Share

Bab 4. Pandangan yang berbeda

Setelah malam itu, pandangan Freya terhadap Javier menjadi berbeda. Ia terus terbayang kalau dirinya berada di posisi Viona saat menerima sentuhan hangat Javier.

Seperti apa rasanya dicintai oleh pria seperti Javier?

Setiap kali menyajikan makanan untuk Javier, Freya akan memanfaatkan waktu sesingkat apapun untuk menatap wajah pria itu. Sungguh pria yang menawan. Sikap dinginnya membuat Freya sangat ingin menaklukkannya.

"Aku harus bagaimana?" pikir Freya, bingung. "Bagaimana aku bisa membuatnya memperhatikanku?"

Pagi itu, Javier pergi ke kantor dan Viona juga pergi untuk menghadiri perkumpulan para wanita sosialita, itu artinya Freya sendiri di rumah.

Ia pun juga pergi untuk membeli beberapa pakaian sexy, sungguh ia telah menjatuhkan harga dirinya hingga ke dasar tanah.

Freya memilih pakaian-pakaian yang tak pernah terbesit di pikirannya akan ia kenakan. Pakaian tidur yang transparan, gaun malam yang menonjolkan lekuk tubuhnya, dan lingerie yang hanya akan menambah daya tariknya di mata seorang pria.

Setiap pilihannya adalah bentuk harga dirinya yang telah hancur. Namun, Freya tak punya pilihan lain. Ia sudah terlanjur tenggelam dalam permainan ini.

Saat Freya kembali, rumah Javier terasa begitu sunyi. Setiap sudut rumah yang mewah itu terasa begitu kosong, seperti pantulan dari kehampaan yang kini merajai hatinya.

Freya melangkah ke kamar yang diberikan untuknya. Ia menyimpan pakaian-pakaian barunya di lemari. Tak lama setelah itu, suara lembut Viona memanggilnya, "Freya!"

Dengan cepat, Freya keluar dan menghampiri Viona yang tersenyum hangat, “Aku punya sesuatu untukmu. Saat berbelanja tadi, aku melihat gaun ini, dan aku merasa ini cocok untukmu.”

Freya menelan ludah, merasa tak enak menerima hadiah dari Viona, wanita yang seharusnya ia khianati.

“Terima kasih, Nyonya,” jawabnya, mencoba menyembunyikan perasaan bersalah.

"Oh ya, Freya. Besok aku dan ibu akan pergi keluar kota untuk liburan musim panas. Bisakah kau membantuku menyiapkan pakaian? Aku tak sempat melakukannya malam ini karena ada makan malam dengan Javier."

Freya mengangguk, "Saya akan menyiapkannya untuk Anda," jawabnya.

Viona tersenyum, "Terima kasih," ucap wanita itu lalu pergi.

Malam harinya, Freya melihat Viona dan Javier pergi bersama dan setelah mereka pergi, Freya masuk ke kamar pribadi Javier dan Viona untuk menyiapkan baju liburan musim panas.

Itu artinya waktu yang Pamela berikan sudah tiba, Freya harus menjalankan misinya menggoda Javier.

Setelah menyelesaikan tugasnya mengemasi pakaian milik Viona ke koper, Freya tak sengaja menjatuhkan salah satu baju yang tergantung di lemari.

Saat mengambilnya, baju itu adalah milik Javier. Dan entah pikiran dari mana, Freya menghirup wangi di baju Javier yang berhasil membuatnya berimajinasi.

"Aku benar-benar gila!" gumam Freya, mengguncang kepalanya untuk mengusir pikiran liar yang muncul.

Ia buru-buru menyelesaikan tugasnya dan keluar dari kamar itu dengan perasaan yang bercampur aduk.

Freya kembali ke kamarnya, mengenakan salah satu baju sexy dan menatap bayangannya di cermin. Gaun itu memperlihatkan bahunya yang halus dan membentuk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Ketika ia melihat dirinya sendiri di cermin, ia merasa seperti seseorang yang berbeda, seseorang yang lebih berani.

"Apa yang akan terjadi jika Javier melihatku seperti ini?" pikirnya, sembari membayangkan tatapan dingin Javier yang berubah penuh gairah.

Gaun tidur transparan itu membuat Freya berdebar, lalu ia menggeleng dan mengakhiri malam sunyi sendirian di dalam rumah besar itu.

Freya mulai merasa lelah dan akhirnya tertidur. Namun, sekitar pukul dua belas malam, suara keras benda jatuh membangunkannya.

Penasaran dengan apa yang terjadi, ia pun bangun menuju area dapur yang saat itu sangat sepi. Freya juga tidak tahu apakah Javier dan Viona sudah pulang atau belum karena dua jam yang lalu ia ketiduran.

"Apa ada penyusup di rumah ini?" Freya berjalan dengan perlahan, mencari sumber suara benda jatuh yang terdengar sampai kamarnya.

Kepalanya celingukan dengan hati-hati, hingga tiba-tiba suara rendah yang familiar membuatnya terlonjak kaget.

“Apa kau terbangun karena suara barusan?”

Jantung Freya hampir berhenti. Ia berbalik cepat, dan melihat Javier berdiri di belakangnya. Wajahnya tampak dingin, meskipun ada sedikit kerutan di dahinya karena heran.

“Maaf jika aku mengganggumu,” kata Javier, matanya sekilas memandang Freya sebelum ia beralih melihat ke arah lain. “Tapi seharusnya kamu lebih memperhatikan apa yang kau kenakan saat keluar kamar.”

Freya mengikuti tatapan Javier, ia baru menyadari pakaiannya yang begitu terbuka dan menggoda. Pakaian yang seharusnya ia pakai hanya untuk menjalankan rencana.

Wajahnya memerah seketika.

‘Oh sial!’ umpat Freya dalam hati, merasa malu sekaligus terkejut, karena tatapan dingin Javier sempat berubah … meski hanya sesaat.

Namun, itu berhasil membuat Freya berpikir ada sedikit kemungkinan Javier tertarik padanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status