Share

Pasangan Gelap Tuan Javier
Pasangan Gelap Tuan Javier
Author: SILAN

Bab 1. Pengorbanan

"Aku akan membiayai pengobatan adikmu sampai dia sembuh. Tapi sebagai gantinya, lahirkan anak dari benih putraku."

Freya terhuyung mundur, tubuhnya gemetar dengan nafas tersengal. Tawaran Pamela Bennett, seorang wanita kaya raya dan berkuasa, bergema di telinganya seperti bisikan setan.

Otaknya berputar mencari jalan keluar. Ia tidak menduga pemilik restoran tempatnya bekerja itu tiba-tiba menawarkan hal seperti itu tepat saat Freya krisis keuangan.

"Tapi, Nyonya. Tuan Javier sudah punya istri, bagaimana dengan perasaan Nyonya Bennett kalau aku-"

Pamela memotong ucapannya, matanya dingin dan tajam seperti mata elang. "Kalau begitu relakan saja adikmu meninggal karena kau tak punya uang untuknya berobat!"

Freya terdiam, tubuhnya terasa lemas. Adiknya, David, tengah terbaring sekarat di rumah sakit dan membutuhkan biaya operasi yang sangat mahal. Freya hanya seorang gadis miskin yang bekerja sebagai pelayan di restoran, tak mungkin mampu membiayai pengobatan David.

Pamela Bennett menyerahkan kartu namanya, sebuah kartu emas dengan huruf-huruf yang berkilauan. "Segera hubungi aku dan beri jawabannya," katanya, lalu berlalu pergi dengan dua pengawal yang menemaninya.

Freya terpaku, matanya menatap kartu nama itu. Di balik rasa takut dan jijik, sebuah harapan kecil muncul. Dia harus menyelamatkan David.

Tepat setelah itu, ponsel Freya berdering. Ketika ia mengangkatnya, raut wajahnya seketika syok mendengar kabar buruk itu.

Dengan cepat Freya berlari melewati koridor panjang menuju salah satu ruangan rumah sakit. Terlihat seorang remaja tujuh belas tahun terbaring di ranjang dengan wajahnya yang pucat.

"Bagaimana kondisinya?" tanyanya panik, suaranya bergetar.

Dokter itu tampak muram. "Kita perlu segera melakukan tindakan operasi, Nona. Jika tidak, kemungkinan terburuk ke depannya tidak bisa kami prediksi."

Freya terhuyung mundur, tubuhnya lemas. Dia tak punya uang untuk operasi.

Dia hanya punya satu pilihan ….

Dengan langkah gontai, Freya keluar dari ruangan, meraih kartu nama Pamela Bennett. Satu-satunya orang yang bisa membantunya saat ini adalah wanita itu untuk menyelamatkan David dari ambang kematian.

Dengan ragu-ragu, Freya menghubungi nomor Pamela. Setelah panggilan terhubung, ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan berat.

"Halo, ini saya, Freya." Suaranya bergetar, penuh keputusasaan. Dia telah membuat perjanjian dengan mempertaruhkan masa depannya sendiri. "Saya menerima tawaran Anda." lanjutnya.

Freya menutup telepon, matanya berkaca-kaca. Dia telah menjual dirinya, menjual masa depannya, demi menyelamatkan adiknya.

Tapi, di balik rasa takut dan penyesalan, ada secercah harapan. David akan hidup. Dan itu saja yang penting.

Kurang dari satu jam kemudian, bantuan dari Pamela Bennett tiba sehingga David segera mendapatkan penanganan medis dengan cepat. Namun, saat David berada di ruang operasi, pihak yang diperintahkan oleh Pamela menghampiri Freya.

“Anda harus menandatangani surat perjanjian ini.”

Dengan tangan gemetar, Freya menerima surat itu. Matanya menyusuri deretan kalimat-kalimat dengan cepat, sebab ia sudah tidak bisa mundur lagi. Apapun isi surat itu, Freya akan menerimanya. Demi David.

Gadis itu lantas membubuhkan tanda tangan di surat tersebut sebagai bukti persetujuan bahwa ia akan menjadi orang ketiga di keluarga kecil Javier Bennett.

Dada Freya rasanya sesak, bagaimanapun ia tahu bahwa Javier adalah pria yang sudah beristri dan sebentar lagi Freya akan menjadi bagian tak diundang di keluarga itu. Namun di sisi lain, Freya tak punya pilihan. Ia bisa merelakan hidupnya menderita, asalkan satu-satunya keluarga yang masih tersisa di hidupnya bisa ia selamatkan.

Freya masih tidak bisa membayangkan seperti apa hidupnya setelah mengambil keputusan ini. Tapi demi keselamatan David, Freya hanya bisa menghembuskan nafas dalam-dalam dan menerima semua konsekuensi yang harus ia tanggung ke depannya.

Dengan lemas, Freya duduk menantikan kabar pihak medis yang sedang menangani David. Berharap secara penuh terhadap operasi David berhasil.

Karena … ketakutan terbesar Freya selama ini adalah kehilangan adiknya.

Freya mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya, lantas berbisik dengan lirih, "Bertahanlah, David. Aku akan melakukan apapun demi kesembuhanmu …."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status