Share

73, Cukup Satu Kali

SUARA musik memenuhi ruang dengan volume maksimal yang bahkan membuat jantung pun ikut bergetar. Tubuh-tubuh liat menggeliat liar di lantai, saling menempel, tertawa terbahak. Setiap sudut dipenuhi manusia. Cahaya temaram dan asap membuat kesuraman yang hingar bingar. Di sebuah sudut, duduk santai seorang lelaki sambil memandang sekeliling. Sampai matanya memangkap sosok yang sudah lama tidak dia lihat di tempat seperti ini. Dia menelengkan wajahnya dengn alis mata naik sebelah. Lampu memang temaram, tapi matanya tidak mungkin salah. Setelah menghabiskan isi gelas dalam sekali tenggak, dia berjalan lurus ke arah sosok itu.

“Sudah lama gue nggak ngelihat lu di sini.” Dia mengangkat sebelah tangan, memesan minuman lagi. “Adek gue mana?”

Mendengar kalimat kedua, Manggala langsung menoleh.

“Lu beneran nggak tau adek lu di mana?” Manggala kembali menenggak isi gelas. Pesanan Jaya datang.

“Nggak. Dia sudah lama nggak ne

Sandra Setiawan

Jay, yang di samping lu beneran Manggala kok. Bukan jurig. Etdah. Gimana part ini? Bisa ngertiin si Nay nggak? Apa sebingung Jayantara? Urusan hati memang sering nggak sesimpel jatuh cinta dan patah hati. Ini kapan dah berenti part nyeseknya? Manggala makin kacau gitu tuh.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status