Share

151. Di Ujung Kehidupan

Gavin menginjak gas mobilnya lebih dalam, melesat keluar dari basement dengan kecepatan yang mencerminkan kepanikan dalam dirinya. Jantungnya berpacu, diliputi oleh ketakutan dan penyesalan yang menghantui setiap pikiran.

“Maafkan aku, Valen. Maafkan aku…!” suaranya nyaris tak terdengar, tercekik oleh emosi yang bergolak. Bibirnya gemetar, dan air mata mulai membanjiri pandangannya.

Tangis Gavin pecah, mengalir deras seperti sungai yang tak terbendung. Hatinya terasa remuk, diremas oleh kepedihan yang tak tertahankan saat bayangan Valen melintas di benaknya. Bagaimana kondisi pria yang dicintainya itu sekarang?

Pikiran itu mencabik-cabik ketenangannya. Ketakutan menyeruak, menggerogoti setiap sudut batinnya. Bagaimana jika Valen… mati? Atau lebih buruk, bagaimana jika Valen cacat permanen akibat keputusan impulsif yang baru saja ia buat?

“Tidak…! Tidak!” Gavin memukul-mukul setir mobil dengan frustrasi.

Penyesalannya datang terlambat, menghempaskan Gavin ke dalam jurang keputusasaan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Indy Shinta
Iya juga ya :)
goodnovel comment avatar
Ila Latipah
vena mati kayaknya ya. wah su nathan ni 2 wanita dalam pernikahannya ditabrak dua2nya oleh 1 orang. kalo vena sih sukurin aja. nah mia kan kasian
goodnovel comment avatar
Indy Shinta
Hehehe orang mati ketabrak tapi disukurin, kasian bgt tuh arwahnya si Vena :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status