Share

Bab 3. Emosi

Tak butuh waktu lama, mobil mewah Andrew tiba di restoran tempat Naura bekerja.

Ya, Naura tak tahu jika tempat Naura bekerja adalah salah satu restoran miliknya.

Andrew melangkahkan kakinya pasti. Hanya saja, seseorang yang datang menghampirinya, manajer restoran.

Melihat bos besarnya datang, sang manajer langsung mempersilahkan Andrew masuk kedalam restoran dan akan melayaninya.

Namun, Andrew menolak karena tidak mau menimbulkan kecurigaan kepada istrinya. Dia tau jika gerak geriknya akan diketahui oleh istrinya walaupun mereka berdua belum pernah bertatapan secara langsung.

Oleh karena itu, Andrew terus berjalan menuju kursi paling pojok dan langsung duduk di kursi strategis itu.

Diam-diam, ia sambil mencari-cari Naura.

Ternyata, istrinya sedang melayani tamu yang lainnya, sehingga Andrew hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

Naura begitu sangat giat bekerja, dia juga terlihat ramah melayani tamu- tamu yang datang membuat Andrew sedikit kesal melihat istrinya itu selalu tersenyum dengan pria lain.

"Berani- beraninya dia tersenyum di depan pria lain, apa dia tidak sadar kalau dia sudah menikah," seru Andrew dalam hati sambil menatap ke arah Naura namun Naura sama sekali tidak mengetahui kalau suaminya dari tadi memperhatikannya.

Tiba-tiba pelayanan restoran datang menghampirinya sambil membawa begitu banyak makanan padahal dirinya belum memesan makanan apapun.

"Permisi Pak," ucap salah satu pelayanan dan langsung menaruh makanan tersebut di atas meja.

Namun Andrew tidak terlalu memperdulikannya dia hanya fokus menatap ke arah Naura yang sedang melayani tamu- tamu yang datang.

Setelah selesai melayani tamu- tamunya Naura langsung pergi menghampiri para teman- temannya yang lebih dulu selesai melayani tamu.

"Tumben hari ini banyak tamu," seru Karina sahabat Naura.

"Justru baguskan kalau banyak tamu dari pada sepi," jawab Naura.

"Iya sih, tapi melelahkan juga," seru Karina dengan wajah mengkerut.

"Sudah- sudah tidak usah mengeluh," ucap Doni mendengar percakapan keduanya Doni terus mendekat sambil mengangkat kedua tanganya memegang pundak Naura dan Karina sambil menyemangatinya.

Pemandangan itu pun di lihat oleh Andrew membuat Andrew begitu sangat emosi melihat istrinya itu di sentuh oleh pria lain, emosi Andrew seakan memuncak ingin pergi menghampiri Naura yang sedang tersenyum kepada pria lain membuat Andrew terbakar api cemburu melihat kedekatan Naura dengan pria itu.

Andrew tidak dapat menahan emosinya lagi dan ia merasa sudah tidak tahan melihat kedekatan Naura dengan pria itu, Andrew langsung berdiri dari duduknya dan pergi menuju parkiran mobil ia begitu sangat emosi kepada Naura dan pria itu.

Di dalam mobil Andrew langsung menelfon seseorang dan menyuruh melakukan sesuatu, setelah selesai menelfon Andrew langsung pergi dari restoran tersebut pergi menuju kantornya. Perasaannya sudah tidak karuan dia begitu sangat kesal kepada Naura dan pria itu.

Sekitaran 30 menit akhirnya Andrew pun sampai di kantornya dan langsung masuk kedalam ruanganya sambil membuka jasnya dan melemparnya di atas kursi, dia begitu sangat emosi mukanya memerah badannya langsung berkeringat padahal dia berada di dalam ruangan Ac yang dingin.

Di dalam ruangan Andrew terus mondar mandir sambil melihat HP-nya, dia menunggu kabar dari seseorang yang akan menelfonya. Namun belum ada kabar dari seseorang yang ia suruh tadi membuatnya semakin kesal.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk ruangan Andrew dan langsung masuk kedalam ruangan menghampiri Andrew.

"Permisi Pak, klien kita sudah dari tadi menunggu," ucap seseorang dan ternyata itu adalah Sekretarisnya yang bernama David.

"Batalkan saja," sahut Andrew dengan nada keras.

Mendengar perkataan Andrew seperti itu Davit langsung kaget karena selama ini Andrew tidak pernah membatalkan klien mana pun dia selalu fokus dalam bekerja.

"Maaf Pak, klien kali ini sangat berpengaruh dengan bisnis kita, jika bapak membatalkan pertemuan ini perusahaan mungkin akan mengalami kerugian," ucap David mencoba menjelaskan.

"Aku tidak takut mengalami kerugian dan aku juga tidak akan bangkrut jika membatalkan kerja sama dengan satu perusahaan," jawab Andrew begitu sangat emosi.

"Aku tau Pak, tapi jika bapak membatalkan kerja sama dengan klien kali ini, salah satu saingan perusahaan kita akan kerja sama dengan mereka dan tentunya mereka akan mencoba menjatuhkan nama baik perusahaan kita," ucap David menjelaskan dan meyakinkan Andrew agar menemui kliennya itu.

Mendengar perkataan David, Andrew langsung terdiam.

Sejenak berpikir, apa yang dikatan David memang ada benarya.

Andrew lantas mencoba meredahkan emosinya. Setelah beberapa menit Andrew pun memutuskan untuk menemui kliennya bersama David.

Untungnya, Klien Andrew tak marah.

Ia begitu  senang karena bisa bekerja sama dengan perusahaan Andrew.

Ya, siapa yang tak mau bekerja sama dengan perusahaan terbaik di negara ini, kan?

Hanya saja, itu semua berbanding terbalik dengan Andrew.

Pria itu sama sekali tidak merasa senang, meski kliennya kali ini sangat berpengaruh dalam bisnisnya. 

Di dalam hati, Andrew hanya memikirkan kejadian yang baru saja terjadi di depan matanya.

Dia masih kesal kala mengingat Naura yang tebar pesona kepada pria lain.

Andrew juga begitu sangat emosi melihat kedekatan Naura dengan rekan kerjanya itu.

Rasanya, Andrew sudah tidak sabar ingin segera pergi, namun kliennya belum pergi sehingga Andrew mencoba menahan dirinya namun dia merasakan sedikit kesal kepada sekretarisnya itu yang mencoba menahanya.

'Sial! Akan kubuat perhitungan denganmu nanti, istriku!' janji Andrew dalam hati.

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Imatul
Bru mulai suka sama ceritanya sudah kesel sama si andrew ini
goodnovel comment avatar
Sari Langoti
seru kak ceritanya
goodnovel comment avatar
gandul jaya
suamin naura emosian kasihan naura
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status