Di Juana Diaz, Moon tinggal bersama kedua buah hatinya, Jessica dan Jason. Mereka hidup luntang-lantung. Para tetangga menjauhi mereka dan kerap kali melakukan perundungan karena terhasut oleh gosip tidak benar tentang Moon, yang dikabarkan berkerja sebagai wanita malam. Sampai pada suatu hari, Moon jatuh sakit karena kelelahan berkerja. Membuat Jessica dan Jason iba pada mamanya dan memutuskan menjual buah lemon di pasar. Akan tetapi, Jessica dan Jason malah dirundung Erna, tetangga sebelah rumah mereka. Jessica begitu ketakutan dengan Erna. Namun, beruntung sekali ada pria asing tiba-tiba membantu mereka. Pria itu ternyata mengalami hilang ingatan dan tidak tahu siapa jati dirinya. Jessica sangat senang dengan kehadirannya dan tiba-tiba mengucapkan sepenggal kalimat, yang membuat Jason, saudara kembarnya terkejut. "Paman, jadi papaku ya!" kata Jessica dengan mata berbinar-binar. Akankah pria asing itu mengiyakan permintaan Jessica? Lalu apakah ingatannya akan kembali seperti sedia kala? Dan siapakah sosok itu sebenarnya?
View MoreMendengar hal itu, Michael mematung di tempat dengan pupil mata melebar. Bayangan dia dibunuh Julian dalam perjalanan bisnis langsung berputar-putar di benaknya seketika. Kendati demikian, memori-memorinya bersama Clara dan Kenny belum sepenuhnya kembali, hanya sepengal-sepengal saja. Michael belum bisa mengingat semua anggota keluarganya. Selain Julian, Clara dan Kenny. Hening menerpa, kesunyian malam membuat Michael dan Julian berdiri berhadapan dengan ekspresi yang berbeda. Julian tampak ketakutan dan sedari tadi meneguk ludahnya berkali-kali. Sementara Michael tampak syok. "Lalu kenapa kau ke sini?!" Wajah Michael mendadak merah padam. Dia dekati Julian dengan cepat sambil melototkan mata, menahan amarah karena Julian menembaknya tiba-tiba pada malam kejadian.Julian langsung membeku. Lidahnya mendadak kelu. Dia sulit berkata-kata lagi sekarang, aura Michael kini telah kembali. Aura mematikan yang dimiliki Michael selama ini. "Cepat jawab?!" Michael telah habis kesabaran. Dia
Julian tak kunjung menggerakkan pisau. Dia baru saja berhalusinasi membunuh Michael. Saat ini, tangan Julian menggantung di udara. Dia tilik seksama wajah Michael yang tengah tertidur pulas. Julian nampak sangat bimbang. Kemarin, ada kesenangan yang tertanam di dadanya kala mengetahui Michael belum meninggal. Selama ini Michael adalah orang yang paling berjasa di hidupnya. Saat menuruti permintaan Maximus, Julian merasa sangat bersalah. "Maafkan aku Tuan," gumam Julian pelan. Julian tak sanggup membunuh Michael. Detik itu pula cairan bening membasahi pipinya hingga air matanya mengenai pipi Michael. Julian memandangi Michael, yang saat ini tengah mengerutkan dahi kala merasa ada air yang menetes di pipinya. Michael melengguh sejenak lalu perlahan-lahan membuka mata. Matanya langsung melebar saat melihat Julian memegang pisau saat ini. "Lian!" Michael spontan duduk sambil menyambar pisau dari tangan Julian lalu melempar benda tajam tersebut ke sudut ruangan. "Apa yang kau lak
Mendengar hal itu pupil mata Lionel semakin melebar. "Apa kau sudah gila?! Membalas pesan atau mengangkat panggilan kita saja dia tidak mau! Apa lagi kalau kita pergi ke sana, mungkin saja kita akan di usirnya!" bentak Lionel seketika. Sudah berbulan-bulan pria yang membeli Moon sulit sekali untuk dihubungi. Bahkan nomor yang dituju tidak aktif dan pesannya pun tidak terkirim. Lionel makin frustrasi sebab para rentenir dan pegawai bank acap kali datang ke rumahnya akhir-akhir ini. "Lalu bagaimana kau membayar hutang-hutang kau itu hah?!" teriak Liana dengan mata melotot keluar. Dia tak terima dibentak suaminya barusan. "Hutang-hutangku katamu?! Hei, apa kau amnesia hutang itu berasal dari kau yang boros! Kau suka membeli tas-tas dan pakaian-pakaian aneh! Jangan hanya salahkan aku saja! Semua itu hutang kita! Seharusnya kau bisa lebih berhemat sekarang!" balas Lionel, napasnya terdengar mulai memburu. Menahan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubun sekarang. Lelaki itu tak terima den
Julian spontan membuka mata tatkala mendengar Michael memanggil namanya tiba-tiba. Namun, baru saja membuka mata sebuah pukulan mendarat di mukanya. Mata Julian langsung melebar, melihat ada seorang pria memakai topeng dan setelan jas berwarna hitam, di hadapannya sekarang. Sementara pria lainnya tengah mencekik Michael dan Michael melawan balik. Julian tak diam, ikut menyerang pria yang wajahnya tak terlihat itu. Suara pukulan terdengar di ruangan tersebut. Keempat pria dewasa itu saling menyerang satu sama lain. Perkelahian nampak seimbang. Kedua pra yang memakai topeng tenaganya sama kuat dengan Michael dan Julian.Julian mulai bertanya-tanya, siapa kedua pria ini? Apakah suruhan Maximus? Bagaimana Maximus bisa tahu keberadaan Michael. Sementara dia tidak memberitahu Maximus. Entahlah, rasanya aneh bila suruhan Maximus? Tapi, mengingat ada Nathan kemarin di Juana Diaz. Julian tampak panik. Dia menebak bila Maximus kesabarannya sudah habis lalu menyuruh orang membunuh Michael dan
Moon terperangah ketika baru saja disiram air comberan oleh seseorang. Perlahan, aroma tak sedap menjalar di seluruh tubuh Moon.Dengan cepat Moon mengangkat kepala. Melihat para tetangga berkumpul di pekarangan rumahnya sambil melayangkan tatapan penuh hina padanya sekarang. Entah siapa yang menyiramnya barusan, tapi dapat dipastikan sang pelaku berada di barisan paling depan. "Apa kalian sudah gila? Apa yang kalian lakukan?!" tanya Moon dengan napas mulai memburu. Sebab para tetangga mulai membuat masalah lagi dengannya. Padahal akhir-akhir ini mereka tak pernah membulinya dan anak-anaknya. Moon menebak, semua itu berkat Michael. Namun, mengapa hari ini para tetangganya mulai berani dan menunjukkan taringnya kembali. "Kau masih bertanya?! Tentu saja kami membuat jejak di tubuhmu kalau kau itu perempuan kotor! Dan memang pantas disiram dengan air comberan itu!" Di antara kumpulan para tetangga, Erna tiba-tiba melangkah maju sambil mengangkat dagu dengan sangat angkuh. Secepat kil
Moon dan Michael tiba-tiba terdiam membisu. Keduanya mengalihkan pandangannya ke sisi lain. Sekarang, tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing.Moon tiba-tiba menoleh ke arah Michael, jika diperhatikan lebih dalam dan cermat. Paras Michael memang samar-samar mirip dengan Jason dan Jessica. Mengetahui hal tersebut, Moon mendadak gelisah. Moon tak mau dugaannya benar. Sebab dia sangat membenci pria yang telah merengut mahkotanya dahulu. Kebenciannya sudah mendarah daging dan jika bertemu pria itu, Moon akan membunuhnya. Walaupun bukan sepenuhnya salah pria itu, tapi tetap saja, awal kehancuran hidupnya berasal dari pria tersebut. Cukup lama Moon memandangi Michael, sampai pada akhirnya yang diperhatikan menyadari sedang ditatap. Michael melirik Moon dengan dahinya mengerut kuat. "Apa ada yang salah?" Moon tampak gelagapan, cepat-cepat mengalihkan mata ke sembarang arah sejenak. "Tidak, aku hanya penasaran saja, kenapa kau bisa sampai hilang ingatan dan berakhir di sini?" ucap
"Papa!" panggil Jessica berulang kali kala Michael masih meraung kesakitan. Kini, gadis mungil itu memegang kaki Michael sambil mendongak. Raut muka kesedihan bercampur cemas terpampang sangat jelas di wajahnya sekarang. Jessica tak tega, melihat lelaki yang dia anggap sebagai papa, kesakitan. "Papa kenapa?" Jason tak kalah paniknya, di sebelah kanan dia memeluk juga kaki Michael sambil menepuk-nepuk pelan kaki Michael. Julian juga, nampak sangat panik, berulang kali dia memanggil,"Tuan, Anda kenapa? Sadarlah." Dengan cepat Julian menoleh ke kanan dan ke kiri hendak mencari pertolongan sebab melihat keringat mulai mengalir di kening Michael. Lelaki bermata hijau itu masih memejamkan mata sambil memeganginya kepalanya sejak tadi. Tak ada seseorang di sekitar, sebab satu jam sebelumnya, para pekerja memang sudah pulang. Dan hanya tersisa Michael dan beberapa pekerja yang belum keluar dari bangunan. Julian, Jessica dan Jason mencoba menyadarkan. Walaupun melihat Michael masih meri
"Mama! Papa!" Belum sempat Michael memasukkan keperkasaannya ke inti tubuh Moon. Terdengar suara Jessica dari depan seketika dan secara bersamaan pula lampu di rumah langsung menyala. Moon dan Michael melebarkan mata, mendengar suara Jessica. Dengan cepat Moon mendorong dada Michael lalu beringsut dari ranjang. "Keluarlah Michael, aku tidak mau membuat anak-anakku salah paham,"kata Moon sembari memunguti pakaiannya yang telah sobek di bawah ranjang. Lelaki itu tak menyahut, justru bergegas turun dari tempat tidur dan melangkah keluar dari ruangan. Namun, raut wajah kekecewaan terpatri jelas di wajahnya sekarang. Setelah melihat punggung Michael menghilang di balik pintu. Moon menarik napas lega karena sesuatu yang tidak diinginkannya akhirnya tidak terjadi. Moon tak habis pikir jika dia dan Michael benar-benar melakukan hubungan badan tadi. "Hampir saja," gumam Moon sambil melempar pakaiannya basah sekaligus robek itu ke sudut kamar. "Mama!" panggil Jessica lagi di luar sana.
Dalam keadaan cahaya tampak remang-remang. Moon mengeluarkan seluruh tenaganya untuk mendorong Michael, tapi tentu saja tenaganya lemah tak sebanding dengan tenaga Michael. Terlebih, Michael mengunci tangan dan kakinya saat ini, hingga dia tak memiliki kekuatan untuk melawan."Ngh, Michael hentikan ...." Moon mencoba bersuara. Namun, Michael seperti orang tuli, yang tak peduli wanita yang ditindihnya sekarang tengah panik setengah mati. Lelaki bermata hijau itu justru membungkam lagi bibir Moon sampai-sampai Moon melebarkan matanya kembali. Michael pun mulai mengigit bibir Moon dan berhasil mengeksplor seluruh mulut wanita itu.Moon tampak sangat panik. Apa pria ini sudah hilang akal sehatnya? Bukankah pria yang dia tampung di rumahnya ini mengatakan dia sudah beristri? Entahlah, memikirkan hal itu Moon jadi gelisah sendiri. Kepanikan Moon bertambah dua kali lipat sekarang. Kini dia dapat mendengar napas Michael akat memburu. Sepertinya lelaki itu sedang bergairah. Memang benar, ket
Pagi ini, langit terlihat sangat terang benderang. Padahal waktu masih menunjukkan pukul enam. Para penduduk desa Juana Diaz terlihat begitu antusias menjalankan aktivitasnya. Salah satu aktivitas yang kerap kali dilakukan penduduk setempat adalah kegiatan jual beli di pasar. Di mana para pedagang menjajakan dagangan dan berusaha menarik perhatian para pengunjung pasar untuk membeli barang dagangan. "Permisi Madam Erna, apa kau melihat Jessica dan Jason ada di sekitar sini?" Seorang wanita berwajah pucat pasi membuat perhatian salah satu pedagang buah teralihkan seketika. Moon tampak begitu gelisah. Sebab sudah tiga puluh menit mengitari pasar. Namun, kedua anak kembarnya belum juga terlihat.Mendengar namanya disebut, Erna sontak mengalihkan pandangan mata. Bukannya langsung menjawab. Wanita bertubuh tambun itu malah memindai Moon dari atas hingga bawah. "Madam, apa kau melihat si kembar?" Untuk kedua kalinya Moon bertanya lagi. Dia tak sabaran dan takut bila kedua anaknya dalam k...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments