Share

Bab 2. Orang ketiga

Freya melangkah ragu memasuki rumah mewah Javier Bennett, sebuah rumah yang lebih mirip istana dengan pilar-pilar menjulang dan taman yang luas.

Di dalam, setiap sudut dihiasi pernak-pernik mewah, berkilauan di bawah cahaya lampu kristal. Namun, bagi Freya, rumah ini terasa seperti sangkar emas, menawan tapi menjebak.

Ia akan menjadi pelayan di rumah ini, sebuah peran yang disepakati dalam perjanjian mengerikan yang telah ia buat dengan Pamela Bennett.

Freya harus menyembunyikan identitasnya sebagai orang ketiga dalam kehidupan Javier, berpura-pura menjadi seorang pelayan yang setia, sementara hatinya dipenuhi rasa takut.

"Selamat datang, Freya," sambut seorang wanita cantik dengan ramah. "Aku Viona, istri Javier Bennett."

Freya tertegun. Ia baru menyadari bahwa ia akan berhadapan langsung dengan istri Javier. Viona Bennett tampak anggun dan elegan, dari tatapannya yang lembut membuat Freya yakin bahwa Viona adalah wanita yang baik.

"Senang bertemu dengan Anda, Nyonya," jawab Freya dengan gugup.

Viona tersenyum tipis. "Aku harap kau bisa menjadi pelayan yang baik. Javier sangat menyukai masakan Italia, jadi kau harus mempelajari resep-resepnya."

Freya mengangguk, hatinya dipenuhi ketakutan. Ia tahu bahwa tugasnya tidaklah mudah. Ia harus berpura-pura menjadi orang asing di rumah ini, menyembunyikan rahasia yang membebani hatinya.

Tepat pada saat itu, sosok pria tampan dan gagah menuruni tangga. Sejenak Freya terpaku, betapa tampan dan berwibawa sosok Javier jika dilihat secara langsung.

Di depan matanya, Javier menunjukkan keromantisan untuk istrinya sehingga Freya menundukkan kepala.

"Siapa ini?" tanya Javier, matanya menyorot Freya dengan tajam.

"Dia pelayan baru di rumah kita," jawab Viona, suaranya lembut.

Javier mengangguk singkat, pria itu mencium mesra bibir Viona di depan Freya sebelum pergi bekerja. Tampak Viona malu-malu saat Javier memperlakukannya seperti itu di depan orang baru.

Freya terdiam, mengamati mereka berdua. Pertanyaan besar muncul di benaknya, mengapa Pamela menyuruh orang lain menjadi orang ketiga di rumah tangga putranya saat hubungan Javier dan istrinya baik-baik saja? Apakah ini sebuah jebakan? Apakah Pamela memiliki rencana lain yang tersembunyi?

Freya merasakan ketakutan menjalari tubuhnya. Ia telah menjual dirinya demi menyelamatkan adiknya, namun ia tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia harus berpura-pura menjadi orang asing di rumah ini, menyembunyikan rahasia yang membebani hatinya.

Freya hanya bisa berharap bahwa ia bisa bertahan hidup di rumah ini, dan memastikan ia bisa menyelamatkan David dari kematian.

**

Seminggu berlalu, Freya mulai terbiasa dengan rutinitas di rumah megah Javier Bennett.

Setiap pagi, ia menyaksikan Javier dan Viona saling berpelukan mesra sebelum Javier berangkat bekerja. Viona dengan senyum yang lembut dan tatapan yang penuh kasih sayang, selalu menyapa Freya dengan ramah.

Freya merasa tertekan. Ia melihat betapa bahagianya Javier dan Viona. Namun, di balik kebahagiaan itu, Freya tahu bahwa ia adalah bom waktu yang siap meledak.

Seiring berjalannya waktu, Freya mulai memperhatikan Javier. Ia mengamati kebiasaan pria itu, cara ia berbicara, cara ia tertawa, cara ia memandang Viona. Freya menyadari bahwa Javier adalah pria yang penuh kasih sayang, dan ia mencintai Viona dengan tulus.

"Kenapa aku harus melakukan ini?" gumamnya dalam hati. "Kenapa aku harus menjadi orang ketiga?"

Freya pun sudah mulai mencari celah untuk menggoda Javier. Ia mencoba untuk menarik perhatian pria itu dengan cara-cara halus, seperti memasak makanan kesukaan Javier, menata ruangan dengan rapi, dan ia berusaha untuk selalu berada di dekat Javier.

Namun, setiap kali ia mencoba untuk mendekat, Javier selalu bersikap dingin dan menjaga jarak. Ia memang memperlakukan Freya dengan sopan, namun tidak pernah menunjukkan tanda-tanda tertarik.

Freya merasa putus asa. Ia tak tahu bagaimana cara untuk menggoda Javier. Ia merasa seperti sedang bermain dengan api, dan ia takut akan terbakar.

Suatu sore, Freya sedang membersihkan ruang makan ketika Javier masuk. Ia tampak lelah dan kesal. "Apa kau sudah menyiapkan makan malam?" tanyanya dengan suara dingin.

"Ya, Tuan," jawab Freya dengan gugup. "Saya sudah menyiapkan makanan kesukaan Anda."

Javier mengangguk, lalu duduk di meja makan. Freya segera menyajikan makanan, hatinya berdebar kencang. Ia mencoba untuk tidak menatap Javier, namun pandangannya tak bisa lepas dari pria itu.

"Terima kasih," kata Javier, matanya menatap Viona yang baru saja turun dari tangga. "Sayang, aku sudah lapar."

Viona tersenyum, lalu duduk di samping Javier. Mereka berdua mulai makan malam, bercanda dan tertawa bersama.

Freya merasa tertekan, ia merasa seperti sedang menyaksikan sebuah pertunjukan yang tak ingin ia saksikan.

"Freya, tolong ambilkan minuman untukku," kata Viona dengan ramah.

Freya mengangguk, lalu pergi ke dapur untuk mengambil minuman.

Rasanya, ia seperti sedang terperangkap dalam sebuah mimpi buruk. Namun, Freya tahu bahwa perjalanannya baru saja dimulai.

Bagaimanapun caranya, Freya harus bisa menggoda Javier meskipun harus mengorbankan harga dirinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status