Beranda / Fantasi / Pangeran Dari Negeri Lumut / Bab 3. Pertemuan dengan Raja Arthur

Share

Bab 3. Pertemuan dengan Raja Arthur

Penulis: Lucky Woman
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-21 23:40:26

Malam hari Audrey telah berpindah ke istana pengasingan, di antar pengawal sang Pangeran menuju kamar yang telah disediakan.

"Ini kamar kamu," ucap Felix membuka pintu kamar, mempersilahkan Audrey masuk.

Felix ikut masuk ke dalam kamar namun ia tidak menutup pintu, "Jika kamu butuh sesuatu, mintalah pada pelayan, katakan saja padanya." ucap Felix sambil melihat pelayan yang juga ikut mendampingi saat masuk ke kamar Audrey. Ketegangan mulai sirna di hati Audrey, saat ini ia tidak melihat adanya ancaman.

"Baiklah, terima kasih," ucap Audrey pelan dan sopan sambil menundukkan kepala perlahan, tanda hormat kepada Felix.

"Istirahatlah." Ucap Felix singkat dan dibalas anggukan Audrey. Felix keluar dari kamar beserta pelayan istana, membiarkan Audrey istirahat dengan tenang malam ini.

Hingga larut malam, Audrey masih belum dapat memejamkan matanya. Ia merasa gelisah. Membolak-balikkan tubuh di atas ranjang. Untuk melepaskan rasa resah dan gelisah di hati, Audrey keluar dari kamar, berjalan ke taman kecil tidak jauh dari kamar.

Tanpa disadari Audrey ada sosok pria yang memperhatikan gerak-geriknya.

Audrey menikmati bintang-bintang bertaburan di cakrawala. Sejenak melupakan rasa takut dan rindu akan rumah. Audrey sendiri tidak mengetahui bagaimana cara pulang, bahkan takut memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya di tempat ini.

Raja Arthur penasaran akan sosok wanita yang baru pertama kali dijumpanya di tempat ini. Tanpa disadari, ia mulai tertarik pada Audrey.

Siapakah gerangan wanita cantik itu? gumam Raja Arthur.

Raja Arthur keluar dari kamar, mengikuti Audrey secara diam-diam, menjaga jarak agar tidak terlihat.

Udara tengah malam yang dingin membuat Audrey merasa tubuhnya bagai ditusuk-tusuk jarum. Masih belum ingin kembali ke kamar, Audrey menggosokkan kedua telapak tangan lalu menempelkan kedua tangan di leher agar terasa hangat.

Tidak tega melihat wanita tersebut kedinginan, Raja Arthur mendekat dan memakaikan mantel miliknya kepada wanita tersebut dan berkata, "Jangan dilepas, tetap dipakai!" Audrey sontak terkejut dan membalikkan tubuh, matanya membelalak menatap pria dihadapannya dengan rasa takut.

"Jangan takut, aku tidak akan mencelakaimu. Siapa namamu?" tanya Raja Arthur dengan perlahan.

"A-Audrey." Dengan terbata dan takut Audrey menjawab. Raja Arthur yang sedang menatap Audrey dengan lembut.

Arthur merasa wanita di hadapan ini spesial, meski baru pertama kali mereka berjumpa. "Arthur." Ucapnya singkat lalu mengangkat tangan untuk berjabat tangan dengan Audrey. Perlahan dan ragu, Audrey membalas jabat tangan Arthur, disaksikan cahaya rembulan memancar indah.

Pemandangan indah di langit perlahan berubah menjadi terang, cahaya penuh warna-warni mulai nampak memancar dan membentuk seperti sebuah lorong dan berlawanan arah dengan rembulan

"Ah, hari ini ternyata gerhana bulan. Lihat itu blood moon." Raja Arthur menjelaskan pada Audrey mencairkan suasana tegang di antara mereka. Namun, Raja Arthur melihat ada keanehan sedang terjadi di atas langit malam hari ini.

Audrey menatap dengan seksama bulan yang perlahan telah tertutup dan berwarna menyerupai darah dan disebut blood moon. Audrey memalingkan pandangan ke tempat yang berlawanan gemerlap cahaya yang semakin nyata,

"Atmosfer yang berubah sangat cepat serta mengerikan, sesuatu yang besar dan dahsyat akan terjadi," ucap Audrey pelan dan tanpa ia sadari.

Raja Arthur juga merasakan sesuatu akan terjadi malam ini. "Jangan cemas, aku akan melindungimu," ucap Arthur memberikan ketenangan pada Audrey yang tampak raut ketakutan diwajahnya.

"Apakah perlu kita membangunkan Felix, dan meminta agar pasukan berjaga-jaga disekitar tempat ini?" tanya Audrey yang mulai panik.

"Tidak perlu!" dengan tegas Raja Arthur menolak permintaan Audrey.

"Mau kemana kita?" tanya Audrey pada Arthur yang menarik pergelangan tangannya menuju tempat persembunyian yang aman dalam istana pengasingan.

"Ikut saja, jangan banyak tanya!" dengan cepat Arthur membawa Audrey masuk ke tempat yang hanya ia sendiri mengetahui tempat persembunyian ini.

Keadaan diluar yang semakin terang benderang, dan tampak dengan jelas kilauan setitik cahaya yang sangat menyilaukan, Arthur dan Audrey mengintip dari tempat persembunyian mereka.

"Aku sangat takut," Audrey kembali berkata dengan jemari gemetar dan suara lemah bergetar menyaksikan kilauan cahaya yang keluar seperti lorong waktu saat ia terdampar di negeri yang asing.

"Tenanglah, aku disini." Arthur berkata dengan lembut, memegang jemari Audrey serta mengusap perlahan memberikan rasa nyaman.

"Kenapa kau di kirim ke istana pengasingan?" tanya Arthur memulai percakapan untuk mencairkan suasana.

"Aku bingung, bagaimana cara menjelaskann agar kamu percaya padaku?" ucap Audrey.

"Katakanlah! Aku mendengarkan," kembali Arthur mencoba mendesak Audrey karena keingintahuan yang sangat besar.

Arthur mengeratkan pegangan pada jemari Audrey, meyakinkan agar percaya padanya. Audrey mulanya ragu. Namun, perlahan menceritakan secara mendetail. Mulai ia terjebak dalam lorong waktu dan ketika sadar berada di negeri yang asing dan dianggap sebagai tawanan oleh Pangeran Negeri Lumut. Audrey hanya mampu menatap lama mata Arthur dan perlahan nampak segaris tipis senyuman setelah menceritakan semua kejadian yang dialami.

"Kau pasti berpikir bahwa aku berbohong dan hanya mengarang cerita konyol," ucap Audrey.

"Aku mencoba percaya ucapanmu saat ini. Akan aku tanyakan kemudian pada sahabat karibku yang bisa melihat masa lalu." Arthur tidak ingin mengecewakan Audrey.

"Hm, bagaimana denganmu? Apakah juga sebagai tawanan Pangeran?" Audrey bertanya dnegan serius, mendekatkan matanya ke wajah Raja Arthur dengan penuh selidik.

Belum sempat Arthur menjawab, Audrey berkata ,"Aku haus." Audrey tidak dapat menahan kerongkongan yang kering. dengan cepat berlari dari persembunyian mencari kamarnya.

"Tunggu!" Arthur berteriak. Namun, tidak terdengar oleh Audrey karena telah jauh dari jangkauan. Secepat kilat Arthur berlari menyusul Audrey.

Cahaya menyilaukan semakin mendekati Audrey dengan cepat. Belum sempat Arthur menangkap tangan Audrey terdengar teriakan panjang. Suara yang terdengar sangat kencang dan menyakitkan.

