“Kita temui suster yuk Dika, kasih tahu suster kalau ternyata jadwal yang kita bawa salah!” Sang kakak kembar memberi usul pada bocah tampan di depannya, yang dibalas anggukan tanda menyetujui permintaan gadis kecil itu.Mereka berdua pun berjalan menuju ke sebuah pintu di dekat kedua susternya sering menunggunya.Tampak suster Alma dan rekannya yang melihat Dita dan Dika berlari kecil ke arahnya pun segera mendekati pintu besi dan mereka mulai berbincang.“Ada apa Nona, Tuan? Apa ada yang bisa dibantu?” tanya sang suster dengan raut wajah khawatir.“Suster ternyata kami salah bawa jadwal loh, hari ini hari selasa kami pikir senin,” jawab Dita penuh penyesalan.Dika dan Dita menyesal sudah tak membiarkan kedua suternya untuk merapikan bawaan mereka ke sekolah, niat ingin mandiri tahunya malah salah.Mereka hanya ingin menunjukan pada sang mama kalau keduanya sudah besar dan tidak merepotkan lagi.“Sudah suster ganti kok Non. Tugasnya pun sudah ada di dalam tas masing-masing,” ujar s
David mengambil mic yang ada di depannya, pria yang berpenampilan elegan dengan jam tangan berharga miliaran melingkar di pergelangan tangannya.Cincin pernikahan yang juga bertahta berlian melingkar di jari manisnya. Semua mata menatap ke arahnya.“Terima kasih karena kalian sudah kembali datang dan percaya kalau istri saya bukan wanita rendahan yang memiliki penyakit tidak jelas seperti yang pernah disangkakan kepadanya.”Suasana riuh kembali karena sebagian besar dari mereka sangat menyesali perbuatannya sudah ikut menyalahkan Laura atas perbuatan yang tak pernah dilakukannya.“Kalian yang sudah berkeluarga pastinya sama seperti saya, akan mengutamakan kepentingan keluarga. Harga diri keluarga kami sangat tinggi, saya memaafkan tapi saya tidak melupakan kejadian saat sebagian orang ikut mencibir kami.”Para klien bisnis David mulai gerah mendengar kalimat sarkasme dari David dan mereka yakin David tidak akan mau menjalin kerjasama dengan mereka.“Saya hargai niat baik anda untuk ke
Sore harinya Dita dan Dika sudah bangun dari tidur siang. Bahkan mereka sudah mandi dan berganti pakaian.Sebab sore ini Riana dan Joe berjanji mengajaknya untuk jalan ke mall, sedangkan David dan Laura memilih untuk tetap berada di rumah.Mengingat pernikahan Joe yang semakin cepat membuatnya harus mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam acara tersebut.Meski bukan pernikahan yang meriah karena hubungan keduanya belum direstui oleh Mamanya Riana, tetap saja mereka harus mempersiapkan semuanya secara matang termasuk membeli beberapa style pakaian yang ada di salah satu butik dalam mall tersebut.Riana juga membuat janji pada Merry salon langganan Laura yang kebetulan sore ini sang pemilik salon kecantikan itu sedang berada di cabang salonnya di dalam mall.“Wah kalian sudah cantik dan tampan,” puji Riana pada si kembar yang saat ini berjalan mendekat ke arah mereka.Dita dan Dika menggunakan pakaian yang sama hanya warnanya saja yang berbeda dan ukuran celananya Dita di atas lu
Akhirnya hari yang ditunggu oleh Joe dan Riana pun tiba. Janji suci terucap di sebuah rumah ibadah di dekat perumahan mewah milik mereka, dan sekarang resepsi sederhana sedang berlangsung di rumahnya.Keluarga Riana tak banyak yang hadir, namun adik dan sang papa serta beberapa keluarga besarnya yang menentang perintah Mamanya justru datang memberi doa dan restu.Pesta pernikahan yang jauh dari harapannya di masa lalu, tapi meski sederhana nyatanya Riana tetap merasa bahagia karena Joe berhasil membuatnya jatuh cinta pada pria itu.Pesta hanya berlangsung tiga jam saja dan para tamu undangan mulai meninggalkan rumah mewah itu.Si kembar dengan penampilan nyentriknya mendekati Joe dan Riana dengan membawa kotak berukuran besar di masing-masing tangannya.“Happy wedding Paman, Aunty,” ucap si kembar kompak.“”Terima kasih sayang,” sahut keduanya.“Ini apa?” tanya Joe pada penasaran saat mengambil alih box dari tangan si kembar yang disangkanya berat.“Kado dong, ayo foto dulu,” ajak Dit
Laura mengajak Margareth dan yang lainnya untuk duduk di sebuah meja kosong yang berada di pojok coffee shop tersebut.Dia harus menghilangkan rasa penasarannya tentang segala hal yang terkait dengan Margareth, biar bagaimanapun Laura merasa kalau Margareth sedang menyembunyikan sesuatu darinya.“Jadi kamu bekerja di mana sekarang?” tanya Laura pada Margareth.Tatapan yang mengunci pada mantan pengasuh sang anak, bila dulu ada sematan kata suster setiap kali memanggilnya, namun tidak dengan sekarang sepertinya sang Nyonya Aditama sedang marah.“Saya tidak sedang bekerja,” jawabnya.“Lalu? Kenapa berhenti? Apa karena kamu hamil?” tanya Laura, “pantas saja dulu banyak pelayan yang bertanya-tanya siapa pemilik tespek yang tertinggal di dalam kamar mandi. Ternyata itu punyamu!”Kalimat sarkasme terucap dari mulut Laura. Kali ini David tak menimpali sebab dia sibuk berdoa di dalam hati agar kunjungannya ke rumah Margareth tidak terbongkar.“Maafkan saya Nyonya, Tuan.”Hanya itu kata yang b
“Ryan sejauh mana sudah launching produk baru kita?” tanya David saat sang sekretaris duduk di depan meja kerjanya.Tadi Laura langsung pulang diantar oleh sopir pribadi David, sedangkan sang Ceo masuk ke dalam kantor.“Sudah 96% Tuan. Semua akan berjalan sesuai rencana,” jawab Ryan.David mengangguk paham karena apapun di tangan Ryan tak pernah gagal. “Bagaimana perkembangan Angel?” tanya David.“Ya begitulah Tuan, semoga saja setelah kita bilang tahu kelakuannya dia akan lebih bisa mengontrol diri, tapi walaupun nanti dia tetap menjadi sekretaris anda saya tetap tidak ingin dia yang mengontrol keuangan kantor Tuan.” David sangat paham dilema yang dirasakan Ryan, “kamu tenang saja Ryan, nanti biar Laura yang menangani soal keuangan kantor. Biar dia kontrol dari rumah setidaknya Laura juga punya kesibukan lain. Saya juga tak ingin melibatkan orang lain soal urusan riskan ini, sedangkan saya dan Joe sudah sibuk dengan urusan lain,” jawabnya.Ryan menyetujui ucapan Bosnya. Lalu mereka
Si kembar sedang duduk di meja paling depan khusus tamu VVIP mereka masih menatap takjub hasil iklan yang pernah mereka jalani dulu bersama sang mama.“Mbul, masa kamu sendiri yang terlihat hitam,” ejek Dika.“Berani ya kamu ngatain aku hitam!” Dita tak terima bila saudara kembarnya selalu membandingkan warna kulit mereka. Dika terkekeh.“Kok kerjamu menolak kenyataan sih?” hinanya lagi.Plak“Aduh Mbul sakit tahu!”Dika meringis sambil mengusap pahanya yang dipukul keras oleh Dita. Niat mengadu pada sang mama tapi Mamanya masih menyapa tamu bersama sang papa.“Ribut sekali lagi, Papa Alex akan bawa kalian pulang!” ancam Alex tanpa menoleh ke arah si kembar. Dia tahu sang papa angkat tak pernah main-main dengan perkataannya, jadi Dita dan Dika seketika diam dan memilih fokus pada layar besar di depan mereka.Lima menit kemudian MC pun mulai mengambil alih acara malam itu. David dan Laura diminta untuk maju ke depan podium memberikan sambutannya.David kembali menggendeng tangan sang
Setelah lelah berkeliling mereka pun kembali ke rumah dan segera membersihkan diri.Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing. Hari ini David ingin berbicara pada Laura kalau dirinya sudah sepakat untuk menambah sekretaris satu lagi dengan alasan agar Angel tidak kewalahan di kantor, dia juga ingin membatasi jarak dengan wanita itu.“Mau ngomong apa sih sayang kok kayaknya serius banget?” Laura yang sudah wangi kini memilih duduk di sofa tepat di samping sang suami yang saat ini sedang menonton berita mengenai bisnis di dunia.David meminta sang istri untuk mendekat ke arahnya.“Aku dan yang lainnya sepakat untuk menambah satu karyawan lagi sebagai pengganti Ryan, sayang. Soalnya Angel sedikit kewalahan dan juga aku sedikit risih kalau terlalu Intens berkomunikasi dengannya, takut dia malah berpikir yang tidak-tidak mengingat apa yang pernah terjadi dulu,” ucap David membuka percakapan mereka.Laura memang sudah berkenalan dengan Bonita hanya saja dia belum tahu pasti apa tugas wanit