Share

Bab 91: Dia Sudah Kehilangan Rahimnya

“Tentu saja melalui jalur hukum. Perbuatannya sudah membahayakan nyawa!” ucap Dewa sembari memandangi pintu pondok.

Fabian mengangguk paham.

Keduanya turun dari mobil lalu mengetuk pintu pondok. Sayup-sayup mereka mendengar suara tangis serta jeritan dua perempuan. Seketika Fabian dan Dewa beradu pandang dengan bingung.

Sepuluh menit menunggu, pintu pondok itu terbuka lebar. Tampak seorang wanita paruh baya bercucuran keringat dan kening berdarah. Hanya saja tubuh perempuan sepuh itu mematung tatkala melihat Dewa.

“Menantu?!” pekik wanita itu.

“Bibi Mathilda?” sahut Dewa dan Fabian.

“Terima kasih sudah datang, kalian menolongku dari perempuan iblis itu!” Mathilda menengok ke belakang.

Dewa berdeham kecil dan sorot matanya menerobos ke dalam pondok. Ia mencari-cari sosok Vinsensia.

“Sebenarnya kami ke sini mau bertemu Vinsensia. Bibi, dia telah membunuh Rosalyn.” Dewa tak bisa menahan kata-katanya lagi.

Seketika Mathilda membeliak lantas limbung di ambang pintu. Sigap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status