Share

Bab 185

Rian berpegangan pada dinding dan masuk ke ruang gawat darurat selangkah demi selangkah.

Tubuh kurus itu tergeletak di meja operasi, tampak tak ada vitalitas.

Kalau bukan karena matanya yang tertutup bulu mata panjang yang masih bergerak, Wina seperti sudah tidak bernyawa.

Darah di wajah Wina telah dibersihkan, memperlihatkan wajah kecil pucat dan sakit-sakitan.

Wina secantik biasanya, seperti bunga higanbana yang disinari cahaya yang begitu indah.

Sangat disayangkan bahwa bunga higanbana bukan milik dunia manusia. Wina ditakdirkan untuk kembali ke tempatnya pada saat yang paling indah.

"Wina ...."

Rian berlutut di depan meja operasi, membungkuk, merendahkan suaranya dan memanggil namanya dengan lembut di samping telinga Wina.

Suara yang lembut itu mengembalikan kesadaran Wina yang akan menghilang.

Wina perlahan membuka matanya yang lelah, dia ingin melihat Ivan untuk terakhir kalinya, tetapi dia tidak dapat melihat apa pun.

"I ... van ...."

Dia kesulitan untuk menyebut namanya, kesada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status