Share

Bab 103

Ekspresi Wina yang sangat dingin itu membuat Rian tiba-tiba merasa Wina seperti landak.

Jika dia mendekat, Wina akan menusuknya dengan semua duri di tubuhnya, membuatnya tidak pernah berani untuk melangkah maju.

Rian berkata dengan sedikit frustrasi, "Aku nggak butuh kamu memohon ataupun menyanjungku. Sudah cukup selama kamu baik-baik saja."

Wina sudah bersiap diri untuk berdebat dengan Rian. Namun, dia tidak menyangka Rian akan berkata seperti itu.

Melihat ekspresi Wina yang sedang tertegun menatap dirinya, Rian hanya membalasnya dengan senyuman.

Senyumannya tulus, tidak terlihat ada niat apa pun.

'Sepertinya dia memang hanya memedulikan kondisi fisikku, jadi bertanya seperti itu.'

Rian mengambil piring berisikan makanan itu dari meja dan menyerahkan kepada Wina. "Kamu makan dulu," ujarnya.

Wina tidak meresponsnya, tatapan yang tertuju makanan di piring itu terlihat kosong.

"Nona Wina?"

Saat Rian memanggilnya, Wina perlahan menengadah dan menatapnya.

Mata Wina yang berkaca-kaca itu me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status