Ken teringat lagi kalau dia pernah mengalami tatapan seperti ini, tatapan yang bersimpati kepadanya tapi kemudian orang yang menatap Ken itu, memberikan akhir yang menyedihkan bagi Ken.Saat itu, setelah Clarissa ketahuan mengambil banyak harta milik Ken, sekretaris pribadinya Ken, yaitu, Vivian, pernah menatapnya dengan penuh perasaan sedih, karena dia mengasihani Ken. Tapi pada akhirnya, saat Ken sudah memberi kepercayaan penuh pada Vivian untuk menangani grup perusahaan milik Ken di luar Diamond Grup, Vivian ketahuan memiliki kekasih lain yang juga ikut menikmati kekayaan instan yang dimiliki Vivian.Saat ini, Ken cuma berharap, tatapan Lidya saat ini kepadanya adalah tatapan yang benar-benar tulus dan nantinya pada akhirnya, tidak akan membuat Ken sedih, tidak akan membuat tatapan Lidya ini yang penuh cinta kepada Ken ini, hanya tinggal kenangan, seperti tatapan Clarissa dan Vivian dulu.Tiba-tiba terdengar suara keras dimana Tohar sudah mengambil pengeras suara dan memperkenalkan
Sebuah bayangan kini teringat dengan jelas oleh Ken akan perlakuan mesra yang pernah dia terima dulu dari Clarissa.Clarissa pernah menyuapi Ken dan berbisik kalau Clarissa akan selalu mencintai KenSaat itu, Ken baru saja memberikan akses bagi Clarissa akan separuh akun bank milik Ken yang belakangan disalahgunakan Clarissa untuk menjebol keuangan Ken.Karena itu, walaupun saat ini Ken merasa tersanjung dengan perhatian dan sikap mesra dari Lidya, Ken memilih untuk belum mengatakan jati dirinya yang sebenarnya kepada Lidya. Ken memilih untuk menguji lebih jauh akan cinta Lidya untuknya.Selesai acara, Lidya yang selalu bersikap mesra kepada Ken, langsung pamitan pada Elizabeth dan Laura untuk langsung mengajak Ken pergi karena dia berencana untuk memberikan waktu yang berkualitas untuk Ken sebelum Ken tewas karena diambil organnya.Lidya juga berencana untuk menghabiskan waktu sebanyak-banyaknya dengan Ken, selama Ken masih bernafas di dunia ini.Lidya juga berencana untuk membuat se
Baru saja Ken dan Lidya melangkah masuk ke lobby hotel, tiba-tiba handphone milik Lydia berbunyi sehingga dia langsung mengangkat handphonenya.Ken menunggu di samping Lidya. menunggu dengan siapa Lidya bicara. Ken juga agak malu untuk langsung menuju ke resepsionis memesan kamar untuk dia dan Lidya.Lidyaa agak kesal karena ternyata yang menelponnya adalah Esy. "Ada apa, Mah?""Kamu di mana, Lidya?""Di acara reuni, mah. Emang kenapa?""Papamu bilang, kamu harus segera pulang ke rumah, karena kamu lagi bergaul dengan cleaning service itu, jangan sampai kamu diapa-apain sama dia. Jangan sampai kamu dibikin hamil, supaya dia bisa masuk dalam lingkungan keluarga kita karena ingin ikut menikmati kekayaan keluarga kita. Itu tidak boleh terjadi, Lidya.""Mah, jangan berkata begitu tentang dia!""Kan sudah jelas, Lidya. Sudah kelihatan banget kalau cleaning service itu mendekatimu karena mengincar hartamu. Harta kekayaan keluarga kita. Jelas banget, tuh.""Ma, jangan sembarangan ngomong, ih
Lidya sempat bergumam saat mengetahui siapa yang menelponnya malam-malam ini tapi Lidya mengangkat juga telepon ini. "Halo.""Halo, Kak Lidya. Aku punya kabar baik, Kak Lidya.""Kabar apa, Clara?""Kudengar Pak Aji sedang dalam proses untuk menjual saham-sahamnya di kantor kita, Mulia Investments.""Benarkah?""Iya, kak. Prosesnya mungkin memang masih panjang tetapi yang jelas, Kak Lidya dengan orang-orang yang baru saja dipecat sudah ditangguhkan dan itu termasuk Kak Lidya dan juga Ken.""Betulkah? Ken juga?" Lidya langsung menurunkan volume suaranya karena takut Esy maupun Romel bisa mendengar suaranya."Iya, kak. Aku sudah memeriksanya di HRD. Proses pengambilalihan perusahaan itu akan berlanjut sampai hari Senin nanti karena Pak Aji sedang berduka karena kematian Ardi. Tapi nampaknya prospeknya menuju ke arah yang bagus, jadi Kak Lidya kemungkinan hari Senin akan ditelepon oleh HRD untuk kembali menempati posisi kakak sebelumnya.""Oke, itu kabar bagus. Terima kasih ya, Clara.""I
Hingga sampai bermenit-menit kemudian, mereka berdua masih menikmati cumbuan di antara mereka berdua.Lama kelamaan, cumbuan yang mereka lakukan semakin panas.Lidya yang bertekad untuk memberikan malam terindah buat Ken, mulai membuka bajunya saat bibirnya dan bibir Ken masih menyatu dalam hasrat yang membara.Saat Lidya selesai mandi, Lidya sudah mengganti gaun yang dia kenakan di acara pesta dan menggantinya dengan kemeja putih dan rok pendek, karena itu, saat dia sedang berciuman dengan Ken, dia dapat dengan mudah membuka kemeja putihnya itu tanpa mengganggu dirinya yang sedang saling kecup dengan Ken.Ken yang sedang sibuk mengecup bibir Lidya dan sibuk menautkan lidahnya dengan lidah Lidya, tidak mengetahui kalau Lidya sudah mulai membuka bajunya.Ken masih sibuk menikmati bibir dan lidah Lidya karena ada rasa yang nikmat dari bibir dan lidah Lidya itu, rasa yang lebih dari yang pernah dia rasakan dulu.Sebelumnya, tangan Ken cuma memegang bagian pipi dan leher Lidya sambil teru
"Jangan pulang dulu. Aku ingin tidur bersamamu. Aku ingin memelukmu malam ini sampai pagi nanti," pinta Lidya."Kalau itu, tentu saja bisa." Setelah berkata seperti itu, Ken kembali memakaikan kemeja milik Lidya yang baru saja dilepas Lidya tadi dan setelah itu, Ken merebahkan tubuhnya di ranjang menunggu Lidya untuk datang dan masuk di dalam pelukannya.Lidya merapatkan tubuhnya dengan tubuh Ken. Dia menyusupkan wajahnya di leher Ken. Tapi, sesaat kemudian dia langsung mengangkat wajahnya untuk kembali mengecup bibir Ken. Keduanya kembali saling kecup seperti sebelumnya.Tapi kali ini, Lidya tahu kalau Ken tidak mau kecupan ini berlanjut tidak terkendali hingga ke arah yang tidak semestinya, karena itu, Lidya tidak lagi memaksakan apa yang dia rencanakan sebelumnya untuk terjadi saat ini.Keduanya kembali hanyut dalam kecupan panas. Dua bibir mereka bersatu melahirkan rasa nikmat yang mulai membuai keduanya.Ken kembali menautkan lidahnya ke dalam lidah Lidya. Dia kembali melakukan e
Hingga akhirnya tangan Ken mulai bergerilya mulai menyentuh gundukan indah milik Lidya.Lidya biarkan property miliknya ini yang dulunya tidak boleh disentuh oleh pacarnya kini disentuh oleh Ken.Lidya merasa Ken sangat istimewa, sangat spesial, sehingga Lidya putuskan untuk membiarkan apapun yang Ken mau. Lidya putuskan untuk biarkan tangan Ken mulai beracara di sekitar buah dadanya.Hanya ada sebuah desahan tipis yang diperdengarkan oleh Lidya di telinga Ken saat ini, saat dia melepaskan bibirnya dari bibir Ken untuk melakukan desahan di telinga Ken sebagai tanda kalau dia menyukai apa yang sedang dilakukan oleh Ken ini.Ken memegang buah dada milik Lidya itu dengan penuh minat. Dia mulai mengelus-elus buah dada yang masih mempunyai pelindung itu. Dia bahkan sempat berharap seandainya pelindung ini tidak lagi menjadi perintang bagi tangannya untuk menyentuh kulit halus di buah dada milik Lidya ini.Apa yang menjadi harapan Ken ini, nampaknya disadari oleh Lidya, karena itu, Lidya la
Ken tahu kalau Lidya menginginkan ini berlangsung terus, karena itu, Ken belum berniat untuk menghentikan apa yang sedang dia lakukan ini.Ken masih menggunakan lidahnya untuk memberi kenikmatan bagi Lidya dan juga sebagai sarana bagi dia marah kenikmatan di tubuh Lidya.Lidah Ken menari-nari di tonjolan yang berada di tengah gundukan indah milik Lidya.Lidah milik Ken ini menyentuh tonjolan itu dengan elegantnya mendatangkan rasa yang terkatakan bagi Lidya sehingga Lidya terus menceracau tidak karuan, mendesah dan bahkan belakangan desahan itu jadi setengah menjerit.Lidah Ken masih terus bergerak-gerak menjilati butir merah muda di pusat bukit kembar milik Lidya. Setiap jilatan yang dilakukan Ken ini, mendatangkan kenikmatan yang semakin membelenggu jiwa Lidya dan semakin tak tertahankan bagi Lidya.Mulai ada dorongan dalam hati Lidya untuk meminta lebih, untuk menuntaskan sampai setuntas-tuntasnya tapi, walaupun akal sehat Lidya semakin meredup berganti nafsu yang bergelora, tapi,
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv