Hingga akhirnya tangan Ken mulai bergerilya mulai menyentuh gundukan indah milik Lidya.Lidya biarkan property miliknya ini yang dulunya tidak boleh disentuh oleh pacarnya kini disentuh oleh Ken.Lidya merasa Ken sangat istimewa, sangat spesial, sehingga Lidya putuskan untuk membiarkan apapun yang Ken mau. Lidya putuskan untuk biarkan tangan Ken mulai beracara di sekitar buah dadanya.Hanya ada sebuah desahan tipis yang diperdengarkan oleh Lidya di telinga Ken saat ini, saat dia melepaskan bibirnya dari bibir Ken untuk melakukan desahan di telinga Ken sebagai tanda kalau dia menyukai apa yang sedang dilakukan oleh Ken ini.Ken memegang buah dada milik Lidya itu dengan penuh minat. Dia mulai mengelus-elus buah dada yang masih mempunyai pelindung itu. Dia bahkan sempat berharap seandainya pelindung ini tidak lagi menjadi perintang bagi tangannya untuk menyentuh kulit halus di buah dada milik Lidya ini.Apa yang menjadi harapan Ken ini, nampaknya disadari oleh Lidya, karena itu, Lidya la
Ken tahu kalau Lidya menginginkan ini berlangsung terus, karena itu, Ken belum berniat untuk menghentikan apa yang sedang dia lakukan ini.Ken masih menggunakan lidahnya untuk memberi kenikmatan bagi Lidya dan juga sebagai sarana bagi dia marah kenikmatan di tubuh Lidya.Lidah Ken menari-nari di tonjolan yang berada di tengah gundukan indah milik Lidya.Lidah milik Ken ini menyentuh tonjolan itu dengan elegantnya mendatangkan rasa yang terkatakan bagi Lidya sehingga Lidya terus menceracau tidak karuan, mendesah dan bahkan belakangan desahan itu jadi setengah menjerit.Lidah Ken masih terus bergerak-gerak menjilati butir merah muda di pusat bukit kembar milik Lidya. Setiap jilatan yang dilakukan Ken ini, mendatangkan kenikmatan yang semakin membelenggu jiwa Lidya dan semakin tak tertahankan bagi Lidya.Mulai ada dorongan dalam hati Lidya untuk meminta lebih, untuk menuntaskan sampai setuntas-tuntasnya tapi, walaupun akal sehat Lidya semakin meredup berganti nafsu yang bergelora, tapi,
Karena itu Ken putuskan untuk membuka kemejanya karena hampir semua kancing kemejanya hampir putus karena gerakan-gerakan tangan Lidya yang tidak terkendali tadi sehingga merusak kemeja ini.Walaupun sekarang ini tangan Lidya tidak lagi berada di balik bajunya karena tangan Lidya sudah sibuk memegang sprei ranjang ini untuk menahan arus kenikmatan yang melanda Lidya tetapi karena kemeja ini sudah terlanjur rusak, maka Ken putuskan untuk membuka kemeja ini.Untuk sejenak, Ken meninggalkan buah dada ranum milik Lidya saat Ken membuka bajunya.Saat inilah arus kenikmatan yang sebelumnya menguasai tubuh Ken tadi, sedikit memudar karena bibir dan lidahnya tidak lagi menempel di gundukan indah milik Lidya.Walaupun hasrat Ken masih melambung tinggi tapi setelah lidahnya tidak menempel lagi dengan tubuh Lidya maka Ken mendapatkan kembali prinsipnya semula yang ingin melakukan malam pertama bersama Lidya, sesaat sesudah resepsi pernikahan dia dengan Lidya, karena itu Ken segera berjuang menur
"Aku tidak bisa, pa. Aku sudah mau tanda tangan kontrak di sini. Lagipula perusahaan papa kan yang memecat aku bukan aku yang keluar dari sana," Lydia membantah Romel.Romel terdiam sebentar kemudian kata-katanya yang sebelumnya agak tegas kini berubah menjadi lebih lembut, "kalau kamu tidak kembali, papamu ini bisa dipecat dari perusahaan ini, Lidya.""Hah? Kenapa begitu, pa?""Bos besar yang baru telah melihat kinerja kamu di hari-hari terakhir sebelum kamu dipecat Pak Aji. Saat itu, kamu kan berhasil membuat rekor dengan menghasilkan keuntungan saham terbesar dalam satu hari di perusahaan kita, itulah yang membuat bos besar ingin kamu kembali ke perusahaan kita."Lidya terdiam. Dia tidak langsung mengambil keputusan dia masih memikirkan semuanya."Lydia, please. Kalau papa keluar dari perusahaan ini, maka, bisa saja nanti akan terjadi peristiwa seperti yang terjadi 10 tahun yang lalu. Saat itu, papa pernah membuat kerugian besar sehingga Pak Aji sempat melakukan skors kepada Papa d
"Sorry, tapi manajemen yang baru tidak percaya kalau seorang cleaning service bisa sukses menjadi pialang. Karena menjadi pialang itu bukan main-main, dia tidak bisa mengandalkan skill bersih-bersih lantai atau bersih-bersih kloset WC untuk menjadi pialang," tandas Romel sambil memandang rendah ke arah Ken.Mendengar kata-kata Romel itu, Ken sama sekali tidak tersinggung. Dia tersenyum ramah ke arah Romel, mengangguk dan berkata, "aku bisa mengerti sih dengan pendapat mereka." Ken sangat menghormati Romel, karena itu, dia tidak berani bersikap kesal di hadapan Romel.Tapi yang naik pitam adalah Lidya. "Apa papa tidak bilang tentang test pialang saham yang dilakukan Ken sebelumnya yang hasilnya sangat tinggi, melewati semua tes awal dari mayoritas pialang yang ada di perusahaan ini?""Huh, paling-paling itu cuma kemujuran saja. Itu cuma beginner luck. Dia cuma mujur aja itu, jadi, papa tidak berani mengatakan soal itu pada bos besar yang baru."Lidya menatap Romel dengan sangat kecewa.
