Share

Bersama Kucing

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-08-19 16:22:15

Hope sudah bersamanya usai Carlo berpamitan pergi. Shilom benar. Pria itu tidak seburuk yang Avanthe bayangkan. Mungkin sedikit menyerupai Nicky, meski terdapat krisis perbedaan. Mereka bekerja kepada satu ‘bos’ yang sama. Barangkali hal demikian menjadi alasan utama. Lingkungan. Pergaulan.

Avanthe segera membawa Hope menyisir lebih dekat ke dinding kaca. Arah pandang mereka menembus langsung ke halaman samping. Tangan Hope memukul – mukul di sana ketika gadis kecil itu menaruh perhatian pada kucing baru Hores yang sedang meringkuk santai di sana.

Tidak ada tanggapan walau hewan tersebut, diberi nama Nicoco oleh pria yang tidak Avanthe ketahui keberadaannya, menyadari keberadaan si bayi.

“Sangat sombong seperti ayahmu,” ucap Avanthe sambil mengamati wajah Hope yang begitu antusias, antara geram, tetapi gadis kecil itu tidak bisa menembus kaca hanya dengan telapak tangan yang mencoba terus menepuk – nepuk ringan.

Tiba - tiba loncatan Hope sedi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Good idea sih, ntar aku bawa parang sekalian rampas ginjal buat jual wkwk
goodnovel comment avatar
Violetta
jangan curi, rampok aja bila perlu begal wkwkwk
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Wkwk. Ikutan lomba mencuri hati dia tapi gak bisa kak wkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Berkunjung

    ‘Beberapa minggu lagi’ persis pernyataan hari itu. Untunglah kali ini Hores setuju melakukan perjalanan ke rumah Shilom dengan harapan yang Avanthe ajukan untuk mengetahui berapa persen prospek renovasi yang dikerjakan. Dia hanya ingin memastikan kapan akan kembali tinggal di tempat pertama kali Shilom menawarkan tumpangan. Sudah begitu dekat.Avanthe dengan antusias menegakkan bahu. Dia datang bersama Hores, berdua, tanpa melibatkan Hope. Si bayi masih terlalu kecil untuk berada di area pembangunan. Debu berhamburan dan suara – suara berisik menjadi alasannya kuat. Avanthe memalingkan wajah menatap Hores ketika pria itu menghentikan mobil sekian jengkal jarak dari halaman rumah Shilom. Perlu berjalan kaki untuk benar – benar bisa mengawasi secara langsung. Dugaan Avanthe benar tentang Hores yang melakukan perbahuruan besar. Dia yakin Shilom akan merasa tidak nyaman saat tahu kediaman-nya disulap nyaris begitu sempurna. Jauh dari keadaan rumah terdahulu, seakan –

    Last Updated : 2024-08-20
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Salah Paham

    Benak Avanthe bertanya – tanya. Tidak sadar jika pada akhirnya dia akan tergelincir oleh batu berukuran sedang. Hampir jatuh. Kai di samping segera memberi ruang untuk berpegangan. Lengan pria itu telah mendekap di pinggulnya. Sesuatu yang Hores perhatikan, tetapi tidak benar – benar menyaksikan dari awal. Salah paham adalah bagian terakhir dari yang bisa Hores kendalikan. Dia langsung melebarkan langkah. Menggenggam pergelangan Avanthe erat, lalu menyeretnya meningalkan Kai.“Hores, sakit ....”Semua mata menatap ke arah mereka. Kemarahan Hores yang dapat Avanthe rasakan seperti berusaha meluluh – lantakkan segala hal di sini. Dia menelan ludah kasar saat dipaksa mengikuti derap kaki yang menghentak kasar. Mereka menuju mobil. Sesaat Avanthe menoleh ke belakang. Dia tahu Kai berusaha ingin menyusul. Namun, gelengan samar darinya memastikan pria itu mengurungkan niat. Hores terlalu berbahaya. Rasa cemburu yang brutal dapat merusak pelbagai bagian dengan tak terduga. Avanthe

    Last Updated : 2024-08-21
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Hukuman

    Ntah ini akan menjadi sebuah kesempatan atau tidak pernah. Avanthe segera mengambil tindakan untuk membuka pintu mobil. Dia harus pergi menyusul Hope sebelum Hores sanggup menepis jarak di antara mereka. Hanya perlu beberapa langkah menembus pintu terbuka dari gedung mentereng pria itu. Kamar menjadi satu – satunya pilihan. Avanthe harap Hope sedang tidur seperti terakhir kali dia memutuskan untuk meninggalkan si bayi sebentar. Sesekali, wajahnya akan setengah berpaling, memastikan kembali apakah Hores sudah begitu dekat, tetapi pria itu tidak menunjukkan tanda – tanda tertentu. Tidak terlihat di mana pun akan terungkap di belakang. Membuat Avanthe hampir berhenti, memikirkan sesuatu yang ambigu. Tidak. Matanya mengerjap cepat untuk kemudian melanjutkan langkah tertunda. Tidak mau mengambil risiko riskan apa pun. Hores mungkin sedang membangun siasat. Selalu memiliki pelbagai cara mengendalikan situasi di sekitar. Saat ini, yang sedang pria itu lakukan, sangat be

    Last Updated : 2024-08-26
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Tidak Ada Harapan

