Home / Romansa / Pemagut Lara / Ruang Tertutup

Share

Pemagut Lara
Pemagut Lara
Author: NufhaJaa

Ruang Tertutup

Author: NufhaJaa
last update Last Updated: 2021-06-07 21:46:26

Gadis itu masih terdiam kaku menatap marmer kotor penuh dengan noda darah dan beberapa cairan hitam juga cokelat. Beberapa lebih jauh ada butiran nasi yang berantakan.

Kedua tangannya terikat, dia berdiri dengan kaki berjinjit. Menunduk lusuh dengan rambut panjang lepek yang tergerai. Lepek bau anyir. Sudut bibirnya lebam diikuti bekas darah yang mengering. Matanya sayu, juga dipenuhi memar. Kedua pipinya merona bukan karena malu, tetapi karena tamparan seseorang. Pakaian putih selututnya kotor, penuh dengan noda pula darahnya.

Dia, Amitha Kanyaah, masih menampilkan seringaian. Meski dingin menembus kulit, tidak ada angin. Ruangan ini tertutup rapat, hanya saja tubuhnya berubah ringkih. Dia hanya mengenakan gaun terusan selutut tanpa lengan yang begitu tipis, mempertontonkan keindahan tubuhnya. Hanya ada tali yang mengantung di kedua bahunya.

Amitha Kanyaah masih sempat tertawa, beberapa hinaan yang diterima masih ia simpan di dalam hati. Telinganya memerah, seharusnya marah, tetapi wajah yang ditunjukan sungguh kebalikan. Amitha Kanyaah, benar-benar seperti orang gila.

Dia menatap bengis lelaki tampan di depannya. Segala serapah juga tanya tak akan pernah dijawab.

Ada banyak lelaki yang menghampirinya setiap hari. Selama tiga hari akan berganti yang berbeda. Setiap tiga hari itu ada 3 jenis lelaki, jenis pertama datang tiga orang, Kanyaah menyebutnya investigator. Orang jenis kedua sendirian, mendatanginya tiap pagi dan malam, Kanyaah menyebutnya si pemberi makan. Orang terakhir adalah orang yang sedikit berbeda. Pakaiannya serba putih, tampangnya lebih ramah dan selalu memberinya banyak obat. Kekerasan dari dua pria kekar sebelumnya tidak lebih keji dari pria tampan berbaju suci itu. Rasa sakit setelah disuntikan cairan aneh membuatnya tak bisa tidur semalaman. Hanya erangan dan teriakan, lalu pingsan.

Dari semua orang itu ada kesamaan. Mereka--selain dokter biadab--mengenakan kemeja polos hitam sedikit mengkilap, celananya pun hitam dengan sepatu hitam. Tidak ada yang botak atau gemuk, yang memberinya makan bahkan bisa dibilang tampan. Semuanya memiliki karisma, kekuatan, otot dan dominasi sendiri-sendiri. Jika Amitha Kanyaah gadis baisa, satu kali interogasi akan membuatnya menyerah. Mereka benar-benar tidak memiliki wajah biasa saja.

Karena Amitha Kanyaah gadis yang berbeda, dengan kemampuannya ia selalu mengingat segala detil. Itulah mengapa ia tahu waktu siang malam meski dikurung di ruang tertutup. Dia juga tahu, setiap orang yang mendatanginya akan memiliki gelang perak serba guna. Amitah Kanyaah menyebutnya komunikator.

Daripada ponsel, mereka memiliki teknologi yang lebih maju, menjadikan si perak serba guna itu sebagai pengganti ponsel. Kegunaanya juga lebih banyak, dia bahkan memiliki peta seluruh nusantara dan mengetahui setiap musuh dan anggota dengan titik-titiknya. Komunikator itu terhubung langsung dengan satelit bumi. Tidak ada yang tidak diketahui oleh si pemakai. Segala pertanyaan akan dijawab dengan benar dan fakta. Tidak seperti kakek gugel, krom, atau media surfing lainnya yang masih dipertanyakan kebenarannya. Semua yang berasal dari gelang perak itu valid! Dijamin 99.9%

Ruangan ini juga terlindungi oleh sistem. Mainframe sangat teliti dan jeli, hanya patuh dengan atasan. Tidak ada penjaga, tetapi Amitha Kanyaah yakin tak bisa kabur dari ruangan ini. Bahkan dindingnya terhubung langsung dengan mainframe. Orang gila di sekitar Kanyaah menyebutnya, Jelita.

"Jelita!" panggil salah satu pria berbaju hitam. Dia memutar cincin di jempolnya, memandang Kanyaah lebih bengis dari tatapan gadis itu.

Seorang gadis lucu dengan ikatan rambut dikuncir dua muncul di tengah ruang. Itu hanya bayangan dari mainframe. Dia menatap orang itu dan bekata, "Ya, Tuan Awan. Ada yang bisa saya bantu?"

Tak perlu khawatir, Kanyaah menduga Jelita punya kloning banyak. Dipanggil di sini bersamaan di ruang sebelah juga akan muncul. Penurut sekali. Mengapa Jelita dibuat dengan sosok gadis kecil

Huhu

"Panggil Dokter Dom kemari."

"Baik, Tuan!" jawabnya dengan senyuman. Karena jelita hanya sistem yang berarti bukan manusia. Tidak pula bisa dirasakan kehadirannya kecuali melalui visual, tentu saja dia menurut dengan senyuman. Tak peka dan berempati dengan Amitha Kanyaah yang sudah pucat dengan wajah ayunya yang sayu.

Dtang!

Denting pintu, seperti lift, pintu itu terbelah. Sosok pemuda tampan dengan jas putih masuk diikuti seorang lelaki berbaju putih khas perawat satu langkah di belakangnya. Dia mendesah berat, mengkode tiga lelaki di dalam untuk segera keluar.

"Masih enggan menjawab?" tanya Dom.

Kanyaah diam saja. Dia benci lelaki ini, meski tersenyum dengan ramah, obatnya jelas lebih mematikan dari pukulan dan tamparan dengan segala jenis kekerasan orang sinting berbaju hitam.

Lagi-lagi Dom mendesah, dia mengambil jarum suntik yang disiapkan asistennya. "Aku tak mengerti mengapa gadis cantik sepertimu tahan dengan siksaan ini lebih dari tiga bulan. Bos besar sampai bertanya," katanya sembari menggeleng. Kanyaah tahu, yang disebut Tuan oleh mainframe jelas lebih rendah dari Boss Besar yang sering mereka agungkan.

Dom mengecek fungsi jarum sebentar di depan Kanyaah.

"Selama ini, mereka hanya berhasil tahu namamu saja." Dom menggeleng keras. "Jika bukan Boss yang turun langsung, keluargamu mungkin aman-aman saja!"

"Bajingan!" umpat Kanyaah. Dia mendelik dengan desisan kasar yang disertai ringisan. Mulutnya juga hampa, dia dipaksa minum air mendidih. Sayangnya kekerasan dari dokter ini menyembuhkannya esok hari, membuat sikasaan neraka ini akan berlanjut sebab ia tak bisa mati.

"Tenanglah, aku berbeda dari mereka!"

Amitha Kanyaah berdecih.

Cuih

Meludah kasar hampir mengenai seragam Dom. Dom cukup beruntung, dia punya refkek bagus tak kalah tenaga dengan pria berbaju hitam.

Dengan sekali sentakan, Dom menusuk jarum itu di leher. Membuat Kanyaah meringis lalu meraskaan tulangnya hampir remuk. Dagingnya seperi tertarik, ototnya pun sama. Rasanya sepeti tubuhnya akan meledak. Segala kesengsaraan tak ada yang terlewat bahkan satu sel pun. Amitha Kanyaah benci perasaan lemah ini.

Dom hanya bisa menggeleng. "Kamu terlalu keras kepala. Boss, tidak seburuk itu," ucapnya. Lalu berbalik, melepas sarung tangan lateksnya dan membuang asal, sayangnya tepat ke tong sampah.

Jaraknya tiga langkah dari pintu ketika sistem membuka secara otomatis. Meninggalkan Kanyaah sendirian di ruangan tertutup.

"Alex!"

"Ya Dokter!"

"Suruh beberapa orang membersihkan ruangan itu. Akan lebih merepotkan jika dia terkena penyakit  parah hanya  karena ruangan kotor."

