Setelah 3 jam berlalu akhirnya kedua gadis muda itu pun mulai sadar dari pingsannya.Obat bius yang diberikan padanya ternyata sudah tidak berfungsi lagi, mereka meringis dan mengerjap berkali-kali merasakan sakit yang luar biasa di kepala.Ditambah keduanya seperti sulit untuk bergerak. Mereka pun mulai mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi, dan ternyata saat ini mereka duduk di lantai bangunan kosong dan sangat menjijikan dalam keadaan terikat.“Sudah bangun nona manis?”5eorang laki-laki yang tadi sempat mau ditolongnya hanya untuk bisa keluar dari kerumunan ternyata sedang duduk di sebuah kursi sambil menatap tajam ke arah keduanya.Asap mengepul terus keluar dari mulut pria tersebut karena dia sedang menghisap rokok.“Siapa namamu?” tanyanya lagi pada anak dari sang kepala pemerintahan di kota New Capitol.Kedua gadis itu masih meringis dan enggan untuk menjawab pertanyaan pria tersebut.Lalu terdengar pintu kembali terbuka dan masuklah 3 orang pria berbadan kekar dan salah sa
“Kamu pikir aku takut dengan ancamanmu? Aku bukan perempuan pengecut dan bodoh seperti itu,” ucapnya dengan nada tinggi hingga membuat pria tampan itu nyaris menampar Nada.Lalu Nada menatap ke arah Melani, “kamu tenang saja, bila papa ku melihat mobil aku terparkir di depan dia pasti menemukan kita dan mengetahui kalau kita ada di sini. Jangan bertindak bodoh dengan menyampaikan hal yang belum tentu benar karena orang-orang seperti ini akan mendapat balasan lebih dari yang dia lakukan terhadapku! Aku bersumpah mereka akan menyesal!” bentaknya penuh penekanan pada sang sahabat.“Uuuuuh giliran aku sekarang yang ketakutan, ancamanmu sangat membuatku tidak nyaman,” sahutnya berbohong pura-pura menggigil seperti orang yang sedang ketakutan.Padahal dia sudah muak dengan kelakuan Nada dan segala omong kosongnya. Sekarang dia baru percaya kalau buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya, dan seperti inilah sikap Mamanya Nada sewaktu masih muda.Pria tampan itu kembali menoleh ke arah anak buahn
Dua minggu berlalu nama baik Laura sudah kembali pulih dan nasib Nada serta Maira sangat memprihatinkan.Bahkan mereka rela menjadi budak sang mafia agar tidak sampai di bawa ke dalam penjara, tentu saja hidup mereka di sana tidak akan pernah tenang.David juga menegaskan sekali lagi siapapun yang berani mengusik ketentraman hidup keluarganya, maka dia akan membalasnya dengan sangat kejam.Bahkan ketika permintaan maaf itu berlangsung tiga wanita tersebut berlutut di kaki Laura.Laura yang awalnya menolak dipaksa untuk mau melakukannya, ia pun tak memiliki pilihan lain selain membiarkan tiga wanita yang sudah merusak nama baiknya tersebut kini membayar semua kejahatannya.Tidak hanya itu, setelah permintaan maaf Nada, Maira dan satu lagi teman Maira lalu terlihat di layar besar tentang aib perselingkuhan yang dilakukan oleh Mamanya Nada dengan adik iparnya sendiri.Dan berita itu menggemparkan kota New Capitol, tentu hal itu dilakukan oleh sang mafia dengan kesengajaan karena Mamanya
“Ma ….”Dita berteriak di depan pintu kamar mandi sambil mengetuk pintu itu cukup keras, padahal kedua orang tuanya belum sempat buka baju tapi gadis kecilnya sudah berulah.Laura berdecak kesal, namun tak urung dia tetap membuka pintu kamar mandi untuk memperlihatkan kalau dirinya belum mandi.“Ada apa Tuan putri gembul.”Laura tak tersenyum saat berujar demikian bahkan tampak menahan kesal. Tapi Dita malah terkekeh saat menyadari kelakuannya telah membuat sang mama marah.“Sorry to say, itu ada suara pesawat kata Bibik,” adunya.“Ya sudah biarkan saja, paling Om Pedro, udah sana,” usir Laura.Bukannya pergi, Dita malah menyembulkan kepalanya untuk mencari tahu di mana sang papa berada.Detik berikutnya Dita dibuat terkejut oleh sang papa hingga membuat Laura memukul David karena lupa kalau anak-anaknya pernah menderita penyakit jantung.Meski sudah dinyatakan sembuh, tetap saja Laura khawatir karena kesehatan sang anak pulih akibat cangkok jantung.“Bikin kaget saja, sana cepat mand
“Tapi Pa, boleh nanti minta beli guguk yang besar seperti di rumah Om Ryan?” tanya Dita menyela.“Boleh sayang,” jawab David.Ini yang si kembar sukai dari sang papa, apapun yang mereka mau hampir tak pernah mendapat penolakan dari Papanya.Mereka sedang berkumpul di taman belakang, karena cuaca sangat cerah, banyak bintang di langit dan deburan ombak di seberang jalan membawa suasana semakin romantis.“Enak bener jadi bocil, apa-apa selalu boleh,” celetuk Joe.“Iri Bos!” Suara Dika terdengar meledek, David tak sekali menegur sang anak sebab Dita dan Dika memang sering tidak akur hanya dengan Joe seorang.“Tapi Tuan, kak Laura. Bukankah memanjakan anak sejak kecil akan membuat mereka cenderung tidak menghargai bisa menghargai uang dan beratnya mencari uang?”Pertanyaan bernada protes itu terucap dari mulut Angel yang seolah sangat keberatan David menghabiskan banyak tabungannya untuk aset anak dan istrinya.Sedangkan Joe dan Ryan merasa kesal di hati karena menganggap Angel terlalu la
Pagi ini untuk pergi ke sekolah Dita dan Dika akan ikut bersama mobil sang papa, tapi nanti ketika pulang sopir pribadinya yang akan menjemput.Sedangkan pengawal dan pengasuhnya berada di mobil lain, setelah menyelesaikan sarapan Dita dan Dika berpamitan untuk mengambil kelengkapannya yang masih tertinggal di lantai atas.“Papa tunggu di depan ya sayang,” ucap David.“Ok Bos,” jawabnya kompak tanpa menoleh ke arah sang papa.David dan Laura menuju ke depan lobby rumah mereka dan berdiri tepat di samping mobil pribadi David yang sering digunakan untuk bekerja.“Sayang selama anak-anak masih di sekolah kamu istirahat di rumah ya, jangan capek-capek! Lihatlah wajahmu sangat pucat. Aku tidak ingin melihatmu sakit lagi.”David berkata jujur sambil mengusap lembut pipi sang istri. Laura tersenyum, kemesraan sepasang suami istri ini sudah menjadi tontonan sehari-hari untuk seluruh pelayan di rumahnya.“Iya sayang jangan khawatirkan aku! Harusnya kamu tuh yang tidak boleh capek, ingat keseha
“Kita temui suster yuk Dika, kasih tahu suster kalau ternyata jadwal yang kita bawa salah!” Sang kakak kembar memberi usul pada bocah tampan di depannya, yang dibalas anggukan tanda menyetujui permintaan gadis kecil itu.Mereka berdua pun berjalan menuju ke sebuah pintu di dekat kedua susternya sering menunggunya.Tampak suster Alma dan rekannya yang melihat Dita dan Dika berlari kecil ke arahnya pun segera mendekati pintu besi dan mereka mulai berbincang.“Ada apa Nona, Tuan? Apa ada yang bisa dibantu?” tanya sang suster dengan raut wajah khawatir.“Suster ternyata kami salah bawa jadwal loh, hari ini hari selasa kami pikir senin,” jawab Dita penuh penyesalan.Dika dan Dita menyesal sudah tak membiarkan kedua suternya untuk merapikan bawaan mereka ke sekolah, niat ingin mandiri tahunya malah salah.Mereka hanya ingin menunjukan pada sang mama kalau keduanya sudah besar dan tidak merepotkan lagi.“Sudah suster ganti kok Non. Tugasnya pun sudah ada di dalam tas masing-masing,” ujar s
David mengambil mic yang ada di depannya, pria yang berpenampilan elegan dengan jam tangan berharga miliaran melingkar di pergelangan tangannya.Cincin pernikahan yang juga bertahta berlian melingkar di jari manisnya. Semua mata menatap ke arahnya.“Terima kasih karena kalian sudah kembali datang dan percaya kalau istri saya bukan wanita rendahan yang memiliki penyakit tidak jelas seperti yang pernah disangkakan kepadanya.”Suasana riuh kembali karena sebagian besar dari mereka sangat menyesali perbuatannya sudah ikut menyalahkan Laura atas perbuatan yang tak pernah dilakukannya.“Kalian yang sudah berkeluarga pastinya sama seperti saya, akan mengutamakan kepentingan keluarga. Harga diri keluarga kami sangat tinggi, saya memaafkan tapi saya tidak melupakan kejadian saat sebagian orang ikut mencibir kami.”Para klien bisnis David mulai gerah mendengar kalimat sarkasme dari David dan mereka yakin David tidak akan mau menjalin kerjasama dengan mereka.“Saya hargai niat baik anda untuk ke
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng