"Ki, kamu sudah pembagian kelas?" Fanny, wanita paruh baya yang merupakan mama dari seorang gadis cantik berponi yang sedang menikmati nasi goreng di tempat duduknya bertanya mengenai perkembangan di sekolah. Kianna sendiri hanya mengangguk untuk menyawab pertanyaan mamanya karena mulutnya tengah mengunyah.
"Jadi, kamu masuk kelas apa? IPA atau IPS?" Kianna mengunyah nasi goreng dan menelan dengan hati-hati sebelum menjawab pertanyaan dari papanya.
"XI IPA 1, Pa. Di forum sekolah, nama Kianna masuk daftar kelas itu." Andi, papa Kianna mengacungkan jempol ke arah anak gadisnya dengan wajah semringah. Pria paruh baya itu merasa senang karena anaknya berhasil masuk dalam salah satu kelas unggulan di sekolah. Hal itu membuktikan jika usaha keras Kianna fokus belajar berhasil.
"Belajar yang bener. Kamu boleh pacaran—asal pacaran sehat. Pacar kamu bisa jadi motivasi kamu buat terus rajin belajar. Satu lagi—kalau punya pacar, kenali sama papa dan mama." Papa Andi memberikan nasihat pada anak gadis yang kini sudah remaja. Kianna sendiri hanya tersenyum mendengar nasihat dari orang tuanya.
Kianna merasa sangat beruntung kedua orang tuanya memiliki pemikiran terbuka dan tidak otoriter. Papa dan mama Kianna merupakan contoh orang tua yang sangat bersahabat dengan anak-anaknya. Kedua orang tua itu tidak hanya memberikan kebebasan pada Kianna, tetapi mereka juga memberikan kebebasan pada Kinno, abang Kianna yang kini sedang berkuliah di luar kota.
*****
Kianna Augustephi, bungsu dari dua bersaudara. Kianna memiliki seorang kakak tertua bernama Kinno Augusteven yang sedang mengenyam pendidikan kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di daerah Yogyakarta semester enam. Kianna sendiri kini bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas swasta favorit yaitu SMA Jaya Bangsa dan baru saja resmi menjadi murid kelas XI (Sebelas).
Kianna di sekolah bukanlah murid populer layaknya gadis remaja di sebuah FTV atau novel. Kianna hanya seorang siswi pada umumnya. Tidak terlalu pintar, tetapi ia selalu mendapatkan peringkat sepuluh besar selama di sekolah. Teman satu sekolahnya cukup mengenal Kianna karena gadis itu sangat pendiam alias irit bicara. Kianna lebih suka menghabiskan waktu sendirian bersama dengan novel dan juga earphone dibanding bergosip. Gadis itu hanya akan berbaur dengan teman-temannya ketika ada tugas berkelompok. Kianna berkulit putih bersih, bermata sipit, pipi cukup chubby, ciri khasnya adalah poni yang tidak pernah memperlihatkan dahinya. Kianna merupakan gadis cantik perpaduan Indonesia dan Thailand.
Kianna memiliki rahasia yang ia simpan begitu rapat sehingga tidak ada satu pun orang yang tahu, kecuali dirinya sendiri. Bahkan keluarganya pun tidak tahu tentang rahasia Kianna. Rahasia yang tidak tahu kapan akan Kianna bongkar atau dibongkar oleh orang lain. Kianna berharap bisa terus merahasiakan sampai dirinya benar-benar siap.
Gawai Kianna yang berada di atas meja bergetar. Di layar, muncul nama pemanggil dan juga foto seseorang yang cukup tampan.
-MyK❤-
Kianna tampak antusias menggeser tombol hijau pada gawainya.
"Hallo. Kangen yah, pagi-pagi udah telpon Kia?" sapa gadis cantik itu dengan suara riang dan nada menggoda. Mendengar sapaan Kianna yang tidak biasanya, baik papa Andi dan mama Fanny mengerutkan dahi penuh rasa penasaran pada si penelepon itu.
"Siapa, Ki?" Mama Fanny bertanya tanpa suara dan hanya menggunakan gerakan bibir yang sangat mudah dipahami oleh Kianna.
Dengan mencebikkan bibir dan sedikit menggerutu Kianna merespon balasan dari lawan bicaranya di telepon itu. "Huh, apaan deh. Ya udah, tunggu sebentar." Kianna menyodorkan gawainya pada papa Andi.
Papa Andi menerima gawai tersebut dan mulai mendengarkan suara di seberang sana.
"Kinno yah?" tanya mama Fanny pada Kianna.
Kianna hanya mengangguk. "Siapa lagi yang kalo bukan—abang. Abang tadi nyoba nelpon ke hp papa, tapi katanya gak aktif." Kianna memberikan penjelasan pada mamanya secara singkat dan ringkas.
"Oalah—abang. Kirain pacar kamu." Mama Fanny menjawil ujung dagu Kianna dan menggoda anak gadisnya itu dengan alis naik turun. Kianna sendiri hanya bisa mengembuskan napas melihat tingkah mamanya.
"Pa, mama mau ngomong juga sama abang yah. Nanti kasih telponnya ke mama."
Kianna menyangga dagunya dengan kedua lengan yang bertaut melihat kedua orang tuanya yang berebut untuk berbicara dengan abangnya yang jauh di sana. Beberapa orang banyak yang menyangka ketika melihat nama kontak Kinno yang dibuat oleh Kianna, apalagi saat Kinno meneleponnya di sekolah. Teman-temannya sering kali menggoda Kianna jika itu adalah inisial pacar Kianna. Gadis itu ingin mengubah nama kontaknya dengan nama standar lainnya, tetapi Kinno mengancam akan memecatnya sebagai adik jika berani mengubah nama dibuat sendiri oleh Kinno di dalam hp Kianna.
******
"Kiannaa ...." jerit Andara tepat di belakang kepala Kianna sambil memeluk gadis itu kuat. Kianna sendiri hanya bisa pasrah dan bergeming.
"Ki, aku kangen banget sama kamu. Ya ampun, pokoknya aku seneng banget bisa masuk sekolah lagi." Andara tampak begitu excited mengungkapkan rasa gembiranya, sedangkan Kianna hanya memutar bola mata.
"Dara, lepas deh pelukannya. Kita kayak pasangan lesbian kalo begini terus," keluh Kianna. Andara melepaskan pelukannya pada pinggang Kianna dan mencebikkan bibir.
"Mana mungkin orang ngatain aku lesbian. Aku 'kan sudah punya pacar. Nah—kalo kamu, Ki, bisa jadi karena selalu sendirian," ejek Andara, tapi yang diejek tetap tidak berekspresi apa pun.
"Ya udah, mangkanya jangan nempel-nempel terus sama aku." Kianna melangkahkan kaki menuju papan pengumuman untuk melihat ruangan mana yang akan menjadi kelas mereka.
"Aku kesel banget, masa liburan sekolah sampe dua minggu. Gabut banget di rumah gak ada kerjaan," gerutu Andara.
"Aku malah ngarepnya, kita libur satu bulan." Andara melototkan mata mendengar celetukan Kianna.
"Astaga. Bisa membusuk kelamaan di rumah. Mana gak bisa ketemu pacar lagi—kan sedih," keluh Andara dan Kianna hanya menggeleng menanggapi ucapan sahabat karibnya itu.
Senyum samar terukir di wajah cantik Kianna saat melihat papan pengumuman. Mereka berada di kelas yang sama yaitu XI IPA 1. Kelas yang akan ditempati Kianna dan Andara berada di lantai dua dan di gedung dua. Gedung dua ini berisikan semua kelas jurusan IPA. Untuk kelas XII berada di lantai satu dan XI ada di lantai dua, sedangkan untuk jurusan IPS, mereka berada di gedung tiga, dan gedung satu dipakai untuk kelas X.
Tidak bermaksud mendiskriminasikan jurusan, hanya saja sekolah mereka telah mendapatkan persetujuan dari wali murid untuk diberlakukan seperti itu guna mempermudah para orang tua untuk mencari anak mereka, sewaktu-waktu memiliki keperluan.
Untuk sampai di kelas XI IPA 1, Kianna dan Andara harus melewati kelas XII IPA 1 yang berada sebelum tangga menuju kelas mereka. Langkah kaki Andara melambat dan secara spontan Andara meremas tangan Kianna dengan kuat sehingga Kianna terkejut bukan main dibuatnya.
"Dara! Sakit tau," keluh Kianna dengan suara sedikit meringis.
Andara seolah tidak memedulikan keluhan Kianna. Sorot mata Andara tertuju pada satu objek dan Kianna mengikuti arah pandang sahabatnya itu. Ternyata, di tangga paling bawah menuju kelas mereka sedang berkumpul kakak kelas yang cukup populer di sekolah mereka, salah satunya bernama Nada Nadira. Nada merupakan model remaja nasional, wajah cantiknya sering menghiasi cover majalah, beberapa iklan dan Nada juga merupakan salah satu selebgram terkenal yang memiliki puluhan ribu pengikut di media sosialnya. Meskipun Nada cantik dan populer, gadis itu tetap ramah kepada siapa pun. Kianna sendiri mengidolakan Nada karena kakak kelasnya itu tidak hanya cantik, tapi juga berprestasi di bidang akademis dan non akademis. Sebuah paket sempurna.
"Lihat, Ki. Kak Nada sama kak Gior!" bisik Andara.
Kianna mengunci rapat mulutnya dan tidak menampilkan ekspresi apa pun. "Mereka bener-bener perfect couple banget yah," puji Andara penuh kekaguman.
Kianna hanya bergumam pelan untuk menanggapinya, "banget!" Senyum samar terukir di wajah cantik Kianna.
"Kianna Agusepti." Suara bu Rita terdengar lantang sedang mengabsen nama-nama murid yang ada di dalam kelas XI IPA 1.Gadis cantik berambut panjang, berwajah oriental itu mengangkat tangan kanannya. "Maaf, Bu, nama saya Kianna Augustephi, bukan Agusepti." Kianna mencoba meralat pengucapan namanya yang dilakukan oleh ibu Rita, wali kelasnya. Sontak seisi kelas terkekeh mendengar protes Kianna pada orang yang salah menyebutkan namanya, terlebih yang diprotes saat ini adalah bu Rita.Bu Rita berdeham, suara gaduh dan kekehan sekejap mungkin menghilang menjadi kembali hening dan tenang. "Nama belakang kamu itu susah sekali disebut, anggap aja sama itu Agusepti atau Agus apalah itu. Lain kali, ibu absen, panggil nama kamu pake Kianna aja, embel-embel belakangnya gak disebutin, 'kan nama kamu gak pasaran, kayak si Ayu atau Putri."Kianna hanya bisa menghela napas pasrah mendengar keputusan yang diucapkan oleh wali kelasnya. Keputusan ibu Rita adalah sesuatu yang mutla
Siapa bilang menulis kisah sendiri itu mudah? Semua itu tidak berlaku bagi Kianna. Bagi gadis cantik berponi itu, menulis kisah percintaannya sendiri jauh lebih sulit ketimbang mengarang kisah fiksi. Seperti saat ini, sepuluh menit sudah berlalu, Kianna hanya memandangi layar laptopnya. Ia bingung harus memulai dari mana ceritanya. Namun, kilasan tentang bagaimana awal pertemuannya dengan Gior dan ia merasakan Love at the first sight muncul begitu saja di dalam pikirannya. Kedua sudut bibir Kianna tertarik ke atas bersamaan, ia sendiri tersipu malu saat kembali mengingat betapa baik dan ramahnya seorang Giorgio Fernandes padanya.Kini, sudah genap satu tahun berlalu dan Kianna masih berhasil menyembunyikan perasaannya pada Gior dengan sangat baik dan rapi. Tidak ada yang mencurigainya satu pun karena Kianna tidak pernah bersikap mencolok di depan Gior, bahkan gadis cantik itu lebih memilih untuk menghindari Gior ketika mereka akan berpapasan atau berdekatan.K
Kianna sudah menyetujui untuk pulang bersama Lutfi. Kini mereka berjalan bersisian satu sama lain. Wajah Lutfi terlihat begitu semringah, berbanding terbalik dengan ekspresi Kianna yang tetap datar."Cie-cie. Akhirnya, pacaran juga!" Beberapa teman satu kelas Lutfi menggoda mereka berdua saat sampai di parkiran."Berisik lo!" balas Lutfi, tapi dengan wajah merah padam.Kianna menoleh ke sekeliling dan matanya berhenti di satu titik. Mobil Jazz hitam terparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dibalik setir mobil itu, ada Gior yang sedang menunggu kedatangan Nada. Kianna hanya bisa menghela napas untuk menyembunyikan rasa kecewa yang sering kali muncul tiba-tiba.Lutfi menyodorkan sebuah helm pada Kianna dan mereka berdua meninggalkan pelataran sekolah menuju ke rumah Kianna. Gadis berponi itu mengucapkan terima kasih banyak karena sudah diberikan tumpangan gratis. Namun, Kianna sama sekali tidak berbasa-basi untuk mengajak Lutfi mampir ke rumahnya. Ia se
Koridor menuju kelas Kianna sudah cukup sepi, meskipun masih ada beberapa orang yang masih berada di kelas, terutama kakak kelasnya. Kianna bergegas kembali ke kelas untuk membereskan alat tulis serta mengambil tas. Dari ambang pintu, Kianna melihat Andara menelungkupkan kepala di atas meja. Suara isak tangis sahabatnya itu terdengar, membuat Kianna segera mendekat.Baru saja Kianna ingin bertanya, Andara sudah lebih dulu memeluknya dengan erat."Kia, maafin aku ya, Ki. Aku janji, gak akan bikin kamu kesel lagi. Aku tahu perbuatan aku salah. Aku minta maaf, Ki. Tolong, maafin aku, Ki." Andara meminta maaf pada Kianna dengan sisa-sisa sesegukan tangisannya.Kianna memberi pelukan balik pada sahabat baiknya itu. "Udahlah, lupain aja ya, Dar. Aku udah maafin kamu kok.""Makasih yah, Ki." Kianna mengangguk dan mengajak Andara untuk segera turun meninggalkan kelas mereka.Langkah kaki Kianna dan Andara melambat ketika mereka hampir mencapai anak tangga
Demi apa pun, Gior sudah berhasil membuat Kianna salah tingkah setengah mati. Cowok ganteng itu melakukan prank karena kalah dalam bermain game. Dengan konyol, Bambang memintanya untuk memberikan prank pada Kianna. Adik kelasnya yang cukup tertutup dan terbilang irit bicara itu.Mau tak mau, Gior melakukan apa yang diperintahkan Bambang padanya demi memenuhi persyaratan kalah taruhan itu. Kianna begitu kesal dan menahan malu disaat yang bersamaan. Untung saja, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk menanggapi kata-kata Gior yang ternyata hanya prank.Di hadapan Kianna, Andara tidak bisa menahan tawanya ketika mengetahui jika itu hanya prank semata yang dilakukan Gior pada sahabatnya. Meskipun sempat terlintas dipikiran Andara jika Gior memang sedang memuji Kianna."Sumpah ya, Ki, aku pikir kak Gior tadi beneran mau muji kamu. Aku sudah baper setengah hidup dan ternyata cuma prank dari kak Bambang," ucap
"Kita PA-CA-RAN!!" eja Gior."Maksudnya, aku sama kakak punya hubungan? Kak Gior pacar Kianna?" tanya Kianna ragu."Iya, Sayang. Giorgio Fernandes sekarang pacar lo, bukan Lutfi atau Bambang." Gior menekankan kata pacar pada Kianna."Kia ga lagi mimpi 'kan?"Gior menarik lengan Kianna agar mendekat dengannya. Gior mengecup punggung tangan Kianna, gadis itu melotot terkejut."Masih mikir ini mimpi?" tanya Gior dan Kianna menggeleng kaku.******Kianna tersadar dari lamunan ketika pundaknya ditepuk seseorang. Seolah sedang mengumpulkan nyawa, Kianna menatap Andara dengan mulut sedikit terbuka."Ya ampun, Kia. Pantesan aja gak nyaut dari tadi dipanggil, ternyata lagi asyik melamun." Andara mengambil tempat duduk di sebelah kanan Kianna dan menggeleng sambil memakan chiki yang ia bawa.Kianna tampak bingung. Bukankah tadi ia berada di taman rahasia dan Gior barusan mengajaknya berpacaran, tapi ken
Teruntuk kamu, terima kasih sudah menjadi pelangi dihariku. Kamu membuat setiap hari berwarna. Kuharap, aku tak akan pernah memudarkan warna yang telah kau torehkan.Caption di salah satu foto yang di update Gior beberapa jam yang lalu. Kianna tersenyum masam saat membacanya. Tentu saja caption bak gulali itu ditujukan untuk pacar tercintanya, Nada.Kianna mencebikkan bibir ketika ingat permintaan Nada. Bisa-bisanya kakak kelasnya satu itu, meminta Kianna untuk menuliskan cerpen masalah pribadinya."Kenapa sih tiba-tiba kak Nada minta aku buat bikini dia cerpen? Mana ceritanya mirip lagi dengan khayalan aku kemarin, ‘kan bete," gerutu Kia di atas kasur.Kianna berguling ke kanan ke kiri. Pikirannya kembali teringat akan ucapan dan tindakan Gior yang cukup ambigu."Ngapain kak Bambang kalo mau ngomongi rambutku harus lewat kak Gior? Biasanya juga kak Bambang teriak-teriak kayak tarzan kalo mau ngomon
GiorgioFd :Today, 10.03 AMBocah, gue bete! Kasih semangat kekKianna mengetikkan balasan untuk Gior. Namun, sudah sebaris diketik lalu dihapus lagi, begitu terus berulang-ulang sampai akhirnya Gior mengiriminya chat lagi.Lo nulis apa deh! Gak nyampe2 ke gue?Kianna melototkan matanya melihat deretan kalimat itu. Bisa dipastikan jika Gior memang sedang menunggu balasan chat dari Kianna.Lo gak jadi ngirim apa2 ke gue?Jangan PHP dek, hati Kakak sakit L'WTF! Fix, kak Gior gegar otak!' batin Kianna.Kianna memilih mematikan ponsel dan membereskan barang-barang bawaannya untuk segera kembali ke kelas. Biasanya jam istirahat ini, Gior bersama teman-temannya menghabiskan waktu di kantin, jadi Kianna merasa sedikit lega karena hanya kemungkinan kecil akan bertemu cowok itu.Jika Gior ber
Happy reading ^^Jangan lupa komen!*****"Selamat yah, Kak, buat kemenangannya hari ini." Kianna membuka obrolan mereka sesaat setelah masuk dalam mobil.Gior menoleh sekilas sambil tersenyum lebar. "Your Welcome, Kica.""Makasih juga buat baksonya," kata Kianna dengan senyum malu-malu."Gak mau ngucapin kayak Paiman tadi? Gue yakin banget kalo lo shock liat kelakuan temen-temen gue, tapi yah-emang dari dulu, dari kelas sepuluh kami mulai berteman udah begitu. Ngebiasain ngucapin rasa syukur sambil doa bareng-bareng, biar gak pernah lupa buat bersyukur kalo dapet kenikmatan dari Tuhan," jelas Gior begitu santai.Kianna menatap kagum penuh binar mendengar penjelasan Gior. Circle pertemanan Gior di mata Kianna sangat positif. Beruntunglah pacarnya itu memiliki teman yang s
Happy reading^^Jangan ragu buat bantu share cerita ini ke semua org. Kalau ada hal baik yg bisa diambil dari cerita ini, silakan diterapin di kehidupan nyata. Kalao hal buruknya, skip aja yah ^^Jangan lupa komen!******Setelah Gior mengucapkan pantun yang cukup membuat semua orang shock, cowok ganteng di atas rata-rata itu pamit sejenak untuk mengikuti upacara penutupan sekaligus penyerahan hadiah. Kianna dan juga Kinno serta sahabatnya yang lain memilih untuk duduk kembali di kursi tribun. Beberapa kali Bambang mencuri lirik untuk memperhatikan wajah Kinno dan Kianna bergantian untuk memastikan jika mereka berdua memanglah memiliki ikatan saudara.Kinno mengusap tengkuk lehernya sambil bergumam, "kenapa dia bisa tau kalo aku abang kamu yah, Dek?" Kianna melirik Kinno sambil mengedikkan bah
Happy reading!Jangan lupa banjirin dengan komen kalian. Thank you*****Alarm cemburu membabi buta Gior mulai muncul ketika ia melihat kehadiran 2 orang cowok jangkung berdiri di sebelah pelatihnya. Gior juga menangkap gerak gerik salah satu cowok yang gantengnya hampir setara dengannya melambai ke arah tempat duduk Kianna. Dengan cepat Gior memperhatikan ekspresi balasan Kianna yang tetap mematung seolah tidak peduli. Cukup menenangkan, tetapi tetap saja membuat fokus Gior terbuyarkan."Gi, fokus!" Paijo memberi peringatan pada Gior.Fred mengambil kesempatan lengah Gior untuk mempersempit jarak skor mereka yang sudah tertinggal. Beberapa kali, bola direbut oleh Fred begitu saja ketika Gior kehilangan fokusnya seolah sedang sibuk berpikir.Kianna duduk dengan gel
Happy reading!Selamat malming ??******Kianna duduk di depan laptop dengan jemari lentiknya menekan satu persatu huruf yang ada di sana, membentuk rangkaian kalimat dalam cerita yang ia tulis. Gadis itu menuliskan semua kejadian yang terjadi padanya akhir-akhir ini ke dalam cerita yang ia tulis. Cerita yang sebenarnya sudah memiliki ending yang dia inginkan sejak awal ditulis.Gadis berponi itu menekuk kedua lutut dan memeluknya erat menaruh dagu di sana. Matanya bergerak cepat membaca ulang setiap baris kata yang telah ia tulis. Kedua sudut bibirnya terangkat bersamaan, wajahnya memanas secara tiba-tiba. Hati Kianna begitu berbunga-bunga mengingat semua perlakuan Gior padanya.Proses yang cukup panjang, semua berawal dari menjadi pengagum rahasia dan bera
Happy Reading ^^Jangan lupa tinggalin jejak buat pasangan uwu2 ini yah ^^*****Fred menatap Kianna dan Gior berjalan bersisian sambil tersenyum satu sama lain. Seharusnya ia merasa biasa saja, tetepi entah kenapa sekarang perasaannya benar-benar kacau. Beberapa waktu yang lalu, ia diminta bantuan oleh sepupunya Della untuk mendekati teman satu sekolahnya dengan perjanjian jika sudah berhasil ditakhlukan, Fred harus meninggalkannya dan cowok yang berprofesi sebagai model sekaligus artis remaja itu menyetujui hal yang dianggapnya mudah.Bagi Fred, siapa gadis remaja yang tidak mengidolakannya? Hampir semua gadis ingin menjadi pacarnya dan berusaha keras untuk mendekatinya. Dengan penuh percaya diri, Fred yakin bisa dengan mudah menaklukkan target yang dituju oleh sepup
Happy Reading!!!Jangan lupa tolong komennya buat Gior & Kianna!Thank you****Mendadak satu sekolah tercengang sekaligus bertanya-tanya, siapa pemilik suara yang tidak dikenal itu. Suara Kianna yang mengalun seantero sekolah melalui loudspeaker begitu menarik minat pendengarnya. Tidak bisa dibilang matang, tetapi suara Kianna yang lembut serta petikan gitar merupakan kombinasi yang sempurna bagi pendengar satu sekolah.Penonton pertandingan sebagian besar teralihkan dengan rasa penasaran ingin tahu orang yang sedang bernyanyi dengan merdu itu. Akan tetapi, beberapa murid yang mengetahui jika penyanyi tersebut adalah Kianna, dengan cepat menyebarkan informasi tersebut ke grup whatsapp kelas masing-masing. Bahkan, cukup banyak yang mengunggah penampilan serta suara Kianna ke akun media sos
Gior berpisah dengan Kianna ketika mereka sudah sampai di sekolah. Kianna berjalan menuju ruang OSIS untuk menemui Damayanti, mencari tahu tugas apa yang harus ia kerjakan, sedangkan Gior memilih untuk mencari teman-temannya. Belum semua hadir, hanya ada Paiman, Paijo, Bayu, Evan, Kurniawan dan Robi."Tumben datang pagi?" sindir Gior pada temen-temannya yang sedang asyik mabar Mobile Legends."Mabar, Bro, ngelanjutin yang semalem," jawab Paiman tanpa menoleh ke arah Gior.Baru saja Gior ingin menanggapi jawaban Paiman, tiba-tiba langkah kaki tergesa membuat semua orang menoleh cepat dan terkejut. Bayu bernapas dengan tersengal-sengal sambil menutupi bagian dagunya dengan telapak tangan."Lo kenapa sih? Bikin orang jantungan aja," den
Hallooooowww, Shin balik lagi update hari ini ^^Jangan lupa komen yang banyak yah! Pasangan uwu datang ^^^ yihaaaaHappy Reading****** “Gue cukup heran sama si Fred. Kenapa dari sekian banyak cewek yang ada di sekitar lapangan basket kemarin, malah milih buat kenalan sama si Kia? Ya—menurut gue, Kia itu cuma gak sengaja nginjek sepatu dia, kok bisa-bisanya langsung ngotot mau kenalan plus ngajak pedekate gitu loh,” celetuk Paiman saat Gior dan Bambang sedang fokus bermain Play Station.Bayu yang baru saja meletakkan masker di wajahnya ikut menimpali. “Yi, mingkin iji, dii mii siingin simi Giir.” Paiman menoyor lengan Bayu dengan ekspresi wajah kesal.“Mending lo diem aja deh, Bay. Gue pusing nerjemahi bahasa alien elo itu. Gue bukan om gugel yang serba tau.” Mendadak Paiman sensitif.Bayu mencibir dan memberinya cubitan cukup gemas di pipi Paiman yang dibalas den
Hai, apakabar?Jangan lupa kalo keluar rumah tetap pake masker yah.Jaga kesehatan selaluTerima kasih untuk semua teman2 pembaca yang sampai detik ini masih ngikutin cerita ini❤Part ini didedikasikan untuk diri Shin sendiri sebagai ucapan terima kasih atas tetap bertahan menulis biar pun banyak halangan rintangannya❤I love meHappy Reading yah...BOOM KOMEN BUAT PART INI! ******Gior menenteng sekantung kresek putih merek Indoapril yang berisi jajanan di tangannya. Ia baru saja berbelanja cemilan untuk ia bawa ke rumah Bambang. Namun, baru saja sebelah kakinya masuk ke dalam mo