Di ruang ICU, rumah sakit umum.
Adrian berdiri di balik pintu sembari memegangi slip biaya tagihan rumah sakit, dia kelihatan sedih dengan air mata yang menetes dari sudut kedua matanya.
"Oprasi pengangkatan tumor Ayahmu ini sudah tidak bisa di tunda lagi, jika kamu tidak secepatnya membayar biaya sebesar 300 juta untuk niaya oprasi Ayahmu, maka keadaannya akan semakin memburuk dan mungkin bisa mengancam nyawanya!" Ucap seorang perawat sembari berjalan meninggalkan Adrian.
Perkataan perawat itu langsung masuk ke dalam telingamya sampai membuat tangan dan kaki Adrian bergetar tidak sanggup untuk berdiri dengan tegak.
Empat ratus juta, jika saja itu terjadi di masa lalu, mungkin Adrian bisa mengatasinya dengan sangat mudah.
Akan tetapi, sekarang nominal itu adalah jumlah yang begitu besar bagi dirinya saat ini!.
Dua minggu yang lalu, PT permata, yang sudah lama menjalin kerja sama dengan Ayahnya, tiba-tiba melanggar kontrak perjanjian yang sudah di sepakati.
Dua miliar dari pinjaman bank juga telah habis dalam waktu singkat. Ayah Adrian merasa sangat kesal sekaligus marah, dan karna hal itu ia menjadi sering sakit-sakitan, sampai pada akhirnya ia mengalami masa kritis dan harus dirawat di rumah sakit.
Sekarang semua aset perusahaan juga telah di bekukan oleh pihak bank, bahkan ia sampai tidak memiliki uang sepersepun di buatnya!
"Ayah, kamu harus kuat! beberapa tahun ini kita berdua selalu hidup bersama dan berusaha bertahan dengan kondisi seperti ini. Aku berjanji padamu, AYAH!, aku tidak akan membiarkan dirimu kenapa-napa!"
Adrian menghapus air mata yang terus menetes dari kedua matanya, ia pun memutuskan untuk pergi dan mencari pinjaman uang, mau bagaimanapun caranya ia harus tetap mengumpulkan uang untuk bisa membayar seluruh biaya oprasi Ayahnya.
Pertama-tama, Adrian pergi kerumah keluarganya yang ada di kota Bandung dan berniat meminjam uang dari kakeknya.
Akan tetapi, ia di halangi di depan pintu masuk oleh kakak dari Ayahnya atau Pamannya sendiri.
"Adrian, apa kamu ingin menemui Kakek?"
"Iya, Paman, aku mau menemui Kakek!" dengan cepat Adrian menganggukan kepalanya
"Heh!, percuma saja itu tidak akan ada gunanya!, semua properti keluarga ini adalah atas namaku sekarang, dan aku tidak akan pernah mau meminjamkan uangku kepadamu sepeserpun!" ucap Pamannya Satria dengan sangat kejam kepadanya.
Ketika mendengar perkataannya itu, Adrian merasa marah sampai membuat tubuhnya bergetar dengan tatapan tajam melotot kearah Pamannya itu.
Keluarga besar Adrian ini merupakan salah satu keluarga terkaya di kota Bandung ini, dengan aset keluarga lebih dari 10 miliar, pada saat itu, Ayahnya menyerahkan semua harta keluarganya kepada Pamannya Satria dan pergi ke kota Jakarta untuk memulai bisnisnya sendiri di sana.
Namun sekarang, Ayahnya sedang sakit parah dan sadisnya sekarang Pamannya menolak untuk meminjamkan sedikit uangnnya untuk menyelamatkan Adik kandungnya sendiri!
"Paman, apa kamu lupa, dengan kejadian beberapa tahu lalu? dimana kamu pergi ke Singapura untuk berjudi namun akhirnya kamu kalah dan kehilangan uang ratusan juta, siapa yang membantumu meminjamkan uang untuk membantu perekonomian perusahaanmu, hah? Ayahku paman, Ayahku!"
