Keesokan paginya, Naura terbangun dengan suara ketukan pintu.
"Selamat pagi Nyonya," ucap Bi Inah menyapa Naura.
"Iya ada apa Bi," sahut Naura di dalam kamar.
"Sarapan dulu Nyonya, makanannya sudah saya siapkan," ucap Bi Inah.
"Iya Bi," sahut Naura dan langsung bangun dari baringnya dan bergeas pergi mandi, setelah mandi Naura langsung pergi ganti pakai dan berjalan keluar dari kamarnya pergi menuju meja makan. Disana sudah ada Bi Inah sedang berdiri menunggunya, sesampainya Naura langsung menyapa Bi Inah dan langsung duduk di kursi.
Naura langsung menyendok nasi dan mengambil beberapa lauk di meja dan langsung memakanya sambil memikirkan sesuatu dan terus menatap Bi Inah.
"Bi Inah," ucap Naura dengan nada pelan.
"Iya Nyonya ada apa?" tanya Bi Inah.
"Aku boleh tanya seseuatu nggak Bi?" tanya Naura lagi.
"Mau tanya apa Nyonya?" tanya Bi Inah balik.
"Tuan dimana?" tanya Naura membuat Bi Inah sedikit heran dengan pertanyaan Naura.
"Tuan tidak ada disini Nyonya," jawab Bi Inah.
"Terus tuan dimana? bukannya ini rumahnya juga? kenapa dia tidak ada di sini?" tanya Naura terus menerus karena semakin penasaran dengan suaminya itu.
"Sebenarnya," jawab Bi Inah sedikit gugup.
"Sebenarnya apa Bi? katakan saja Bi tidak apa-apa," ucap Naura mencoba meyakinkan Bi Inah agar mengatakannya.
"Sebenarnya Tuan Andrew tidak tinggal di sini dia tinggal di Apartemen, sesekali dia baru datang kesini," ucap Bi Inah menjelaskan.
Mendengar perkataan Bi Inah seperti itu Naura semakin penasaran dan bertanya-tanya dalam hatinya.
"Kenapa dia tidak tinggal di sini Bi? ini kan rumahnya juga? kenapa dia mala tinggal di apartement? terus keluarganya dimana? kenapa tidak tinggal di sini?" tanya Naura begitu banyak pertanyaan membuat Bi Inah bingung mau menjawabnya.
"Saya tidak enak bercerita Nyonya, takut tuan mengetahuinya dan saya pasti akan di pecat," ucap Bi Inah merasa takut jika Andrew sampai mengetahuinya.
"Ceritakan saja Bi, tidak usah takut lagian tuan juga tidak ada disini! bukankah saya berhak tahu karena saya ini istrinya," ucap Naura sedikit memaksa Bi Inah agar bercerita.
"Sebenarnya rumah ini adalah rumah Nenek tuan Andrew, rumah ini diwariskan ke cucunya yaitu tuan Andrew, namun sodara tuan Andrew lainnya tidak setuju dan berselisih akhirnya mereka semua pada pergi dari rumah ini. Walaupun mereka semua punya rumah masing-masing tapi mereka tetap ingin merebut rumah ini, karena terus berselisih dengan keluarganya akhirnya tuan Andrew memilih pindah dari rumah ini dan tinggal diapartemen," ucap Bi Inah menjelaskan.
"Jadi Namanya Andrew," seru Naura dalam hati karena ini pertama kalinya Naura mendengar nama suaminya itu.
"Terus orang tuanya Tuan dimana sekarang Bi?" tanya Naura.
"Mereka tinggal diuar kota, sudah 10 tahun ini mereka tidak pernah kembali mungkin karena mereka fikir jika kembali anaknya hanya mempermasalahkan soal warisan, makanya mereka memilih tinggal di luar kota," seru Bi Inah.
Mendengar perkataan Bi Inah seperti itu perasaan Naura mulai merasa sedikit prihatin dengan kisah suaminya itu.
"Jadi begitu ya ceritanya, pantesan saja dia bersikap sangat dingin teryata dia punya pengalaman keluarga yang begitu tidak menyenangkan di hatinya! tapi aku masi bingung apa salahku kenapa dia begitu sangat marah tadi malam," seru Naura dalam hati.
Tidak lama kemudian Naura sudah selesai sarapan dan langsung berdiri dari duduknya berjalan menuju parkiran mobil disana sudah ada sopir menunggunya, sesampainya Naura langsung masuk kedalam mobil pergi menuju restoran tempat ia bekerja.
Sekitaran 30 menit Naura pun sampai dan langsung turun dari mobil berjalan masuk kedalam restoran tersebut dan betapa kagetnya Naura mendengar keributan di dalam restoran.
Naura yang semakin penasaran langsung pergi menghampiri keributan tersebut dan bertanya kepada sahabatnya Karina yang lebih dulu datang.
"Karina ada apa?" tanya Naura.
"Salah satu rekan kerja kita di pukuli oleh beberapa orang yang tidak di kenal," ucap Karina.
Mendengar perkataan Karina seperti itu Naura langsung kaget.
"Siapa orang yang dipukuli?" tanya Naura Penasaran.
"Doni, kemarin di tengah jalan Doni di hadang beberapa orang dan langsung di pukuli, orang itu mengatakan jangan ganggu istrinya. Doni juga bingung istri siapa yang ia ganggu, padahal kata Doni dia tidak pernah dekat dengan wanita yang sudah bersuami," ucap Karina menjelaskan.
Naura langsung kaget mendengar perkataan sahabatnya itu ia langsung menebak jika orang yang memukuli Doni adalah orang suruhan suaminya.
"Jangan- jangan ini yang membuatnya marah tadi malam, tapi apa hubungannya dengan Doni bukannya mereka tidak saling mengenal," seru Naura dalam hati.
"Tunggu dulu bukanya Karina bilang kalau orang yang memukuli Doni mengatakan jangan ganggu istrinya, siapakah istrinya itu apakah aku?" tanya Naura di dalam hatinya, ia terus berfikir membuat Karina merasa kebingungan melihat sahabatnya itu.
"Naura kenapa melamun?" tanya Karina heran sambil memegang pundak Naura.
Seketika Naura langsung tersadar.
"Haaa, tidak apa- apa kok," ucap Naura sambil tersenyum miring dan berjalan menuju meja, seluruh tubuhnya merasa gemetar, ia tahu bahwa itu pasti adalah suruhan suaminya.
"Apa mungkin ini suruhannya, tapi apa salah Doni bukanya kami tidak memiliki hubungan apa- apa selain hanya rekan kerja? apa mungkin dia tidak suka jika aku dekat dengan pria lain?" seru Naura begitu banyak pertanyaan dalam hatinya.
" Kalau memang dia tidak suka aku dekat dengan pria lain kenapa dia tidak mengatakannya? Aku benar-benar bingung dengan sikap suamiku ini, tapi setidaknya aku sudah tahu jika dia tidak suka kalau aku dekat dengan pria manapun," seru Naura terus berfikir. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Naura seketika Naura langsung kaget dan menoleh dan melihat siapa orang yang menepuk pundaknya itu. " Karina," ucap Naura menarik nafas dalam-dalam. " Kamu kenapa dari tadi melamun?" tanya Karina heran. " Tidak ada apa-apa, sudah kerja sana," ucap Naura mengusir sahabatnya itu sedangkan dirinya langsung membersihkan meja di hadapannya. Setelah semua pekerjaan Naura selesai tamu pun mulai datang satu persatu dan Naura langsung melayani pelangganya. Disisi lain Andrew sudah sampai di restoran dan langsung berjalan masuk kedalam restoran dan melihat Naura dari kejauhan sedang melayani tamu-tamunya namun kali ini ia melihat Naura sudah tidak seperti kemarin yang selalu terbar senyum k
"Aku tidak boleh terburu- melakukanya, aku akan mencoba untuk menahanya samapai dia benar-benar mau melayaniku, biarkan saja dia sendiri yang melayaniku tanpa ada paksaan, karena aku yakin dia pasti akan melayaniku," seru Andrew sambil tersenyum. Andrew pun melihat istirahat yang sudah tertidur lelap langsung mendekatinya dan mengusap rambutnya. "Gadis ini sebenarnya terlihat baik, namun sayang dia masi tetap pada pendiriannya, andaikan dia mau melayaniku aku pasti tidak akan mempermasalahkan masalah hutang ayahnya, tapi karena dia sendiri yang meminta aku terpaksa menurutinya, tapi aku ingin melihat sampai di mana kemampuanmu membayar hutang ayahmu," seru Andrew dan langsung mencium kening istrinya. Naura sama sekali tidak merasakan kehadiran Andrew bahkan Naura tidak merasakan ciuman dari Andrew dia tertidur begitu sangat lelap. Andrew terus menatap Naura yang tertidur lelap dan merasa sedikit kasihan melihat wajah polos istrinya, Andrew pun langsung mengambil kursi yang tida
"Awalnya memang itu alasanku menikahinya hanya untuk menghindari perjodohanku, tetapi setelah aku melihat wajah gadis itu? Aku mulai merasa ada sesuatu yang berbeda dari gadis itu dan lama kelamaan aku mulai menyukainya," sahut Andrew. "Apa gadis itu tahu kalau Bapak mulai suka dengannya?" tanya David lagi. " Soal itu aku tidak tahu, tapi hari ini gadis itu membuatkan kue kesukaanku, dia diberitahukan oleh Bi Inah, entah apa tujuannya tapi aku merasa dia mulai perhatian kepadaku," seri Andrew. " Apa mungkin dia mulai suka dengan bapak?" tanya David terus menerus. " Sudahlah tidak usah bahas itu terus, pergi sana keruanganmu, aku mau fokus bekerja," ucap Andrew mengusir David. " Permisi Pak," ucap David sambil melirik kue di meja Andrew. " Saya boleh minta sedikit Pak?" tanya David sambil mencoba untuk mengambil kue tersebut dia hanya mengoda Andrew. "Sudah pergi sana," ucap Andrew terus mengusir David. "Cuman minta sedikit saja," ucap David memaksa. " Boleh asal gajim
"Bibir gadis ini sungguh sangat manis, membuat aku begitu sangat tergoda," seru Andrew dalam hati dan terus mencium bibir Naura dan memaksa Naura untuk membuka mulutnya.Namun Naura terus menolaknya dan menutup rapat-rapat mulutnya sehingga Andrew mengigit bibir tipis Naura agar Naura membuka mulutnya, dan benar saja Naura merasa sedikit kesakitan di bibirnya sehingga ia langsung membuka mulutnya. Kesempatan itu pun di manfaatkan oleh Andrew, ia langsung memasukan lidahnya kedalam rongga mulut Naura dan langsung memainkannya di dalam mulut Naura.Namun sayang Naura sama sekali tidak membalas permainan Andrew itu, ia malah berusaha untuk melepaskan dirinya, namun ia kala kekuatan tubuh Andrew yang berotot dan berisi tidak dapat bergerak sedikit pun sehingga badan Naura mulai melemas.Andrew pun melihat Naura sudah tidak melawan lagi kembali melakukan aksinya mencium bibir Naura dan terus mencium bibir Naura secara perlahan namun lama kelamaan semakin kuat dan kadang Andrew mengigit bi
Naura pun mendengar perkataan Andrew seperti itu pun langsung berfikir panjang ia tidak mau sampai salah dalam mengambil tindakan karena ia menyadari tidak mungkin dirinya melayani pria yang tidak ia kenal, dan tiba-tiba menjadi suaminya, bahkan dirinya tidak pernah melihat wajah suaminya secara langsung.Naura merasa heran dengan sikap suaminya itu kenapa jika dirinya ingin menemuinya lampu kamar selalu di matikan."Apa mungkin aku melayani pria seperti ini? Mana mungkin aku melayani pria yang sama sekali tidak pernah aku lihat wajannya," Seru Naura dalam hati sambil bertanya-tanya dia begitu sangat heran dengan wajah suaminya itu.Andrew pun melihat Naura tidak menjawab pertanyaannya pun langsung mendekatkan dirinya."Kenapa kamu diam? Apa kamu sudah memikirkannya secara baik, jika kamu sudah menetukan pilihanmu, makan kapan saja aku minta untuk melayaniku maka segera layaniku, mengerti," ucap Andrew dan langsung melepaskan tangan Naura yang masi memegang lenganya." Sekarang kita s
"Pasti ada yang tidak beres, aku harus kekantor sekarang," ucap Andrew dan langsung berdiri dari duduknya pergi mandi, setelah mandi Andrew pun langsung bergegas ganti baju dan berjalan keluar dari kamarnya pergi menghampiri David yang sudah menunggunya. Di dalam hati Andrew merasa ada sesuatu yang pasti terjadi di kantornya karena tidak mungkin ayahnya ikut campur dalam urusan kantornya karena ia mengetahui bahwa ayahnya juga memiliki perusahaan sendiri namun kenapa ia malah memecat karyawannya, ia pun semakin penasaran ingin segera sampai di kantornya. Tidak lama kemudian sekitaran 15 menit Andrew pun sampai di kantornya dan langsung turun dari mobil berjalan menuju ruangannya bersama David, sesampainya Andre pun langsung menelfon resepsionis dan meminta manajer untuk menemuinya, namun resepsionis mengatakan bahwa manajernya sudah pergi. Mendengar perkataan resepsionis seperti itu Andrew pun langsung kaget! Bagaimana tidak? Ia merasa sangat heran kenapa manajernya pergi tanpa m
“Ada apa Pak Arman?” tanya Andrew. “ Hari ini Nyonya tidak pegi bekerja Tuan, dan Nyonya juga tidak keluar dari kamar, Bi Inah sudah mengetuk pintu dari tadi tapi tidak ada jawaban dari Nyonya,” ucap Pak Arman menjelaskan. Mendengar perkataan Pak Arman seperti itu Andrew langsung kaget dan langsung mematikan panggilannya, dan menyuruh David menghendel semua pekerjaanya, Andrew langsung buru- buru keluar dari ruangannya dan berjalan menurut parkiran mobil sesampainya Andrew pun langsung masuk kedalam mobil pergi menuju rumahnya. Didalam hati Andrew merasa hawatir dengan keadaan Naura. “Apa jangan-jangan karena kejadian semalam membuatnya sakit, atau jangan dia melakukan sesuatu pada dirinya sendiri, jangan sampai dia menyakiti dirinya sendiri, aku tidak mau hal itu sampai terjadi kepadanya,” seru Andrew dalam hati, di dalam pikirannya begitu sangat kacau ia merasa sangat hawatir dengan keadaan Naura. Ia merasa sudah tidak sabar ingin segera sampai sehingga membawa mobil begitu san
“ Terimakasih Tuan,” ucap Naura. Andre pun langsung kaget mendengar perkataan Naura yang mengucapkan kata terimakasih karena selama ini mereka selalu berselisih dan tidak pernah berkomunikasi dengan baik. “ Gadis ini baru pertama kali aku mendengar dia mengucapkan kata terimakasih,” seru Andrew dalam hati sambil tersenyum ia merasa sedikit senang mendapat ucapan terimakasih dari istrinya. Melihat situasi yang semakin membaik membuat Andre memiliki pikiran ingin mencium istrinya, Andre pun langsung mendekatkan dirinya ingin mencium bibir Naura namun tiba-tiba lampu di kamar langsung menyala membuat Andrew begitu sangat kaget begitu juga dengan Naura.Akhirnya Naura pun melihat wajah suaminya yang begitu sangat tampan, Andrew pun langsung membuang pandangannya dan membelakangi Naura. “ Sialan siapa orang yang berani menyalakan lampu di kamar ini, bukannya aku sudah menyuruh pak Arman mematikannya, kenapa dia menghidupkan sebelum aku menyuruhnya,” seru Andrew dan hati.Naura yang sem