Setelah tiba di Kota Victoire, Ryan mengajak David dan keluarga kecilnya mampir ke rumahnya, Cukup lama David di sana berbincang dengan kedua orang tua Ryan yang ternyata David kenal. Sekaligus David mengucapkan terima kasih karena Ryan sudah banyak membantunya di kantor.Ryan juga meminta tolong menjelaskan pada keluarganya mengenai mantan kekasihnya yang berselingkuh, dan di luar dugaan kedua orang tuanya sama sekali tidak marah Ryan putus dengan wanita itu.Setelah David dan yang lain kembali ke hotel, Ryan memutuskan untuk menginap di rumahnya dan akan kembali ke hotel saat pertemuan Aditama Group dengan klien bisnisnya.Setelah David kembali justru Ryan kembali dihadapkan dengan situasi yang sama seperti dulu, tapi kali ini Ryan diminta untuk langsung menikah."Ryan tidak mau Pak menerima perjodohan ini." “Bapak dan Ibu tidak meminta persetujuanmu sayang. Kami hanya ingin kalian segera menikah.”Sang Ibu tanpa perasaan malah berujar demikian padahal Ryan sedang berusaha mencari
“Ma … Pa. Sudah selesai belum sih? ayo dong kita ke Mall.”Dita dan Dika menggedor pintu kamar kedua orang tuanya, David membukakan pintu untuk kedua anaknya.Ceklek“Mama masih ganti baju sayang, sabar ya,” pinta David.Si kembar mengangguk lalu berjalan mendekati sofa dan duduk di sana sambil menunggu sang mama.“Oh iya Pa, ada Aunty Natali di luar,” adu Dika.“Siapa itu sayang?” tanya David.“Itu loh pacarnya Om Ryan. Kasihan suster Alma ya,” ujarnya lagi.“Eh anak Mama kok sibuk dengan urusan orang dewasa sih, pantas saja giginya punah lagi sebelum tumbuh sempurna,” tegur sang mama.Bukannya Marah, Dika dan Dita malah tertawa. Sang mama selalu menggunakan senjata gigi keduanya yang katanya seperti gigi tupai."Tadi suster bergosip Ma, kami kan terpaksa dengerin," dalihnya."Mama tahu kalian sengaja nguping kan?"Dita dan Dika kembali tertawa, sang mama memang cenayang dan sangat sulit untuk membohongi sang mama. Kalau mereka beralasan apapun pada Papanya maka akan selalu dipercaya
“Kenapa?” tanya Natali.“Liontin kamu bagus.”Natali melihat ke arah yang di maksud oleh Ryan, wanita itu membuang nafas kasar lalu menjawab, “ini anting dari nenek, tapi tinggal sebelah saja, terpaksa aku jadikan liontin agar tidak hilang lagi.”“Hi–hilang di mana?” Ryan semakin yakin kalau anting yang dia punya adalah milik Natali, kalau sampai itu beneran terjadi dan calon istrinya ini wanita yang sudah dia renggut kesuciannya, berarti takdir sebercanda ini dengannya.“Aku lupa,” jawabnya.Natali kembali fokus pada pakaian yang dipilihnya, jujur hatinya masih berduka br beberapa hari yang lalu sang nenek meninggal dan sekarang dia harus dipaksa kembali ke Kota New Capitol untuk ujian tesis.Tak terasa bola mata indahnya mengeluarkan air mata hingga membuat Ryan merasa kasihan.Calon istrinya ini dirawat oleh sang nenek sejak dulu, dan dia lebih dekat dengan neneknya daripada dengan kedua orang tuanya. Kehilangan kali ini tentu kehilangan terbesar baginya.“Ayo duduk dulu,” ajak Ry
Satu bulan berikutnya, hari pernikahan Ryan dan Natali semakin dekat. Kali ini Ryan tak menolak percepatan rencana pernikahannya dengan Natali, sebab akhirnya terjawab kalau wanita misterius itu adalah Natali. Ryan juga sudah mengembalikan sebelah anting berlian milik sang calon istri yang katanya malam itu ada yang memasukan obat perangsang di minumannya yang dia sendiri pun tak tahu siapa orangnya.Dan Tuhan begitu baik mempertemukan keduanya sebagai calon suami istri. Dan sekarang Ryan baru bersyukur telah mengetahui kebusukan mantan kekasihnya, meski sakit tapi Tuhan memberinya ganti dengan wanita yang jauh lebih segalanya dari sang mantan.Saat ini tepat pukul 22.00 waktu setempat, tapi David, Joe, Alex, Ryan dan Johan masih berada di ruang kerja.angel keluar kamar untuk melihat apakah suaminya masih di ruang kerja David atau tidak, sebab ruang kerja David ada di lantai tiga dan kelihatan dari bawah ruangan itu sedikit terbuka.“Apa ya yang mereka bicarakan?” Angel membatin.W
“Mungkin kalau Nyonya Monica ada di rumah ini kamu tidak akan betah numpang terlalu lama di sini,” ucap Alex.Padahal saat ini masih jam lima pagi waktu setempat, tapi pertengkaran antara Angel dan Alex belum berakhir.“Si pembunuh itu?” Angel tahu betul cerita mengenai Monica meski dirinya tak diceritakan secara langsung. Bahkan beberapa pelayan di rumah itu sering berbincang mengenai Monica dan kasusnya.“Jaga mulutmu Angel!” seru Alex.“Kenapa? Apa aku salah bicara? Dunia juga tahu siapa Mama kandung Tuan David.”Angel seakan meledek dan mensyukuri atas ditahannya Monica selama puluhan tahun.“Dasar tidak tahu diri kamu, seharusnya kamu bersyukur ditampung di rumah ini. Kalau begini aku sangat menyesal waktu itu mengajakmu kembali.”Alex tak kuasa menahan amarahnya, dia hanya tak ingin keributannya dengan Angel didengar oleh Laura, karena bagi Alex, Laura sudah terlalu banyak mengeluarkan air mata. Dan saatnya sekarang sang sahabat menikmati kebahagiaannya.Alex memilih pergi dari
“Angeeeeeeel!” teriak David histeris. Bantuan datang menghampiri mereka, David yang dahinya juga berdarah akibat dorongan Angel cukup keras membuat sang CEO terbentur di bahu jalan dan mengalami sobek.Angel dan David segera dibawa ke rumah sakit. Sang sopir segera menghubungi Ryan dan Joe agar membatalkan semua acara dan segera menyusul ke rumah sakit.Suasana sangat mencekam, dan banyak orang meyakini kalau Angel dan bayinya pasti tidak selamat.David diobati di IGD sedangkan Angel langsung dibawa ke ruang persalinan.Sopir pribadi David bergerak gelisah di depan ruang IGD, pastinya David akan sangat terpukul dengan kejadian ini. Setelah lima belas menit berlalu kini Joe dan Ryan sudah tiba di rumah sakit dan langsung menuju IGD sesuai permintaan sang sopir.“Pak, kenapa bisa terjadi?” tanya Joe.“Tadi Tuan David saat menyebrang jalan mengantarkan Nona Angel ke rumah sakit, tiba-tiba saja ada mobil yang hampir menabrak Tuan David, Lalu Nona Angel mendorong Tuan David namun sayangny
Dua jam berikutnya Alex pun tiba di rumah sakit, pria itu melangkah gontai menuju ke dalam kamar mayat di mana bayi malang itu berada.“Alex,” sapa Laura.Laura dan David sengaja menunggu Alex di depan ruangan tersebut sambil berbincang mengenai kondisi David. Laura hanya takut suaminya jatuh sakit akibat kejadian ini.Laura dan Alex berpelukan dan keduanya menangis. Meski bayi itu bukan darah daging Alex, tapi dia sudah pernah berjanji akan menyayanginya seperti anak sendiri. Bahkan Alex pernah mengatakan bahwa dia akan menjadi Ayah yang baik untuk bayi malang ini, namun ternyata Tuhan lebih sayang padanya.Laura mengurai pelukannya. “Masuklah Lex, kami tadi sudah menjenguknya. Dia bayi yang sangat tampan, wajahnya persis Angel,” ucap Laura sendu.Alex pun mengangguk lemah, kakinya sangat berat untuk melangkah ke dalam ruangan yang mengerikan itu."Ikhlaskan semuanya Alex. Ini yang terbaik untuk si ganteng," ucap Joe mencoba menenangkan Alex yang tampak terpukul atas kejadian ini.D
“Tuan, boleh saya izin untuk menemui Laura sebentar?” tanya Alex dalam keraguan. Di luar dugaannya ternyata David mengangguk memberi izin.“Saya titip Angel sebentar ya,” pintanya lagi. David kembali mengangguk tanpa suara. Setelah kepergian Alex, David memilih masuk ke dalam ruang ICU.Mereka bahkan sudah melakukan operasi plastik di dahi Angel yang remuk. Dan David akan membawa Angel ke luar negeri kelak untuk mempercantik wajahnya agar tidak cacat lagi. Dia tak mau hidup dalam rasa bersalah berkepanjangan.Setelah memakai pakaian steril David pun masuk ke dalam ruang ICU. Pria itu berjalan gontai mendekati ranjang pasien lalu duduk persis di samping ranjang pasien.Dia menatap nanar pada wajah dan tangan Angel yang penuh luka, beruntung dokter mengatakan patah tulang di tangan kanan Angel tak terlalu berbahaya, bila nanti wanita itu siuman maka pemulihan patah tulangnya tidak akan memakan waktu lama.“Maafkan aku Angel. Seharusnya kamu tak perlu berkorban sejauh ini untuk keselama