"Baik, Dokter."

"Gadis malang yang keras kepala! Bahkan Dokter Wen Ryi memiliki penilaian yang sama."

Dom menggeleng sekali lagi, wajah ramahnya tidak hilang. Hanya saja, tinggal di tempat kejam membuatnya berhati dingin, meninggalkan empati khusus. Perhatian kecil untuk Kanyaah hanya fakta dari otaknya, bukan dari hati. Dom pikir Kanyaah seharusnya menyerah saja. Namun, kekeras kepalaanya sunggguh tak terduga.

Sepanjang lorong, Dom terus berpikir. Mungkinkah gadis itu adalah gadis gila yang tidak memiliki rasa sakit. Namun, melihat bagaimana dia bereaksi setiap malam, menggeliat, berteriak, mendesah kasar. Dom tak bisa berpikir demikian, semua hipotesanya pasti salah. Pasti ada satu hal yang membuat Amitha Kanyaah begitu kukuh dengan pendiriannya

Latar kekanagnya pasti tidak sederhana. Keluarga yang 'tak sengaja' dikorbankan Boss pasti hanya keluarga di atas kertas. Bukan sesuatu yang mendasarinya seteguh itu. Lantas apa alasanya dia mampu menerima lara?

Dia ...  Pemagut Lara.

Related chapters

  • Pemagut Lara   Dia Lebih Cantik Darimu!

    Ruangan pekat dengan keremangan lampu yang memusingkan terlihat mencekam. Seorang lelaki dengan kemeja polister hitam tengah duduk di dampingi 3 wanita penghibur yang sibuk membelainya. Dua kancing teratas dibuka. Jenis kemejanya memberi kemudahan, tidak membuatnya berantakan. Namun, tidak dengan rambut hitamnya yang acak-acakan.Dia menyeringai, tatapannya cukup tajam. Akan tetapi, seisi ruang masih dapat mengendalikan kehadiran mereka. Sama sekali tak takut akan terjadi hal yang buruk.Sofa di sebelahnya, tergeletak tegak lurus dengan sofa yang diduduki pria pertama, terisi dua pemuda dengan jubah putih khas dokter yang sedang saling memandang. Tidak ingin kalah satu sama lain. Mereka mungkin sedang bersaing dalam suatu hal(?)Suasana mencekam datang dari orang di single sofa paling berbeda. Jubah hampir selutut warna hijau lumut yang lebih tua ia kenakan. Tatapannya sedikit ramah, tetapi siapa p

    Last Updated : 2021-06-08
  • Pemagut Lara   Fakta Gadis itu Menarik Bos!

    Gelagar Awan, satu dari beberapa pemimpin kelompok kecil yang sering merusuh di wilayah Nusantara. Sepanjang pulau Jayabaya, pulau tertimur Nusantara, menuju Javadwipa, sampai ke barat Daha lalu bagian paling utara yaitu Champa. Masing-masing kelompok tidak saling dikaitkan sebab kerusuhan mereka berbeda.Jika Gelegar Awan sering disebut raja Brutal, berbeda dengan beberapa pemimpin lainnya. Lebih banyak dari mereka sering bergerilya. Awan itu masokis. Hobinya dibikin sakit. Gaya bertarungnya cenderung menyerang daripada bertahan. Pertanahannya ya dengan serangan. Dia akan terus menyerang dengan jarak dekat hingga musuh kewalahan. Jika menemui orang yang kuat, maka pilihannya hanya bertahan dengan serangan. Siapa yang lebih sabar dan bugarlah yang menang.Tidak banyak para berandal dan preman yang berani dengannya. Sebab sikapnya yang tak tahu malu dan cukup gila itulah, mereka takut mati hanya dengan sekali bertarung. A

    Last Updated : 2021-06-09
  • Pemagut Lara   Tatapan Pertama

    Cakrawala Dirgantara Amangku Buana sedang duduk di sofa. Secara otomatis, sistem membuka tembok di depannya. Kaca tembus pandang satu arah terlihat. Dari sudut Cakra, dia bisa melihat semua hal di dalam ruangan. Dalam sudut ruangan di depannya, mereka jelas hanya melihat tembok tanpa ada perubahan."Mulai!"*Tiga penyidik di bawah Qi Shaoyun menatap gelang perak mereka. Kemudian ketiganya saling menatap dan menoleh sedetik ke arah kanan. Mereka tahu Bos Besar yang mereka hormati ada di sana mengawasi secara langsung kelakuan mereka.Salah satu dari mereka berdehem. Dia mendekati Amitha dan menatapnya geram. Bos ada di sini, ambisinya membuat gadis ini cepat buka mulut menjadi lebih besar.Dia menampar keras pipi Kanyaah. Gadis itu hanya menyipitkan mata, lalu menyeringai. Wajah lebamnya tak menutupi segala kecantikan gadis mungil itu. Amitha Kanyaah memang mungil dan ke

    Last Updated : 2021-06-11
  • Pemagut Lara   Di Kapal Pesiar

    Flashback, akhir tahun kemarin.Langit begitu cerah berawan, sebuah kapal besar menampung ribuan orang berlayar di tengah lautan. Deburan ombak tak tampak di kejauhan, hanya gelombang sunyi dan deru mesin yang merdu. Beberapa kali terdengar burung menggagak, lumba-lumba menampilkan kemahirannya dan ... oh! Betapa indahnya dunia laut di bawah sana.Gadis itu, dengan rambut ikal di ujung lurusnya, membuka kacamata. Mengagumi bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta. Menikmati bagaimana Tuhan menciptakan semilir angin yang menggoda. Bajunya tipis, bercorak bunga, mengantung dari bahu hingga batas lututnya. Lengan putih langsat itu mempesona, tampak cantik senada rupa. Lentik bulu mata, makin menggoda dengan bibir penuh yang merona.Dia tersenyum, menggetarkan mata khalayak umum. Bahkan anak kecil yang polos saja iri dengan kemegahan itu. Matahari bersinar, terangnya menyorot penuh padanya. Seakan semesta memberi tahu, hanya dia yang pantas menjadi sorotan.&

    Last Updated : 2021-06-11
  • Pemagut Lara   Ruangan Putih Paling Selatan

    Sesungguhnya, Amitha Kanyaah tidak peduli dengan perlakuan mereka terhadapnya. Bagaimana orang di depannya ini akan terus menyiksa dan menyakitinya. Apa boleh buat? Amira hanya penasaran, akankah prediksinya benar? Untuk apa mereka menculiknya?Ruangan sunyi, si lelaki yang kerap dipanggil Boss itu memainkan topi bundar dan tongkatnya. Rambut hitam kelam dengan rupa paling sempurna di mata Amitha membuat hatinya bergetar.Amitha Kanyaah menekan dirinya sendiri, rupa yang mempu menyihir itu musuhnya. Dia yang telah menculiknya. Dia pula yang membuat keluarganya menderita. Menggigit pipi bagian dalam, ini kali pertama mata sayu dan tidak berdaya ditunjukan kepada mereka."Kenapa kamu menculikku? Kenapa mereka tahu tentang keluargaku. Kamu membunuh mereka!" tuduh Amitha Kanyaah penuh emosi. Bibirnya bergetar, dia tidak mengerti, mengapa kelemahannya ditunj

    Last Updated : 2021-07-10
  • Pemagut Lara   Si Paling Tampan menjadi Buruk Rupa

    Cakrawala Dirgantara Amangku Buana, sosok dingin dengan wajah datar yang tampan penyempurna. Pahatan tubuhnya luar biasa, siapa yang tak ingin merabanya?Dia, kembali dari sosok paling sempurna menjadi buruk rupa, mirip jodohnya princess Bella!Pada masa remajanya, Cakra mengalami kecelakaan. Kakinya lumpuh, wajahnya hancur berantakan. Sebelum kakeknya meninggal, dia mengatakan beberapa rahasia di Pulau Warnadwipa dikenal juga Pulau Borneo, memindahtangankan aset rahasia miliknya yang ratusan kali lipat daripada aset yang diketahui seluruh anggota keluarga.Bukan karena keluarganya gila harta, bukan pula perselisihan antarsaudara. Kakeknya memberi tahu, ada banyak musuh yang lebih besar dan lebih kejam daripada monster yang sering ia lihat di televisi.Oleh karena itu, remaja yang baru saja meninggalkan usia anak-anaknya itu tumbuh lebi

    Last Updated : 2021-07-10
  • Pemagut Lara   Hampir Menyerah

    Bug bug bug Dak "Sttt!" "Huh!" Suara bising terdengar dalam ruangan penuh dengan matras. Dua orang sedang saling tinju, mereka memukul dan menghindar. Sesekali meringis jika terpukul pada tempat yang fatal. Keringat menetes, memenuhi tubuh keduanya. Sesekali masuk ke mata, sesekali pula masuk ke mulut, asin! Setelah berlari mengelilingi ruang dengan alokasi jarak lebih dari dua puluh kilometer dengan beban ratusan kilogram, mereka harus berjalan membawa beban dua ratus kilogram. Semuanya cukup melelahkan, tetapi emosi yang tersisa harus disalurkan memalui pertandingan. Begitulah jadinya, Awan dan Shaoyun benar-benar babak belur tidak ada alat pengaman apa pun saat keduanya bertanding. Tidak ada pula was

    Last Updated : 2021-07-15
  • Pemagut Lara   Kesempatan Baru

    Empat bulan sudah berlalu sejak Cakra kembali ke rumahnya. Semua orang sibuk bekerja dan dia memiliki sedikit waktu untuk mengatur beberapa presiden perusahaanya yang ia tunjuk untuk bekerja di bawahnya. Dia juga mengatur beberapa menejemen pergerakan Pasak Suram. Akhir-akhir ini, banyak sekali orang pergi ke Warnadwipa, tiket pesawat habis bahkan antrian memanjang. Meski Cakrawala tidak bisa memastikan tujuan mereka, dominan orang-orang ini pasti dikirim untuk menyelidiki tentang Bos Besar Pasak Suram.Menghela napasnya pelan, Cakrawala berjalan mendekati kursi roda. Dia membuka pintu dan menatap ruangan di bawah yang benar-benar lengang. Beberapa pelayan bahkan tidak bisa dan tidak akan pernah berani berjalan di depannya. Menunjukan jati diri mereka saja takut.Cakrawala meminta Domanic untuk datang, dia akan meminta izin kepada keluarga untuk membawa Cakra pergi. Setidaknya dengan begitu dia

    Last Updated : 2021-07-15

Latest chapter

  • Pemagut Lara   Benar-benar Pergi(?)

    Langit buatan berwarna biru, awan putih tebal yang menyenangkan seperti kapas. Tumbuhan-tunbuhan subur yang menyegarkan. Beberapa daun dipenuhi titik-titik embun. Ini taman dalam ruangan yang menyenagkan. Beberapa kursi terlihat anggun dengan bahan dasar kayu. Ada beberapa alat dari bambu. Ukiran-ukirannya semakin menggugah selera.Harinya dipenuhi dengan kenyamanan. Refleknya mulai kembali normal. Beberapa kali ia berbicara dengan pengawas dan orang-orang yang tinggal di sini. Kebanyakan laki-laki, meski begitu Kanyaah tak curiga pada apa pun. Seminggu dua sampai tiga kali ia akan diperiksa kesehatannya. Itu terjadi selama sebulan.Sekarang ia bebas dan tidak memiliki pekerjaan. Jelita benar-benar bisa diakses meski bersyarat, beberapa hal tidak bisa ia tanyakan atau Jelita yang tak mau menjawabnya.Kadang Kanyaah keluar dari lantai taman, pergi ke pus

  • Pemagut Lara   Kesempatan Baru

    Empat bulan sudah berlalu sejak Cakra kembali ke rumahnya. Semua orang sibuk bekerja dan dia memiliki sedikit waktu untuk mengatur beberapa presiden perusahaanya yang ia tunjuk untuk bekerja di bawahnya. Dia juga mengatur beberapa menejemen pergerakan Pasak Suram. Akhir-akhir ini, banyak sekali orang pergi ke Warnadwipa, tiket pesawat habis bahkan antrian memanjang. Meski Cakrawala tidak bisa memastikan tujuan mereka, dominan orang-orang ini pasti dikirim untuk menyelidiki tentang Bos Besar Pasak Suram.Menghela napasnya pelan, Cakrawala berjalan mendekati kursi roda. Dia membuka pintu dan menatap ruangan di bawah yang benar-benar lengang. Beberapa pelayan bahkan tidak bisa dan tidak akan pernah berani berjalan di depannya. Menunjukan jati diri mereka saja takut.Cakrawala meminta Domanic untuk datang, dia akan meminta izin kepada keluarga untuk membawa Cakra pergi. Setidaknya dengan begitu dia

  • Pemagut Lara   Hampir Menyerah

    Bug bug bug Dak "Sttt!" "Huh!" Suara bising terdengar dalam ruangan penuh dengan matras. Dua orang sedang saling tinju, mereka memukul dan menghindar. Sesekali meringis jika terpukul pada tempat yang fatal. Keringat menetes, memenuhi tubuh keduanya. Sesekali masuk ke mata, sesekali pula masuk ke mulut, asin! Setelah berlari mengelilingi ruang dengan alokasi jarak lebih dari dua puluh kilometer dengan beban ratusan kilogram, mereka harus berjalan membawa beban dua ratus kilogram. Semuanya cukup melelahkan, tetapi emosi yang tersisa harus disalurkan memalui pertandingan. Begitulah jadinya, Awan dan Shaoyun benar-benar babak belur tidak ada alat pengaman apa pun saat keduanya bertanding. Tidak ada pula was

  • Pemagut Lara   Si Paling Tampan menjadi Buruk Rupa

    Cakrawala Dirgantara Amangku Buana, sosok dingin dengan wajah datar yang tampan penyempurna. Pahatan tubuhnya luar biasa, siapa yang tak ingin merabanya?Dia, kembali dari sosok paling sempurna menjadi buruk rupa, mirip jodohnya princess Bella!Pada masa remajanya, Cakra mengalami kecelakaan. Kakinya lumpuh, wajahnya hancur berantakan. Sebelum kakeknya meninggal, dia mengatakan beberapa rahasia di Pulau Warnadwipa dikenal juga Pulau Borneo, memindahtangankan aset rahasia miliknya yang ratusan kali lipat daripada aset yang diketahui seluruh anggota keluarga.Bukan karena keluarganya gila harta, bukan pula perselisihan antarsaudara. Kakeknya memberi tahu, ada banyak musuh yang lebih besar dan lebih kejam daripada monster yang sering ia lihat di televisi.Oleh karena itu, remaja yang baru saja meninggalkan usia anak-anaknya itu tumbuh lebi

  • Pemagut Lara   Ruangan Putih Paling Selatan

    Sesungguhnya, Amitha Kanyaah tidak peduli dengan perlakuan mereka terhadapnya. Bagaimana orang di depannya ini akan terus menyiksa dan menyakitinya. Apa boleh buat? Amira hanya penasaran, akankah prediksinya benar? Untuk apa mereka menculiknya?Ruangan sunyi, si lelaki yang kerap dipanggil Boss itu memainkan topi bundar dan tongkatnya. Rambut hitam kelam dengan rupa paling sempurna di mata Amitha membuat hatinya bergetar.Amitha Kanyaah menekan dirinya sendiri, rupa yang mempu menyihir itu musuhnya. Dia yang telah menculiknya. Dia pula yang membuat keluarganya menderita. Menggigit pipi bagian dalam, ini kali pertama mata sayu dan tidak berdaya ditunjukan kepada mereka."Kenapa kamu menculikku? Kenapa mereka tahu tentang keluargaku. Kamu membunuh mereka!" tuduh Amitha Kanyaah penuh emosi. Bibirnya bergetar, dia tidak mengerti, mengapa kelemahannya ditunj

