Share

Bab 182

“Tapi Pa, boleh nanti minta beli guguk yang besar seperti di rumah Om Ryan?” tanya Dita menyela.

“Boleh sayang,” jawab David.

Ini yang si kembar sukai dari sang papa, apapun yang mereka mau hampir tak pernah mendapat penolakan dari Papanya.

Mereka sedang berkumpul di taman belakang, karena cuaca sangat cerah, banyak bintang di langit dan deburan ombak di seberang jalan membawa suasana semakin romantis.

“Enak bener jadi bocil, apa-apa selalu boleh,” celetuk Joe.

“Iri Bos!” Suara Dika terdengar meledek, David tak sekali menegur sang anak sebab Dita dan Dika memang sering tidak akur hanya dengan Joe seorang.

“Tapi Tuan, kak Laura. Bukankah memanjakan anak sejak kecil akan membuat mereka cenderung tidak menghargai bisa menghargai uang dan beratnya mencari uang?”

Pertanyaan bernada protes itu terucap dari mulut Angel yang seolah sangat keberatan David menghabiskan banyak tabungannya untuk aset anak dan istrinya.

Sedangkan Joe dan Ryan merasa kesal di hati karena menganggap Angel terlalu la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status