"Bagaimana keadaan di dalam?" tanya Daniel sambil terus menembak ke arah pasukan kiriman perdana menteri Gerga."Kedatangan Jenderal ini membuat pasukan kita dapat kesempatan untuk mengungsikan keluarga besar staf kantor bendahara negara yang akan menjadi saksi itu," jawab Vigo sambil terus menembak ke arah prajurit musuh yang berusaha datang dari belakang."Bagus. Kita beri kesempatan pada mereka untuk menjauh dulu baru kita pergi.""Siap, jenderal."Sesudah itu, mereka terus bertempur melawan musuh mereka dengan Daniel tetap menembak di senjata mesin.Walaupun senjata mesin itu berat tetapi Daniel bisa dengan mudah memindahkannya karena Daniel memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga dia bisa mengangkat barang berat yang hanya bisa diangkat oleh 5 lelaki dewasa itu tapi bisa diangkat dan dipindahkan sendirian oleh Daniel untuk mencari tempat yang bagus untuk menembak.Prajurit musuh kadang-kadang berpindah tempat sehingga Daniel juga harus memindahkan senjata mesin ini untuk bisa
"Aku harus. Karena darahku bergolak saat aku melihat seorang jujur dizolimi seperti itu. Karena itu, apapun tantangan yang harus aku hadapi, akan aku terobos," tegas Daniel.Lauren menatap ke arah wajah Daniel yang masih tersembunyi di balik topi perang, kaca mata hitam dan masker militer itu. "Terimakasih, jenderal. Terimakasih atas bantuanmu kepada ayahku.""Sama-sama. Yang jelas, aku berjuang untuk rakyat. Rakyat membutuhkan sosok yang bersih untuk menjadi perdana menteri dan ayahmu adalah sosok itu.""Terimakasih, jenderal. Oh iya. Bolehkah aku meminta sesuatu, jenderal?""Apa itu? Silakan katakan.""Bolehkah aku melihat wajahmu, jenderal?"Daniel langsung terdiam mendengar permintaan dari Lauren ini. Sebenarnya dia tidak mau sembarangan orang mengetahui tentang dirinya, rupa asli di balik jenderal Besar Raven ini. Tapi, entah kenapa, khusus untuk Lauren ini, Daniel bersedia mengikuti permintaan Lauren itu.Daniel mulai meraba topengnya. Dia bermaksud untuk memperlihatkan wajahnya
"Susanne?" Daniel sangat kaget melihat siapa yang memegang tangannya."Iya. Ini aku, Daniel. Aku merindukanmu," tandas Susanne."Bagaimana kau menemukanku? Dan bukankah kamu masuk dalam perlindungan?""Orang tuaku dalam perlindungan agen 007 dan timnya. Tapi, aku keluar secara diam-diam.""Kamu tidak boleh berbuat seperti ini, Susanne. Tidak ingatkah kamu atas perjuangan aku dan teman-temanku untuk membebaskan kamu dari Krimea?""Aku tahu dan aku menghargainya. Tapi, aku tidak bisa jauh darimu. Aku ingin melihatmu.""Bagaimana kamu bisa menemukanku?" Daniel melotot ke arah Susanne."Aku pikir, kamu pasti terlibat dalam kekacauan soal pemilu. Karena itu, aku sengaja mencarimu di tengah kerumunan para pendemo sejak dari pusat kota. Dan aku menemukanmu."Daniel tersentak kaget karena ternyata Susanne sudah mengikutinya dari mulai dia tiba di ibu kota Hawking ini."Bagaimana kalau dia melihat saat aku memakai topi perangku? Dia akan mengetahui kalau aku adalah jenderal besar Raven," bati
Canda tawa antara Daniel dan Wilona terhenti karena beberapa orang sudah muncul dari pintu utama rumah.Ada Frans yang terlihat lemah dan sedang duduk di kursi roda yang didorong oleh Norma.Sementara di kanan dan kiri adalah Pedro dan Beto, dua anaknya Norma. Mereka berempat kini menatap ke arah Daniel dan Wilona."Wilona, tinggalkan dia!" kata Frans kepada Wilona."Ayah." Sapa Daniel sambil membungkuk penuh hormat ke arah Frans.Daniel merasa sikap Frans sudah semakin kaku sejak Frans sakit. Padahal sebelumnya, sikap Frans tidak sedingin ini."Jangan memanggilku ayah!" kata Frans dengan nada tinggi kepada Daniel. "Aku bukan ayahmu. Kita tidak ada hubungan apa-apa lagi.Daniel langsung menundukkan kepalanya.Wilona langsung berkata, "ayah, jangan memarahi Daniel, ayah.""Kenapa aku tidak boleh memarahi dia? Ingat! dia telah membuat kekacauan di pesta pernikahanmu dengan Richard dan sejak kemunculannya, tiba-tiba aku sakit dan perusahaanku mengalami kesulitan ekonomi. Pasti itu karena