Romel langsung bersorak kegirangan di dalam hatinya melihat tatapan dari bos barunya itu kepada Lidya.Romel bisa melihat ketertarikan Bos barunya ini kepada Lidya dan inilah yang disukai Romel. Karena sejak belangnya Ardi diketahui dan kematian Ardi, maka Romel dan Esy mati-matian ingin mencari pesaing buat Ken karena mereka berdua sangat tidak setuju kalau Lidya harus bersama Ken yang cuma seorang cleaning service itu."Ini anakku Lidya, Pak Graham," kata Romel kepada bos barunya itu yang ternyata bernama Graham."Tolong, Pak Romel. Jangan panggil aku bapak karena aku belum menikah bahkan aku sedang jomblo saat ini," kata Graham sambil mengulurkan tangannya ke arah Lidya.Lidya menjabat tangan Graham. "Selamat siang, Pak Graham.""Lidya, kan Graham baru bilang jangan memanggil dia bapak karena dia belum menikah bahkan masih jomblo jadi kenapa dia dipanggil bapak juga?""Maaf, tapi aku selalu memanggil atasanku dengan panggilan 'bapak' lepas dari dia sudah menikah atau belum," kata L
"Iya, pak. Namanya Ken. Tetapi, sebenarnya dia memiliki bakat untuk menjadi pialang saham, pak. Itu dia perlihatkan saat dilakukan test untuk pialang saham oleh Pak Gatot, seorang tukang test berpengalaman yang biasanya melakukan pengujian terhadap semua pialang yang masuk di perusahaan ini, pak, " kata Lidya yang bersemangat mempromosikan Ken.Graham, seorang pria berkulit putih, kini memperhatikan wajah Lidya saat Lidya sedang menceritakan tentang Ken ini. Ada rasa cemburu di hati Graham dan juga ada rasa tidak rela kalau dia harus memberikan promosi kepada Ken karena yang dia lihat, orang tuanya Lidya tidak suka akan hubungan Lidya dan Ken, kalau dia mempromosikan Ken maka dia takut dengan masa depan pendekatannya dengan Lidya nanti.Tetapi Graham juga tahu kalau dia tidak bisa langsung menolak mentah-mentah untuk mempromosikan Ken menjadi pialang saham, karena itu akan bisa membuat Lidya menjauh darinya.Karena itu, Graham harus bermain cantik lagi. Dia harus memainkan sebuah nara
"Ayo, Lidya. Kamu harus segera memimpin kami," kata Edmund kembali mengingatkan Lidya.Lydia terpaksa pamitan kepada Ken dan segera mengikuti langkah Edmund untuk menuju ke ruangan Tim Alfa.Ken Masih sempat maju 2 langkah mendekati bagian belakang Lidya kemudian berbisik di telinga Lidya, "aku bangga kepadamu. Maju terus, Lidya."Lidya menghentikan langkahnya. "Tapi aku takut.""Takut kenapa?""Prestasiku Itu kan karena adanya bantuan dari Master Wing. Sekarang ini, kalau aku langsung memimpin Tim Alfa tanpa bimbingan dari Master Wing, bisa-bisa aku gagal. Karena aku yakin aku tidak akan mampu tanpa bimbingan Master Wing."Ken tersenyum dan berkata, "aku yakin kamu mampu tapi kalau memang kamu tidak percaya diri, kamu coba saja hubungi Master Wing."Lidya mengangguk. "I will." Kemudian dia langsung menuju ke ruangan Tim Alfa untuk mengikuti Edmund yang sudah menunggunya dari jarak sekitar 5 meter.Lidya masuk ke dalam ruangan Tim Alfa dengan kurang percaya diri. Tapi dia langsung dis
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv