Hingga sampai bermenit-menit kemudian, mereka berdua masih menikmati cumbuan di antara mereka berdua.Lama kelamaan, cumbuan yang mereka lakukan semakin panas.Lidya yang bertekad untuk memberikan malam terindah buat Ken, mulai membuka bajunya saat bibirnya dan bibir Ken masih menyatu dalam hasrat yang membara.Saat Lidya selesai mandi, Lidya sudah mengganti gaun yang dia kenakan di acara pesta dan menggantinya dengan kemeja putih dan rok pendek, karena itu, saat dia sedang berciuman dengan Ken, dia dapat dengan mudah membuka kemeja putihnya itu tanpa mengganggu dirinya yang sedang saling kecup dengan Ken.Ken yang sedang sibuk mengecup bibir Lidya dan sibuk menautkan lidahnya dengan lidah Lidya, tidak mengetahui kalau Lidya sudah mulai membuka bajunya.Ken masih sibuk menikmati bibir dan lidah Lidya karena ada rasa yang nikmat dari bibir dan lidah Lidya itu, rasa yang lebih dari yang pernah dia rasakan dulu.Sebelumnya, tangan Ken cuma memegang bagian pipi dan leher Lidya sambil teru
"Jangan pulang dulu. Aku ingin tidur bersamamu. Aku ingin memelukmu malam ini sampai pagi nanti," pinta Lidya."Kalau itu, tentu saja bisa." Setelah berkata seperti itu, Ken kembali memakaikan kemeja milik Lidya yang baru saja dilepas Lidya tadi dan setelah itu, Ken merebahkan tubuhnya di ranjang menunggu Lidya untuk datang dan masuk di dalam pelukannya.Lidya merapatkan tubuhnya dengan tubuh Ken. Dia menyusupkan wajahnya di leher Ken. Tapi, sesaat kemudian dia langsung mengangkat wajahnya untuk kembali mengecup bibir Ken. Keduanya kembali saling kecup seperti sebelumnya.Tapi kali ini, Lidya tahu kalau Ken tidak mau kecupan ini berlanjut tidak terkendali hingga ke arah yang tidak semestinya, karena itu, Lidya tidak lagi memaksakan apa yang dia rencanakan sebelumnya untuk terjadi saat ini.Keduanya kembali hanyut dalam kecupan panas. Dua bibir mereka bersatu melahirkan rasa nikmat yang mulai membuai keduanya.Ken kembali menautkan lidahnya ke dalam lidah Lidya. Dia kembali melakukan e
Hingga akhirnya tangan Ken mulai bergerilya mulai menyentuh gundukan indah milik Lidya.Lidya biarkan property miliknya ini yang dulunya tidak boleh disentuh oleh pacarnya kini disentuh oleh Ken.Lidya merasa Ken sangat istimewa, sangat spesial, sehingga Lidya putuskan untuk membiarkan apapun yang Ken mau. Lidya putuskan untuk biarkan tangan Ken mulai beracara di sekitar buah dadanya.Hanya ada sebuah desahan tipis yang diperdengarkan oleh Lidya di telinga Ken saat ini, saat dia melepaskan bibirnya dari bibir Ken untuk melakukan desahan di telinga Ken sebagai tanda kalau dia menyukai apa yang sedang dilakukan oleh Ken ini.Ken memegang buah dada milik Lidya itu dengan penuh minat. Dia mulai mengelus-elus buah dada yang masih mempunyai pelindung itu. Dia bahkan sempat berharap seandainya pelindung ini tidak lagi menjadi perintang bagi tangannya untuk menyentuh kulit halus di buah dada milik Lidya ini.Apa yang menjadi harapan Ken ini, nampaknya disadari oleh Lidya, karena itu, Lidya la
Ken tahu kalau Lidya menginginkan ini berlangsung terus, karena itu, Ken belum berniat untuk menghentikan apa yang sedang dia lakukan ini.Ken masih menggunakan lidahnya untuk memberi kenikmatan bagi Lidya dan juga sebagai sarana bagi dia marah kenikmatan di tubuh Lidya.Lidah Ken menari-nari di tonjolan yang berada di tengah gundukan indah milik Lidya.Lidah milik Ken ini menyentuh tonjolan itu dengan elegantnya mendatangkan rasa yang terkatakan bagi Lidya sehingga Lidya terus menceracau tidak karuan, mendesah dan bahkan belakangan desahan itu jadi setengah menjerit.Lidah Ken masih terus bergerak-gerak menjilati butir merah muda di pusat bukit kembar milik Lidya. Setiap jilatan yang dilakukan Ken ini, mendatangkan kenikmatan yang semakin membelenggu jiwa Lidya dan semakin tak tertahankan bagi Lidya.Mulai ada dorongan dalam hati Lidya untuk meminta lebih, untuk menuntaskan sampai setuntas-tuntasnya tapi, walaupun akal sehat Lidya semakin meredup berganti nafsu yang bergelora, tapi,