Besoknya, Norma sudah berada di kantor kementerian bersama Pedro untuk mengikuti tender proyek.Pedro sendiri, datang bersama Wanda, pacarnya."Bagaimana, Pedro?" tanya Norma."Iya, ma. Kami sudah siap. Iya kan, sayang?" Pedro menatap Wanda penuh arti."Aku akan menjalankan sebuah rencanaku," kata Wanda sambil tersenyum licik"Apa rencanamu?" tanya Norma penasaran."Gampang, tante. Aku akan membawa dua temanku yang terkenal sebagai biang gosip, mereka suka sekali menyebarkan gosip tentang siapa saja, jadi kalau Wilona berani muncul dengan si Daniel itu, maka, teman-temanku akan menyebarkan gosip tentang Daniel itu kepada hadirin yang ada di ruangan lelang proyek. Ingin kulihat mau ditaruh di mana wajah si Wilona itu kalau cerita jelek terus tertuju ke arah Daniel dan menyebar di ruang lelang proyek itu. Sesudah Wilona malu, aku yakin, dia pasti tidak akan betah berlama-lama di situ.""Hahaha ... nampaknya rencana kamu itu memang perlu dilakukan. Aku dukung penuh, bawalah teman-temanmu
Mendengar kata-kata Daniel itu, Wanda langsung bergidik membayangkan video-video yang pernah dibuatnya sebelumnya bersama beberapa orang laki-laki dan kalau Wanda melihat kecepatan Daniel tadi untuk menemukan video-video dari 2 temannya, maka Wanda juga khawatir kalau video-videonya juga sudah berada di tangan Daniel dan siap untuk dikeluarkan Daniel.Karena itu, mendengar tantangan dari Daniel itu, Wanda tidak berani untuk melayaninya, Wanda hanya mendengus dan mengajak dua temannya untuk pergi dari tempat ini."Cepat pergi. Ayo kita pergi, biar ayahku yang akan menggantikan aku, mengikuti lelang proyek ini," kata Wanda yang tanpa menoleh lagi ke arah Daniel, segera ingin berlalu cepat-cepat dari tempat itu, tapi karena Daniel dan Wilona sedang duduk di tempat yang dekat dengan pintu keluar, maka, mereka bertiga tetap saja harus melewati tempat di mana Daniel dan Wilona berada."Mungkin kamu tidak tahu siapa ayahku, tapi, kamu akan rasakan nanti saat ayahku menuntut kamu!" ancam Lina
Mendengar kata-kata Daniel ini, Pedro langsung tertawa terbahak-bahak dan bukan hanya Pedro, Edward Prayoga juga ikut-ikutan tertawa dan juga beberapa orang dari panitia proyek di panggung di depan sana.Nampaknya mereka semua merasa kata-kata Daniel itu terlalu tinggi, karena untuk bisa melakukan pembicaraan dengan seorang arsitek ternama dunia seperti Li Chung Hay itu secara mendadak seperti ini, biasanya tidak mungkin."Woi! Tukang cuci piring! Yang aku tahu itu, Li Chung Hay sedang menangani proyek gedung pencakar langit di Duva, kawasan termahal di dunia. Dia sedang sibuk-sibuknya dengan proyek itu, tidak mungkinlah dia mau menerima telepon dari tukang cuci piring seperti kamu!" kata Pedro sambil mencibir dan merendahkan Daniel."Daniel, kamu jangan aneh-aneh deh. Udah. kalau memang kita tidak berhasil, udah, kita mundur aja, gak usah terlalu memaksakan diri," bisik Wilona yang mulai malu karena Daniel mulai ditertawakan oleh banyak orang di ruangan ini.Daniel hanya berkata, "s
"Ayah memang berusaha menantangmu tapi seharusnya kamu jangan memenangkan proyek itu, karena itu proyeknya Pedro, sekarang, ibumu marah besar pada ayah!" kata Frans dengan muka merah padam karena marah."Loh, kan ayah gak bilang kalau aku tidak boleh memenangkan proyek itu. Ayah cuma bilang cobalah berusaha untuk mengikuti lelang proyek itu, jadi yang salah di sini siapa? kalau akhirnya kami berhasil memenangkan tender proyek itu, yang salah bukan kami, ayah!" kata Wilona bersikeras."Tapi sekarang, ibumu mengancam akan mengambil rumah ini dan menceraikan papa yang sedang sakit ini. Apa kamu akan merawat ayah yang lagi sakit?" kesal Frans sambil duduk di sofa ruang tamu."Udah, ayah. Kalau memang kita harus keluar dari sini, kita keluar aja, kita cari rumah lain. Aku akan menggaji orang untuk merawat ayah. Sekalipun ini rumah ayah, tapi, kita gak perlu lagi di rumah ini, ayah. Lagipula, ibu cuma menyanyangi anak-anaknya dan aku cuma dia, perlukan kalau lagi ada maunya. Huh!"Frans cum