Share

Bab 2. Andrew

"Ada apa Nyonya?"

Bi Inah melihat Naura hanya diam merasa heran dan langsung bertanya.

Hal ini membuat Naura langsung tersadar.

Sambil mengeleng-gelengkan kepalanya, ia mencoba untuk mencicipi makanan di depannya.

Dan membandingkannya rasa masakan yang ia makan dengan restoran tempat ia bekerja.... rasanya sangat kalah jauh!

'Gawat! Apa mungkin aku bisa membayar hutang ayahku?' panik Naura dalam hati dan langsung berdiri dari duduknya.

"Kenapa Nyonya makanya cuman sedikit, apa makanan ini tidak enak?" tanya Bi Inah.

Naura yang berdiri membuatnya tak enak dan ragu akan rasa  makanan yang dihidangkan.

"Bukan Bi, makanan ini sangat enak cuman saya sudah kenyang dan saya merasa sangat cape ingin istirahat," sahut Naura.

Mendengar itu, Bi Inah langsung mengerti dan mengantar Naura kembali kekamarnya. Sesampainya Naura langsung masuk kedalam kamar dan langsung duduk di atas tempat tidur sambil berfikir, lama kelamaan membuat Naura merasa mengantuk dan memejamkan matanya.

Entah karena kualitas kasur mahal atau terlalu lelah, Naura tertidur begitu lelap.

Ia baru terbangung keesokan paginya akibat ketukan pintu Bi Inah.

"Selamat pagi Nyonya, ini saya bawakan pakaian yang akan nyonya pakai hari ini."

Mendengar perkataan Bi Inah, Naura langsung kaget.

Pakaian?

Dia merasa heran. Bahkan, baju yang akan di kenakanya pun sudah ditentukan oleh suaminya?

Naura semakin penasaran dengan kepribadian suaminya itu.

Namun, Naura tidak dapat menolak keinginan suaminya hanya bisa menurutinya.

Dia langsung bangun dari tempat tidur dan pergi mandi membersihkan tubuhnya. Setelah mandi Naura langsung memakai pakaian yang sudah di sediakan dan langsung keluar dari kamarnya.

Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Naura.

"Selamat pagi Nyonya, perkenalkan nama saya Arman saya adalah sopir yang akan mengantar nyonya kemana pun nyonya pergi," ucap Arman menyapa Naura.

Mendengar perkataan sopir tersebut Naura kembali kaget dia sama sekali tidak menyangka akan di layani seperti itu dan mencoba menolak untuk tidak diantarkan.

"Maaf Nyonya ini adalah perintah dari Tuan, dan nyonya tidak bisa menolak," ucap Arman.

Mendengar perkataan sopir seperti itu Naura hanya bisa pasrah.

"Kalau begitu tolong antarkan saya ke restoran tempat saya bekerja ya Pak," jawab Naura.

"Baik Nyonya," ucap Arman.

Mereka berdua berjalan keluar dari rumah, Naura melihat sekitaran rumah dia berharap bisa melihat wajah suaminya. Namun Naura sama sekali tidak melihat siapa pun di dalam rumah kecuali Bi Inah dan Pak Arman.

Sesampainya di mobil Naura langsung masuk kedalam mobil dan pergi menuju restoran tempat Naura bekerja.

Sekitaran 30 menit akhirnya mereka pun sampai di restoran tempat Naura bekerja, Naura langsung turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam restoran dan menyapa rekan kerjanya.

Selamat pagi Karina," ucap Naura menyapa sahabatnya.

"Naura, tumben kamu tidak terlambat, biasanya kamu sering terlambat," sahut Karina merasa heran melihat Naura datang lebih awal karena biasanya Naura selalu datang terlambat.

Mendengarkan perkataan sahabatnya itu Naura langsung berfikir sejenak mencoba mencari alasan agar sahabatnya itu tidak mengetahui jika dirinya sebenarnya sudah menikah dan di antar sopir.

"Sebenarnya tadi aku tidak sengaja bertemu sama teman SD-ku dulu, kebetulan tempat kerjanya tidak jauh dari restoran ini makanya kita barengan," ucap Naura sambil tersenyum.

Naura tidak mau sampai ada yang mengetahui jika dirinya sudah menikah dengan pria yang tidak ia cintai, Naurah tidak ingin sahabatnya mengetahui jika dirinya dipaksa menikah oleh orang tuanya sehingga Naura menutupi pernikahannya dari sahabatnya.

Tiba-tiba ada yang seseorang yang menepuk pundak Naura dan betapa kagetnya Naura dan langsung memutar badannya menatap siapa orang yang menepuk pundaknya itu.

"Doni?!" ucap Naura menarik nafas dalam-dalam dia begitu sangat takut dia mengira itu adalah suaminya yang mengikutinya.

"Iya aku Doni, emang kenapa sampai sekaget itu? Apa aku begitu tampan sampai segitunya menatapku," sahut Doni menggoda keduanya sambil memuji diri sendiri.

"Apa sih kamu ini," seru Naura sambil geleng-geleng kepala dan memutar badannya pergi meningalkan kedua temanya itu pergi mengerjakan pekerjaan yang biasa ia kerjakan.

***

Di sisi lain, Andrew fokus pada pekerjaannya.

Namun, pria berparas tampan itu tak sefokus yang terlihat.

Pikirannya terus melayang pada kejadian saat dirinya mecium bibir Naura, istri yang ia nikahi kemarin.

"Sialan kenapa aku terus memikirkan bibir manis gadis itu," seru Andrew sambil melempar file di depannya. 

"Aku harus tau di mana dia bekerja," seru Andrew dan langsung mengambil HP-nya dan menelfon sopir yang mengantar Naura.

Tidak lama kemudian HP sopir pun berdering dan langsung mengangkatnya.

"Kamu di mana?" tanya Andrew.

"Saya lagi di depan restoran tempat Nyonya bekerja Tuan," jawab pak Arman.

"Aku ingin kamu terus mengawasi gadis itu, jika ada sesuatu yang mencurigakan segera hubungiku mengerti," ucap Andrew dengan nada keras dan langsung mematikan hpnya.

"Aku tidak mau sampai gadis itu melakukan tindakan apapun, aku ingin melihat sampai di mana kemampuannya membayar utang-utang ayahnya!" seru Andrew dan langsung berdiri dari duduknya sambil menarik jasnya dan berjalan keluar dari ruanganya pergi menuju parkiran mobil.

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Sari Langoti
bab awal usah seru
goodnovel comment avatar
Marjhon Marthen
baru baca langsung tegan dengan pemeran utamanya
goodnovel comment avatar
M zul Haji
baru baca langsung syok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status