Karena itu Ken putuskan untuk membuka kemejanya karena hampir semua kancing kemejanya hampir putus karena gerakan-gerakan tangan Lidya yang tidak terkendali tadi sehingga merusak kemeja ini.Walaupun sekarang ini tangan Lidya tidak lagi berada di balik bajunya karena tangan Lidya sudah sibuk memegang sprei ranjang ini untuk menahan arus kenikmatan yang melanda Lidya tetapi karena kemeja ini sudah terlanjur rusak, maka Ken putuskan untuk membuka kemeja ini.Untuk sejenak, Ken meninggalkan buah dada ranum milik Lidya saat Ken membuka bajunya.Saat inilah arus kenikmatan yang sebelumnya menguasai tubuh Ken tadi, sedikit memudar karena bibir dan lidahnya tidak lagi menempel di gundukan indah milik Lidya.Walaupun hasrat Ken masih melambung tinggi tapi setelah lidahnya tidak menempel lagi dengan tubuh Lidya maka Ken mendapatkan kembali prinsipnya semula yang ingin melakukan malam pertama bersama Lidya, sesaat sesudah resepsi pernikahan dia dengan Lidya, karena itu Ken segera berjuang menur
"Aku tidak bisa, pa. Aku sudah mau tanda tangan kontrak di sini. Lagipula perusahaan papa kan yang memecat aku bukan aku yang keluar dari sana," Lydia membantah Romel.Romel terdiam sebentar kemudian kata-katanya yang sebelumnya agak tegas kini berubah menjadi lebih lembut, "kalau kamu tidak kembali, papamu ini bisa dipecat dari perusahaan ini, Lidya.""Hah? Kenapa begitu, pa?""Bos besar yang baru telah melihat kinerja kamu di hari-hari terakhir sebelum kamu dipecat Pak Aji. Saat itu, kamu kan berhasil membuat rekor dengan menghasilkan keuntungan saham terbesar dalam satu hari di perusahaan kita, itulah yang membuat bos besar ingin kamu kembali ke perusahaan kita."Lidya terdiam. Dia tidak langsung mengambil keputusan dia masih memikirkan semuanya."Lydia, please. Kalau papa keluar dari perusahaan ini, maka, bisa saja nanti akan terjadi peristiwa seperti yang terjadi 10 tahun yang lalu. Saat itu, papa pernah membuat kerugian besar sehingga Pak Aji sempat melakukan skors kepada Papa d
"Sorry, tapi manajemen yang baru tidak percaya kalau seorang cleaning service bisa sukses menjadi pialang. Karena menjadi pialang itu bukan main-main, dia tidak bisa mengandalkan skill bersih-bersih lantai atau bersih-bersih kloset WC untuk menjadi pialang," tandas Romel sambil memandang rendah ke arah Ken.Mendengar kata-kata Romel itu, Ken sama sekali tidak tersinggung. Dia tersenyum ramah ke arah Romel, mengangguk dan berkata, "aku bisa mengerti sih dengan pendapat mereka." Ken sangat menghormati Romel, karena itu, dia tidak berani bersikap kesal di hadapan Romel.Tapi yang naik pitam adalah Lidya. "Apa papa tidak bilang tentang test pialang saham yang dilakukan Ken sebelumnya yang hasilnya sangat tinggi, melewati semua tes awal dari mayoritas pialang yang ada di perusahaan ini?""Huh, paling-paling itu cuma kemujuran saja. Itu cuma beginner luck. Dia cuma mujur aja itu, jadi, papa tidak berani mengatakan soal itu pada bos besar yang baru."Lidya menatap Romel dengan sangat kecewa.
Romel langsung bersorak kegirangan di dalam hatinya melihat tatapan dari bos barunya itu kepada Lidya.Romel bisa melihat ketertarikan Bos barunya ini kepada Lidya dan inilah yang disukai Romel. Karena sejak belangnya Ardi diketahui dan kematian Ardi, maka Romel dan Esy mati-matian ingin mencari pesaing buat Ken karena mereka berdua sangat tidak setuju kalau Lidya harus bersama Ken yang cuma seorang cleaning service itu."Ini anakku Lidya, Pak Graham," kata Romel kepada bos barunya itu yang ternyata bernama Graham."Tolong, Pak Romel. Jangan panggil aku bapak karena aku belum menikah bahkan aku sedang jomblo saat ini," kata Graham sambil mengulurkan tangannya ke arah Lidya.Lidya menjabat tangan Graham. "Selamat siang, Pak Graham.""Lidya, kan Graham baru bilang jangan memanggil dia bapak karena dia belum menikah bahkan masih jomblo jadi kenapa dia dipanggil bapak juga?""Maaf, tapi aku selalu memanggil atasanku dengan panggilan 'bapak' lepas dari dia sudah menikah atau belum," kata L