian inginkan?" hardik Yura sambil menggertakkan giginya.
“Aku juga nggak tahu,” jawab Yura sambil menggeleng. Setelah itu, dia bertanya dengan bingung, “Owen, bukannya kamu sudah pulang? Kenapa kamu bisa ada di sini?”“Oh, waktu keluar dari hotel, aku lihat ada dua mobil yang sepertinya mengikutimu. Jadi, aku juga mengikutimu,” jelas Owen.“Pantas saja,” seru Yura yang akhirnya mengerti mengapa Owen bisa muncul di sini. Kemudian, dia teringat akan bahaya yang sedang dihadapinya, ini bukan waktunya untuk mengobrol dengan Owen.Yura pun buru-buru berdiri di depan Owen dan berkata, “Owen, orang-orang ini sangat kuat. Mereka semua adalah ahli puncak Alam Hogana! Cepat pergi, aku akan menghalangi mereka.”Saat berada di kediaman Keluarga Suwanto kala itu, Yura pernah bertarung dengan Owen dan tahu bahwa Owen mungkin adalah seorang praktisi kultivasi. Hanya saja, Owen tidak mengungkapkan energi sejatinya waktu itu dan Yura mengira bahwa basis kultivasi Owen masih rendah. Setidaknya basis kultivasi Owen di tingkat awal atau tingkat menengah Alam Ho
Tentu saja, dia juga sudah bersiap untuk akibat terburuk. Sekalipun dia tidak bisa menekan lawan, mereka juga tidak akan berani berbuat apa pun kepadanya selama Owen bisa mendapat kesempatan kabur dan melaporkannya kepada Keluarga Suwanto."Dasar nggak tahu diri!" Pria yang memimpin itu menyeringai dan langsung melayangkan tinjunya. Dengan kekuatan yang sangat ganas, dia langsung menyambut serangan Yura dengan cepat.Bugh!Seiring terdengarnya suara pukulan sengit yang saling beradu, tubuh pria yang memimpin itu sama sekali tidak bergerak.Sebaliknya, Yura seketika terempas jauh dan terjatuh ke tanah dengan keras."Pufft!" Setelah jatuh, darah langsung melonjak di dada Yura sehingga membuatnya langsung menyemburkan seteguk darah segar."Tahap menengah Alam Sigana!" Yura tidak memedulikan cedera di tubuhnya dan wajahnya yang cantik tampak sangat terkejut.Melalui pertarungan barusan, dia sudah merasakan bahwa basis kultivasi lawannya bukan hanya mencapai Alam Sigana, tetapi ranahnya sud
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero