“Iya. Aku tahu. Tapi, kamu kan berasal dari kaum berkelas. Bapak kamu itu salah satu pemegang saham di perusahaan ini, walaupun sahamnya memang masih jauh dari saham ayahku, tapi, kamu itu termasuk anak jet set, loh. Anak berada. Jadi, jangan terima cleaning service seperti ini. Malu, dong.” Ardy menggeleng-gelengkan kepalanya.“Terserah aku, dong. Mau aku dengan siapapun, gak ada yang berhak ikut campur. Lebih baik kamu pikirin diri kamu sendiri, jangan campuri urusanku,” ketus Lidya.Pernyataan Lidya tadi, membuat banyak orang di kantin ini menjadi sangat kaget. Mereka tidak menyangka kalau seorang cleaning service seperti Ken, bisa mendapatkan cinta dari Lidya yang selain anak dari salah satu pemegang saham di perusahaan ini, Lidya juga merupakan pialang saham muda yang sedang menuju ke puncak kesuksesan.Lidya juga terkenal sebagai bunga di kantor ini karena kecantikan Lidya yang bisa membuat banyak mata kaum Adam jadi tergila-gila kepadanya. Lidya adalah gadis jomblo nomor satu y
Ken menatap kunci mobil yang ada tulisan BMW yang disodorkan Ardy ke tangannya. “Satu mobil dan aku diminta melepas wanita terbaik yang menerimaku apa adanya? Haduh … aku bahkan bisa membeli satu pabrik mobil kalau aku mau,” batin Ken sambil tertawa.Melihat Ken tertawa, Ardy langsung menyeringai licik. “Mobil BMW pasti adalah mobil impianmu, kan? Kamu kerja jadi cleaning service sampe seratus tahun pun belum tentu kamu bisa membeli mobil BMW. Iya kan? Makanya, ayo ambil kunci mobil ini.”Ken langsung memasang wajah masamnya. “Gak tertarik.”Ardy dan teman-temannya sangat kaget mendengar jawaban Ken ini. “Heh! Ini mobil BMW loh, kok ditolak? Oh … aku tahu. Mungkin kamu pikir BMW bekas kan yang tahunnya sudah tua, iya kan? No. Ini BMW tipe terbaru yang akan segera aku berikan padamu kalau kamu memutuskan hubungan dengan Lidya sekarang juga. Gimana?”“Mungkin dia gak tahu mobil BMW, kali. “timpal Heri dari belakang sana. “Secara dia kan cuma cleaning service, yang dia tahu cuma mobil an
Ken langsung tersenyum mendengar kata-kata Lidya ini. “Baiklah. Aku ikuti maumu. Aku akan menjadikan ini pertarungan untuk memperebutkanmu dan aku yakin, aku akan memenangkan pertarunganku dengannya.” Ken optimis kalau dia akan bisa mengalahkan Ardy.“Apa kamu yakin seratus persen kalau kamu akan bisa mengalahkan Ardy?” tanya Lidya sekali lagi.“Aku sangat yakin, Lidya.”“Oke. Kalau begitu, menangkan aku besok, seperti kamu sudah memenangkan hatiku.”Ken mengangguk menanggapi kata-kata Lidya ini.“Sedikit lagi jam pulang kantor. Aku ingin kamu segera mandi di kamar mandi kantor dan memakai baju ini.” Lidya menyerahkan bungkusan yang dia ambil di tasnya. “Kuharap ukurannya cocok untukmu. Akiu cuma mengira-ngira sih. Mudah-mudahan cocok.”Ken membuka bungkusan itu dan menemukan baju bermerk di dalamnya. “Untuk apa aku memakai baju ini?”“Aku ingin kamu menemani aku. Sebentar malam, ada acara di rumahku dan ini pertama kalinya aku membawa pacar ke rumahku setelah sekian lama, jadi, kehad
Saat ini, Lidya sudah mengajak Ken untuk berkenalan dengan beberapa saudaranya. Lidya jadi sangat senang saat Ken dipuji-puji oleh beberapa saudaranya kalau Ken yang jangkung, atletis dan rupawan itu, sangat serasi dengan Lidya dan merupakan pasangan yang tepat bagi Lidya.“Iya, Lidya. Kalian berdua ini sangat serasi. Yang satu cantik dan langsing. Yang satu jangkung dan tampan. Kalian ini adalah pasangan terbaik di pesta ini,” kata Tirza, sepupunya Lidya yang memang dekat dengan Lidya.Lidya menatap Ken yang tengah dipuji-puji Tirza dan yang lainnya. Lidya harus mengakui kalau kesukaan dia sejak awal kepada Ken adalah karena ketampanan, tubuh yang jangkung dan atletis serta senyum menawan dari Ken, karena itu, mendapatkan dukungan dari Tirza dan sepupu-sepupunya yang lain, membuat Lidya semakin sayang kepada Ken.Tapi, kebaikan hati Ken yang semakin dipahami Lidya saat dia dekat di hari-hari terakhir ini dengan Ken, membuat Lidya semakin mengagumi Ken, Lidya semakin menyayangi Ken.S
Orang yang mendekati Ken ini adalah Ardy. Dia tersenyum licik dan berkata, “tawaranku kepadamu masih terbuka. Kalau kamu memutuskan hubungan dengan Lidya di depanku, maka, aku akan memberikan mobil BMW-ku kepadamu dan besok, aku akan menarik diri dari pertarungan kita.”Ken mendengus. “Apa kamu takut aku hajar?”“Hahaha. Justru aku memberimu kesempatan hidup karena lawan-lawan terakhirku, semua berakhir di rumah sakit karena kepalanku ini.” Ardy menunjukkan kepalannya dengan tatapan mengancam ke arah Ken.“Kita lihat saja besok. Siapa yang masuk rumah sakit.”“Jadi, sekali lagi, kamu tidak menerima tawaranku, begitu?”“Begitulah.”“Oke. Jangan menyesal nanti.” Ardy mendengus dan meninggalkan Ken.Saat ini, di sebelah sana, Lidya mulai mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya tentang Ken. “Betulkah pacarmu itu hanya seorang cleaning service?”“Kalian tahu dari mana?” tanya Lidya. Saat ini, Tirza, sepupunya Lidya yang juga sekaligus teman SMA-nya Lidya, juga ikut berada di
Perubahan besar ini dimulai saat Romel, Ayahnya Lidya, menggapai ke arah Aji dan Ningrum, Ayah dan Ibunya Ardy. Setelah Aji dan Ningrum berada di samping Romel, Romel memulai kata-katanya. “Begini, dalam rangkaian acara ulang tahun mamaku tercinta ini, aku akan menyisipkan sebuah kabar gembira dari keluargaku yang ingin kami bagikan kepada semua hadirin disini.”Romel menghentikan kata-katanya sejenak dan setelah itu dia berkata, “aku dan istriku serta Pak Aji dan istrinya sudah sepakat sejak lama untuk menyambung hubungan persahabatan kami yang terjalin erat selama puluhan tahun dengan bersatunya anak-anak kami.”“What?” Lidya terpekik. Lidya teringat kalau sejak lama, Romel dan Esy sudah beberapa bilang kalau Lidya sudah dijodohkan sejak kecil dengan anak dari sahabat Romel dan Esy tapi, cuma itu yang disampaikan Romel dan Esy kepada Lidya, Lidya tidak tahu lengkapnya dan Lidya tidak mau tahu.Lidya memang sudah menolak saat kedua orang tuanya memberi tahu Lidya soal itu. Lidya piki
"Hah! Taruhannya gak seru. Bukan aku takut yuntuk bertarung denganmu, ya, tapi, taruhannya gak sesuai bagiku. Karena, aku tetap bisa memecatmu kapan saja aku mau,” sinis Ardy.“Bilang aja kalau kamu takut!” Lidya yang sangat percaya kalau Ken akan bisa mengalahkan Ardy dalam pertarungan nanti, mencoba menantang Ardy.“Aku tidak takut, Lidya. Tapi, apa yang aku dapat tidak sesuai bagiku, aku tetap bisa memecat dia, jadi, hasil pertarungan nanti, tidak terlalu menantang bagiku,” dengus Ardy.“Aku akan meninggalkan Lidya kalau aku kalah. Tapi, kalau aku menang, aku tidak boleh dipecat dari kantor,” timpal Ken.Ardy tampak masih berpikir beberapa saat, dia belum mengambil keputusan. “Kalau aku menang, Lidya harus menerima pertunangan kami dengan hati senang.”“Kalau soal itu, Lidya yang harus mengambil keputusan. Dia memiliki hidupnya sendiri. Aku tidak bisa mengaturnya. Dia memiliki kehendak bebas. Seharusnya tidak ada yang boleh memaksanya termasuk orang tuanya.”“You right.” Lidya meng
“Aku harus memperlihatkan ini kepada Ken,” batin Lidya yang langsung membawa handphone milik Clara untuk mencari Ken.“Kak Lidya. Itu handphone-ku.” Clara mengejar Lidya.“Iya. Aku pinjam dulu.” Lidya terus berlari untuk mencari Ken. Clara dan Yuni mengikuti langkah cepat Lidya yang sudah menuju ke arah liftLidya mengambil handphonenya untuk menelpon Ken saat sedang menunggu pintu lift terbuka. Beberapa saat kemudian, terdengar suara Ken di ujung telpon. “Kamu dimana? Kamu di lantai ”“Aku kerja di lantai 2. Dekat ruang rapat.”“Oke. Aku kesana. Kamu tunggu di sana.” Saat ini, bertepatan dengan pintu lift yang terbuka sehingga Lidya langsung masuk ke dalam lift untuk diikuti oleh Clara dan Yuni.Saat sudah berada di dalam lift, Lidya langsung menekan tombol 2 sehingga pintu lift langsung menutup dan lift pun langsung meluncur turun ke lantai 2 kantor ini.Saat di dalam lift, Clara dan Yuni hanya bisa terdiam saat melihat kecemasan Lidya. Mereka berdua memilih untuk tidak berkata apa-