Home / Romansa / Pemagut Lara / Fakta Gadis itu Menarik Bos!

Share

Fakta Gadis itu Menarik Bos!

Author: NufhaJaa
last update Last Updated: 2021-06-09 12:03:54

Gelagar Awan, satu dari beberapa pemimpin kelompok kecil yang sering merusuh di wilayah Nusantara. Sepanjang pulau Jayabaya, pulau tertimur Nusantara, menuju Javadwipa, sampai ke barat Daha lalu bagian paling utara yaitu Champa. Masing-masing kelompok tidak saling dikaitkan sebab kerusuhan mereka berbeda.

Jika Gelegar Awan sering disebut raja Brutal, berbeda dengan beberapa pemimpin lainnya. Lebih banyak dari mereka sering bergerilya. Awan itu masokis. Hobinya dibikin sakit. Gaya bertarungnya cenderung menyerang daripada bertahan. Pertanahannya ya dengan serangan. Dia akan terus menyerang dengan jarak dekat hingga musuh kewalahan. Jika menemui orang yang kuat, maka pilihannya hanya bertahan dengan serangan. Siapa yang lebih sabar dan bugarlah yang menang.

Tidak banyak para berandal dan preman yang berani dengannya. Sebab sikapnya yang tak tahu malu dan cukup gila itulah, mereka takut mati hanya dengan sekali bertarung. Apalagi jika Awan sedang sangat bersemangat, membunuh seperti sebuah hobi.

Akan tetapi, tidak banyak dari masyarakat yang menyadari. Bahwa setiap dia merusuh, objek kerugiannya bukan rakyat tak berdosa, tetapi mereka si penghancur negara. Siapa yang tahu? Bos Besar dan setiap kawannya termasuk Awan tidak suka mengumbar kebenaran. Mereka cenderung menyembunyikan sebagai kartu as untuk menghadapi musuh mereka.

Orang yang tidak suka pamer. Lebih misterius dan susah ditebak. Apa yang dilihat, tidak bisa menyimpulkan mana kelemahannya.

Gelegar Awan, dia berjalan cepat di sepanjang lorong. Lorong putih gading yang diterangi cahaya emas menghangatkan. Pualamnya terlihat dingin, tetapi Awan tidak peduli. Jelita baru saja memberi tahu bahwa bos ingin bertemu dengannya.

Ada apa?

Menurut Awan, Bos Besar yang bernama  Cakrawala Dirgantara Amangku Buana tidaklah dingin seperti sikap yang ditunjukan. Jauh di hatinya, Awan yang tumbuh bersama sejak usia 5 tahun itu tahu betul empati yang ditutupi oleh kabut mata dingin. Siapa yang sudah mendapatkan kepercayaan Bos Besar, dia akan mendapatlan seluruh perhatian untuk kebaikan diri dengan cara bos sendiri--cenderung keras dan mengerikan. Yang tidak mengenalnya akan menganggap siksaan, tetapi yang sudah dekat, akan senang. Itulah mengapa Awan menjadi masokis.

Dipanggil Bos, bukannya merasa takut, ia justru dugun-dugun senang dan gelisah. Bukan takut pada hukuman, tetapi cemas. Apakah misinya gagal? Apakah dia memiliki kesalahan? Sudahkah dia mengecewakan orang yang paling penting di hidupnya--Bos Besar?

Atau ....

Dia akan mendapatkan tugas baru

Dtang!

Pintu ruang kotak terbuka sebelum Awan berhenti. Ia tak punya waktu untuk sekedar menunggu barang sepersekian detik. Awan maju dan mendapati bos duduk di belakang kursi kebesarannya.

"Selamat datang Tuan Awan!" sapa jelita yang hanya menampilkan suara.

"Saya di sini, Bos!"

"Aku ingin mendengarmu tentang Amitha Kanyaah!"

Kening Awan mengkerut. Bukan karena pertanyaannya, tetapi permintaannya. Observasi dan analisis bos jauh lebih baik daripada Awan. Apakah dia sedang mengujinya?

Maka Awan harus menampilkan yang terbaik. Dia menuju ke layar di tengah ruang, ada meja. Dia mengklik satu kali dan menyapa singkat pada jelita. Lalu meminta data laporan selama lima belas minggu tentang tahanan nomor 7611. Setelah mendapatkannya, Awan membagikannya kepada Bos.

Awan menunjukan vidio yang dipotong. Pertama kali Amitha Kanyaah bangun dari pingsannya.

"Lihat, pada bagian ini hal yang pertama dilakukan seorang gadis biasa adalah berteriak, menangis, takut, dan bertanya di mana mereka? Terdengar sia-sia tetapi mereka menanyakannya. Namun, berbeda dengan Kanyaah. Gadis itu mengamati setiap detil, berpikir dan menunggu untuk membuktikan analisisnya."

Awan menekan lagi, berganti Vidio. "Romi, dia bawahanku, bertugas memberi makan di tiga hari pertama. Pada penyiksaan selanjutnya saat Romi mengirim makanan dia berujar--"

Suara dari dalam vidio menginterupsi ucapan Awan. Dia membiarkan Bos mendengarkan, "Kenapa pagi ini kalian begitu sibuk menyiksaku? Kamu memberinya racun?"

Gelak tawa terdengar. Kanyaah menganggap semua itu gurauan yang menyebalkan.

Sesendok nasi yang hampir tersuap itu jatuh berantakan sebab kepala Amitha Kanyaah melemparkannya dengan kepala.

"Dia menolak, padahal 6 kali sebelumnya tidak. Dia tahu persis di makanan itu ada yang berbeda. Di sana juga diberi dzat khusus agar Kanyaah kesakitan. Setidaknya itu memberinya kesempatan untuk menjawab jujur. Lalu, gagal!"

"Dalam perkataannya ia juga berujar 'pagi ini' yang membuktikan analisinya tepat. Saat pergantian penyidik esok harinya, dia keheranan dan--"

"Di mana pria bengis yang mesum itu?" tanya Amitha Kanyaah saat ada penyidik berbeda yang masuk. "Mereka menyerah dan memanggil kalian?"

"Bos, ingatannya sangat tajam. Dia bahkan beberapa kali bertanya kepada bawahanku perihal komunikator kita. Dia sempat bertanya pada Jelita meski tahu tak akan pernah dijawab. Dia hapal setiap kali kita ke sana. Saat penyidik hari pertama masuk di bulan ketiga, dia menyapanya sebagai pria mesum."

Awan menyeringai. Dia mengganti layar menuju catatan yang banyak, dia menyerahkannya pada Bos Besar dan berkata, "Bos, menurut Dom dan Wen Ryi. Perempuan itu memiliki konstitusi fisik yang kuat. Tulangnya keras dan bagus. Ototnya bagus. Semuanya tampak sehat. Dari beberapa data yang diperoleh, kecepatan berpikirnya luar biasa. Dia jenius yang cukup mumpuni untuk masuk ke dalam golongan kita."

Bos Besar mengerutkan kening, memandang Awan penuh pertanyaan. Awan hanya sedikit terkekeh, tidak baik menertawakan bos mereka sendiri. Meski terlihat menakutkan, sebenarnya Boslah yang paling tampan.

"Bos begitu perhatian hingga Dom dan Wen Ryi sendiri yang harus menemuinya. Sekarang fisiknya makin kuat. Penyiksaan hampir empat bulan berjalan ini cukup untuk membuatnya sedikit keji. Dia tidak lagi berbelas kasih dan melembut pada semua orang, pengalaman buruknya cukup untuk hidup seorang diri di luar sana."

Bos hanya menjawab dengan deheman salah tingkah.

"Bos, temui dia. Aku tahu kamu tertarik dengannya!"

Cakrawala Dirgantara Amangku Buana hanya menatap dingin pada Gelagar Awan. Awan tak takut, ia terkekeh sekali lagi sebelum berujar, "Biarkan dia menilai,  mana yang baik dan buruk. Anggap saja kita sedang bertaruh. Saat keluar nanti, aku yakin Departemen sialan itu akan menganggunya. Dia memiliki kesempatan untuk memilah dan memilih."

"Secerdas itukah?" tanya Cakrawala datar.

"Ya!" tegas Awan

"Aku ingin menemuinya," putus Cakra cepat.

Awan hanya menyeringai. Dia tahu batul Bos Besarnya tak akan sebaik dan seperhatian itu jika tak tertarik dengan Amitha Kanyaah.

Beberapa tahanan yang tak berguna akan langsung dibunuh atau disiksa tanpa diobati malam harinya. Mereka bisa mati cepat, setiap keputusan Bos adalah benar menurut Awan. Jika menunggu Kanyaah empat bulan dengan memperhatikan kesehatannya. Bos Besar jelas sedang mengujinya.

Awan tahu ini adalah sebuah taruhan besar, sebab Kanyaah mungkin akan membeberkan tentang mereka kepada musuh. Namun, Bos memiliki standar pada setiap keputusan. Jika dia tahu lebih dari 50 persen dalam kemenangannya. Bos akan bertaruh untuk itu.

Awan terlalu mengenalnya. Dia berdiri dan berkata, "Jelita, katakan pada penyidik ruang 7611 untuk tetap di tempatnya. Kali ini, beri Kanyaah kesempatan 30 menit untuk bergurau."

"Jelita mengerti, Tuan."

Tanpa dikomando, pesan teks masuk di komunikator masing-masing penyidik di ruangan Kanyaah.

Awan menelengkan kepala, mengkode Bos Besarnya untuk berjalan segera. Tanpa dikomando mereka berjalan keluar.

Dtang, tanpa harus berhenti pintu sudah terbuka dan tak menghambat perjalanan. Mereka menuju ruangan 7611. Ruangan seorang gadis kuat yang menarik perhatian pemimpin tertinggi organisasi, Cakrawala Dirgantara Amangku Buana.

"Bos memanglah bos, tipe gadisnya di luar nalar," gumam Awan yang dijawab delikan Bosnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Pemagut Lara   Tatapan Pertama

    Cakrawala Dirgantara Amangku Buana sedang duduk di sofa. Secara otomatis, sistem membuka tembok di depannya. Kaca tembus pandang satu arah terlihat. Dari sudut Cakra, dia bisa melihat semua hal di dalam ruangan. Dalam sudut ruangan di depannya, mereka jelas hanya melihat tembok tanpa ada perubahan."Mulai!"*Tiga penyidik di bawah Qi Shaoyun menatap gelang perak mereka. Kemudian ketiganya saling menatap dan menoleh sedetik ke arah kanan. Mereka tahu Bos Besar yang mereka hormati ada di sana mengawasi secara langsung kelakuan mereka.Salah satu dari mereka berdehem. Dia mendekati Amitha dan menatapnya geram. Bos ada di sini, ambisinya membuat gadis ini cepat buka mulut menjadi lebih besar.Dia menampar keras pipi Kanyaah. Gadis itu hanya menyipitkan mata, lalu menyeringai. Wajah lebamnya tak menutupi segala kecantikan gadis mungil itu. Amitha Kanyaah memang mungil dan ke

    Last Updated : 2021-06-11
  • Pemagut Lara   Di Kapal Pesiar

    Flashback, akhir tahun kemarin.Langit begitu cerah berawan, sebuah kapal besar menampung ribuan orang berlayar di tengah lautan. Deburan ombak tak tampak di kejauhan, hanya gelombang sunyi dan deru mesin yang merdu. Beberapa kali terdengar burung menggagak, lumba-lumba menampilkan kemahirannya dan ... oh! Betapa indahnya dunia laut di bawah sana.Gadis itu, dengan rambut ikal di ujung lurusnya, membuka kacamata. Mengagumi bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta. Menikmati bagaimana Tuhan menciptakan semilir angin yang menggoda. Bajunya tipis, bercorak bunga, mengantung dari bahu hingga batas lututnya. Lengan putih langsat itu mempesona, tampak cantik senada rupa. Lentik bulu mata, makin menggoda dengan bibir penuh yang merona.Dia tersenyum, menggetarkan mata khalayak umum. Bahkan anak kecil yang polos saja iri dengan kemegahan itu. Matahari bersinar, terangnya menyorot penuh padanya. Seakan semesta memberi tahu, hanya dia yang pantas menjadi sorotan.&

    Last Updated : 2021-06-11
  • Pemagut Lara   Ruangan Putih Paling Selatan

    Sesungguhnya, Amitha Kanyaah tidak peduli dengan perlakuan mereka terhadapnya. Bagaimana orang di depannya ini akan terus menyiksa dan menyakitinya. Apa boleh buat? Amira hanya penasaran, akankah prediksinya benar? Untuk apa mereka menculiknya?Ruangan sunyi, si lelaki yang kerap dipanggil Boss itu memainkan topi bundar dan tongkatnya. Rambut hitam kelam dengan rupa paling sempurna di mata Amitha membuat hatinya bergetar.Amitha Kanyaah menekan dirinya sendiri, rupa yang mempu menyihir itu musuhnya. Dia yang telah menculiknya. Dia pula yang membuat keluarganya menderita. Menggigit pipi bagian dalam, ini kali pertama mata sayu dan tidak berdaya ditunjukan kepada mereka."Kenapa kamu menculikku? Kenapa mereka tahu tentang keluargaku. Kamu membunuh mereka!" tuduh Amitha Kanyaah penuh emosi. Bibirnya bergetar, dia tidak mengerti, mengapa kelemahannya ditunj

    Last Updated : 2021-07-10
  • Pemagut Lara   Si Paling Tampan menjadi Buruk Rupa

    Cakrawala Dirgantara Amangku Buana, sosok dingin dengan wajah datar yang tampan penyempurna. Pahatan tubuhnya luar biasa, siapa yang tak ingin merabanya?Dia, kembali dari sosok paling sempurna menjadi buruk rupa, mirip jodohnya princess Bella!Pada masa remajanya, Cakra mengalami kecelakaan. Kakinya lumpuh, wajahnya hancur berantakan. Sebelum kakeknya meninggal, dia mengatakan beberapa rahasia di Pulau Warnadwipa dikenal juga Pulau Borneo, memindahtangankan aset rahasia miliknya yang ratusan kali lipat daripada aset yang diketahui seluruh anggota keluarga.Bukan karena keluarganya gila harta, bukan pula perselisihan antarsaudara. Kakeknya memberi tahu, ada banyak musuh yang lebih besar dan lebih kejam daripada monster yang sering ia lihat di televisi.Oleh karena itu, remaja yang baru saja meninggalkan usia anak-anaknya itu tumbuh lebi

    Last Updated : 2021-07-10
  • Pemagut Lara   Hampir Menyerah

    Bug bug bug Dak "Sttt!" "Huh!" Suara bising terdengar dalam ruangan penuh dengan matras. Dua orang sedang saling tinju, mereka memukul dan menghindar. Sesekali meringis jika terpukul pada tempat yang fatal. Keringat menetes, memenuhi tubuh keduanya. Sesekali masuk ke mata, sesekali pula masuk ke mulut, asin! Setelah berlari mengelilingi ruang dengan alokasi jarak lebih dari dua puluh kilometer dengan beban ratusan kilogram, mereka harus berjalan membawa beban dua ratus kilogram. Semuanya cukup melelahkan, tetapi emosi yang tersisa harus disalurkan memalui pertandingan. Begitulah jadinya, Awan dan Shaoyun benar-benar babak belur tidak ada alat pengaman apa pun saat keduanya bertanding. Tidak ada pula was

    Last Updated : 2021-07-15
  • Pemagut Lara   Kesempatan Baru

    Empat bulan sudah berlalu sejak Cakra kembali ke rumahnya. Semua orang sibuk bekerja dan dia memiliki sedikit waktu untuk mengatur beberapa presiden perusahaanya yang ia tunjuk untuk bekerja di bawahnya. Dia juga mengatur beberapa menejemen pergerakan Pasak Suram. Akhir-akhir ini, banyak sekali orang pergi ke Warnadwipa, tiket pesawat habis bahkan antrian memanjang. Meski Cakrawala tidak bisa memastikan tujuan mereka, dominan orang-orang ini pasti dikirim untuk menyelidiki tentang Bos Besar Pasak Suram.Menghela napasnya pelan, Cakrawala berjalan mendekati kursi roda. Dia membuka pintu dan menatap ruangan di bawah yang benar-benar lengang. Beberapa pelayan bahkan tidak bisa dan tidak akan pernah berani berjalan di depannya. Menunjukan jati diri mereka saja takut.Cakrawala meminta Domanic untuk datang, dia akan meminta izin kepada keluarga untuk membawa Cakra pergi. Setidaknya dengan begitu dia

    Last Updated : 2021-07-15
  • Pemagut Lara   Benar-benar Pergi(?)

    Langit buatan berwarna biru, awan putih tebal yang menyenangkan seperti kapas. Tumbuhan-tunbuhan subur yang menyegarkan. Beberapa daun dipenuhi titik-titik embun. Ini taman dalam ruangan yang menyenagkan. Beberapa kursi terlihat anggun dengan bahan dasar kayu. Ada beberapa alat dari bambu. Ukiran-ukirannya semakin menggugah selera.Harinya dipenuhi dengan kenyamanan. Refleknya mulai kembali normal. Beberapa kali ia berbicara dengan pengawas dan orang-orang yang tinggal di sini. Kebanyakan laki-laki, meski begitu Kanyaah tak curiga pada apa pun. Seminggu dua sampai tiga kali ia akan diperiksa kesehatannya. Itu terjadi selama sebulan.Sekarang ia bebas dan tidak memiliki pekerjaan. Jelita benar-benar bisa diakses meski bersyarat, beberapa hal tidak bisa ia tanyakan atau Jelita yang tak mau menjawabnya.Kadang Kanyaah keluar dari lantai taman, pergi ke pus

    Last Updated : 2021-07-15
  • Pemagut Lara   Ruang Tertutup

    Gadis itu masih terdiam kaku menatap marmer kotor penuh dengan noda darah dan beberapa cairan hitam juga cokelat. Beberapa lebih jauh ada butiran nasi yang berantakan.Kedua tangannya terikat, dia berdiri dengan kaki berjinjit. Menunduk lusuh dengan rambut panjang lepek yang tergerai. Lepek bau anyir. Sudut bibirnya lebam diikuti bekas darah yang mengering. Matanya sayu, juga dipenuhi memar. Kedua pipinya merona bukan karena malu, tetapi karena tamparan seseorang. Pakaian putih selututnya kotor, penuh dengan noda pula darahnya.Dia, Amitha Kanyaah, masih menampilkan seringaian. Meski dingin menembus kulit, tidak ada angin. Ruangan ini tertutup rapat, hanya saja tubuhnya berubah ringkih. Dia hanya mengenakan gaun terusan selutut tanpa lengan yang begitu tipis, mempertontonkan keindahan tubuhnya. Hanya ada tali yang mengantung di kedua bahunya.Amitha Kanyaah masih sempat tertawa, beberapa hinaan yang dite

    Last Updated : 2021-06-07

Latest chapter

  • Pemagut Lara   Benar-benar Pergi(?)

    Langit buatan berwarna biru, awan putih tebal yang menyenangkan seperti kapas. Tumbuhan-tunbuhan subur yang menyegarkan. Beberapa daun dipenuhi titik-titik embun. Ini taman dalam ruangan yang menyenagkan. Beberapa kursi terlihat anggun dengan bahan dasar kayu. Ada beberapa alat dari bambu. Ukiran-ukirannya semakin menggugah selera.Harinya dipenuhi dengan kenyamanan. Refleknya mulai kembali normal. Beberapa kali ia berbicara dengan pengawas dan orang-orang yang tinggal di sini. Kebanyakan laki-laki, meski begitu Kanyaah tak curiga pada apa pun. Seminggu dua sampai tiga kali ia akan diperiksa kesehatannya. Itu terjadi selama sebulan.Sekarang ia bebas dan tidak memiliki pekerjaan. Jelita benar-benar bisa diakses meski bersyarat, beberapa hal tidak bisa ia tanyakan atau Jelita yang tak mau menjawabnya.Kadang Kanyaah keluar dari lantai taman, pergi ke pus

  • Pemagut Lara   Kesempatan Baru

    Empat bulan sudah berlalu sejak Cakra kembali ke rumahnya. Semua orang sibuk bekerja dan dia memiliki sedikit waktu untuk mengatur beberapa presiden perusahaanya yang ia tunjuk untuk bekerja di bawahnya. Dia juga mengatur beberapa menejemen pergerakan Pasak Suram. Akhir-akhir ini, banyak sekali orang pergi ke Warnadwipa, tiket pesawat habis bahkan antrian memanjang. Meski Cakrawala tidak bisa memastikan tujuan mereka, dominan orang-orang ini pasti dikirim untuk menyelidiki tentang Bos Besar Pasak Suram.Menghela napasnya pelan, Cakrawala berjalan mendekati kursi roda. Dia membuka pintu dan menatap ruangan di bawah yang benar-benar lengang. Beberapa pelayan bahkan tidak bisa dan tidak akan pernah berani berjalan di depannya. Menunjukan jati diri mereka saja takut.Cakrawala meminta Domanic untuk datang, dia akan meminta izin kepada keluarga untuk membawa Cakra pergi. Setidaknya dengan begitu dia

  • Pemagut Lara   Hampir Menyerah

    Bug bug bug Dak "Sttt!" "Huh!" Suara bising terdengar dalam ruangan penuh dengan matras. Dua orang sedang saling tinju, mereka memukul dan menghindar. Sesekali meringis jika terpukul pada tempat yang fatal. Keringat menetes, memenuhi tubuh keduanya. Sesekali masuk ke mata, sesekali pula masuk ke mulut, asin! Setelah berlari mengelilingi ruang dengan alokasi jarak lebih dari dua puluh kilometer dengan beban ratusan kilogram, mereka harus berjalan membawa beban dua ratus kilogram. Semuanya cukup melelahkan, tetapi emosi yang tersisa harus disalurkan memalui pertandingan. Begitulah jadinya, Awan dan Shaoyun benar-benar babak belur tidak ada alat pengaman apa pun saat keduanya bertanding. Tidak ada pula was

  • Pemagut Lara   Si Paling Tampan menjadi Buruk Rupa

    Cakrawala Dirgantara Amangku Buana, sosok dingin dengan wajah datar yang tampan penyempurna. Pahatan tubuhnya luar biasa, siapa yang tak ingin merabanya?Dia, kembali dari sosok paling sempurna menjadi buruk rupa, mirip jodohnya princess Bella!Pada masa remajanya, Cakra mengalami kecelakaan. Kakinya lumpuh, wajahnya hancur berantakan. Sebelum kakeknya meninggal, dia mengatakan beberapa rahasia di Pulau Warnadwipa dikenal juga Pulau Borneo, memindahtangankan aset rahasia miliknya yang ratusan kali lipat daripada aset yang diketahui seluruh anggota keluarga.Bukan karena keluarganya gila harta, bukan pula perselisihan antarsaudara. Kakeknya memberi tahu, ada banyak musuh yang lebih besar dan lebih kejam daripada monster yang sering ia lihat di televisi.Oleh karena itu, remaja yang baru saja meninggalkan usia anak-anaknya itu tumbuh lebi

  • Pemagut Lara   Ruangan Putih Paling Selatan

    Sesungguhnya, Amitha Kanyaah tidak peduli dengan perlakuan mereka terhadapnya. Bagaimana orang di depannya ini akan terus menyiksa dan menyakitinya. Apa boleh buat? Amira hanya penasaran, akankah prediksinya benar? Untuk apa mereka menculiknya?Ruangan sunyi, si lelaki yang kerap dipanggil Boss itu memainkan topi bundar dan tongkatnya. Rambut hitam kelam dengan rupa paling sempurna di mata Amitha membuat hatinya bergetar.Amitha Kanyaah menekan dirinya sendiri, rupa yang mempu menyihir itu musuhnya. Dia yang telah menculiknya. Dia pula yang membuat keluarganya menderita. Menggigit pipi bagian dalam, ini kali pertama mata sayu dan tidak berdaya ditunjukan kepada mereka."Kenapa kamu menculikku? Kenapa mereka tahu tentang keluargaku. Kamu membunuh mereka!" tuduh Amitha Kanyaah penuh emosi. Bibirnya bergetar, dia tidak mengerti, mengapa kelemahannya ditunj

  • Pemagut Lara   Di Kapal Pesiar

    Flashback, akhir tahun kemarin.Langit begitu cerah berawan, sebuah kapal besar menampung ribuan orang berlayar di tengah lautan. Deburan ombak tak tampak di kejauhan, hanya gelombang sunyi dan deru mesin yang merdu. Beberapa kali terdengar burung menggagak, lumba-lumba menampilkan kemahirannya dan ... oh! Betapa indahnya dunia laut di bawah sana.Gadis itu, dengan rambut ikal di ujung lurusnya, membuka kacamata. Mengagumi bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta. Menikmati bagaimana Tuhan menciptakan semilir angin yang menggoda. Bajunya tipis, bercorak bunga, mengantung dari bahu hingga batas lututnya. Lengan putih langsat itu mempesona, tampak cantik senada rupa. Lentik bulu mata, makin menggoda dengan bibir penuh yang merona.Dia tersenyum, menggetarkan mata khalayak umum. Bahkan anak kecil yang polos saja iri dengan kemegahan itu. Matahari bersinar, terangnya menyorot penuh padanya. Seakan semesta memberi tahu, hanya dia yang pantas menjadi sorotan.&

  • Pemagut Lara   Tatapan Pertama

    Cakrawala Dirgantara Amangku Buana sedang duduk di sofa. Secara otomatis, sistem membuka tembok di depannya. Kaca tembus pandang satu arah terlihat. Dari sudut Cakra, dia bisa melihat semua hal di dalam ruangan. Dalam sudut ruangan di depannya, mereka jelas hanya melihat tembok tanpa ada perubahan."Mulai!"*Tiga penyidik di bawah Qi Shaoyun menatap gelang perak mereka. Kemudian ketiganya saling menatap dan menoleh sedetik ke arah kanan. Mereka tahu Bos Besar yang mereka hormati ada di sana mengawasi secara langsung kelakuan mereka.Salah satu dari mereka berdehem. Dia mendekati Amitha dan menatapnya geram. Bos ada di sini, ambisinya membuat gadis ini cepat buka mulut menjadi lebih besar.Dia menampar keras pipi Kanyaah. Gadis itu hanya menyipitkan mata, lalu menyeringai. Wajah lebamnya tak menutupi segala kecantikan gadis mungil itu. Amitha Kanyaah memang mungil dan ke

  • Pemagut Lara   Fakta Gadis itu Menarik Bos!

    Gelagar Awan, satu dari beberapa pemimpin kelompok kecil yang sering merusuh di wilayah Nusantara. Sepanjang pulau Jayabaya, pulau tertimur Nusantara, menuju Javadwipa, sampai ke barat Daha lalu bagian paling utara yaitu Champa. Masing-masing kelompok tidak saling dikaitkan sebab kerusuhan mereka berbeda.Jika Gelegar Awan sering disebut raja Brutal, berbeda dengan beberapa pemimpin lainnya. Lebih banyak dari mereka sering bergerilya. Awan itu masokis. Hobinya dibikin sakit. Gaya bertarungnya cenderung menyerang daripada bertahan. Pertanahannya ya dengan serangan. Dia akan terus menyerang dengan jarak dekat hingga musuh kewalahan. Jika menemui orang yang kuat, maka pilihannya hanya bertahan dengan serangan. Siapa yang lebih sabar dan bugarlah yang menang.Tidak banyak para berandal dan preman yang berani dengannya. Sebab sikapnya yang tak tahu malu dan cukup gila itulah, mereka takut mati hanya dengan sekali bertarung. A

  • Pemagut Lara   Dia Lebih Cantik Darimu!

    Ruangan pekat dengan keremangan lampu yang memusingkan terlihat mencekam. Seorang lelaki dengan kemeja polister hitam tengah duduk di dampingi 3 wanita penghibur yang sibuk membelainya. Dua kancing teratas dibuka. Jenis kemejanya memberi kemudahan, tidak membuatnya berantakan. Namun, tidak dengan rambut hitamnya yang acak-acakan.Dia menyeringai, tatapannya cukup tajam. Akan tetapi, seisi ruang masih dapat mengendalikan kehadiran mereka. Sama sekali tak takut akan terjadi hal yang buruk.Sofa di sebelahnya, tergeletak tegak lurus dengan sofa yang diduduki pria pertama, terisi dua pemuda dengan jubah putih khas dokter yang sedang saling memandang. Tidak ingin kalah satu sama lain. Mereka mungkin sedang bersaing dalam suatu hal(?)Suasana mencekam datang dari orang di single sofa paling berbeda. Jubah hampir selutut warna hijau lumut yang lebih tua ia kenakan. Tatapannya sedikit ramah, tetapi siapa p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status