Benda kecil berbentuk batu dengan kecepatan cahaya masuk ke dalam tubuh Audrey dan membuatnya berteriak kesakitan dan pingsan. Tubuh Audrey menjadi bercahaya seperti api yang menyala-nyala.

"Aku tidak akan membiarkanmu menderita," tanpa ragu Arthur langsung memeluk Audrey, "Argghhh...," suara erangan menahan sakit dan berjuang membawa ke kamarnya.

Arthur membaringkan Audrey di ranjangnya, dan menggenggam kedua tangannya hingga cahaya yang terpancar pada tubuh mereka menghilang.

Suara teriakan Audrey membuat penjaga berlari pada sumber suara dan memberitahukannya pada Felix atasan mereka.

"Apa yang terjadi?!" tanya Felix setelah mendobrak pintu kamar Raja Arthur, sebelumnya ia tidak menemukan Audrey dikamar lalu berlari menuju kamar Arthur yang paling terdekat.

"Aku tidak mengetahui secara pasti. Hanya saja tadi ia terlihat di taman, menikmati rembulan di malam hari. Namun, setelah itu berteriak dan pingsan." Raja Arthur menjelaskan pada Felix, dan sengaja tidak mau memberitahukan kejadian yang sebenarnya. Arthur sadar jika Audrey dalam bahaya jika ia bercerita jujur pada Felix.

"Jangan khawatir, aku akan merawat dan tidak akan mencelakainya." Raja Arthur meyakinkan Felix.

Felix percaya pada Raja Arthur karena selama di tawan, selalu berkelakuan baik.

"Tolong jaga dan rawat dia malam ini. Besok pagi, aku akan kembali memeriksa keadaannya." Felix berkata ,kemudian keluar dari kamar Raja Arthur.

Saat dirasa sudah mulai stabil kondisi Audrey, sebuah kekuatan aneh keluar dari tubuh Raja Arthur. Udara yang tadi terasa dingin menusuk tulang tkini terasa hangat, tubuhnya mengeluarkan energi panas.

Apakah ini kekuatan yang diterima Audrey? berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benak.

Raja Arthur semakin waspada dan akan memperhatikan gerak-gerik Audrey selanjutnya.

Kekuatan apa yang sebenarnya ada dalam tubuh Audrey? gumam Raja Arthur.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Park Jun Hye
sihir kah?
goodnovel comment avatar
Park Jun Hye
mudah mudahan mereka jatuh cinta
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 4. Merahasiakan Kekuatan Super

    Kenapa aku juga bisa merasakannya? Kekuatan apa ini? Raja Arthur berpikir keras apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan Audrey.Saat sedang berpikir keras, tatatapan Arthur tertuju pada gelas yang ada di meja. Tanpa di sadari gelas tersebut bergeser. Arthur terkesiap, tidak mempercayai apa yang baru saja dilihat. Sekali lagi Arthur mencoba fokus, tepat seperti dilakukan tanpa sengaja tadi.“Prang” Gelas tersebut jatuh dan pecah. Audrey perlahan membuka kelopak mata sesaat setelah bunyi gelas jatuh.Arthur menoleh pada Audrey, “Kau sudah sadar?” pertanyaan untuk mengalihkan perhatian Audrey.“Kenapa aku dikamarmu?” bukan menjawab, tetapi Audrey justru bertanya pada Arthur.Belum sempat Arthur menjawab, kembali Audrey berkata, “Tubuhku rasanya sakit dan panas.”Arthur hanya mendengar dan memperhatikan setiap gerak-gerik Audrey.“Apa yang terjadi padaku tadi?” Audr

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 5. Felix Curiga

    “Kenapa ada di kamar Audrey?” tanya Felix tiba-tiba berada di belakang Arthur yang tidak menyadari kehadiran Felix sebelumnya.“Aku melihat Audrey, tadi terdengar seperti benturan keras, dia sekarang baik-baik saja.” Arthur menjelaskan pada Felix dengan hati-hati.Felix menatap Audrey, memperhatikan dari ujung kaki hingga atas kepala, semua terlihat baik.““Kau tidak menyembunyikan sesuatu?” Felix menatap mata Audrey penuh selidik. Namun, tidak menemukan kebohongan di sana.“T-Tidak.” Audrey sedikit gugup saat menjawab. Felix melihat gelagat mencurigakan dari Audrey. Aku harus membuktikan, telah terjadi sesuatu pada Audrey. Felix bergumam dalam hati, menganggukkan kepala atas jawaban Audrey. Felix lalu pergi.“Fiuh, lega.” Audrey menarik napas panjang dan berkata pada Raja Arthur.“Kamu harus lebih berhati-hati. Aku akan menemanimu latihan. Lain kali kita akan m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 6. Terpisah dari Raja Arthur

    Pangeran Philip bersama Felix mendengar langsung mengenai Audrey dan Raja Arthur dari pengawal yang diutus Felix. “Pergi sekarang juga! Bawa Audrey kemari!” Pangeran Philip memerintah Felix dengan emosi. Philip tidak mau Audrey dekat dengan Arthur. Dengan kekuasaan, membuat keinginan dekat dengan Audrey terpenuhi, bahkan memisahkan mereka. Meski emosi mendengarnya, Philip tersenyum licik penuh kemenangan merebut Audrey dari Arthur. “Dia tidak boleh memilikinya. Audrey milikku!” Pangeran Philip berteriak di ruangannya. Felix segera melaksanakan perintah Pangeran Philip. Namun, sebelum berangkat Felix menyempatkan diri menemui Samantha. Saat tiba, Felix melihat Samantha sedang meditasi, tidak ingin mengganggu, Felix mengurungkan niat bertanya. “Lain kali aku akan kembali jika waktunya tepat.” Felix berkata pada dirinya lalu pergi ke istana pengasingan. Felix pergi. Samantha membuka matanya menarik napas dalam. Ia belum siap menjawab pertanyaan F

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 1. Menembus Lorong Waktu

    "Sudah lama aku tidak berkunjung kemari." Audrey Dawson berkata dalam hati saat tiba di rumah peninggalan nenek, sambil menatap dan menerawang rumah tua di hadapannya.Ia memandang sekeliling rumah tua yang tidak terawat lagi sejak sang Nenek meninggal. Rasa kangen yang membuncah di dada, kerinduan akan masa kecil di rumah yang telah lama ditinggalkannya. Kerinduan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata."Nenek, aku rindu sekali padamu. Aku rindu masa kecilku yang selalu disayang." Audrey berbicara pada dirinya sendiri lalu menitikkan air mata rindu yang tak terbalas.Perlahan ia melangkahkan kaki medekati rumah tersebut dan memutar kunci pintu rumah neneknya, dan masuk ke dalamnya dan menutup kembali pintu rumah neneknya dan membiarkan kunci tergantung di pintu bagian dalam. Udara yang pengap, berdebu dan gelap. Itulah yang dirasakan Audrey saat ia masuk ke dalam rumah nenek.Bukan tanpa alasan Audrey kembali ke rumah nenek sendirian. Belum lama ini ia

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21
  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 2. Intimidasi dari Pangeran

    Apa maunya orang ini? batin Audrey bergejolak dan menahan rasa takut yang teramat sangat."Jika kau tidak mau, maka akan aku masukan ke dalam penjara bawah tanah yang gelap dan lembab dengan tuduhan menjadi mata-mata dari negeri Who Knows yang merupakan musuh dari Negeri Lumut." Sang Pangeran mengucapkannya dan tersenyum licik mengancam AudreyJantung Audrey berdetak sangat cepat untuk saat ini, ia sangat ketakutan."Apa ... yang Tuan lakukan?" Audrey mengucapkan dengan kalimat terbata-bata dan menggantung."Kau masih berani bertanya dan tidak mau mengakui kesalahanmu, hah!" bentak Pangeran dengan nada suara penuh amarah."A ... aku... bukan mata-mata, aku ... tidak mengerti ... apa maksud, Tuan?" Audrey sangat takut dan menjawab dengan gugup, mata memerah dan menahan genangan air di pelupuk mata yang siap mengalir."Buktikan jika kau bukan mata-mata," ucap Pangeran yang membuat Audrey semakin panik karena ia tidak tahu bag

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21

Bab terbaru

  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 6. Terpisah dari Raja Arthur

    Pangeran Philip bersama Felix mendengar langsung mengenai Audrey dan Raja Arthur dari pengawal yang diutus Felix. “Pergi sekarang juga! Bawa Audrey kemari!” Pangeran Philip memerintah Felix dengan emosi. Philip tidak mau Audrey dekat dengan Arthur. Dengan kekuasaan, membuat keinginan dekat dengan Audrey terpenuhi, bahkan memisahkan mereka. Meski emosi mendengarnya, Philip tersenyum licik penuh kemenangan merebut Audrey dari Arthur. “Dia tidak boleh memilikinya. Audrey milikku!” Pangeran Philip berteriak di ruangannya. Felix segera melaksanakan perintah Pangeran Philip. Namun, sebelum berangkat Felix menyempatkan diri menemui Samantha. Saat tiba, Felix melihat Samantha sedang meditasi, tidak ingin mengganggu, Felix mengurungkan niat bertanya. “Lain kali aku akan kembali jika waktunya tepat.” Felix berkata pada dirinya lalu pergi ke istana pengasingan. Felix pergi. Samantha membuka matanya menarik napas dalam. Ia belum siap menjawab pertanyaan F

  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 5. Felix Curiga

    “Kenapa ada di kamar Audrey?” tanya Felix tiba-tiba berada di belakang Arthur yang tidak menyadari kehadiran Felix sebelumnya.“Aku melihat Audrey, tadi terdengar seperti benturan keras, dia sekarang baik-baik saja.” Arthur menjelaskan pada Felix dengan hati-hati.Felix menatap Audrey, memperhatikan dari ujung kaki hingga atas kepala, semua terlihat baik.““Kau tidak menyembunyikan sesuatu?” Felix menatap mata Audrey penuh selidik. Namun, tidak menemukan kebohongan di sana.“T-Tidak.” Audrey sedikit gugup saat menjawab. Felix melihat gelagat mencurigakan dari Audrey. Aku harus membuktikan, telah terjadi sesuatu pada Audrey. Felix bergumam dalam hati, menganggukkan kepala atas jawaban Audrey. Felix lalu pergi.“Fiuh, lega.” Audrey menarik napas panjang dan berkata pada Raja Arthur.“Kamu harus lebih berhati-hati. Aku akan menemanimu latihan. Lain kali kita akan m

  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 4. Merahasiakan Kekuatan Super

    Kenapa aku juga bisa merasakannya? Kekuatan apa ini? Raja Arthur berpikir keras apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan Audrey.Saat sedang berpikir keras, tatatapan Arthur tertuju pada gelas yang ada di meja. Tanpa di sadari gelas tersebut bergeser. Arthur terkesiap, tidak mempercayai apa yang baru saja dilihat. Sekali lagi Arthur mencoba fokus, tepat seperti dilakukan tanpa sengaja tadi.“Prang” Gelas tersebut jatuh dan pecah. Audrey perlahan membuka kelopak mata sesaat setelah bunyi gelas jatuh.Arthur menoleh pada Audrey, “Kau sudah sadar?” pertanyaan untuk mengalihkan perhatian Audrey.“Kenapa aku dikamarmu?” bukan menjawab, tetapi Audrey justru bertanya pada Arthur.Belum sempat Arthur menjawab, kembali Audrey berkata, “Tubuhku rasanya sakit dan panas.”Arthur hanya mendengar dan memperhatikan setiap gerak-gerik Audrey.“Apa yang terjadi padaku tadi?” Audr

  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 3. Pertemuan dengan Raja Arthur

    Malam hari Audrey telah berpindah ke istana pengasingan, di antar pengawal sang Pangeran menuju kamar yang telah disediakan."Ini kamar kamu," ucap Felix membuka pintu kamar, mempersilahkan Audrey masuk.Felix ikut masuk ke dalam kamar namun ia tidak menutup pintu, "Jika kamu butuh sesuatu, mintalah pada pelayan, katakan saja padanya." ucap Felix sambil melihat pelayan yang juga ikut mendampingi saat masuk ke kamar Audrey. Ketegangan mulai sirna di hati Audrey, saat ini ia tidak melihat adanya ancaman."Baiklah, terima kasih," ucap Audrey pelan dan sopan sambil menundukkan kepala perlahan, tanda hormat kepada Felix."Istirahatlah." Ucap Felix singkat dan dibalas anggukan Audrey. Felix keluar dari kamar beserta pelayan istana, membiarkan Audrey istirahat dengan tenang malam ini.Hingga larut malam, Audrey masih belum dapat memejamkan matanya. Ia merasa gelisah. Membolak-balikkan tubuh di atas ranjang. Untuk melepaskan rasa resah dan gelisah di hati,

  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 2. Intimidasi dari Pangeran

    Apa maunya orang ini? batin Audrey bergejolak dan menahan rasa takut yang teramat sangat."Jika kau tidak mau, maka akan aku masukan ke dalam penjara bawah tanah yang gelap dan lembab dengan tuduhan menjadi mata-mata dari negeri Who Knows yang merupakan musuh dari Negeri Lumut." Sang Pangeran mengucapkannya dan tersenyum licik mengancam AudreyJantung Audrey berdetak sangat cepat untuk saat ini, ia sangat ketakutan."Apa ... yang Tuan lakukan?" Audrey mengucapkan dengan kalimat terbata-bata dan menggantung."Kau masih berani bertanya dan tidak mau mengakui kesalahanmu, hah!" bentak Pangeran dengan nada suara penuh amarah."A ... aku... bukan mata-mata, aku ... tidak mengerti ... apa maksud, Tuan?" Audrey sangat takut dan menjawab dengan gugup, mata memerah dan menahan genangan air di pelupuk mata yang siap mengalir."Buktikan jika kau bukan mata-mata," ucap Pangeran yang membuat Audrey semakin panik karena ia tidak tahu bag

  • Pangeran Dari Negeri Lumut   Bab 1. Menembus Lorong Waktu

    "Sudah lama aku tidak berkunjung kemari." Audrey Dawson berkata dalam hati saat tiba di rumah peninggalan nenek, sambil menatap dan menerawang rumah tua di hadapannya.Ia memandang sekeliling rumah tua yang tidak terawat lagi sejak sang Nenek meninggal. Rasa kangen yang membuncah di dada, kerinduan akan masa kecil di rumah yang telah lama ditinggalkannya. Kerinduan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata."Nenek, aku rindu sekali padamu. Aku rindu masa kecilku yang selalu disayang." Audrey berbicara pada dirinya sendiri lalu menitikkan air mata rindu yang tak terbalas.Perlahan ia melangkahkan kaki medekati rumah tersebut dan memutar kunci pintu rumah neneknya, dan masuk ke dalamnya dan menutup kembali pintu rumah neneknya dan membiarkan kunci tergantung di pintu bagian dalam. Udara yang pengap, berdebu dan gelap. Itulah yang dirasakan Audrey saat ia masuk ke dalam rumah nenek.Bukan tanpa alasan Audrey kembali ke rumah nenek sendirian. Belum lama ini ia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status