    Suara Shilom menarik perhatian Avanthe untuk mengangkat wajah. Dia merasa ada harapan, segera bergegas mendekati Shilom. Pertanyaan wanita itu, apakah dia baik – baik saja atau tidak. Sudah Avanthe pastikan jawabannya berada di ungkapan kedua. Dia tidak baik – baik saja saat Hores mengurungnya seperti tawanan. Tidak ada kesalahan. Kai hanya berusaha membantu, tetapi pria itu telah memborong kebodohan untuk membiarkan ego merampas beberapa hal, yang seharusnya tetap membuat hubungan mereka masuk ke dalam pengaturan damai. Bukan malah meninggalkan Avanthe di sini, terkunci, menghadapi serentetan penolakan besar dalam dirinya. “Bisakah kau bukakan pintu ini untukku, Shilom?” Hanya itu yang bisa Avanthe katakan sebagaimana dia begitu ingin keluar. Berulang kali terus menekan ganggang pintu, berharap setidaknya Shilom menyimpan anak kunci untuk mempersilakannya melangkah pergi. “Aku tidak bisa, Ava. Tuan

    Last Updated : 2024-08-27
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pelayan Baru

    Setelah satu malam, kegelisahan Avanthe tidak pernah hilang. Sesekali dia akan berusaha membuka pintu—lagi. Tidak ada hasil. Bahkan sedikit petunjuk tentang kapan Hores akan membiarkannya kembali menghirup udara segar berakhir seperti sesuatu yang mustahil. Avanthe hampir putus asa terkurung di dalam kamar, sendirian. Pria itu juga tidak pernah muncul lewat alasan apa pun, seolah ingin rasa sakitnya terperangkap makin jauh, hingga Hope juga tidak pernah dibiarkan sekali saja, mengeluarkan ocehan di depan pintu kamar. Avanthe menduga bahwa Hores tidak pernah ingin Hope berada di sekitarnya. Ingin benar – benar menyiksa, dan sungguh, pria itu telah berhasil melakukan hal tersebut. Dia seperti menghadapi dunia yang hancur. Tidak berdaya, tidak berguna, sementara yang tersisa hanya dinding kamar yang begitu kosong tak bernyawa. Menyedihkan. Hores seolah lupa memberinya makan. Sesuatu yang pria itu pikir adalah hukuman, atau barangkali memang tak berniat menemuinya, teta

    Last Updated : 2024-08-28
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Geram

    Sambil menunggu jawaban pasti dari Kai. Avanthe sengaja menyembunyikan ponsel ke bawah ranjang. Dia akan berpura – pura, tak ingin menarik tingkat curiga Hores menjadi berlebihan, yang justru menyebabkan pria itu mengambil seluler genggaman miliknya. Sudah cukup Hores menahan segala sesuatu, pria itu akan secara sungguhan menjadikan Avanthe seperti manusia purba dan tawanan paling tidak waras setelah sisa akal sehat hampir terenggut hilang. Dia memilih menjatuhkan tubuh ... tidur menyamping menghadap dinding setelah beberapa saat Adriana pergi. Tidak ada yang bisa dilakukan, selain menikmati, atau berharap bisa berdamai dengan keheningan di sini. Avanthe perlahan mencoba untuk tidur, sekadar menahan rasa lapar dan keharusan mencegah rembesan air merembes di matanya saat merasa telah mengambil keputusan paling jahat, membiarkan janin dalam kandungannya membutuhkan sesuatu sebagai asupan, tetapi dia masih membiarkan ego terus melarang. Hores mungkin akan

    Last Updated : 2024-08-29
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perencanaan: Dia akan Menyesal

    Di benak Avanthe terus mengumamkan suatu pernyataan. Makhluk seperti Hores pasti menyesali keputusan untuk melenyapkan Laticia sekadar membelanya. Pria itu tak benar – benar melakukan perlindungan atas nama cinta, dan kemungkinan besar hanya suatu tujuan supaya segala sesuatu yang pernah dilakukan dapat kembali dipecaya. Namun, itu adalah hal paling mustahil setelah hari ini, kemarin, dan mungkin di waktu yang akan datang. Avanthe duduk terpaku di pinggir ranjang. Dia tidak melakukan apa – apa setelah Hores meninggalkannya sendirian di kamar, sempat mengunci pintu, kemudian, di sini, Adriana muncul membawa beberapa perangkat untuk membersihkan sisa pecahan piring yang melayang jatuh dan berhamburan. Tidak ada minat mengawasi apa pun yang sedang wanita itu lakukan. Avanthe membiarkan iris matanya menatap lurus – lurus ke luar jendela. Tempat di mana kehijauan, alam asri, yang terkumpul menjadi satu keindahan di kejauhan. Di sana, kebebasan begitu liar

    Last Updated : 2024-09-04
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Sad Ending...?

    Avanthe berada di balkon kamar, mengulurkan sebelah lengan ke udara sekadar mengambil drone yang terbang—diam—begitu dekat di hadapannya. Benda yang dikendalikan Kai dari jarak cukup jauh, tetapi pria itu masih bisa mengantisipasi kapan harus berhenti. Di sini, ketika tangan Avanthe sudah memisahkan dua jenis barang yang diikat di kaki drone, dan memasukkan ke saku celana, lalu dia membiarkan Kai membawa benda terbang tersebut menghilang. Samar – samar pandangan Avanthe menjadi titik hitam. Drone sudah bergerak cukup jauh, dia perlu kembali masuk ke dalam kamar, menutup pintu balkon, hingga bersikap seolah tidak pernah terjadi apa pun. Sambil melirik ke sekitar. Avanthe mengeluarkan kecoak hidup dari plastik, ya, hidup, untuk kemudian berjalan secara perlahan ke kamar mandi, melempar asal ke atas lantai yang lembab. Ini bagian dari rencana, hal yang telah dipikirkan matang – matang. Avanthe akan menunggu Adriana datang membawa sarapan, sementara itu,

    Last Updated : 2024-09-05

Latest chapter

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status