Share

Bab 3 Hutan

Carlos mengendarai mobil sport ke arah hutan belantara, tidak tahu apa yang terpikir di otaknya saat ini. Namun, yang pasti bukanlah sesuatu yang baik. Dia menatap ke arah Beatrize dari balik kaca spion, senyuman licik tersungging. Rencana jahat berkelibat di pikiran, membangkitkan kenangan lama dua puluh tahun yang silam. 

Kenangan, di mana semuanya berubah drastis. Hal indah menjadi nestapa. Kebahagiaan luruh, kepedihan menghampiri. Anak kecil penuh penyayang, kini bak seekor monster tak berhati, tak berperasaan. Menyimpan dendam dan berniat membalaskannya, sesegera mungkin.

Malam semakin larut dan kendaraan yang membawa Beatrize mulai meninggalkan kota dan kini melewati jalanan sepi. Di mana bukit dan deretan pohon mengelilingi jalanan tersebut. Sudah satu jam Carlos berkendara, tetapi dia belum juga berhenti. Tidak tahu ke mana dia akan membawa wanita tersebut. Wanita yang melekat di ingatannya sebagai perempuan cantik, tetapi berhati iblis. 

"Beatrize... akhirnya kita bertemu kembali. Dan aku masih sangat mengingat wajah menjijikkanmu itu!" Carlos tersenyum miring lantas menambah kecepatan kendaraannya. Dia berkali-kali menatap ke arah wanita yang telah memberikan luka dengan mata menyipit sinis. 

Jalanan yang dilalui semakin menyempit, semula aspal sekarang dipenuhi bebatuan. Jalan yang datar, saat ini berubah terjal. Carlos menghentikan laju kendaraan dan mematikan mesin mobilnya. Dia menoleh ke arah wanita yang masih tidak sadarkan diri karena efek minuman keras.

"Malam ini, kamu bermalam di sini ibuku sayang. Dan kalau besok pagi kamu masih hidup, tunggu saja permainan selanjutnya dariku." Carlos melepas sabuk pengaman yang melintang di depan dada dan keluar dari dalam mobil tergesa-gesa. Dia membuka pintu di mana Beatrize tengah berbaring. Pemuda itu terdiam sesaat seraya mendengkus, lantas menarik kasar kaki jenjang wanita tersebut untuk mengeluarkannya dari dalam mobil.

Carlos membopong Beatrize di atas pundak dan membawanya ke pinggiran jurang. "Kita lihat peruntunganmu besok, masih hidupkah atau mati dalam kondisi mengenaskan?! Tapi aku berharap kamu masih hidup karena pembalasan dendamku, baru saja dimulai!"

Pemuda berdarah dingin tersebut menurunkan tubuh Beatrize, tepat di bibir jurang. Tiada celah antara hidup dan mati bagi wanita yang dia benci. Sedikit saja dia bergerak, mungkin esok pagi ketika terbangun bukan lagi di dunia ini melainkan di neraka.

Carlos meninggalkan Beatrize seorang diri, sama seperti yang dilakukan wanita itu terhadapnya dua puluh tahun yang silam. Dia telah berjanji akan membalas setiap tetesan air mata. Penderitaan yang dia alami harus juga dirasakan oleh ibunya, bahkan lebih.

Mobil yang terparkir, kini menyala kembali. Carlos dengan raut menyiratkan kepuasan, mengendarai mobil sport-nya. Membelah jalanan, melewati setiap riak kemelut yang selalu mengiringi hidup. Melesat kilat tanpa takut bila suatu saat maut menjemput.

***

"Hello honey!" Seorang wanita penghibur duduk begitu saja di atas pangkuan Carlos. Dia mengalungkan kedua tangan ke atas leher lelaki itu tanpa rasa canggung. "Kamu sepertinya sedang butuh pelampiasan, benar 'kan terkaanku?" Wanita itu mengecup telinga Carlos lanjut menghembuskan napas hangat. Jemari lentiknya berselancar ke atas dada dan menelusup dari balik celah kemeja. Menggelitik hasrat terpendam lelaki yang tengah dirundung amarah.

Carlos menatap keji dan menjerat leher wanita di hadapannya itu. "Perempuan mana pun sama-sama sampah. Tidak kau juga tidak ibuku! Semuanya adalah jalang keparat, hanya menginginkan uang yang ditukar dengan harga diri!"

Kupu-kupu malam tersebut dicampakkan dengan kasar ke atas kursi. Carlos berkali-kali menampar gadis itu lalu merobek pakaiannya. Dia menindih tubuh tak berdaya lanjut menyesap ceruk leher hingga menyisakan bekas merah pekat. Jemarinya meremas kasar gumpalan di atas dada, tiada sedikit pun kelembutan yang dia suguhkan. 

Bukan desahan kenikmatan yang keluar dari bibir wanita itu. Melainkan erangan kesakitan karena Carlos memperlakukan tubuhnya bak binatang. Jambakan, cekikan dan tamparan tak lepas dari tangan kokohnya. Dia begitu menikmati setiap ringis rasa sakit dari mulut wanita yang akan dia sesap madunya.

"Tolong pelan-pelan, Tuan. Anda menyakiti saya." Wanita itu merajuk dan mengharap belas kasihan. Akan tetapi, tidak sedikit pun menggugah perasaan Carlos. Pria kejam itu malah menghujam kasar ruang kewanitaan, menyakiti tubuh dan harga diri perempuan tersebut.

"Jangan banyak bicara denganku, jalang!! Aku pria terhormat dan kamu hanya seonggok kotoran. Jangan mengiba padaku karena itu sama saja memancing untuk aku bertindak lebih kasar!" Carlos menghentak-hentakkan miliknya tanpa melepaskan jeratan di leher perempuan tersebut. Melampiaskan gemuruh di dalam dada karena pertemuan pertamanya dengan wanita yang telah merampas kebahagiaan, setelah bertahun-tahun lamanya.

Kepala Carlos tertarik ke belakang, panggulnya semakin cepat memompa tubuh inti wanita penghibur tanpa ampun. Merasai puncak kenikmatan yang sebentar lagi akan dia dapatkan. Dan sebuah lolongan panjang lolos dari bibirnya dengan tangan meremas kuat gumpalan keindahan. 

Carlos melepaskan miliknya dari dalam surga dunia. Dia berdiri lanjut merapikan kembali pakaiannya. Meninggalkan wanita yang dia gagahi dalam kondisi tidak sadarkan diri. Lembaran uang dia hamburkan ke atas tubuh wanita tersebut disertai umpatan jua penghinaan.

***

Comments (1)
goodnovel comment avatar
꧁ꪜꫝ𝓲𝘲_ʟᴜᴄᴀɪᴍ꧂✯༆
aduh bang ..jadi ngilu...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status