David mengambil mic yang ada di depannya, pria yang berpenampilan elegan dengan jam tangan berharga miliaran melingkar di pergelangan tangannya.Cincin pernikahan yang juga bertahta berlian melingkar di jari manisnya. Semua mata menatap ke arahnya.“Terima kasih karena kalian sudah kembali datang dan percaya kalau istri saya bukan wanita rendahan yang memiliki penyakit tidak jelas seperti yang pernah disangkakan kepadanya.”Suasana riuh kembali karena sebagian besar dari mereka sangat menyesali perbuatannya sudah ikut menyalahkan Laura atas perbuatan yang tak pernah dilakukannya.“Kalian yang sudah berkeluarga pastinya sama seperti saya, akan mengutamakan kepentingan keluarga. Harga diri keluarga kami sangat tinggi, saya memaafkan tapi saya tidak melupakan kejadian saat sebagian orang ikut mencibir kami.”Para klien bisnis David mulai gerah mendengar kalimat sarkasme dari David dan mereka yakin David tidak akan mau menjalin kerjasama dengan mereka.“Saya hargai niat baik anda untuk ke
Sore harinya Dita dan Dika sudah bangun dari tidur siang. Bahkan mereka sudah mandi dan berganti pakaian.Sebab sore ini Riana dan Joe berjanji mengajaknya untuk jalan ke mall, sedangkan David dan Laura memilih untuk tetap berada di rumah.Mengingat pernikahan Joe yang semakin cepat membuatnya harus mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam acara tersebut.Meski bukan pernikahan yang meriah karena hubungan keduanya belum direstui oleh Mamanya Riana, tetap saja mereka harus mempersiapkan semuanya secara matang termasuk membeli beberapa style pakaian yang ada di salah satu butik dalam mall tersebut.Riana juga membuat janji pada Merry salon langganan Laura yang kebetulan sore ini sang pemilik salon kecantikan itu sedang berada di cabang salonnya di dalam mall.“Wah kalian sudah cantik dan tampan,” puji Riana pada si kembar yang saat ini berjalan mendekat ke arah mereka.Dita dan Dika menggunakan pakaian yang sama hanya warnanya saja yang berbeda dan ukuran celananya Dita di atas lu
Akhirnya hari yang ditunggu oleh Joe dan Riana pun tiba. Janji suci terucap di sebuah rumah ibadah di dekat perumahan mewah milik mereka, dan sekarang resepsi sederhana sedang berlangsung di rumahnya.Keluarga Riana tak banyak yang hadir, namun adik dan sang papa serta beberapa keluarga besarnya yang menentang perintah Mamanya justru datang memberi doa dan restu.Pesta pernikahan yang jauh dari harapannya di masa lalu, tapi meski sederhana nyatanya Riana tetap merasa bahagia karena Joe berhasil membuatnya jatuh cinta pada pria itu.Pesta hanya berlangsung tiga jam saja dan para tamu undangan mulai meninggalkan rumah mewah itu.Si kembar dengan penampilan nyentriknya mendekati Joe dan Riana dengan membawa kotak berukuran besar di masing-masing tangannya.“Happy wedding Paman, Aunty,” ucap si kembar kompak.“”Terima kasih sayang,” sahut keduanya.“Ini apa?” tanya Joe pada penasaran saat mengambil alih box dari tangan si kembar yang disangkanya berat.“Kado dong, ayo foto dulu,” ajak Dit
Laura mengajak Margareth dan yang lainnya untuk duduk di sebuah meja kosong yang berada di pojok coffee shop tersebut.Dia harus menghilangkan rasa penasarannya tentang segala hal yang terkait dengan Margareth, biar bagaimanapun Laura merasa kalau Margareth sedang menyembunyikan sesuatu darinya.“Jadi kamu bekerja di mana sekarang?” tanya Laura pada Margareth.Tatapan yang mengunci pada mantan pengasuh sang anak, bila dulu ada sematan kata suster setiap kali memanggilnya, namun tidak dengan sekarang sepertinya sang Nyonya Aditama sedang marah.“Saya tidak sedang bekerja,” jawabnya.“Lalu? Kenapa berhenti? Apa karena kamu hamil?” tanya Laura, “pantas saja dulu banyak pelayan yang bertanya-tanya siapa pemilik tespek yang tertinggal di dalam kamar mandi. Ternyata itu punyamu!”Kalimat sarkasme terucap dari mulut Laura. Kali ini David tak menimpali sebab dia sibuk berdoa di dalam hati agar kunjungannya ke rumah Margareth tidak terbongkar.“Maafkan saya Nyonya, Tuan.”Hanya itu kata yang b
“Ryan sejauh mana sudah launching produk baru kita?” tanya David saat sang sekretaris duduk di depan meja kerjanya.Tadi Laura langsung pulang diantar oleh sopir pribadi David, sedangkan sang Ceo masuk ke dalam kantor.“Sudah 96% Tuan. Semua akan berjalan sesuai rencana,” jawab Ryan.David mengangguk paham karena apapun di tangan Ryan tak pernah gagal. “Bagaimana perkembangan Angel?” tanya David.“Ya begitulah Tuan, semoga saja setelah kita bilang tahu kelakuannya dia akan lebih bisa mengontrol diri, tapi walaupun nanti dia tetap menjadi sekretaris anda saya tetap tidak ingin dia yang mengontrol keuangan kantor Tuan.” David sangat paham dilema yang dirasakan Ryan, “kamu tenang saja Ryan, nanti biar Laura yang menangani soal keuangan kantor. Biar dia kontrol dari rumah setidaknya Laura juga punya kesibukan lain. Saya juga tak ingin melibatkan orang lain soal urusan riskan ini, sedangkan saya dan Joe sudah sibuk dengan urusan lain,” jawabnya.Ryan menyetujui ucapan Bosnya. Lalu mereka
Si kembar sedang duduk di meja paling depan khusus tamu VVIP mereka masih menatap takjub hasil iklan yang pernah mereka jalani dulu bersama sang mama.“Mbul, masa kamu sendiri yang terlihat hitam,” ejek Dika.“Berani ya kamu ngatain aku hitam!” Dita tak terima bila saudara kembarnya selalu membandingkan warna kulit mereka. Dika terkekeh.“Kok kerjamu menolak kenyataan sih?” hinanya lagi.Plak“Aduh Mbul sakit tahu!”Dika meringis sambil mengusap pahanya yang dipukul keras oleh Dita. Niat mengadu pada sang mama tapi Mamanya masih menyapa tamu bersama sang papa.“Ribut sekali lagi, Papa Alex akan bawa kalian pulang!” ancam Alex tanpa menoleh ke arah si kembar. Dia tahu sang papa angkat tak pernah main-main dengan perkataannya, jadi Dita dan Dika seketika diam dan memilih fokus pada layar besar di depan mereka.Lima menit kemudian MC pun mulai mengambil alih acara malam itu. David dan Laura diminta untuk maju ke depan podium memberikan sambutannya.David kembali menggendeng tangan sang
Setelah lelah berkeliling mereka pun kembali ke rumah dan segera membersihkan diri.Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing. Hari ini David ingin berbicara pada Laura kalau dirinya sudah sepakat untuk menambah sekretaris satu lagi dengan alasan agar Angel tidak kewalahan di kantor, dia juga ingin membatasi jarak dengan wanita itu.“Mau ngomong apa sih sayang kok kayaknya serius banget?” Laura yang sudah wangi kini memilih duduk di sofa tepat di samping sang suami yang saat ini sedang menonton berita mengenai bisnis di dunia.David meminta sang istri untuk mendekat ke arahnya.“Aku dan yang lainnya sepakat untuk menambah satu karyawan lagi sebagai pengganti Ryan, sayang. Soalnya Angel sedikit kewalahan dan juga aku sedikit risih kalau terlalu Intens berkomunikasi dengannya, takut dia malah berpikir yang tidak-tidak mengingat apa yang pernah terjadi dulu,” ucap David membuka percakapan mereka.Laura memang sudah berkenalan dengan Bonita hanya saja dia belum tahu pasti apa tugas wanit
“Suster, Bu. Ayo masuk,” ucap Laura.Joe memilih pergi ke ruang keluarga menemui David, hatinya semakin gelisah setiap kali bertemu dengan Margareth. Joe sejak belia sudah terbiasa hidup bebas, dan tidur dengan banyak wanita. Tapi entah kenapa justru dengan mantan pengasuh si kembar dia menyimpan sesuatu yang tak bisa dia ceritakan pada orang lain.Sebab dirinya sendiri saja tak memahami apa yang dirasakannya.Laura meminta pelayan membawakan camilan ke ruang keluarga juga teh hangat untuk si kembar, Joe dan sang suami.Dia memilih duduk di di ruang tamu bersama Margareth dan Ibunya. Riana pun ikut mengekor di belakang Laura.Istri Joe tersebut sedikit terkejut saat melihat mantan pengasuh si kembar yang perutnya semakin membesar, kalau Riana tidak salah tebak kehamilan wanita ini lebih besar dari usia kehamilannya.“Jadi waktu kita bertemu di rumah sakit kamu sedang hamil sus?” tanya Riana.“Benar Bu,” jawabnya lirih.Hatinya berdenyut ngilu meratapi keadaan dirinya yang kurang beru
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng