"Owen, kebetulan kita bertemu di sini. Ayo, kita masuk sama-sama," ujar Xander sambil tertawa."Nggak lagi, aku masih ada urusan. Aku nggak ikut lagi," jawab Owen sambil menggelengkan kepala. Owen adalah anak yatim piatu sejak kecil. Saat itu, dia mendapat kesempatan untuk berkuliah sambil bekerja. Karena kondisi keluarganya sangat buruk, dia selalu diremehkan dan dihina oleh banyak teman sekelasnya. Bahkan, sangat sedikit orang yang bersedia untuk berteman dengannya.Ditambah lagi, sifat Owen yang juga relatif rendah hati dan sederhana. Saat di sekolah, dia hampir tidak memiliki rasa kehadiran.Sebaliknya, kondisi Xander berbanding terbalik dengannya. Xander merupakan anak orang kaya, memiliki latar belakang keluarga yang relatif bagus, dan asetnya mencapai sekitar 20 miliar.Kala itu, Xander merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh di dalam kelas dan sangat disukai oleh banyak wanita.Owen dan Xander memang bukan orang dari level yang sama sehingga mereka seharusnya tidak
Dulu, Xander adalah tokoh terkemuka dan sangat populer di kelas mereka. Ada banyak murid wanita yang menganggapnya sebagai pria idaman mereka. Setelah memasuki masyarakat, semua orang baru memahami pentingnya uang.Xander tidak termasuk sangat kaya, tetapi masih berasal dari keluarga yang lumayan berada dan jauh lebih kaya dari mereka. Jadi, mereka tentu saja lebih memperhatikan Xander.“Oh, aku dan Stevan kebetulan ketemu Owen di jalan. Kami ngobrol bentar, jadinya sedikit telat,” jawab Xander sambil tersenyum tipis. Ditambah dengan wajahnya yang tampan, dia terlihat sangat memesona.“Owen?” Semua orang pun tercengang. Mereka baru menyadari bahwa orang di belakang Xander dan Stevan adalah Owen. Setelah itu, mata mereka pun dipenuhi penghinaan dan ejekan. Hanya Marisa yang menyapa Owen sambil tersenyum cerah, “Owen, lama nggak jumpa, ya!”“Benar, sudah tiga tahunan juga ...,” sahut Owen sambil diam-diam berdesah dalam hati. Dia bisa merasakan tatapan menghina semua orang. Awalnya, dia
“Baiklah. Hari ini, aku yang traktir. Mau makan apa, pesan saja!” ujar Xander dengan royal. Dia sudah menekan kekesalannya untuk sementara.“Xander, berhubung kamu sudah buka mulut, kami nggak sungkan lagi ya!”“Ini restoran bintang lima yang mewah, harga makanannya mahal banget! Aku masih belum pernah makan di tempat semewah ini!”“Benar, aku juga belum pernah datang. Kali ini, aku sudah bisa cicipi makanan di sini berkat Xander. Pekerja biasa kayak kita mah nggak mampu makan di tempat semahal ini.”“Ini semua berkat Xander! Kita harus berterima kasih padanya!”Semua orang mulai menyanjung Xander.“Tenang, tenang. Sedikit uang ini mah bukan apa-apa.” Xander sangat menikmati pujian semua orang. Dia merasa dirinya sangat hebat dan tersanjung karena menjadi pusat perhatian semua orang. Kemudian, dia melirik ke arah Marisa dengan harapan Marisa bisa terpesona. Owen hanyalah seorang yatim piatu miskin. Jadi, Xander tidak memedulikan pendapatnya.Namun, Marisa bahkan tidak meliriknya dan ha
Xander berkata dengan marah. Dia memang terlihat seperti sedang membela Owen, tetapi sebenarnya sedang mengorek luka Owen. Ini juga merupakan tujuan utamanya menarik Owen hadir di reuni kali ini. Dia ingin mempermalukan Owen untuk melampiaskan kekesalan dalam hatinya.“Apa? Sudah diselingkuhi, istrinya juga mengandung anak pria lain?”“Owen, hidupmu tragis banget!”“Haha ....”Semua orang pun terkejut, lalu tertawa terbahak-bahak. Mereka pada dasarnya sudah merendahkan Owen. Setelah mendengar kabar buruk tentang Owen ini, mereka bahkan lebih merendahkan Owen lagi dan tidak berhenti mengejeknya.Satu-satunya orang yang tidak mengejek Owen hanyalah Marisa. Dia sangat bersimpati atas kejadian yang menimpa Owen. Dia juga tahu semua orang sengaja mengejek Owen. Jadi, dia buru-buru menghibur, “Owen ... abaikan saja mereka.”“Nggak apa-apa, aku sudah terbiasa,” jawab Owen dengan acuh tak acuh. Dia tidak bodoh dan tentu saja tahu bahwa Xander sengaja mempermalukannya. Namun, mentalnya cukup ku
“Apa yang dikatakan Xander benar. Kami cuma bercanda kok. Kamu sudah dewasa, pikiranmu nggak sesempit itu, ‘kan? Lagian, kita sudah lama nggak ketemu. Sekarang susah payah baru bisa kumpul, masa kamu mau pergi secepat itu ....”Begitu mendengar kata-kata orang lainnya, Marisa juga mengira bahwa Owen marah sehingga mau pergi lebih awal. Jadi, dia pun membujuk Owen, “Owen, kamu toh sudah datang. Makan saja dulu sebelum pergi. Lagian, kita sudah nggak ketemu tiga tahun lebih. Ada banyak yang mau kubicarakan sama kamu.” Sikap Marisa sangat tulus. Kali ini, dia setuju menghadiri reuni karena berharap untuk bertemu dengan Owen. Hari ini, dia sudah susah payah bertemu dengan Owen. Dia tentu saja tidak berharap Owen pergi dengan begitu terburu-buru.“Marisa, aku benar-benar masih ada urusan. Begini saja, beberapa hari lagi aku traktir kamu makan, ya? Nanti kita baru ngobrol bareng ....” Sebelum Owen selesai berbicara, Yura membuka pintu ruang privat dan berjalan masuk.“Siapa kamu?”Semua ora
Xander awalnya memang ingin mengejar Marisa. Namun, ada Yura yang jauh lebih cantik dari Marisa di hadapannya saat ini. Jika bisa mendapatkan Yura, untuk apa dia mengejar Marisa dengan susah payah?“Siapa kamu? Memangnya kamu pantas mengetahui namaku?” Yura mendengus dingin. Sikapnya terlihat sangat sombong. Pada dasarnya, sifatnya memang sudah dingin dan temperamental. Dia bahkan tidak peduli pada begitu banyak putra dari keluarga kaya dan berkuasa. Jadi, mana mungkin dia memedulikan Xander?“Kamu ....” Xander langsung tertegun. Dia juga sudah terbiasa bersikap sombong. Sikap Yura yang merendahkannya tentu saja membuatnya malu dan marah. “Kamu kira kamu itu siapa? Cuma pacar seorang anak yatim miskin saja berani bersikap sok suci di depanku!”“Berengsek!” Tatapan Yura langsung berubah dingin. Kemudian, dia langsung melayangkan sebuah tamparan.Plak!Terdengar suara tamparan yang nyaring. Telinga Xander langsung berdengung, dia juga hampir terjatuh. “Ka ... kamu berani menamparku?” tan
Bahkan, teman sekelas lainnya bergembira atas bencana yang akan menimpa Owen dan ingin melihat bagaimana Owen akan berakhir. Mereka tahu bahwa Owen adalah seorang yatim piatu yang tidak memiliki apa-apa, baik kemampuan, kekayaan, ataupun kekuasaan.Selain itu, Yura adalah pacarnya Owen. Jadi, mereka beranggapan bahwa kondisi keluarga gadis itu sudah pasti tidak jauh lebih baik. Sekarang, Yura yang tidak tahu diri itu telah menyinggung Xander. Begitu orang-orang yang dipanggil Xander datang, nasib Owen dan Yura pasti akan berakhir mengenaskan!Tepat pada saat itu, Xander yang mendengar suara langkah kaki di luar langsung tersenyum dingin dan berkata, "Mau pergi? Sudah terlambat."Begitu ucapannya terlontar, pintu ruang privat terbuka dan manajer hotel yang membawa empat atau lima petugas keamanan masuk dengan aura yang mengancam."Xander, apa yang terjadi? Siapa yang membuat keributan di sini? Besar sekali nyalinya!" seru manajer hotel dengan dingin.Xander pun menunjuk Yura dan Owen, l
Yura mendengkus dingin.Bagi Xander, dengkusan Yura sama saja dengan petir yang menyambar tanah dan dia langsung teringat pada masalah dirinya yang menabrak Yura barusan. Xander tahu tentang kekuasaan Keluarga Suwanto, bukan hal yang sulit jika mereka ingin menghabisi dirinya. Jika saat ini tidak dapat menemukan cara untuk mendapatkan pengampunan Yura, nasibnya pasti akan berakhir mengenaskan!Xander langsung ketakutan begitu memikirkan ini. Akibatnya, kedua kakinya menjadi lemas dan dia langsung berlutut di tanah. Dengan raut wajah yang memohon belas kasihan, dia berkata, "Nona Yura, aku barusan benar-benar nggak sengaja. Tolong maafkan aku.""Sekarang baru mau minta maaf padaku? Kenapa nggak minta maaf dari awal?" tanya Yura sambil tersenyum dingin. Dia sama sekali tidak tersentuh dengan permohonan maaf Xander.Yura pada dasarnya adalah wanita yang mudah tersinggung dan emosinya berubah-ubah. Di komunitas orang kaya terkenal di Jenggala, hampir tidak ada orang yang berani memprovokas