Share

Bab 6. Terlalu berbahaya

Dua hari berlalu dengan ketegangan yang kian memuncak di benak Freya. Meskipun mengenakan pakaian yang lebih berani, ia masih belum melakukan apapun untuk mendekati Javier.

Namun, pesan-pesan dari Pamela tak henti-hentinya mengusiknya, membuat pikirannya gelisah dan hatinya terombang-ambing di antara ketakutan dan tuntutan.

Pagi itu ketika Freya sedang menyiapkan sarapan, suara Javier yang tiba-tiba terdengar membuatnya terlonjak.

"Kenapa kau mengenakan pakaian seperti itu?" Nada suaranya dingin, nyaris menusuk.

Freya berbalik, menatapnya dengan mata melebar. Wajah pria itu serius, seperti mencoba membaca setiap gerak-geriknya.

Sebelum Freya bisa menjawab, Javier melontarkan pertanyaan yang lebih mengagetkan, "Apa kau mencoba menggodaku?"

Kata-kata itu tepat mengenai sasaran, dan jantung Freya serasa melonjak.

"Ti-tidak, Tuan," ia segera menggeleng, mencoba mengelak. "Udara di luar mulai panas. Saya hanya mengenakan pakaian yang nyaman untuk musim panas."

Mata Javier memicing, meneliti Freya dengan kecurigaan yang terasa mencekam. Namun, ia tidak berkomentar lebih lanjut. Dengan sikap dingin seperti biasanya, ia duduk di meja dan menyantap sarapan yang disiapkan Freya.

Ketika selesai, Javier berdiri dan memberikan perintah yang membuat Freya kembali gugup. "Nanti siapkan makan malam. Aku akan pulang tepat waktu."

Freya mengangguk patuh, namun di balik ketenangannya, hatinya berdebar kencang.

Javier mungkin tidak banyak bicara, tapi kenyataan bahwa pria itu menyadari dan mengomentari pakaiannya sudah membuatnya waspada.

"Setidaknya dia memperhatikanku," pikir Freya, meski ia merasa ada ketidaktenangan yang merayap di dalam dirinya.

Ponselnya berdering, lagi-lagi pesan dari Pamela yang semakin mendesaknya. Waktu yang dimilikinya semakin sedikit. Freya tak punya banyak pilihan, tapi ia benar-benar bingung bagaimana caranya menggoda Javier yang selalu menjaga jarak dan dingin.

"Aku takut menghadapinya," bisiknya pada diri sendiri.

Malam tiba, dan Freya dengan telaten menyiapkan makan malam sesuai perintah Javier. Ia memastikan semua menu favoritnya tersaji di meja.

Namun, di saat terakhir, Freya mengeluarkan sebuah bubuk dari saku bajunya, matanya dipenuhi keraguan. Ia tahu apa yang harus dilakukan, tapi hatinya berontak.

"Maaf, Tuan," bisiknya pelan, sambil menaburkan bubuk itu ke atas makanan Javier. "Aku tidak punya pilihan lain."

Beberapa saat kemudian, Javier tiba di rumah. Setelah berganti pakaian, Javier kembali turun ke ruang makan tanpa banyak bicara. Ia duduk dan mulai menyantap makanan yang telah disiapkan.

Tidak ada percakapan, hanya keheningan yang menguasai ruangan. Freya berdiri di sudut ruangan, memperhatikan setiap gerakan Javier dengan nafas yang tertahan.

Ketakutan mulai merayap masuk ke dalam benaknya. Bagaimana jika Javier menyadari ada yang tidak beres dengan makanannya? Bagaimana jika pria itu marah, atau lebih buruk, mencurigainya?

Namun, makanan itu ternyata disantap hingga habis tanpa keluhan.

Selesai makan, Javier langsung menuju halaman belakang untuk berenang. Freya berusaha menenangkan debaran jantungnya.

"Efeknya akan segera terasa," gumamnya, "Aku hanya perlu bersiap menghadapi apapun yang akan terjadi."

Setengah jam berlalu, dan Javier yang tengah berenang mulai merasakan sesuatu yang aneh. Tubuhnya mendadak terasa panas, seolah darahnya mendidih. Ia naik dari kolam, menyelimuti tubuhnya dengan jubah mandi, tetapi perasaan tidak nyaman itu semakin intens.

Dengan tubuh yang masih basah, Javier naik ke lantai atas. Di sepanjang lorong, matanya tak sengaja menangkap sosok Freya yang sedang menyetrika, kakinya yang jenjang terpapar jelas oleh pakaian yang minim. Perasaan aneh yang ia rasakan sejak makan malam semakin menguat, membuat tenggorokannya kering. Ia menelan ludah, mencoba menahan dorongan yang mendadak membara dalam dirinya.

Kenapa ia merasakan hal ini? Kenapa tiba-tiba Freya terlihat begitu menarik?

Javier berusaha keras mengendalikan dirinya, mengabaikan denyutan dalam tubuhnya yang semakin menggila. Ia masuk ke dalam kamar, berusaha menjauh dari godaan yang terus menghantuinya.

Namun, beberapa menit kemudian, Freya masuk ke dalam kamar untuk menyimpan pakaian Javier yang sudah ia rapikan.

Javier tak bisa lagi mengalihkan pandangannya dari wanita itu. Setiap gerak-geriknya, setiap sentuhan pada pakaian, seakan memanggil hasrat yang selama ini ia kubur dalam-dalam. Tanpa disadari, ia mulai mendekat, mengikuti Freya dari belakang.

Freya yang tak menyadari keberadaan Javier, berbalik tiba-tiba, dan karena kaget ia tak bisa mengendalikan diri sampai terpeleset.

Tubuhnya jatuh ke arah Javier, membuat mereka bertabrakan. Sentuhan tubuh mereka mengirimkan sengatan yang membingungkan, membuat tubuh Javier tegang.

Namun dengan cepat, pria itu menyingkirkan Freya sambil berusaha menahan dirinya agar tetap terkendali.

"Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja," kata Freya, suaranya terdengar manis dan penuh sandiwara.

Namun, saat ia membelai dada Javier dengan lembut, sentuhannya sengaja lebih lama dari yang seharusnya.

Javier mengumpat kasar. Pria itu pergi ke ruangan lain dan mengalihkan hasrat dengan meneguk wine sepuasnya.

Javier meneguk wine dengan harapan memadamkan hasrat yang bergejolak dalam dirinya, tetapi alkohol hanya membuat kepalanya pusing, sementara keinginannya tetap mendidih, tak tersentuh.

Di rumah ini, hanya ada dirinya dan Freya, satu-satunya wanita yang tersisa sejak Viona pergi liburan.

Javier menurunkan gelasnya, tatapannya berubah tajam ketika ia melihat Freya berdiri di balkon, mengenakan pakaian tidur tipis yang memperlihatkan siluet tubuhnya.

Sesuatu dalam dirinya terguncang, membuatnya kehilangan kendali.

Tanpa berpikir panjang, Javier mendekat. Pelukannya melingkari tubuh Freya dari belakang, menariknya ke dalam pelukan yang kuat dan intens.

"Tu-Tuan?" Freya terkejut, suaranya lirih.

Dia tak pernah menduga ini akan terjadi secepat ini, meski sebenarnya sudah ia nanti-nantikan. Tapi kini, rasa takut mengusiknya. Apakah ia benar-benar siap?

Javier tidak merespons. Ia semakin dekat, mencium tengkuk Freya dengan gairah yang tak terbendung, sementara tangannya menyusup ke balik pakaian tidurnya yang tipis.

Kulit Freya yang telanjang terasa begitu hangat di bawah sentuhan tangannya, dan Javier mulai memijat dadanya dengan gerakan kasar, seolah mencoba melampiaskan rasa haus yang tak kunjung reda ….

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status