"Pada waktu itu kondisi perekonomian perusahaan Ayah juga tidak terlalu baik, namun dia masih mau meminjamkanmu uang dan selama beberapa tahun ini, kamu tidak pernah sama sekali berniat untuk membayarkan uang itu kepada Ayah, kau pikir aku tidak tahu akan hal itu?!"
"Aku juga tidak perduli jika kau tahu! Namun apakah kau pikir itu bisa di sebut sebuah pinjaman?"
"Dia sebagai adik laki-lakiku, membayar hutangku, bukankah itu suatu hal yang memang sudah sepantasnya untuk dilakukan!" Satria masih bersikap tidak peduli dengan ekspresi tidak tahu malu.
"Paman, Ayah memang pantas membantumu untuk membayarkan hutang-hutangmu karna memang dia adalah adikmu! tapi, bukankah juga hal wajar jika kamu membantu membayar biaya oprasi Ayahku sebagai seorang kakaknya!?" Adrian juga tidak mau kalah dari Pamannya.
"Itu tidaklah sama dan merupakan dua kasus yang sangat berbeda! pada waktu itu Ayahmu adalah seorang bos besar, dia juga memiliki banyak uang namun sekarang, dia sudah tidak memiliki apa-apa lagi, dan jika aku meminjamkan uangku kepadanya, apakah dia akan mampu untuk membayanya kembali?"
Adrian tertegun mendengar ucapan Pamannya itu, ia sama sekali tidak habis pikir dengan Pamannya yang dengan santainya mengucapkan itu kepadanya.
"Paman, bisakah kamu menganggap jika aku saja yang meminjam uang kepadamu dan bukan Ayahku!, aku akan bekerja keras dan berjanji akan membayar semuanya kepadamu!" saat mengingat kembali dengan Ayahnya yang terbaring lemah di rumah sakit, Adrian yang awalnya juga sangat keras seperti Pamannya dan tidak mau kalah, kini ia sedikit melunak.
"Kamu yang akan meminjam uang padaku, dan akan membayarnya sendiri? hahaha, asal kau tahu saja, jika tidak ada Ayahmu yang selalu mendampingimu, kamu itu hanyalah sampah yang tidak ada gunanya! kamu mau membayar dengan apa jika aku meminjamkanmu uangt?" ucap Pamannya dengan nada merendahkan.
Apa yang diucapkan Pamannya itu memang tidak sepenuhnya salah, Adrian juga memang menyadari akan hal itu, dari dulu sampai sekarang Adrian selalu hidup enak tanpa beban, semua yang ia inginkan pasti langsung dituruti oleh ayahnya yang selalu memanjakan dirinya.
Dimata Satria, Adrian, yang jauh dari perlindungan Ayahnya itu tidak ada bedanya dengan seekor anjing liar di jalanan, dia sama sekali tidak mungkin bisa menghasilkan uang sendiri tanpa bantuan Ayahnya.
"Sudahlah aku tidak mau berbicara dengan orang seperti dirmu lagi, aku mau bertemu dengan Kakek!"
Wajah Adrian memerah, dan sudah tidak tahan dengan perkataan Pamannya yang terkesan menghina dirinya dan Ayahnya, ia pun berlari mencoba untuk menerobos masuk, akan tetapi dia langsung di seret keluar lagi oleh beberapa pelayan.
Kemudian para pelayan itu segere melemparkan Adrian ke jalanan yang becek karna hujan dengan sangat kejamnya.
Adrian kembali bangkit dengan mata memerah karna rasa sedih bercampu marah yang di tujukan kepada Satria pamannya itu "Paman, bukankah Ayahku itu adalah adik kandungmu sendiri? mengapa kau sampai sebegitu teganya tidak mau membantunya, dan malah memperlakukan aku seperti ini, yang merupakan keponakanmu sendiri!" Adrian tidak bisa menahan untuk berteriak kearah Satria.
"Adik kandungku? mulai hari ini dan mulai detik ini juga, aku sudah memutuskan tali persaudaraan dengan Ayahmu yang penyakitan itu! dan kau! kau juga sudah bukan keponakanku lagi, sebagai kepala keluarga yang baru, aku memutuskan mengusir kau dan Ayahmu dari keluarga ini" ucap Satria dengan tatapan yang terus merendahkan Adrian
"Kau memang manusia brengsek yang tidak punya hati!" teriak Adrian, ia segera berlari kearah Satria dan bersiap untuk memukul guna melampiaskan emosinya saat ini, namun lagi dan lagi kesialan selalu menimpa dirinya, Adrian menabrak pintu yang sudah di tutup oleh Satria dengan sangat rapat saat Adrian hampir mendekat kearahnya.
"Sialan" geram Adrian sembari memegangi kepalanya yang berdenyut setelah menabrak pintu, Adrian kemudian memukul pintu itu dengan sangat keras
BRUKK,,,
BRUKK,,,
Tanpa ia sadari darah mulai menetes dari tangannya setelah ia beberapa kali memukuli pintu itu dengan sangat keras, kemudian Adrian duduk di depan pintu itu dengan perasaan tidak berdaya, air matanya juga terus menetes dari kedua sudut matanya.
Dia benar-benar tidak menyangka Pamannya bisa bersikap sangat kejam kepada dirinya. Namun saat ini, ia juga tidak bisa melakukan apapun, Adrian hanya bisa menghapus air matanya dan kemudian pergi ke tempat lain untuk kembali ke tujuan awalnya, yaitu mengumpulkan uang dengan cepat untuk biaya oprasi Ayahnya.
Adrian pergi ke rumah saudaranya yang lain untuk meminjam uang, namun mereka semua juga menolaknya, bahkan beberapa tidak mau menemuinya sama sekali.
Padahal biasanya semua saudaranya itu, selalu mengambil keuntungan yang di berikan oleh Ayahnya, namun saat ada masalah seperti ini mereka langsung menjadi asing yang tidak mengenal kita.
Adrian sudah sangat putus asa, ia hanya memiliki satu pilihan. iapun dengan segera pergi untuk mengambul pilihan itu, yakni, bertemu dengan teman baik Ayahnya, Om Irfan.
Ada tahun dimana perusahaan Om Irfan sedang mengalami krisis ekonomi, dan Ayahnya lah yang selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk membantunya, selain itu, Ayahnya juga telah membuat kontrak pernikahan dengan Om Irfan, dan berarti saat ini Om Irfan adalah calon mertuanya. Dan secara kebetulan di waktu yang sama, dia dan putri bungsu Om Irfan Celine juga telah menjalin suatu hubungan asmara, Adrian percaya dengan hubungan antara keluarganya dan keluarga Om Irfan tersebut ia pasti akan membantu masalahnya ini. Namun sebelum ia pergi kerumah Om Irfan, ia menelponnya dulu untuk memastikan keberadaanya ada di rumah atau tidak? dan setelah selesai menelpon akhirnya Adrian mengetahui bahwa Om Irfan sedang tidak ada dirmuah, ia sedang menjalankan suatu bisnis, tapi Om Irfan juga memberitahu kepadanya untuk pergi kerumahnya, dan menemui Celine. Ketika ia datang kerumah Om Irfan, ternyata Celine sedang mengadakan pesta dirumahnya. Musik metal terdengar di setiap penjuru rumahnya, dan
Adrian yang sedari tadi sudah megatakan banyak hal namun Celine mengabaikannya begitu saja, sedangkan saat Joni memberikan hadiah dengan cepat Celine segera berbicara kepadanya. "Ini hari ulang tahunmu, Celine?" ucap Adrian ia menepuk dahinya cukup keras, dan akhirnya ia ingat jika hari ini adalah hari ulang tahun Pacarnya. Pantas saja sejak ia datang kemari untuk bertemu dengannya, Celine selalu membuang muka dan mengabaikan keberadaannya, akhir-akhir ini memang benar Adrian selalu menemani Ayahnya dirumah sakit dan tidak memikirkan hal-hal lain termasuk ulang tahun pacarnya sendiri, ia selalu memikirkan tentang kesembuhan Ayahnya saja."Kau memang sangat lucu ya sampah! bagaimana mungkin ada laki-laki sepertimu yang sampai melupakan ulang tahun pacarnya sendiri?" cibir Putri yang sedari tadi memperhatikannya, "Biar kutebak, kau pasti sengaja melupakan hari ulang tahun Celine
Adrian sudah benar-benar hancur, ia sangat benci dengan semua yang menimpanya, air matanya juga tak kunjung terbendung dan terus berjatuhan dari setiap sudut matanya. Beberapa saat telah berlalu, kini Adrian tengah berdiri seorang diri di makan Ayahnya, ia tidak memberi tahu keluarganya atau siapapun dengan berita ini, dia sudah sangat kecewa dengan semua perlakuan orang-orang yang begitu kejam merendahkan dan menghinanya, dia bertekad tidak ingin di permalukan lagi, dan berniat membalas dendam atas semua perlakuan yang ia terima dari semua orang. Namun tanpa ia sadari beberapa orang tiba-tiba datang kesana dan langsung mendorongnya sampai tersungkur mengenai batu nisan Ayahnya. Adrian mencoba mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang melakukan hal itu kepadanya, namun lagi-lagi kepalanya di benturkn dengan keras ke batu nisan. "Hei pecund
Karna hal itulah yang membuat hubungan suami istri mereka menjadi sedikit canggung, di tengah-tengah kesepian itu, telvon milik N ovi tiba-tiba berbunyi"Hallo, pak, ohh jadi Anda sudah sampai ya, sebelumnya saya minta maaf, kami masih dalam perjalanan dan membutuhkan waktu tiga puluh menitan lagi, untuk sampai kesana!, tidak macet pak, hanya saja kami mendapat sedikit urusan yang mendadak, hm baiklah!" ucap Novi, setelahnya ia menutup telvonnya, dan segera melirik Angel. "Kak Angel, tadi Tuan Fajar menelvon dan menyuruhmu untuk tidak terburu-buru, dan dia juga mengatakan akan menemuimu di rumahmu saja!" "Ini urusan Bisnis, mengapa dia mau kerumah menemuiku?" Angel berkata dengan mengerutkan dahinya. "Tidak ada alasan lain, selain karna dirimu yang terlalu menarik untuk di pandang kak Angel! aku berani menjamin, jika saja status dirimu belum menikah saa
Aku sudah benar-benar tidak mau berbicara apapun dengan si sialan tidak berguna itu lagi! "Adrian, kau lihat sendiri bukan, kau sudah membuat kak Angel marah padamu! dasar manusia sampah, apa kau sudah puas sekarang!?" teriak Novi, setelah itu, ia dengan terburu-buru mengejar Angel yang sudah masuk ke Apartmennya. "Hahah, Adrian, aku sudah tahu jika kau iri denganku, bukan?" Tadinya Fajar juga sangat emosi dengannya, namun saat ia melihat Angel yang juga dibuat marah oleh Adrian, ia dengan cepat langsung tertawa dengan lantangnya. "Pasti karna aku memiliki kemampuan untuk membantu Angel, sedangkan kamu tidak, pasti karna itu kamu iri padaku, kan?". "Orang yang tidak berguna sepertimu ini, mau sampai kapanpun itu, tidak akan pernah bisa membantu Angel dalam msalah bisnisnya! dan jika kamu terus tinggal serumah dengan Angel itu hanya akan mempermalukan dirimu saja, jadi saran da
"Saat menyelesaikan misi terakhirnya di wilayah Utara, ia mengalami luka yang sangat parah dan hampir meregang nyawanya di medan perang, untungnya dia memiliki keburuntungan mampu bertahan hidup, namun dengan organ dalamnya yang mengalami kerusakan. Jika bukan karna status dan seberapa besar pengaruhnya di wilayah Utara, mungkin pimpinanya juga tidak akan menyetujui ia mundur meskipun hanya untuk sementara. TRINGGG,,, Tepat pada saat ini telpon yang berada di sampingnya berdering dengan suara yang cukup nyaring, meskipun telpon yang digunakannya berasal dari wilayah utara, dn merupakan telpon satelit yang sangat ketinggalan jaman, tapi telpon itu mampu bertahan di dalam air, Adrian masih berdiri dengan memegang dinding untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu, setelah ia merasa cukup baik, ia berjalan mengambil telpon itu dan langsung mengangkatnya.
, Sepertinya ini semua memang kesalahanku, karan sudah menyetujui permintaan Ayah saat itu, Angel merasa sedikit menyesal dengan keputusan yang ia ambil.Namun untungnya, saat ini penyakit yang di derita Ayahnya sudah sembuh, dan secara kebetulan Adrian juga sudah berada disini, jadi Aku tidak perlu khawatir tentang meminta cerai kepadanya. "Sudah, Bu, kamu jangan menangis seperti ini terus, nanti aku akan naik ketas dan menemuinya secara langsung untuk berbicara padanya, apakah dengan begitu bisa membuat dirimu puas?" Ucap Angel dengan pasrah, kemudian ia berdiri dari sofa, dan langsung naik ke lantai atas untuk menemui Adrian. "Ada apa kau memanggilku, apakah kau mau bercerai denganku?". Tepat setelah Angel membuka pintu kamarnya, terlihat Adrian yang baru saja selesai mengenakan pakaiannya, dia langsung bertanya dengan mengerutkan dahinya, ia be
"Hei, lebih baik kau cepat suruh dia kemari, kami sudah tidak sabar untuk melihat tuan muda Adrian sudah menjadi apa dia sekarang, atau jangan-jangan dia sudah menjadi seorang Jendral?" "Haha, apa dia juga mengendarai sebuah tank, seperti di game yang ada di console?" "Heheh, dia itu hanyalah manusia tidak berguna yang diusir dari keluarganya, jika saja ia benar-benar mengendarai sebuah tank, harusnya aku juga bisa menaiki sebuah pesawat zet pribadi!" "Hahahaha" "Emm, Adrian, tunggu sebentar yaa, aku mau keluar dari ruangan ini dulu, lalu aku akan menjelaskan semuanya di luar, disini terlalu bising!" ucap Andre, kemudian ia segera menggenggam telvonya dan berlari keluar meninggalkan ruangan yang ramai orang sedang berpesta. Sesudah ia keluar dari dalam ruangan itu, Andre mengatur nafasnya setelah berlari dalam keadaan panik, ia kemudian kembali meletakan telvonya diatas telingannya dan berkata "Adrian, mung
Menurut Angel, suaminya itu selalu berbicara omong kosong saja, dan juga ia selalu memberikannya ide-ide gila, tapi dia sendiri tidak mau mentantu apapun, bahkan untuk mencari pekerjaan saja tidak bisa dilakukan olehnya, jadi akan percuma jika Angel mengharapkan bantuan dari suaminya itu. "Angel, dengarkan aku! Kamu jangan mau mendengarkan omong kosong dari suamimu itu!" ucap Ratna, ia benar-benar merasa cemas jika sampai putrinya benar-benar melakukan rencannya untuk membuka perusahaan baru. "Tidak, Mah! ini semua aku lakukan atas kemauanku sendiri dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Adrian!" jawab Angel. Ratna kemudian menghela nafas panjang, dirinya sudah kehabisan kata-kata untuk membuat Angel membatalkan rencananya. Dan pada akhrinya, ia hanya bisa setuju dengan keputusan putrinya itu, Walaupun dirinya masih merasa sungkan untuk menyetujuinya, tapi mau bagaimana lagi, karna memang benar itu adalah solusi yang bisa mereka
"Angel, kamu tidak berlu memikirkan hal-hal yang tidak penting!, Nenek melakukan ini semua demi kamu,,," "Tidak Nek!,,, aku tidak mau menerima tawaran darimu!. PT Flamingo itu didirikan sendiri oleh Ayahku! dan aku tidak akan pernah mau menyerahkannya kepada siapapun!" ucap Angel dengan tegas. "Apa maksudmu menolak tawaran dariku?" Protes perempuan tua itu dengan menggebrak mejanya. "Di dalam keluarga ini, perusahaan yang berada di bawah naungan keluarga Herlambang adalah milik bersama, bukan miliki seorang saja! dan juga keluargamu memiliki saham dewan direksi setiap tahunnya, apa yang membuatmu tidak setuju dengan tawaran yang aku berikan!?" "Sudah! urusan ini sudah diputuskan olehku!, dan sekarang aku mau pergi dulu!" ucap perempuan itu melambaikan tangannya, dia membuat keputusan akhir dari masalah ini secara sepihak. Dalam lingkaran keluarga Herlambang ini, perkataan apapun yang diucapkan oleh perempuan tua itu adalah perintah mu
