"Maafkan saya Tuan jika saya salah, saya sama sekali tidak mengerti maksud tuan yang sebenarnya," ucap Naura meminta maaf.
"Kamu dengar saya sudah berbaik hati mengijinkan kamu bekerja agar kamu bisa membayar hutang-hutang ayahmu, namun kamu malah bertingkah," tegas Andrew dan langsung meramasnya mulut Naura lama kelamaan semakin kuat membuat Naura semakin kesakitan.
"Tolong maafkan aku Tuan, aku sama sekali tidak mengerti maksud tuan," ucap Naura sambil menahan rasa sakit di mulutnya dan mencoba untuk melepaskan tangan suaminya itu.
"Dasar wanita tak tau diri," jawab Andrew dan langsung mencium bibir Naura begitu sangat kuat dan memaksa Naura untuk membuka mulutnya agar dirinya bisa leluasa mencium bibirnya, namun Naura mencoba menahan mulutnya agar tidak membukanya namun karena suaminya itu terus menerus mencium bibir Naura begitu sangat kuat sehingga Naura hanya bisa pasrah, Andrew merasa Naura sudah kelelahan Andrew langsung memasukan lidanya kedalam rongga mulut Naura dan memainkannya.
Seketika Naura langsung mengumpulkan semua tenaganya dan mendorong tubuh Andrew sekuat tenaganya dia merasa jijik dengan prilaku suaminya itu kepadanya.
Melihat prilaku istrinya seperti itu Andrew merasa bahwa istrinya sudah begitu sangat berani kepadanya, emosi Andrew langsung memuncak karena baru kali ini ada seseorang wanita yang berani mendorongnya. Seketika Andrew langsung menarik handuk Naura sehingga Naura tidak memakai sehelai benang pun membuat Naura merasa sangat ketakutan dan langsung duduk di lantai sambil mengangkat kedua lututnya menutupi seluruh badanya, air mata Naura sudah tak tertahankan lagi, Naura langsung menangis sekuat kuatnya.
Hanya saja, tangisan Naura yang begitu kuat, membuat hati Andrew menjadi luluh.
Dia tahu jika ini adalah kecemburuannya kepada pria itu sehingga memperlakukan istrinya seperti itu.
Andrew langsung menutupi kembali tubuh Naura dengan handuk dan membantu Naura untuk berdiri.
"Jangan pernah kamu coba lakukan lagi, sekarang kamu harus sadar kalau kamu itu sudah menjadi seorang istri, aku akan mengijinkanmu kembali bekerja seperti biasa tapi ingat jangan coba-coba menghianatiku, jika kamu berani melakukannya kamu tanggung sendiri akibatnya," ucap Andrew dan langsung keluar dari kamar.
Air mata Naura terus menetes ia sama sekali tidak mengerti kenapa hidupnya seperti ini, dia mengira setelah menikah kehidupannya akan menjadi lebih baik namun sebaliknya dia malah merasa hidupnya tidak ada artinya.
Tiba-tiba ada cahaya sedikit dari luar masuk kedalam kamar, seketika Naura langsung berlari ke arah jendela melihat di keluar, teryata lampu di luar tetap menyalahkan hanya saja di kamarnya yang mati membuat Naura bertanya-tanya.
Seketika Naura langsung tersadar jika suaminya ingin menemuinya lampu kamarnya pasti akan di matikan.
Setelah beberapa menit lampu di dalam kamar Naura langsung menyala membuat Naura menangis histeris, dia sama sekali tidak mengerti apa kesalahannya. Kenapa suaminya begitu sangat emosi kepadanya sedangkan dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun, namun kenapa sikap suaminya begitu sangat kasar kepadanya.
"Apa salahku? kenapa setiap ingin menemuiku lampu kamar akan di matikan, apakah wajahku terlalu jelek sehingga dia tidak mau melihatku," seru Naura sambil menangis.
"Siapakah sebenarnya suamiku ini? sepertinya dia memiliki sifat yang tidak bisa di tebak di dalam dirinya? tapi aku masih merasa bingung dimana letak kesalahanku, sampai aku di perlakukan seperti ini? kenapa dia begitu sangat marah kepadaku? seingatku aku tidak melakukan apapun, tapi kenapa perlakuannya begitu sangat kasar," seruh Naura begitu banyak pertayaan di dalam hatinya.
Malam pun semakin larut Naura langsung bergegas memakai baju karena memang dirinya dari tadi belum memakai baju, setelah memakai baju Naura langsung berbaring di atas tempat tidur sambil berfikir.
"Aku harus tau lebih banyak seperti apa suamiku ini? apa yang di suka dan apa yang tidak di sukai supaya aku tidak mengalami perlakuan kasar lagi darinya," seru Naura sambil menutup matanya.
Disisi lain Andrew begitu sangat kesal kepada Naura karena tidak mau mengakui kesalahannya karena telah membuatnya cemburu dengan kedekatannya dengan rekan kerja itu.
"Dasar gadis tidak tau diri, saya sudah berusaha baik dan memberikan waktu untuk membayar semua hutang-hutang ayahnya malah begini balasanmu kepadaku," seru Andrew sambil mengepalakan tanganya.
Karena sudah tidak bisa menahan emosinya lagi Andrew langsung memukul dinding dan tanganya langsung berdarah namun Andrew tidak memperdulikannya.
"Dasar gadis sialan, berani-beraninya kamu mempermainkan aku seperti ini, tunggu saja apa yang akan aku lakukan jika kamu terus memperlakukan aku seperti ini," seru Andrew sambil mengelap bibirnya dan melihat tanganya.
"Bibir gadis ini begitu sangat manis membuat aku tidak bisa menahan hasratku jika aku menatapnya, bagaiamana caranya agar aku bisa mendapatkannya," seru Andrew sambil berfikir.
Tiba-tiba dia menyadari sesuatu dan memiliki rencana.
"Aku ingin melihat sampai di mana dia mampu membayar hutang-hutang ayahnya itu, jika dia tidak mampu untuk membayarnya pastinya dia akan melayaniku, sampai kapan kamu bisa membayarnya percuma kamu kerja mati-matian jika nantinya kamu juga tidak akan mampu membayarnya," seru Andrew sambil tersenyum miring.
Seketika Andrew langsung mengambil HP-nya yang berada diatas meja dan langsung mengirim pesan kepada seseorang, setelah mengirim pesan tersebut Andrew langsung tertawa. Malam pun semakin larut Andrew sama sekali tidak bisa tidur, namun berbeda dengan Naura dia merasa kelelahan karena terus menangis lama kelamaan membuatnya mengantuk dan menutup matanya.
*
*
*
*
Keesokan paginya, Naura terbangun dengan suara ketukan pintu."Selamat pagi Nyonya," ucap Bi Inah menyapa Naura."Iya ada apa Bi," sahut Naura di dalam kamar."Sarapan dulu Nyonya, makanannya sudah saya siapkan," ucap Bi Inah."Iya Bi," sahut Naura dan langsung bangun dari baringnya dan bergeas pergi mandi, setelah mandi Naura langsung pergi ganti pakai dan berjalan keluar dari kamarnya pergi menuju meja makan. Disana sudah ada Bi Inah sedang berdiri menunggunya, sesampainya Naura langsung menyapa Bi Inah dan langsung duduk di kursi.Naura langsung menyendok nasi dan mengambil beberapa lauk di meja dan langsung memakanya sambil memikirkan sesuatu dan terus menatap Bi Inah."Bi Inah," ucap Naura dengan nada pelan."Iya Nyonya ada apa?" tanya Bi Inah."Aku boleh tanya seseuatu nggak Bi?" tanya Naura lagi."Mau tanya apa Nyonya?" tanya Bi Inah balik."Tuan dimana?" tanya Naura membuat Bi Inah sedikit heran dengan pertanyaan Naura."Tuan tidak ada disini Nyonya," jawab Bi Inah."Terus tua
" Kalau memang dia tidak suka aku dekat dengan pria lain kenapa dia tidak mengatakannya? Aku benar-benar bingung dengan sikap suamiku ini, tapi setidaknya aku sudah tahu jika dia tidak suka kalau aku dekat dengan pria manapun," seru Naura terus berfikir. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Naura seketika Naura langsung kaget dan menoleh dan melihat siapa orang yang menepuk pundaknya itu. " Karina," ucap Naura menarik nafas dalam-dalam. " Kamu kenapa dari tadi melamun?" tanya Karina heran. " Tidak ada apa-apa, sudah kerja sana," ucap Naura mengusir sahabatnya itu sedangkan dirinya langsung membersihkan meja di hadapannya. Setelah semua pekerjaan Naura selesai tamu pun mulai datang satu persatu dan Naura langsung melayani pelangganya. Disisi lain Andrew sudah sampai di restoran dan langsung berjalan masuk kedalam restoran dan melihat Naura dari kejauhan sedang melayani tamu-tamunya namun kali ini ia melihat Naura sudah tidak seperti kemarin yang selalu terbar senyum k
"Aku tidak boleh terburu- melakukanya, aku akan mencoba untuk menahanya samapai dia benar-benar mau melayaniku, biarkan saja dia sendiri yang melayaniku tanpa ada paksaan, karena aku yakin dia pasti akan melayaniku," seru Andrew sambil tersenyum. Andrew pun melihat istirahat yang sudah tertidur lelap langsung mendekatinya dan mengusap rambutnya. "Gadis ini sebenarnya terlihat baik, namun sayang dia masi tetap pada pendiriannya, andaikan dia mau melayaniku aku pasti tidak akan mempermasalahkan masalah hutang ayahnya, tapi karena dia sendiri yang meminta aku terpaksa menurutinya, tapi aku ingin melihat sampai di mana kemampuanmu membayar hutang ayahmu," seru Andrew dan langsung mencium kening istrinya. Naura sama sekali tidak merasakan kehadiran Andrew bahkan Naura tidak merasakan ciuman dari Andrew dia tertidur begitu sangat lelap. Andrew terus menatap Naura yang tertidur lelap dan merasa sedikit kasihan melihat wajah polos istrinya, Andrew pun langsung mengambil kursi yang tida
"Awalnya memang itu alasanku menikahinya hanya untuk menghindari perjodohanku, tetapi setelah aku melihat wajah gadis itu? Aku mulai merasa ada sesuatu yang berbeda dari gadis itu dan lama kelamaan aku mulai menyukainya," sahut Andrew. "Apa gadis itu tahu kalau Bapak mulai suka dengannya?" tanya David lagi. " Soal itu aku tidak tahu, tapi hari ini gadis itu membuatkan kue kesukaanku, dia diberitahukan oleh Bi Inah, entah apa tujuannya tapi aku merasa dia mulai perhatian kepadaku," seri Andrew. " Apa mungkin dia mulai suka dengan bapak?" tanya David terus menerus. " Sudahlah tidak usah bahas itu terus, pergi sana keruanganmu, aku mau fokus bekerja," ucap Andrew mengusir David. " Permisi Pak," ucap David sambil melirik kue di meja Andrew. " Saya boleh minta sedikit Pak?" tanya David sambil mencoba untuk mengambil kue tersebut dia hanya mengoda Andrew. "Sudah pergi sana," ucap Andrew terus mengusir David. "Cuman minta sedikit saja," ucap David memaksa. " Boleh asal gajim
"Bibir gadis ini sungguh sangat manis, membuat aku begitu sangat tergoda," seru Andrew dalam hati dan terus mencium bibir Naura dan memaksa Naura untuk membuka mulutnya.Namun Naura terus menolaknya dan menutup rapat-rapat mulutnya sehingga Andrew mengigit bibir tipis Naura agar Naura membuka mulutnya, dan benar saja Naura merasa sedikit kesakitan di bibirnya sehingga ia langsung membuka mulutnya. Kesempatan itu pun di manfaatkan oleh Andrew, ia langsung memasukan lidahnya kedalam rongga mulut Naura dan langsung memainkannya di dalam mulut Naura.Namun sayang Naura sama sekali tidak membalas permainan Andrew itu, ia malah berusaha untuk melepaskan dirinya, namun ia kala kekuatan tubuh Andrew yang berotot dan berisi tidak dapat bergerak sedikit pun sehingga badan Naura mulai melemas.Andrew pun melihat Naura sudah tidak melawan lagi kembali melakukan aksinya mencium bibir Naura dan terus mencium bibir Naura secara perlahan namun lama kelamaan semakin kuat dan kadang Andrew mengigit bi
Naura pun mendengar perkataan Andrew seperti itu pun langsung berfikir panjang ia tidak mau sampai salah dalam mengambil tindakan karena ia menyadari tidak mungkin dirinya melayani pria yang tidak ia kenal, dan tiba-tiba menjadi suaminya, bahkan dirinya tidak pernah melihat wajah suaminya secara langsung.Naura merasa heran dengan sikap suaminya itu kenapa jika dirinya ingin menemuinya lampu kamar selalu di matikan."Apa mungkin aku melayani pria seperti ini? Mana mungkin aku melayani pria yang sama sekali tidak pernah aku lihat wajannya," Seru Naura dalam hati sambil bertanya-tanya dia begitu sangat heran dengan wajah suaminya itu.Andrew pun melihat Naura tidak menjawab pertanyaannya pun langsung mendekatkan dirinya."Kenapa kamu diam? Apa kamu sudah memikirkannya secara baik, jika kamu sudah menetukan pilihanmu, makan kapan saja aku minta untuk melayaniku maka segera layaniku, mengerti," ucap Andrew dan langsung melepaskan tangan Naura yang masi memegang lenganya." Sekarang kita s
"Pasti ada yang tidak beres, aku harus kekantor sekarang," ucap Andrew dan langsung berdiri dari duduknya pergi mandi, setelah mandi Andrew pun langsung bergegas ganti baju dan berjalan keluar dari kamarnya pergi menghampiri David yang sudah menunggunya. Di dalam hati Andrew merasa ada sesuatu yang pasti terjadi di kantornya karena tidak mungkin ayahnya ikut campur dalam urusan kantornya karena ia mengetahui bahwa ayahnya juga memiliki perusahaan sendiri namun kenapa ia malah memecat karyawannya, ia pun semakin penasaran ingin segera sampai di kantornya. Tidak lama kemudian sekitaran 15 menit Andrew pun sampai di kantornya dan langsung turun dari mobil berjalan menuju ruangannya bersama David, sesampainya Andre pun langsung menelfon resepsionis dan meminta manajer untuk menemuinya, namun resepsionis mengatakan bahwa manajernya sudah pergi. Mendengar perkataan resepsionis seperti itu Andrew pun langsung kaget! Bagaimana tidak? Ia merasa sangat heran kenapa manajernya pergi tanpa m
“Ada apa Pak Arman?” tanya Andrew. “ Hari ini Nyonya tidak pegi bekerja Tuan, dan Nyonya juga tidak keluar dari kamar, Bi Inah sudah mengetuk pintu dari tadi tapi tidak ada jawaban dari Nyonya,” ucap Pak Arman menjelaskan. Mendengar perkataan Pak Arman seperti itu Andrew langsung kaget dan langsung mematikan panggilannya, dan menyuruh David menghendel semua pekerjaanya, Andrew langsung buru- buru keluar dari ruangannya dan berjalan menurut parkiran mobil sesampainya Andrew pun langsung masuk kedalam mobil pergi menuju rumahnya. Didalam hati Andrew merasa hawatir dengan keadaan Naura. “Apa jangan-jangan karena kejadian semalam membuatnya sakit, atau jangan dia melakukan sesuatu pada dirinya sendiri, jangan sampai dia menyakiti dirinya sendiri, aku tidak mau hal itu sampai terjadi kepadanya,” seru Andrew dalam hati, di dalam pikirannya begitu sangat kacau ia merasa sangat hawatir dengan keadaan Naura. Ia merasa sudah tidak sabar ingin segera sampai sehingga membawa mobil begitu san