  • Pemagut Lara   Di Kapal Pesiar

    Flashback, akhir tahun kemarin.Langit begitu cerah berawan, sebuah kapal besar menampung ribuan orang berlayar di tengah lautan. Deburan ombak tak tampak di kejauhan, hanya gelombang sunyi dan deru mesin yang merdu. Beberapa kali terdengar burung menggagak, lumba-lumba menampilkan kemahirannya dan ... oh! Betapa indahnya dunia laut di bawah sana.Gadis itu, dengan rambut ikal di ujung lurusnya, membuka kacamata. Mengagumi bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta. Menikmati bagaimana Tuhan menciptakan semilir angin yang menggoda. Bajunya tipis, bercorak bunga, mengantung dari bahu hingga batas lututnya. Lengan putih langsat itu mempesona, tampak cantik senada rupa. Lentik bulu mata, makin menggoda dengan bibir penuh yang merona.Dia tersenyum, menggetarkan mata khalayak umum. Bahkan anak kecil yang polos saja iri dengan kemegahan itu. Matahari bersinar, terangnya menyorot penuh padanya. Seakan semesta memberi tahu, hanya dia yang pantas menjadi sorotan.&

  • Pemagut Lara   Tatapan Pertama

    Cakrawala Dirgantara Amangku Buana sedang duduk di sofa. Secara otomatis, sistem membuka tembok di depannya. Kaca tembus pandang satu arah terlihat. Dari sudut Cakra, dia bisa melihat semua hal di dalam ruangan. Dalam sudut ruangan di depannya, mereka jelas hanya melihat tembok tanpa ada perubahan."Mulai!"*Tiga penyidik di bawah Qi Shaoyun menatap gelang perak mereka. Kemudian ketiganya saling menatap dan menoleh sedetik ke arah kanan. Mereka tahu Bos Besar yang mereka hormati ada di sana mengawasi secara langsung kelakuan mereka.Salah satu dari mereka berdehem. Dia mendekati Amitha dan menatapnya geram. Bos ada di sini, ambisinya membuat gadis ini cepat buka mulut menjadi lebih besar.Dia menampar keras pipi Kanyaah. Gadis itu hanya menyipitkan mata, lalu menyeringai. Wajah lebamnya tak menutupi segala kecantikan gadis mungil itu. Amitha Kanyaah memang mungil dan ke

  • Pemagut Lara   Fakta Gadis itu Menarik Bos!

    Gelagar Awan, satu dari beberapa pemimpin kelompok kecil yang sering merusuh di wilayah Nusantara. Sepanjang pulau Jayabaya, pulau tertimur Nusantara, menuju Javadwipa, sampai ke barat Daha lalu bagian paling utara yaitu Champa. Masing-masing kelompok tidak saling dikaitkan sebab kerusuhan mereka berbeda.Jika Gelegar Awan sering disebut raja Brutal, berbeda dengan beberapa pemimpin lainnya. Lebih banyak dari mereka sering bergerilya. Awan itu masokis. Hobinya dibikin sakit. Gaya bertarungnya cenderung menyerang daripada bertahan. Pertanahannya ya dengan serangan. Dia akan terus menyerang dengan jarak dekat hingga musuh kewalahan. Jika menemui orang yang kuat, maka pilihannya hanya bertahan dengan serangan. Siapa yang lebih sabar dan bugarlah yang menang.Tidak banyak para berandal dan preman yang berani dengannya. Sebab sikapnya yang tak tahu malu dan cukup gila itulah, mereka takut mati hanya dengan sekali bertarung. A

  • Pemagut Lara   Dia Lebih Cantik Darimu!

    Ruangan pekat dengan keremangan lampu yang memusingkan terlihat mencekam. Seorang lelaki dengan kemeja polister hitam tengah duduk di dampingi 3 wanita penghibur yang sibuk membelainya. Dua kancing teratas dibuka. Jenis kemejanya memberi kemudahan, tidak membuatnya berantakan. Namun, tidak dengan rambut hitamnya yang acak-acakan.Dia menyeringai, tatapannya cukup tajam. Akan tetapi, seisi ruang masih dapat mengendalikan kehadiran mereka. Sama sekali tak takut akan terjadi hal yang buruk.Sofa di sebelahnya, tergeletak tegak lurus dengan sofa yang diduduki pria pertama, terisi dua pemuda dengan jubah putih khas dokter yang sedang saling memandang. Tidak ingin kalah satu sama lain. Mereka mungkin sedang bersaing dalam suatu hal(?)Suasana mencekam datang dari orang di single sofa paling berbeda. Jubah hampir selutut warna hijau lumut yang lebih tua ia kenakan. Tatapannya sedikit ramah, tetapi siapa p

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status