Sekitar setengah jam kelangsungan acara proses penawaran ini berjalan, dan hasil akhir untuk perusahaan yang memenangkan proses penawaran akan segera diumumkan. Di saat seperti ini, Angel merasakan tubuhnya bergetar karna rasa gugupnya mendengar hasil proses penawaran itu, walaupun dirinya tahu bahwa kesempatan perusahaannya untuk memenangkan proyek penawaran ini sangatlah kecil, namun tetap saja ia tidak bisa menahan untuk tidak tegang. "Hahah, kau memang adiku yang bodoh! sebentar lagi acaranya akan dimulai, kamu jangan menyerah sekarang ya!" ucap Antoni dengan cibirannya "PT Flamingo baru saja menyelesaikan masalahnya, takutnya sisa danamu sudah hanya tinggal beberapa juta saja yang tersimpan di perusahaanmu, sedangkan persyaratan penawaran ini tidak kurang dari sembilan juta, dan sangat mustahil bila mereka menurunkan harganya lagi!. Aku sudah menyarankan padamu sebelumnya untuk segera menyerah, namun kamu masih saja kekeh dengan mimpimu itu!"
"Dan untuk staff departmen keuangan, coba kalian periksa, apa dia juga telah menggelapkan catatan dana!" ucap Adrian kepada Ppipit yang berada disampingnya. "Baik direktur, saya akan menyuruh seseorang untuk memeriksanya!" jawab Pipit menganggukan kepalanya. Dengan adanya situasi seperti ini, Adrian langsung menatap semua orang yang berada di dalam ruangan itu, "Perusahaanku tidak sudi untuk memelihara sampah! kuharap kalian semua bisa belajar dari kejadian barusan!" ucapnya dengan dingin. Seluruh anggota rapat pada hari ini, langsung saling memandang satu sama lainnya dengan penuh rasa takut. Tadinya mereka masih berfikir, dengan pemimpin baru mereka yang masih muda dan kemungkinan berasal dari generasi kedua tau ketiga dari keluarga kaya yang seperti pada umumnya, namun dilihat dari setiap kata dan ketegasannya, ia memiliki aura tersendiri, yang membuat semua orang rispek kepadanya. Di pertemuan dewan direksi hari ini,
Sebenarnya ia tidak ada niatan untuk menasihati Adrian, namun dirinya juga tidak dapat menhan tawanya saat mengatakan mobil kijang, di saat itu juga, dirinya secara diam-diam mengirimkan pesan singkat tentang kejadian Adrian hari ini di grup Whatsaap alumni kelasnya. Dan tidak membutuhkan waktu lama, pagi itu sebuah pesan singkat yang dikirimkan Astri, berhasil membuat semua anggota grup ramai yang menertawakannya. "Hahahah, dia benar-benar sangat konyol!" "Aku tidak menyangka dirinya masih memiliki keberanian untuk wawancara di perusahaan sebesar Lion King!" "Entah mengapa mendengarnya saja membuatku tertawa terbahak-bahak, hahah!" "Benar-benar sangat memalukan!" Seluruh anggota grup, pagi itu dibuat ramai saat mereka mengetahui bahwa Adrian dengan beraninya memarkirkan mobilnya yang butut di tempat parkir eksklusif direktur, tentu saja itu membuat semua orang tertawa dan tidak berhenti
"Tidak, aku tidak akan mau naik mobil bersama dengan dia lagi! lebih baik aku naik taxsi saja untuk pulang!" ucap Ratna menggelengkan kepalanya, kemudian ia berjalan ke pinggiran jalan. Angel melongo dengan kelakuan Ibunya itu, namun dia tidak mengatakan apapun, dia hanya melirik Adrian sebentar, lalu kemudian ia berjalan kearah mobilnya yang sudah terparkir di pinggir jalan. Adrian kembali ke Apartmen, meskipun Ratna sebagai pemilik rumah tidak menyukai dengan adanya Adrian yang tinggal disana, namun asisten rumah tangga juga tidak berani untuk tidak membuatkannya masakan. Setelah selesai makan malam, Adrian kembali ke kamarnya untuk beristirahat, sedangkan Ratna yang berada di lantai bawah, sepertinya dia masih marah dengan Adrian, sehingga dia dengan sengaja menyalakan tv dengan suara yang sangat keras, sampai seluruh ruangan mendengarnya, namun itu sama sekali tidak mempengaruhi Adrian. Keesokan harinya, setelah bang
"Jangan khawatir, Nek! masalah itu sudah aku selesaikan!" ucap Angel. Perempuan tua itu cukup tertegun mendengarnya, namun di detik berikutnya ia menganggukan kepalanya, "Baguslah kalau begitu!, oh iya, dengar-dengar suamimu sudah kembali ya?, sekarang di mana dia, aku ingin melihatnya!" Di salah satu sudut ruangan pertemuan yang dingin karna ac, Adrian duduk dengan diam, karna dia bukan pemegang saham perusahaan, jadi dirinya harus duduk di sudut ruangan "Adrian, kamu dicari Nenek, tuh! cepat pergi dan temui Nenek!" ketus Ratna "Nenek!" ucap Adrian, kemudian ia segera bangun perlahan dari atas kursinya. "Heheh, kamu sudah banyak berubah, ya, Adrian, hampir saja aku tidak mengenalimu, aku tidak tahu jika beberapa tahun ini dirimu berada di ketentaraan ya? sekarang kamu sudah sampai di tingkat mana?" tanya perempuan tua itu dengan tersenyum kearah Adrian. "Aku tidak memiliki pangkat apapun, aku
Saat baru saja tiba di depan pintu masuk, mereka segera berhenti berjalan karna di hadang oleh penjaga keamanan, kemudian ketua keamanan maju selangkah dan menatap Adrian "Malam ini sedang ada acara pertemuan dewan direksi di dalam sana, dan orang-orang yang di perbolehkan masuk hanya mereka si pemegang saham perusahaan ataupun wakil dari pemegang saham saja!" ucapnya. "Dia adalah suamiku!" ucap Angel dengan lantang secara tiba-tiba, walaupun ia mengatakan itu karna terpaksa keadaan, yang mengharuskan dirinya memberitahu identitas Adrian. "Oh, jadi kabar bahwa si tentara itu sudah kembali benar adanya, ya? lalu mengapa ia bisa kembali, apa karna ia sudah di berhentikan, atau sudah ganti kerjaan?" ucap seseorang yang juga baru saja datang. Seorang laki-laki turun dari sebuah mobil Bwm yang sama mereknya dengan Angel hanya saja itu merupakan edisi terbarunya. "Malam ini adalah rapat penting yang di hadiri oleh ketua dewan, namun orang ya
Di tempat lain, tepatnya di perusahaan Flamingo.Angel sedang membicarakan masalah mengenai perjanjian perceraian dengan pengacaranya, lalu ia memperhatikan jam di meja kerjanya, dan waktu sudah menunjukan jam pulang kerja, kemudian sekretarisnya memberikan sebuah berkas kepadanya. Angel mengerutkan keningnya "Ini apa?" "Itu adalah surat yang dikirimkan oleh seorang perempuan, bu Angel!, dia mengataka kalau bosnya meminta dirinya untuk memberikan surat ini langsung pada Anda, namun karna keamanan perusahaan, jadinya surat itu dititipkan kesaya!" ucap sekretaris Angel. "Bos mereka?" Angel kembali mengerutkan dahinya, ia merasa ada keanehan pada perusahaan baru-baru ini, tidak hanya perusahaan yang bekerja sama dengan PT Flamingo, namun masalahnya, ia sendiripun tidak tahu siapa yang mengirim surat ini. "Yasudah, kau boleh keluar sekarang!" ucap Angel "Baik, bu, kalau begitu saya pamit undur diri!" bala