“Kenapa sayang?” tanya Laura bingung saat melihat sang suami tampak kaget setelah menerima telepon melalui ponsel pintarnya.“Joe kecelakaan sayang saat mau mengantarkan Riana pulang, tapi kata Ryan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat,” jawab David.Laura mengernyit heran, seharian ini Riana tak ada datang ke rumah sakit, lalu bagaimana bisa Joe bertemu Riana? tanyanya pada diri sendiri.David seolah tahu kalau sang istri tampak bingung, karena dirinya tak pernah memberitahu mengenai kedekatan Joe dengan Riana.“Joe sepertinya mulai ada hati dengan Riana, karena beberapa kali Joe menjemput Riana di kantornya. Mungkin tadi Riana sedang lembur.”David mencoba memberi penjelasan setidaknya sang istri tidak tampak bingung.Laura hanya mengangguk, “lalu bagaimana sekarang keadaanya?” tanya Laura.“Ryan sih bilang hanya mobilnya yang sedikit parah sayang, orangnya tidak apa-apa tapi tetap dibawa ke rumah sakit oleh penduduk yang melihat kejadian itu, lalu Joe menghubungi Ryan."David hanya
“Apa katamu? Menyerahkan mobil dan semua barang berharga?” David membeo.Sang CEO tidak akan membiarkan siapapun berbuat sok berkuasa terhadapnya ataupun orang lain. Salah satu orang dari enam kawanan preman itu memang nampak berbeda dari segi penampilan dan juga kendaraan yang digunakan.Kalau David tak salah menebak orang itu pasti pimpinan dari preman-preman ini.Joe, Ryan dan sang sopir mematung melihat David yang seakan menantang maut.Joe tahu David ahli bela diri dan jago menembak tapi kondisi sang sahabat saat ini sudah tidak seperti dulu. Tentu saja hal itu membuat Joe cemas.“Maju kalian!” tantang David.“David, ingat kondisimu!” seru Joe penuh peringatan.Tapi sepertinya sang sahabat sudah tersulut emosi sampai akhirnya perkelahian di tempat itu terelakan. Bila yang lainnya satu lawan satu, berbeda dengan David yang dikeroyok tiga orang sekaligus. Hanya kurang dari sepuluh menit semua kawanan preman itu tersungkur di lantai. David berhasil melumpuhkan tiga orang, sedangkan
Sementara itu Ryan dan Joe menuju ke dalam mobil."Sudahlah Ryan jangan cemen begitu, lebih baik kamu tahu sekarang daripada nanti meskipun sakit, setidaknya kamu tidak akan perlu lagi dibohongi terlalu lama olehnya." Joe berusaha menghibur Ryan. Selama ini Ryan adalah sosok yang paling ahli dalam memberi ketenangan untuk Joe maupun David, tapi sekarang keadaan terbalik.Joe yang harus menenangkan Ryan akibat rasa kecewa pria itu pada kekasihnya.Dulu alex tidak semarah Ryan karena antara Alex dan Angel tidak ada hubungan apapun, berbeda dengan sekarang, wanita yang tadi bersama pria lain itu adalah calon istri Ryan."Tega sekali dia mengkhianati saya." Dadanya begitu sesak menahan rasa kecewa yang terlampau dalam. Ryan tak menyangka akan menjadi seperti ini. Pesta pernikahan mewah sedang dipersiapkan olehnya, tak ada yang tahu kalau Ryan sudah memiliki kekasih, bahkan David dan Joe baru beberapa bulan yang lalu mengenai kedatangan Ryan ke Kota ini, padahal Papanya sendiri juga memil
Setelah selesai berkomunikasi dengan David, Joe memasukan kembali ponselnya ke saku celananya.“Sehancur inikah kamu Ryan hanya karena wanita?” tanya Joe.Ryan menghela nafas panjang.Tampak jelas nafasnya sedikit tertahan di tenggorokan, bahkan dia berusaha menarik nafas berkali-kali untuk mengurangi sesak di dada.“Dia itu wanita pilihan Ibu saya, Pak Joe. Kami dijodohkan, di saat saya sudah mulai bisa mencintainya mengabulkan semua permintaannya sampai harus ikut ke Kota ini dan bekerja di sini, dia malah mengkhianati saya.”Joe ikut merasakan sakit setelah melihat keadaan Ryan hancur lebur dalam sekejap. Hilang sudah Ryan yang yang penuh semangat seperti sebelumnya, berganti Ryan yang lebih banyak melamun dan menangis.“Pak Joe, apa bisa naikin kadar alkoholnya?” tanya Ryan. Ryan tak tahu apa yang dia lakukan ini benar atau salah, yang jelas dirinya hanya ingin melupakan kejadian menyakitkan ini.“Bisa,” jawab Joe.Joe memanggil pelayan yang ada di sana untuk meminta alkohol berkad
“Sial ponselku rusak. Bagaimana kalau Tuan David menghubungiku? Bisa-bisanya aku larut dalam kehancuranku, wanita sialan itu bisa menang banyak kalau melihatku terpuruk seperti ini.”Ryan setelah menangis pilu menumpahkan sesak di dadanya kini dia sedikit lebih tenang dari sebelumnya.Saat Ryan hendak masuk ke dalam kamar mandi langkahnya terhenti karena kakinya seperti menginjak sesuatu yang membuat sedikit sakit.“Anting siapa ini?” tanyanya pada diri sendiri.Detik berikutnya dia teringat soal wanita misterius yang kini menghilang begitu saja setelah melewatkan malam panas dengannya.“Sebaiknya aku simpan saja anting ini, siapa tahu suatu saat aku bisa bertemu dengan orangnya. Sekarang aku harus mandi lalu membeli ponsel baru agar semuanya tidak semakin kacau.”Ryan pun menuju ke dalam kamar mandi. Saat Ryan membersihkan diri, rombongan David, Alex dan Joe datang ke depan pintu kamar Ryan.Mereka menggedor dari yang halus dan lembut sampai gedoran penuh emosi.Karena tak mendapat j
“Yeeee naik pesawat lagi. Yeeeeeee kita happy-happy Mbul.”Dika bahkan mencubit gemas pipi kakak kembarnya saking rasa bahagia ini tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Berbulan-bulan lamanya mereka terkurung di rumah hanya bisa mengendarai mobil tapi sekarang semua rindu akan pesawat ini seakan sudah terobati.“Mamaaaaaaa, Dika bilang Mbul lagi.”Dita berteriak mengadukan sang saudara kembar. Dia tak terima selalu saja pipinya dipakai mainan oleh sang adik kembar."Dikaaaaaaa!" seru Laura memanjangkan kata.“Sorry Ma, lupaaaaaaaa,” sahut Dika.Saat Dika hendak keluar kamar, Dita sengaja menghalangi dengan kakinya gerakan yang begitu cepat sampai membuat jagoan Laura dan David itu terjatuh.“Ma Dita nakal. Dia buat Dika jatuh lagi Maaaaaaaaa.”Giliran Dika yang berteriak mengadukan kakak kembarnya, tapi apa yang terjadi tetap saja Dika lagi yang kena marah sang mama.“Gitu saja ngadu, anak lelaki tidak boleh cengeng, makanya punya saudara itu di sayang.” Dika memutar bola mata malas
Setelah tiba di Kota Victoire, Ryan mengajak David dan keluarga kecilnya mampir ke rumahnya, Cukup lama David di sana berbincang dengan kedua orang tua Ryan yang ternyata David kenal. Sekaligus David mengucapkan terima kasih karena Ryan sudah banyak membantunya di kantor.Ryan juga meminta tolong menjelaskan pada keluarganya mengenai mantan kekasihnya yang berselingkuh, dan di luar dugaan kedua orang tuanya sama sekali tidak marah Ryan putus dengan wanita itu.Setelah David dan yang lain kembali ke hotel, Ryan memutuskan untuk menginap di rumahnya dan akan kembali ke hotel saat pertemuan Aditama Group dengan klien bisnisnya.Setelah David kembali justru Ryan kembali dihadapkan dengan situasi yang sama seperti dulu, tapi kali ini Ryan diminta untuk langsung menikah."Ryan tidak mau Pak menerima perjodohan ini." “Bapak dan Ibu tidak meminta persetujuanmu sayang. Kami hanya ingin kalian segera menikah.”Sang Ibu tanpa perasaan malah berujar demikian padahal Ryan sedang berusaha mencari
“Ma … Pa. Sudah selesai belum sih? ayo dong kita ke Mall.”Dita dan Dika menggedor pintu kamar kedua orang tuanya, David membukakan pintu untuk kedua anaknya.Ceklek“Mama masih ganti baju sayang, sabar ya,” pinta David.Si kembar mengangguk lalu berjalan mendekati sofa dan duduk di sana sambil menunggu sang mama.“Oh iya Pa, ada Aunty Natali di luar,” adu Dika.“Siapa itu sayang?” tanya David.“Itu loh pacarnya Om Ryan. Kasihan suster Alma ya,” ujarnya lagi.“Eh anak Mama kok sibuk dengan urusan orang dewasa sih, pantas saja giginya punah lagi sebelum tumbuh sempurna,” tegur sang mama.Bukannya Marah, Dika dan Dita malah tertawa. Sang mama selalu menggunakan senjata gigi keduanya yang katanya seperti gigi tupai."Tadi suster bergosip Ma, kami kan terpaksa dengerin," dalihnya."Mama tahu kalian sengaja nguping kan?"Dita dan Dika kembali tertawa, sang mama memang cenayang dan sangat sulit untuk membohongi sang mama. Kalau mereka beralasan apapun pada Papanya maka akan selalu dipercaya