Ken sangat kaget setelah mendengar kata-kata Lidya itu. Ken membalikkan tubuhnya dan menatap Lidya seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya tadi.Bukan hanya Ken yang kaget, Clara, Yuni dan Billy juga ikut-ikutan kaget. Mereka bertiga tidak menyangka kalau ajakan kencan seorang cleaning service seperti Ken kepada Lidya yang merupakan seorang pialang saham yang bermasa depan cerah, bisa diterima oleh Lidya.Karena itu, Clara, Yuni dan Billy, masih menunggu tanggapan Lidya selanjutnya, mereka pikir, Lidya cuma main-main dengan kata-kata Lidya barusan yang mau menerima ajakan kencan Ken itu.Mereka pikir, Lidya akan mentertawakan Ken tapi, Lidya malah merogoh tasnya dan mengambil kartu nama emas miliknya yang biasanya hanya Lidya berikan kepada klien-klien pentingnya, kemudian, kartu nama emas itu, Lidya berikan kepada Ken.“Itu kartu namaku. Kamu pasti belum tahu nomor WA aku kan? Nah, disitu, ada nomor WA aku, lengkap dengan alamat rumahku. Besok malam, aku tunggu kamu jam tujuh
"Kamu kenapa?" tanya Lidya sambil mengerjapkan matanya."Aku ... eh ... tidak apa-apa, kok." Ken masih malu untuk mengakui apa yang bergejolak di dalam hatinya saat dia melihat kecantikan Lidya ini."Ayo dong, kamu harus berkata jujur kepadaku saat aku bertanya padamu. Aku akan mogok bicara kalau kamu nggak mau bilang." Lidya sengaja memasang wajah cemberut di depan Ken.Sebenarnya tadi, aku ... aku terpesona melihat wajahmu." Ken akhirnya berkata terus terang tentang apa yang bergejolak di dalam dadanya."Betulkah itu yang kamu pikirkan tadi?" tanya Lidya sambil menatap penuh selidik ke arah Ken."Iya, Lidya. Itulah yang aku pikirkan tadi." Ken mengangguk."Lalu kenapa sesuatu yang bisa membuat aku senang, kamu tidak mau langsung mengatakannya kepadaku?" Lidya pura-pura kesal dan menatap tajam ke arah Ken."Tadinya aku pikir, aku tidak pantas mengatakannya.""Apanya yang tidak pantas? Apakah aku tidak pantas untuk membuatmu terpesona?" desak Lidya."Bukan. Bukan begitu, Lidya. Maksud
“Mudah-mudahan, kamu termasuk dari sedikit wanita yang mengharapkan aku itu,” kata Ken memberanikan diri.“Kalau iya, bagaimana?” pancing Lidya.“Aku akan sangat bahagia kalau itu terjadi. Karena, sejak beberapa bulan yang lalu, aku sudah memendam perasaanku padamu.” Ken menatap dalam-dalam ke arah dua bo;a mata indah milik Lidya.“Kenapa baru sekarang…” Lidya menghentikan kata-katanya karena kedatangan dua orang pelayan yang datang untuk membawa makanan dan minuman yang dipesan Ken dan Lidya.Lidya menunggu hingga dua orang pelayan itu pergi, setelah itu dia kembali bertanya, “mengapa kamu baru bergerak sekarang?”Harusnya alasan yang sebenarnya adalah kedatangan Tony yang membawa kabar soal papanya yang sakit dan posisi ibunya sebagai pemimpin perusahaan yang rawan digantikan oleh paman kedua-nya, tapi, karena Ken tidak bisa mengatakan alasannya itu, karena itu, Ken hanya berkata, "mungkin semesta yang mengaturnya, sehingga baru sekarang aku bisa mengatakannya. Yang jelas, cuma Tuh
"Tony? Untuk apa kamu memakai baju pelayan seperti itu?” Ken sangat kaget melihat kehadiran Tony di sini.“Supaya aku bisa memantaumu, tuan muda. Mengawalmu disini,” jawab Tony.“Mengawal atau curi dengar pembicaraan orang, hah?”“Sekalian, tuan muda. Soalnya aku diminta Nyonya Maggie untuk terus mengawasi perkembangan tuan muda dengan pilihan hati tuan muda itu, supaya … istilahnya Nyonya Maggie, pilihan hati tuan muda itu langsung dieksekusi secepatnya--”“Dieksekusi?” potong Ken. “Masak sih pilihan hatiku mau dibunuh,” geram Ken.“Itu cuma istilah, tuan muda. Maksud nyonya itu, begitu tuan muda menjalin cinta dengan pilihan hati tuan muda itu, maka, pilihan tuan muda itu akan langsung dibawa ke Hongkong untuk menikah denganmu, tuan muda, supaya tuan muda bisa segera mengambil alih pimpinan Diamond Grup dari nyonya.”“No. Ini masih terlalu dini. Aku perlu menguji hatinya lebih dalam lagi.”“Tapi, dari pembicaraan tuan muda dengannya tadi, aku dapat kesimpulan klau gadis itu mencinta
Besoknya, baru saja Ken keluar dari rumah kostnya yang sederhana, Ken sudah langsung dihadang oleh Tony. “Mau apa, kamu?”“Aku sudah menyiapkan apartemen mewah yang letaknya berada di dekat kantormu, tuan muda. Bahkan tuan muda bisa ke kantor dengab berjalan kaki karena dekat sekali dengan kantormu, tuan muda. Tuan muda akan berada satu kompleks aparteman dengan pialang-pialang senior di kantormu itu, tuan muda. Hebat kan hasil pencarianku?” kata Tony bangga.Ken langsung mengerutkan keningnya. “Apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan, heh?”“Maksud tuan muda, bagaimana?”“Kalau aku tinggal di situ, akan ada banyak orang yang kerja di kantorku yang akan heran.”“Heran bagaimana, tuan muda?”“Ya, heranlah. Masak seorang cleaning service seperti aku, bisa tinggal di aparteman mewah. Iya kan? Waktu aku keluar dari aparteman atau menunggu lift, pasti akan bertemu dengan orang-orang kantorku. Penyamaranku akan terbongkar, tau?!”“Iya, ya. Tapi, nyonya besar Maggie menyuruh aku mencari
“Iya. Aku tahu. Tapi, kamu kan berasal dari kaum berkelas. Bapak kamu itu salah satu pemegang saham di perusahaan ini, walaupun sahamnya memang masih jauh dari saham ayahku, tapi, kamu itu termasuk anak jet set, loh. Anak berada. Jadi, jangan terima cleaning service seperti ini. Malu, dong.” Ardy menggeleng-gelengkan kepalanya.“Terserah aku, dong. Mau aku dengan siapapun, gak ada yang berhak ikut campur. Lebih baik kamu pikirin diri kamu sendiri, jangan campuri urusanku,” ketus Lidya.Pernyataan Lidya tadi, membuat banyak orang di kantin ini menjadi sangat kaget. Mereka tidak menyangka kalau seorang cleaning service seperti Ken, bisa mendapatkan cinta dari Lidya yang selain anak dari salah satu pemegang saham di perusahaan ini, Lidya juga merupakan pialang saham muda yang sedang menuju ke puncak kesuksesan.Lidya juga terkenal sebagai bunga di kantor ini karena kecantikan Lidya yang bisa membuat banyak mata kaum Adam jadi tergila-gila kepadanya. Lidya adalah gadis jomblo nomor satu y
Ken menatap kunci mobil yang ada tulisan BMW yang disodorkan Ardy ke tangannya. “Satu mobil dan aku diminta melepas wanita terbaik yang menerimaku apa adanya? Haduh … aku bahkan bisa membeli satu pabrik mobil kalau aku mau,” batin Ken sambil tertawa.Melihat Ken tertawa, Ardy langsung menyeringai licik. “Mobil BMW pasti adalah mobil impianmu, kan? Kamu kerja jadi cleaning service sampe seratus tahun pun belum tentu kamu bisa membeli mobil BMW. Iya kan? Makanya, ayo ambil kunci mobil ini.”Ken langsung memasang wajah masamnya. “Gak tertarik.”Ardy dan teman-temannya sangat kaget mendengar jawaban Ken ini. “Heh! Ini mobil BMW loh, kok ditolak? Oh … aku tahu. Mungkin kamu pikir BMW bekas kan yang tahunnya sudah tua, iya kan? No. Ini BMW tipe terbaru yang akan segera aku berikan padamu kalau kamu memutuskan hubungan dengan Lidya sekarang juga. Gimana?”“Mungkin dia gak tahu mobil BMW, kali. “timpal Heri dari belakang sana. “Secara dia kan cuma cleaning service, yang dia tahu cuma mobil an
Ken langsung tersenyum mendengar kata-kata Lidya ini. “Baiklah. Aku ikuti maumu. Aku akan menjadikan ini pertarungan untuk memperebutkanmu dan aku yakin, aku akan memenangkan pertarunganku dengannya.” Ken optimis kalau dia akan bisa mengalahkan Ardy.“Apa kamu yakin seratus persen kalau kamu akan bisa mengalahkan Ardy?” tanya Lidya sekali lagi.“Aku sangat yakin, Lidya.”“Oke. Kalau begitu, menangkan aku besok, seperti kamu sudah memenangkan hatiku.”Ken mengangguk menanggapi kata-kata Lidya ini.“Sedikit lagi jam pulang kantor. Aku ingin kamu segera mandi di kamar mandi kantor dan memakai baju ini.” Lidya menyerahkan bungkusan yang dia ambil di tasnya. “Kuharap ukurannya cocok untukmu. Akiu cuma mengira-ngira sih. Mudah-mudahan cocok.”Ken membuka bungkusan itu dan menemukan baju bermerk di dalamnya. “Untuk apa aku memakai baju ini?”“Aku ingin kamu menemani aku. Sebentar malam, ada acara di rumahku dan ini pertama kalinya aku membawa pacar ke rumahku setelah sekian lama, jadi, kehad