Malam harinya David dan Laura meminta Alex untuk tidur di rumah, setidaknya Dita sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.“Tidurlah di rumah Alex, biarkan aku dan Papanya anak-anak di sini. Kamu pasti sangat lelah,” ucap Laura pada sang sahabat.Alex melirik ke arah sang istri yang sedari tadi terus menguap, pria itu pun bertanya, “apa kamu yakin mau menjaga Dita sendiri, sedangkan Tuan baru saja pulih. Bagaimana kalau kalian saja yang pulang?”Laura menggeleng sebagai jawaban penolakan atas permintaan sahabatnya, “tidak Alex, kamu pulanglah, lagian Dita tidak mungkin mau berpisah dari Dika dan aku. Nanti Papanya anak-anak biar istirahat di kamar saja.’Alex menghela nafas kasar, dia tak punya alasan lagi untuk memaksa Laura yang pulang, sedangkan Joe dan Ryan sudah kembali lebih awal.“Baiklah, kalau nanti ada apa-apa tolong segera hubungi aku ya,” pintanya tulus.“Iya, aku pasti akan menghubungimu kalau membutuhkan bantuan.”Laura merasa sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Alex
“Kenapa sayang?” tanya Laura bingung saat melihat sang suami tampak kaget setelah menerima telepon melalui ponsel pintarnya.“Joe kecelakaan sayang saat mau mengantarkan Riana pulang, tapi kata Ryan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat,” jawab David.Laura mengernyit heran, seharian ini Riana tak ada datang ke rumah sakit, lalu bagaimana bisa Joe bertemu Riana? tanyanya pada diri sendiri.David seolah tahu kalau sang istri tampak bingung, karena dirinya tak pernah memberitahu mengenai kedekatan Joe dengan Riana.“Joe sepertinya mulai ada hati dengan Riana, karena beberapa kali Joe menjemput Riana di kantornya. Mungkin tadi Riana sedang lembur.”David mencoba memberi penjelasan setidaknya sang istri tidak tampak bingung.Laura hanya mengangguk, “lalu bagaimana sekarang keadaanya?” tanya Laura.“Ryan sih bilang hanya mobilnya yang sedikit parah sayang, orangnya tidak apa-apa tapi tetap dibawa ke rumah sakit oleh penduduk yang melihat kejadian itu, lalu Joe menghubungi Ryan."David hanya
“Apa katamu? Menyerahkan mobil dan semua barang berharga?” David membeo.Sang CEO tidak akan membiarkan siapapun berbuat sok berkuasa terhadapnya ataupun orang lain. Salah satu orang dari enam kawanan preman itu memang nampak berbeda dari segi penampilan dan juga kendaraan yang digunakan.Kalau David tak salah menebak orang itu pasti pimpinan dari preman-preman ini.Joe, Ryan dan sang sopir mematung melihat David yang seakan menantang maut.Joe tahu David ahli bela diri dan jago menembak tapi kondisi sang sahabat saat ini sudah tidak seperti dulu. Tentu saja hal itu membuat Joe cemas.“Maju kalian!” tantang David.“David, ingat kondisimu!” seru Joe penuh peringatan.Tapi sepertinya sang sahabat sudah tersulut emosi sampai akhirnya perkelahian di tempat itu terelakan. Bila yang lainnya satu lawan satu, berbeda dengan David yang dikeroyok tiga orang sekaligus. Hanya kurang dari sepuluh menit semua kawanan preman itu tersungkur di lantai. David berhasil melumpuhkan tiga orang, sedangkan
Sementara itu Ryan dan Joe menuju ke dalam mobil."Sudahlah Ryan jangan cemen begitu, lebih baik kamu tahu sekarang daripada nanti meskipun sakit, setidaknya kamu tidak akan perlu lagi dibohongi terlalu lama olehnya." Joe berusaha menghibur Ryan. Selama ini Ryan adalah sosok yang paling ahli dalam memberi ketenangan untuk Joe maupun David, tapi sekarang keadaan terbalik.Joe yang harus menenangkan Ryan akibat rasa kecewa pria itu pada kekasihnya.Dulu alex tidak semarah Ryan karena antara Alex dan Angel tidak ada hubungan apapun, berbeda dengan sekarang, wanita yang tadi bersama pria lain itu adalah calon istri Ryan."Tega sekali dia mengkhianati saya." Dadanya begitu sesak menahan rasa kecewa yang terlampau dalam. Ryan tak menyangka akan menjadi seperti ini. Pesta pernikahan mewah sedang dipersiapkan olehnya, tak ada yang tahu kalau Ryan sudah memiliki kekasih, bahkan David dan Joe baru beberapa bulan yang lalu mengenai kedatangan Ryan ke Kota ini, padahal Papanya sendiri juga memil
Setelah selesai berkomunikasi dengan David, Joe memasukan kembali ponselnya ke saku celananya.“Sehancur inikah kamu Ryan hanya karena wanita?” tanya Joe.Ryan menghela nafas panjang.Tampak jelas nafasnya sedikit tertahan di tenggorokan, bahkan dia berusaha menarik nafas berkali-kali untuk mengurangi sesak di dada.“Dia itu wanita pilihan Ibu saya, Pak Joe. Kami dijodohkan, di saat saya sudah mulai bisa mencintainya mengabulkan semua permintaannya sampai harus ikut ke Kota ini dan bekerja di sini, dia malah mengkhianati saya.”Joe ikut merasakan sakit setelah melihat keadaan Ryan hancur lebur dalam sekejap. Hilang sudah Ryan yang yang penuh semangat seperti sebelumnya, berganti Ryan yang lebih banyak melamun dan menangis.“Pak Joe, apa bisa naikin kadar alkoholnya?” tanya Ryan. Ryan tak tahu apa yang dia lakukan ini benar atau salah, yang jelas dirinya hanya ingin melupakan kejadian menyakitkan ini.“Bisa,” jawab Joe.Joe memanggil pelayan yang ada di sana untuk meminta alkohol berkad
“Sial ponselku rusak. Bagaimana kalau Tuan David menghubungiku? Bisa-bisanya aku larut dalam kehancuranku, wanita sialan itu bisa menang banyak kalau melihatku terpuruk seperti ini.”Ryan setelah menangis pilu menumpahkan sesak di dadanya kini dia sedikit lebih tenang dari sebelumnya.Saat Ryan hendak masuk ke dalam kamar mandi langkahnya terhenti karena kakinya seperti menginjak sesuatu yang membuat sedikit sakit.“Anting siapa ini?” tanyanya pada diri sendiri.Detik berikutnya dia teringat soal wanita misterius yang kini menghilang begitu saja setelah melewatkan malam panas dengannya.“Sebaiknya aku simpan saja anting ini, siapa tahu suatu saat aku bisa bertemu dengan orangnya. Sekarang aku harus mandi lalu membeli ponsel baru agar semuanya tidak semakin kacau.”Ryan pun menuju ke dalam kamar mandi. Saat Ryan membersihkan diri, rombongan David, Alex dan Joe datang ke depan pintu kamar Ryan.Mereka menggedor dari yang halus dan lembut sampai gedoran penuh emosi.Karena tak mendapat j
“Yeeee naik pesawat lagi. Yeeeeeee kita happy-happy Mbul.”Dika bahkan mencubit gemas pipi kakak kembarnya saking rasa bahagia ini tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Berbulan-bulan lamanya mereka terkurung di rumah hanya bisa mengendarai mobil tapi sekarang semua rindu akan pesawat ini seakan sudah terobati.“Mamaaaaaaa, Dika bilang Mbul lagi.”Dita berteriak mengadukan sang saudara kembar. Dia tak terima selalu saja pipinya dipakai mainan oleh sang adik kembar."Dikaaaaaaa!" seru Laura memanjangkan kata.“Sorry Ma, lupaaaaaaaa,” sahut Dika.Saat Dika hendak keluar kamar, Dita sengaja menghalangi dengan kakinya gerakan yang begitu cepat sampai membuat jagoan Laura dan David itu terjatuh.“Ma Dita nakal. Dia buat Dika jatuh lagi Maaaaaaaaa.”Giliran Dika yang berteriak mengadukan kakak kembarnya, tapi apa yang terjadi tetap saja Dika lagi yang kena marah sang mama.“Gitu saja ngadu, anak lelaki tidak boleh cengeng, makanya punya saudara itu di sayang.” Dika memutar bola mata malas
Setelah tiba di Kota Victoire, Ryan mengajak David dan keluarga kecilnya mampir ke rumahnya, Cukup lama David di sana berbincang dengan kedua orang tua Ryan yang ternyata David kenal. Sekaligus David mengucapkan terima kasih karena Ryan sudah banyak membantunya di kantor.Ryan juga meminta tolong menjelaskan pada keluarganya mengenai mantan kekasihnya yang berselingkuh, dan di luar dugaan kedua orang tuanya sama sekali tidak marah Ryan putus dengan wanita itu.Setelah David dan yang lain kembali ke hotel, Ryan memutuskan untuk menginap di rumahnya dan akan kembali ke hotel saat pertemuan Aditama Group dengan klien bisnisnya.Setelah David kembali justru Ryan kembali dihadapkan dengan situasi yang sama seperti dulu, tapi kali ini Ryan diminta untuk langsung menikah."Ryan tidak mau Pak menerima perjodohan ini." “Bapak dan Ibu tidak meminta persetujuanmu sayang. Kami hanya ingin kalian segera menikah.”Sang Ibu tanpa perasaan malah berujar demikian padahal Ryan sedang berusaha mencari
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng