Share

Bab 210

Saat Lilia membuka matanya, dia sudah berada di rumah sakit.

Dia menggerakkan sudut mulutnya yang terluka, bergumam dengan susah payah, "Air ...."

Sebuah tangan ramping memegang bagian belakang kepalanya dan memberikan segelas air ke mulutnya.

Lilia menundukkan kepalanya, menyesap beberapa kali untuk menghilangkan rasa kering di mulutnya.

Ketika menatap mata gelap itu, raut wajah Lilia seketika menjadi pucat dan matanya melebar tampak sedikit ketakutan.

"Kamu begitu takut padaku?"

Setelah Yuno meletakkan gelas air, dia duduk di samping ranjang Lilia, bersandar di kursi sambil menyilangkan kakinya dan memandang Lilia dengan tatapan penuh arti.

Sorot mata Lilia yang ketakutan berangsur-angsur berubah menjadi dingin. "Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya.

Yuno tersenyum dan berkata, "Tentu saja untuk melihat Lilia-ku ...."

Nadanya penuh kasih sayang, tetapi matanya terlihat sinis. "Melihat seberapa baik keadaan Lilia-ku setelah meninggalkan Keluarga Safwan," sambungnya.

Yuno menyentuh kulit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status