Saat ini, Lidya sudah mengajak Ken untuk berkenalan dengan beberapa saudaranya. Lidya jadi sangat senang saat Ken dipuji-puji oleh beberapa saudaranya kalau Ken yang jangkung, atletis dan rupawan itu, sangat serasi dengan Lidya dan merupakan pasangan yang tepat bagi Lidya.“Iya, Lidya. Kalian berdua ini sangat serasi. Yang satu cantik dan langsing. Yang satu jangkung dan tampan. Kalian ini adalah pasangan terbaik di pesta ini,” kata Tirza, sepupunya Lidya yang memang dekat dengan Lidya.Lidya menatap Ken yang tengah dipuji-puji Tirza dan yang lainnya. Lidya harus mengakui kalau kesukaan dia sejak awal kepada Ken adalah karena ketampanan, tubuh yang jangkung dan atletis serta senyum menawan dari Ken, karena itu, mendapatkan dukungan dari Tirza dan sepupu-sepupunya yang lain, membuat Lidya semakin sayang kepada Ken.Tapi, kebaikan hati Ken yang semakin dipahami Lidya saat dia dekat di hari-hari terakhir ini dengan Ken, membuat Lidya semakin mengagumi Ken, Lidya semakin menyayangi Ken.S
Orang yang mendekati Ken ini adalah Ardy. Dia tersenyum licik dan berkata, “tawaranku kepadamu masih terbuka. Kalau kamu memutuskan hubungan dengan Lidya di depanku, maka, aku akan memberikan mobil BMW-ku kepadamu dan besok, aku akan menarik diri dari pertarungan kita.”Ken mendengus. “Apa kamu takut aku hajar?”“Hahaha. Justru aku memberimu kesempatan hidup karena lawan-lawan terakhirku, semua berakhir di rumah sakit karena kepalanku ini.” Ardy menunjukkan kepalannya dengan tatapan mengancam ke arah Ken.“Kita lihat saja besok. Siapa yang masuk rumah sakit.”“Jadi, sekali lagi, kamu tidak menerima tawaranku, begitu?”“Begitulah.”“Oke. Jangan menyesal nanti.” Ardy mendengus dan meninggalkan Ken.Saat ini, di sebelah sana, Lidya mulai mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya tentang Ken. “Betulkah pacarmu itu hanya seorang cleaning service?”“Kalian tahu dari mana?” tanya Lidya. Saat ini, Tirza, sepupunya Lidya yang juga sekaligus teman SMA-nya Lidya, juga ikut berada di
Perubahan besar ini dimulai saat Romel, Ayahnya Lidya, menggapai ke arah Aji dan Ningrum, Ayah dan Ibunya Ardy. Setelah Aji dan Ningrum berada di samping Romel, Romel memulai kata-katanya. “Begini, dalam rangkaian acara ulang tahun mamaku tercinta ini, aku akan menyisipkan sebuah kabar gembira dari keluargaku yang ingin kami bagikan kepada semua hadirin disini.”Romel menghentikan kata-katanya sejenak dan setelah itu dia berkata, “aku dan istriku serta Pak Aji dan istrinya sudah sepakat sejak lama untuk menyambung hubungan persahabatan kami yang terjalin erat selama puluhan tahun dengan bersatunya anak-anak kami.”“What?” Lidya terpekik. Lidya teringat kalau sejak lama, Romel dan Esy sudah beberapa bilang kalau Lidya sudah dijodohkan sejak kecil dengan anak dari sahabat Romel dan Esy tapi, cuma itu yang disampaikan Romel dan Esy kepada Lidya, Lidya tidak tahu lengkapnya dan Lidya tidak mau tahu.Lidya memang sudah menolak saat kedua orang tuanya memberi tahu Lidya soal itu. Lidya piki
"Hah! Taruhannya gak seru. Bukan aku takut yuntuk bertarung denganmu, ya, tapi, taruhannya gak sesuai bagiku. Karena, aku tetap bisa memecatmu kapan saja aku mau,” sinis Ardy.“Bilang aja kalau kamu takut!” Lidya yang sangat percaya kalau Ken akan bisa mengalahkan Ardy dalam pertarungan nanti, mencoba menantang Ardy.“Aku tidak takut, Lidya. Tapi, apa yang aku dapat tidak sesuai bagiku, aku tetap bisa memecat dia, jadi, hasil pertarungan nanti, tidak terlalu menantang bagiku,” dengus Ardy.“Aku akan meninggalkan Lidya kalau aku kalah. Tapi, kalau aku menang, aku tidak boleh dipecat dari kantor,” timpal Ken.Ardy tampak masih berpikir beberapa saat, dia belum mengambil keputusan. “Kalau aku menang, Lidya harus menerima pertunangan kami dengan hati senang.”“Kalau soal itu, Lidya yang harus mengambil keputusan. Dia memiliki hidupnya sendiri. Aku tidak bisa mengaturnya. Dia memiliki kehendak bebas. Seharusnya tidak ada yang boleh memaksanya termasuk orang tuanya.”“You right.” Lidya meng
“Aku harus memperlihatkan ini kepada Ken,” batin Lidya yang langsung membawa handphone milik Clara untuk mencari Ken.“Kak Lidya. Itu handphone-ku.” Clara mengejar Lidya.“Iya. Aku pinjam dulu.” Lidya terus berlari untuk mencari Ken. Clara dan Yuni mengikuti langkah cepat Lidya yang sudah menuju ke arah liftLidya mengambil handphonenya untuk menelpon Ken saat sedang menunggu pintu lift terbuka. Beberapa saat kemudian, terdengar suara Ken di ujung telpon. “Kamu dimana? Kamu di lantai ”“Aku kerja di lantai 2. Dekat ruang rapat.”“Oke. Aku kesana. Kamu tunggu di sana.” Saat ini, bertepatan dengan pintu lift yang terbuka sehingga Lidya langsung masuk ke dalam lift untuk diikuti oleh Clara dan Yuni.Saat sudah berada di dalam lift, Lidya langsung menekan tombol 2 sehingga pintu lift langsung menutup dan lift pun langsung meluncur turun ke lantai 2 kantor ini.Saat di dalam lift, Clara dan Yuni hanya bisa terdiam saat melihat kecemasan Lidya. Mereka berdua memilih untuk tidak berkata apa-
Saat jam makan siang pada hari ini, kantin kantor jadi jauh lebih ramai dari hari-hari biasanya. Kalau biasanya, banyak dari para karyawan yang memilih untuk makan di restoran-restoran kecil yang ada di belakang kantor atau kalau baru terima gaji, akan makan di Cafe yang terletak di cafe dekat kantor maka, kali ini banyak karyawan yang makan di kantin kantor.Hal ini terjadi karena sejak kemarin sudah heboh di WA grup kantor ini tentang pertarungan antara Ardy yang merupakan direktur keuangan baru, anak dari pemimpin perusahaan yang juga pemegang saham terbesar di perusahaan ini melawan Ken yang hanya seorang cleaning service.Berita semakin heboh pada malam harinya karena ternyata Ken si cleaning service, menantang Ardy dan 3 anak buahnya dan karena itulah, kantin kantor ini menjadi sangat heboh. Ibu kantin bahkan harus pinjam kursi di ruangan kantor karena kursi kantin tidak sanggup untuk memenuhi jumlah pengunjung kantin pada hari ini.Ibu kantin sangat senang dengan keadaan ini. K
Haras yang semalam baru saja dimasukkan Ken ke dalam selokan yang baunya minta ampun, sangat dendam kepada Ken, karena itu, dia langsung maju melewati Ardy sambil berkata, “biar aku yang hajar dia.”Melihat langkah Haras ini, Ardy pun mundur ke belakang. “Oke. Kamu maju duluan.”Haras menggeram dengan mata melotot ke arah Ken. “Semalam kamu mencurangi aku. Kamu dorong aku ke got. Sekarang, hadapi aku dengan jantan!”Haras sangat sakit hati karena semalam dia masuk selokan tanpa ada yang menolong. Dia harus berjalan menuju ke mobilnya dan terpaksa mobilnya penuh dengan kotoran sehingga sampai sekarang pun mobilnya masih saja bau selokan.Karena itu, Haras sangat dendam kepada Ken. Haras ingin menjadi orang pertama yang memukuli Ken. Dia mengepalkan tangannya dnegan kemarahan memuncak sambil mendelik ke arah Ken.“Sebentar.” Ken mengangkat tangannya.“Mau apa lagi, hah?!”“Aku menantang 4 orang semalam. Kenapa yang maju hanya 1 orang? Aku takut kalau kesepakatan akan batal kalau aku han
Haras yang sangat dendam kepada Ken, langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk membokong Ken dari arah belakang. Sebelumnya, Haras yang tidak ingin tanggung-tanggung, sudah sempat mengambil batu yang dia taruh di tangan kanannya dan saat ini, tangannya yang memegang batu itu, dia ayunkan sekeras mungkin ke kepala belakang Ken.Haras tidak mau tahu apa akibat yang akan terjadi pada Ken dengan tindakan pengecut dan sekaligus berbahaya yang dia lakukan ini. Yang jelas, Haras betul-betul inginmencelakai Ken.Ken yang sedang berbunga-bunga karena sikap Lidya kepadanya, sempat terlena dan tidak waspada, tapi, naluri sebagai seorang ahli kungfu yang tertanam sejak dini di tubuh Ken, membuat Ken langsung bereaksi di detik terakhir.Naluri Ken memperingatkan Ken kalau ada bahaya yang mengancam dirinya dari arah belakang dan dengan telinganya yang terlatih sejak kecil, Ken tahu kalau kepalan tangan yang meluncur ke arahnya dari arah belakang ini, bukan kepalankosong belaka, bukan tangan kosong